Peranan Zat Gizi Mikro dan Antioksidan untuk Performa Atlet “Disajikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Gizi Olahraga semester 4 DIII Gizi”
Disusun Oleh : Ardine Madyasari
(P07131017015)
Maria Maulina Aritonang
(P07131017017)
Ni Made Sepdianjayanti
(P07131017019)
DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES DENPASAR, JURUSAN GIZI TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat beliaulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan Zat Gizi Mikro dan Antioksidan untuk Performa Atlet”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Gizi Olahraga. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada : 1. Ibu Ni Made Dewantari, SKM, M.For. selaku dosen pembimbing mata kuliah Gizi Olahraga Politeknik Kesehatan Denpasar Prodi DIII. 2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah guna menjadi bekal pegalaman pada penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Denpasar, Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2 1.3 Tujuan ................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peran Vitamin dan Mineral bagi Performa Atlet ...............................................3 2.2 Kebutuhan Vitamin, Mineral, Dan antioksidan .................................................4 2.3 Pengaruh Latihan terhadap Kebutuhan Vitamin dan Mineral untuk Atlet ........7 2.4 Formula Makanan Kaya Antioksidan untuk Performa Atlet ...........................11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................14 3.2 Saran .................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak) dan mineral. Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak minimal 100 mg per hari (contoh: kalsium, fosfor), sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari (contoh: seng, besi). Adapula mikromineral dibutuhkan dalam jumlah hanya beberapa mikrogram per hari, seperti cuprum dan molibdenum. Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari makanan atau suplemen, karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Performa atau kinerja tubuh yang sehat dan bugar akan sangat mempengaruhi pada aktivitas fisik sehari-hari seseorang. Mulai dari terjaganya imunitas tubuh, tekanan darah yang normal, kepercayaan diri yang tumbuh dari kondisi fisik yang bugar juga akan menambah motivasi seseorang untuk beraktivitas. Kondisi demikian sangat dipengaruhi oleh pola hidup seseorang dalam mengatur pemakaian waktu kesehariannya. Pekerjaan yang banyak terkadang sangat menyita perhatian, bahkan sampai mengesampingkan kebugaran dan kesehatan karena terlalu sibuk dengan banyaknya aktivitas yang dijalaninya sehingga seperti kebutuhan refreshing, berolahraga, dan mengkontrol makanan yang dikonsumsi kurang diperhatikan. Tetapi saat ini pola hidup masyarakat pun sudah berubah semenjak banyaknya ketidak nyamanan dalam tubuh yang sering sakit, kondisi fisik yang kurang sesuai dengan harapannya yang disebabkan pola hidup yang tidak berimbang antara aktivitas didalam pekerjaan dan kebutuhan fisik mereka. Kini masyarakat banyak yang melakukan olahraga untuk mengimbangi aktivitas fisik keseharian mereka
agar mendapatkan kondisi fisik yang sesuai harapan mereka dan memilik kebugaran untuk menjalani aktivitas mereka sehari-hari. Pada dasarnya olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang terukur, tercatat dan terprogram yang didalamnya ada pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Maka, olahraga kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas. Terbukti dari bertumbuhnya pusat-pusat olahraga serta dipenuhinya ruang-ruang publik pada hari libur oleh masyarakat yang berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Pada umumnya mereka melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh serta menjaga kesehatan, akan tetapi tidak sedikit juga mereka yang melakukannya karena hobi atau mengejar prestasi. Contohnya seorang ibu-ibu rumah tangga mengikuti senam aerobik agar memiliki tubuh yang langsing dan penampilannya yang lebih segar atau seorang pegawai kantoran memilih berolahraga futsal setelah jam kantor atau hari libur untuk menghilangkan penat dan menjaga kebugarannya untuk tampil lebih bugar saat menghadapi pekerjaannya. Contoh lain bagi seorang atlet yang mempunyai target untuk berprestasi pasti akan berusaha agar performa atau kinerjanya selama berlatih itu meningkat dan dapat membuahkan hasil prestasi yang memuaskan pada saat mereka akan bertanding. Itu pun tidak hanya diri mereka saja yang mengatur pola hidupnya, namun ada program yang selalu menyertai aktivitas keseharian para atlet seperti program diet, program pelatihan fisik, pelatihan psikis pra-tanding, dan program-program lainnya. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa saja perananan zat gizi mikro terhadap performa atlet? b. Berapa banyak kebutuhan zat mikro yang diperlukan oleh altet? c. Apakah pengaruh latihan terhadap kebutuhan zat mikro untuk atlet? d. Apa saja formula untuk performa atlet? 1.3 Tujuan a. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia gizi olahraga b. Memenuhi tugas mata kuliah
c. Menjadi bahan referensi dalam pembelajaran d. Mengetahui pengaruh zat gizi mikro untuk atlet
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran Vitamin dan Mineral bagi Performa Atlet Vitamin dan mineral memiliki peran penting dalam menjaga performa atlit selama berolahraga. Vitamin dan mineral berperan dalam metabolisme energi dan juga berperan sebagai antioksidan. Salah satu vitamin yang berperan penting dalam metabolisme energi adalah vitamin B kompleks. Metabolisme energi sangat penting bagi performa atlit. Saat kita berolahraga, tubuh memecah zat gizi (karbohidrat, asam lemak, dan asam amino) menjadi energi. a. Vitamin B1 Vitamin B1 (thiamin) memegang peranan penting dalam pemecahan zat gizi tersebut, terutama dalam proses pemecahan Branched-chain amino acid/BCAA (Leu, Iso, Val) menjadi energi. Bentuk aktif vitamin B1 adalah Thiamin Pyrophosphate (TPP). TPP juga berperan sebagai cofactor di dalam sikrus krebs (TCA cycle) yang bertujuan untuk menghasilkan ATP (energi). Semakin banyak jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kebutuhan thiamin. Kebutuhan vit.B1 rata-rata 0.5 mg Thiamin per 1,000 kkal per hari. Makanan yang mengandung banyak vit. B1 diantaranya kacang polong, sereal, kwaci, semangka, tortilla. b. Vitamin B2 Sama seperti vit. B1, vitamin B2 (riboflavin) juga berperan penting dalam siklus krebs. Riboflavin juga berperan penting dalam proses transfer elektron di mitokondria dan pemecahan lemak menjadi energi. Kebutuhan vit. B2 yaitu 0.6 mg/1,000 kkal per hari. Hati dan jamur merupakan makanan sumber vit. B2. c. Vitamin B3 Vitamin B3 (niasin) berperan dalam transfer elektron di dalam siklus krebs. Bentuk aktif vit. B3 adalah nicotinic acid dan nicotinamide. Kebutuhan vit. B3 rata-
rata adalah 6.6 mg/1,000 kkal per hari. Makanan sumber vit. B3 yaitu susu, telur, daging, ikan, dan ayam. d. Vitamin B6 Vitamin B6 (pyridoxine) dibutuhkan dalam proses glikogenolisis untuk menghasilkan energi, pembentukan asam amino via transaminasi, pembentukan neurotransmitter (GABA dan serotonin), serta pembentukan sel darah merah. Kekurangan vit. B6 dapat menyebabkan anemia (hypochromic microcytic anemia) yang dapat menurunkan performa atlit. Bentuk aktif vit. B6 yaitu pyridoxal phosphate (PLP). Kebutuhan vit. B6 per hari yaitu 1.3-1.7 mg (bagi laki-laki) dan 1.3-1.5 mg (bagi perempuan). Vit. B6 banyak ditemukan pada daging merah, sayursayuran, telur, dan gandum utuh. Tidak hanya vit. B6, kekurangan asam folat juga dapat mengakibatkan anemia (megaloblastic anemia). Asam folat dibutuhkan untuk produksi DNA dan erythropoiesis (proses pembetukan sel darah merah). e. Vitamin B12 Vit. B12 (cobalamine) juga berperan dalam pembentukan sel darah merah. Vit. B12 berperan sebagai cofactor dalam aktivasi folat oleh methionine synthase. Vit. B12 juga dibutuhkan dalam konversi homosistein menjadi methionine. Kekurangan vit. B12 dapat mengakibatkan kadar homosistein di dalam darah meningkat, yang dapat meningkatkan resiko cardiovascular disease. Selain itu, vit. B12 juga menunjang fungsi syaraf yang penting bagi performa atlit. Kebutuhan vit. B12 per hari yaitu 2.4 mcg. Makanan yang mengandung vit. B12 yang tinggi pada umumnya berasal dari hewani, seperti daging, susu, dan telur. Mengingat pentingnya peran vitamin B kompleks dalam metabolisme energi, atlet membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk mendapatkan performa yang baik. 2.2 Kebutuhan Vitamin, Mineral, Dan antioksidan a.
Kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin dan mineral akan meningkat sejalan dengan tingkat aktivitas. Atlet yang melakukan olahraga berat memerlukan vitamin dan mineral lebih banyak daripada orang pada umumnya. Kecukupan vitamin dan mineral dari bahan
makanan alami sering kali sulit dipenuhi oleh anak-anak dan atlet karena mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang banyak tidaklah mudah. Oleh karena itu, diperlukan suplemen vitamin dan mineral. Pada dasarnya, kebutuhan tiap-tiap vitamin dalam tubuh beraneka ragam. Ini bergantung pada fungsinya. Misalnya, kebutuhan vitamin E adalah 15 IU atau setara dengan 10 mg/orang/hari, sedangkan kecukupan vitamin B1 dikaitkan dengan kecukupan energy yakni 0.4 mg setiap 1.000 Kalori (FAO/WHO, 1967).
b.
Kebutuhan mineral, dibagi menjadi 2 yaitu:
•
Mayor Mineral (Makro Mineral dan Makro Nutrition Element)
Jumlah yang diperlukan tubuh dari mineral jenis ini adalah lebih dari 100 mg/hari. Termasuk mineral jenis ini adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), dan Chlorida (Cl). Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat dalam tulang, sedangkan Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak, yakni sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang apabila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen. NaCl sendiri akan terurai menjadi ion-ion Na+ dan Sl- yang disebut elektrolit. 1. Kalium Kalium dan natrium adalah elektrolit yang paling penting. Kalium penting untuk hidrasi dan menjaga fungsi otot sehat. Ini membantu otot-otot Anda lebih relaks dan juga membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh Anda. Pria dan wanita membutuhkan 4,7 gram kalium per hari. Satu kentang berukuran sedang menawarkan 17 persen kalium harian Anda. Sumber-sumber lain termasuk sayuran berdaun hijau, yoghurt, dan pisang. 2. Kalsium
Hampir 100 persen kalsium disimpan dalam tulang dan gigi. Kalsium juga merupakan elektrolit yang membantu otot dan kontraksi pembuluh darah. Atlet memerlukan 1.000 miligram kalsium per hari. Satu cangkir susu memenuhi sekira 30 persen kebutuhan kalsium harian Anda. Produk susu adalah sumber kalsium terbaik. Sumber-sumber kalsium selain susu termasuk tahu, jeruk, sayuran hijau gelap, bayam, dan biji chia. 3. Magnesium Ini adalah mineral serbaguna yang dapat merangsang 300 reaksi biokimia dalam tubuhmagnesium ini juga memainkan peran penting dalam metabolisme energi. Magnesium sangat penting ketika melakukan sesi yang berat. Pria membutuhkan 400 miligram per hari, sedangkan wanita membutuhkan 310 miligram magnesium per hari. Jangan mengandalkan suplemen karena mereka dapat menyebabkan efek samping, konsumsilah sumber makanan alami, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, dan alpukat. •
Trace Mineral (Mikromineral atau Makronutrien element)
Jumlah yang diperlukan tubuh dari jenis mineral ini kurang dari 100 mg/hari. Termasuk mineral jenis ini antara lain zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Jodium (J), dan Fluoride (F). Zat-zat tersebut merupakan komponen penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan enzim. 4. Zat Best (Fe) Zat besi baik untuk kekuatan otot dengan mengangkut oksigen ke bagian tubuh tersebut. Jika kinerja tubuh Anda melemah dan kelelahan, kadar zat besi Anda mungkin rendah. Kebutuhan normal pria adalah delapan miligram per hari sedangkan wanita 18 miligram per hari. Setengah cangkir kacang menyediakan tiga miligram zat besi. Sumber-sumber zat besi lain termasuk daging merah, unggas, bayam, dan sereal. Secara umum fungsi mineral bagi tubuh adalah sebagai berikut : 1.
Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi.
2.
Membantu fungsi organ, memelihara irama jantung, kontraksi otot,
konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa. 3.
Memelihara keteraturan metabolisme seluler. Khusus bagi olahragawan,
perhatian utama harus diberikan pada status zat besi dan kalium. Selain manfaat tersebut diatas, selenium berperan sebagai zat anti oksidan. c.
Antioksidan untuk atlet
Antioksidan kerap dikaitkan dengan tingginya kebutuhan oksigen para atlet selama berolahraga. Hal ini yang kemudian membuat antioksidan dibutuhkan lebih karena adanya peningkatan radikal bebas hingga manfaat antioksidan yang disebut mampu mendukung pembentukan sel otot. Kedua hal di atas yang membuat suplemen antioksidan menjadi banyak dipilih oleh para atlet. Antioksidan yang sering dianjurkan untuk atlet adalah antioksidan dari vitamin C, E dan koenzim Q10. Efektifitas suplemen antioksidan untuk atlet Hal ini kemudian diteliti efektifitasnya oleh National Institute of Health. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan suplemen antioksidan dari vitamin C, E dan koenzim Q10 tidak memberikan manfaat yang umumnya diharapkan para atlet yaitu membantu pembentukan otot. Suplemen antioksidan bahkan mengurangi pembentukan sel otot dengan menghambat terbentuknya pertumbuhan otot hingga mengurangi pembakaran energi tubuh. Selain itu antoksidan, sedikit banyak memiliki efek dengan performa selama beraktivitas. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya ketahanan performa selama olahraga yaitu lari jarak jauh. Namun, hal di atas bukan berarti atlet harus menghindari antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang sangat baik bagi tubuh. Semua orang, termasuk atlet, dianjurkan memenuhi kebutuhan vitamin yang cukup, utamanya dari bahan makanan segar. Hal ini akan mendukung pemenuhan kebutuhan antioksidan. Pemenuhan kebutuhan harian vitamin C sebesar 90-100 mg serta vitamin E sebesar 15-20 mg sudah mampu memenuhi kebutuhan antioksidan harian tubuh. Manfaat antioksidan akan dirasakan maksimal jika dikonsumsi sesuai kebutuhan melalui pola makan yang baik. 2.3 Pengaruh Latihan terhadap Kebutuhan Vitamin dan Mineral untuk Atlet
A. Vitamin Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengtur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu : a.
Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C. Jenis ini tidak dapat disimpan dalam tubuh. Kelebihan vitamin ini akan di buang lewat urine sehingga kekurangan (defisiensi) vitamin B dan C lebih mudah terjadi b.
Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E dan K. jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama dalam hati. Dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai Biokatalisator, yakni berperan untuk memperlancar reaksi-reaksi dalam tubuh, misalnya vitamin B6 membantu pemecahan asam amino menjadi glokogen. Setiap vitamin mempunyai fungsi khusus. Walaupun demikian bebarapa vitamin dapat berperan bersama-sama dalam mengatur fungsi tubuh, misalnya memacu dan memelihara : -
Pertumbuhan
-
Selera Makan
-
Reproduksi
-
Pencernaan
-
Kesehatan dan kekuatan tubuh
-
penggunaan zat-zat makanan lain
-
Stabilitas system syaraf
Selain itu, vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindarkan terjadinya radikal bebas (free radikal). Jenis vitaminnya adalah A, C dan E. Tabel 2. Bahan makanan sumber vitamin.
Vitamin
Bahan Makanan Sumber Vitamin Hati,
A ; Retinol/karoten
Fungsi
telur, wortel,
Proses penglihatan, jaringan ikat
sayuran hijau,
dan kulit
pruduk susu, keju B1 ; Thiamin
B2 ; Riboflavin
B6 ; piridoksin
B12 ; Cianoko
Daging, padi-padian
susunan syaraf pusat (SSP) Kacang-kacangan, hati,
Metabolisme karbohidrat,
produk susu, daging, sereal pengelihatan, kulit Daging, ikan, sayuran
Metabolisme protein, pembntukan
hijau, biji-bijian dan
sel darah merah dan fungsi syaraf
kacang-kacangan
pusat
Daging, ikan, produk susu
Pembentukan sel darah merah,
balamin
fungsi SSP Sayuran
C ; Asam Askorbat
D ; Kalsiferol
Metabolisme karbohidrat, fungsi
hijau,
buah-buahan,
jaringan kulit, penyerapan dan metabolisme, penyembuhan, dan
kentang, roti putih
pertahanan terhadap infeksi
Produk susu, pengaruh
Metabolisme kalsium, tulang dan
sinar matahari terhadap
gigi
kulit
E ; Tokoferol
Minyak nabati, hati,
Pembekuan darah, pencernaan
sayuran warna hijau,
lemak
produk susu dan biji-bijian (Sumber. file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/1300-2557-1-PB.pdf) Kebutuhan vitamin akan meningkat sejalan dengan tingkat aktivitas. Atlet yang melakukan olahraga berat akan memerlukan vitamin lebih banyak. Kecukupan
vitamin dari bahan makanan alami sering sulit dipenuhi pada anak-anak dan atlet karena pada umumnya tidak mudah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, diperlukan suplemen vitamin. Kebutuhan vitamin beraneka ragam tergantung pada fungsinya, misalnya kebutuhan vitamin E 15 IU atau setara dengan 10 mg/orang/hari, sedangkan kecukupan vitamin Bl dikaitkan dengan kecukupan energi yakni 0.4 mg setiap 1.000 kalori (FAO/WHO, 1985). Perbedaan terhadap kebutuhan vitamin tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berikut: a.
Kebiasaan minum alkohol dapat mengganggu penyerapan vitamin Bl, asam folat, B12 daN vitamin C.
b.
Kebiasaan makan aspirin dosis tinggi dan obat-obatan inflamasi dapat menurunkan kadar vitamin C.
c.
Kontrasepsi oral dapat mengurangi cadangan vitamin Bl, B2,B6,asam folat
dan vitamin C. d.
Merokok meningkatkan kebutuhan vitamin C karena asap rokok (karbonmonoksida) termasuk zat radikal bebas dan mengganggu metabolisme vitamin B1 dan B12.
B. Mineral Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas mineral. Mineral dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu : a.
Mayor mineral (makro mineral atau makro nutrition element)
Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih dari 100 mg/hari. Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida (Cl). Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan fosfor yang kedua, sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya dikumsumsi dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+ dan Slyang disebut elektrolit. b.
Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibuuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral jenis ini adalah : zat besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Jodium (J), dan Fluoride (F). Zat -zat tersebut merupakan komponen penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan enzim. Secara umum fungsi mineral bagi tubuh adalah :
-
Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi
-
Membentu fungdi organ, memelihara irama jantung, kontraksi otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
-
Memelihara keteraturan metabolism seluler. Khusus bagi olahragawan perhatian utama harus diberikan pada status zat besi dan kalsium. Selain manfaat tersebut di atas, selenium berperan sebagai zat anti oksidan.
2.4 Formula Makanan Kaya Antioksidan untuk Performa Atlet Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi, padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus. Jenis makanan formula ada untuk bayi, ibu hamil, ABRI, lansia, dan olahragawan. Makanan formula untuk olahragawan ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan seperti ketika olahragawan berolahraga maka cairan dalam tubuh berkurang, penggunaan sumber energi tubuh dan konsumsi oksigen juga berkurang, maka membutuhkan minuman isotonic, karena minuman ini dirancang sedemikian sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk dapat langsung terserap oleh tubuh. Latihan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang atlet sebelum mengikuti suatu pertandingan. Salah satu diantaranya adalah latihan kekuatan seperti angkat beban, latihan kekuatan tersebut akan memicu kerusakan otot yang ditandai dengan peningkatan kadar kreatin kinase serum, nyeri otot dan penurunan
kekuatan otot. Hasil penelitian yang dilakukan Udani dan Singh (2009) mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan otot dan rasa nyeri setelah melakukan latihan kekuatan dengan squats Terbentuk zat radikal bebas pada tubuh sebagai suatu hal yang normal pada suatu kehidupan. Olahraga berat menyebabkan peningkatan proses oksidasi dalam sel otot rangka yang mengakibatkan peningkatan produksi zat radikal bebas. Olahraga berat juga menurunkan antioksidan pada tubuh manusia. Apabila hal ini berlangsung lama, zat radikal bebas dapat merubah dan merusak struktur biologi sel tubuh. Pada beberapa pengamatan juga ada indikasi bahwa zat radikal bebas berhubungan dengan terjadinya kelelahan saat melakukan olahraga. Pemberian suplemen antioksidan vitamin dan mineral dimaksud untuk mencegah kerusakan struktur biologi sel tubuh dan memperlambat terjadinya kelelahan selama olahraga. Namun hal ini masih bisa berupa hipotesa belum melalui penelitian yang seksama. Secara alami terdapat dalam kopi, teh dan minuman cola. Suplemen kafein bertujuan untuk memperpanjang endurance dan merancang metabolisme pembentukan energi, oleh karena kafein meningkatkan metabolisme lemak. Efek samping dari kafein menimbulkan diuresis dan mempercepat dehidrasi. Jika konsentrasi kafein lebih dari 12mg per ml atasu setara dengan 6 – 8 cangkir kopi, dinyatakan sebagai doping. Contoh makanan formula untuk atlet dalam bentuk suplementasi sebagai berikut :
1. minuman olahraga karbohidrat tinggi, 2. Suplemen makanan dalam bentuk cair,. 3. Multi vitamin dan mineral, misalnya: Calcium D-Redoxon, Caxon F. 4. Zat besi dan kalium L-Arginine L-Arginin untuk atlet berfungsi sebagai suplemen untuk membantu regenerasi jaringan yang rusak selama latihan atau pertandingan.
Carnipure (L-Carnitine) L-carnitine suplemenasi untuk atlet yang berfungsi untuk pembakaran lemak dengan sempurna dan meningkatkan pemulihan setelah berolahraga. Contoh makanan formula untuk atlet 1. Jus Buah Bit Para atlet Olimpiade London punya rahasia dalam menjaga staminanya. Mereka rajin minum jus buah bit yang memang dikenal dengan nutrisinya yang kaya. Walaupun aromanya sedikit langu, namun jus bit tetap menyegarkan dan memberikan energi lebih bagi tubuh. Beberapa atlet yang rajin minum jus ini adalah pelari marathon Ryan Hall, juga atlet ski Sheila Kealey. Sheila dikenal sebagai atlet yang sangat peduli dengan apa yang dimakannya, dan rutin menulis artikel soal nutrisi. Sheila juga menjadikan jus bit sebagai jus andalannya. Buah bit memang baik untuk dikonsumsi para atlet. Salah satu fungsinya adalah bisa memperbaiki kesehatan pernafasan. Pernapasan yang baik tentunya sangat diperlukan oleh para atlet. Menurut penelitian, segelas kecil jus bit bisa membantu atlet selam dan renang memiliki kemampuan bernafas yang lebih panjang. Jus bit mengandung nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh. Salah satunya adalah nitrate yang membantu pergerakan otot saat oksigen berkurang. Bahkan menurut sebuah majalah, atlet sepeda yang minum setengah liter jus bit selama 6 hari memiliki pernafasan 11 persen lebih panjang. Segelas jus bit juga mampu cegah sederetan penyakit berbahaya. Di dalamnya terkandung vitamin C sebagai antioksidan alami dan yang bantu menvegah masuknya radikal bebas. Buah bit juga mengandung karotenoid, flavonoid, dan vitamin A. Kandungan flavonoid dan vitamin A dapat melindungi kesehatan rongga paru-paru dan juga melindungi mata. 2. Jus Semangka Kram otot yang sering terjadi adalah kram pada otot betis yang timbul saat tidur. Penyebabnya antara lain pengunaan otot yang berlebihan, dehidrasi, cedera, otot teregang, atau berada dalam satu posisi untuk waktu yang lama. Minum cukup banyak air agar tidak terjadi dehidrasi selama ini diketahui
bisa mencegah terjadinya kram otot. Tetapi kandungan asam amino dalam buah semangka bekerja lebih efektif untuk mengurangi risiko kram. Asam amino yang disebut dengan L-citrulline, banyak ditemukan pada semangka, bawang putih, dan bawang merah. Mencegah kram merupakan salah satu dari manfaat asam amino tersebut. Penelitian menunjukkan L-citrulline mengandung antioksidan, yang jika dibuat dalam bentuk suplemen, bisa menghilangkan asam laktat lebih cepat. Ini berarti kram bisa disembuhkan lebih cepat. Asam laktat terbentuk di otot ketika produksi energi lebih cepat ketimbang oksigen yang bisa dikirimkan. Normalnya, tubuh akan memecah glukosa menjadi zat yang disebut pyruvate, untuk kemudian dimetabolisme dan diubah menjadi energi. Tetapi jika suplai oksigen terbatas, tubuh akan mengubah pyruvate menjadi laktat. Sebenarnya laktat juga menguatkan otot tetapi memiliki efek samping, termasuk meningkatnya keasaman dan kram keesokan harinya. Encarna Aguayo, peneliti dari Spanyol mengatakan, Lcitrulline dalam jus semangka bisa dimanfaatkan seperti halnya minuman olahraga untuk membantu pemulihan otot lebih cepat. Aguayo dan timnya meneliti bahwa jus semangka sebanyak 1,5 liter yang dikonsumsi setelah olahraga bisa mencegah kram otot. Bahkan jus semangka lebih efektif dibanding minuman olahraga.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Gizi memegang peranan yang sangat penting bagi atlet dalam mencapai performa terbaiknya. Oleh karena itu perlu upaya untuk menjaga kebugaran atlet dengan pemenuhan gizi terbaik saat recovery agar atlet setelah bertanding dapat pulih kembali kondisi fisiknya. Gizi dalam olahraga tidak boleh menjadi bagian yang dipisahkan dalam mendukung performa atlet saat latihan maupun bertanding. Gizi harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan karena gizi yang baik akan membuat tubuh mampu melakukan aktivitas yang baik pula karena tersedianya energi untuk mendukung gerakan tersebut. Selanjutnya gizi yang baik akan membuat energi tersedia sebagai sumber bahan bakar dalam melakukan berbagai gerakan olahraga. Pemilihan sumber zat gizi yang baik harus didukung pengetahuan akan kualitas dan kuantitas yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pemenuhan gizi pun harus sesuai karakteristik atlet dan karakteristik cabang olahraganya. Vitamin dan mineral walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit karena merupakan zat gizi mikro, tetapi berfungsi besar dalam membantu dalam proses metabolisme. Sebab vitamin dan mineral membantu mengubah makanan menjadi sumber energi untuk berlatih atau bertanding. 3.2 Saran Selain melengkapi pemenuhan zat gizi makro, zat gizi mikro juga sangat penting dibutuhkan oleh atlet untuk metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi. Lutan, R., Habibudin, C., Suherman, A. 1999/2000. Gizi Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Budiwanto, Setyo, 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga, Malang: FIK file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/1300-2557-1-PB.pdf diakses pada tanggal 20 Februari 2019 file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/15111-44696-1-SM.pdf tanggal 20 Februari 2019
diakses
pada