Kelompok 3 Puasa[95].docx

  • Uploaded by: hasna syahida
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 3 Puasa[95].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,142
  • Pages: 22
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi

juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu.bagi orang yang beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipat gandaan pahala kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa difungsikan sebagai benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan. Dengan puasa syahwat yang bersemayam dalam diri manusia akan terkekang sehingga manusia tidak lagi menjadi budak nafsu tetapi manusia akan menjadi majikannya. Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang diciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang siapa yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah. Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.

1

1.2

Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : a. Bagaimana hakikat puasa ? b. Apa saja macam-macam puasa ? c. Mengapa Allah mewajibkan puasa ? d. Apa tujuan dan fungsi puasa ? e. Apa hikmah puasa ? f. Bagaimana makna spiritual puasa ? g. Bagaimana puasa dan pembentukan insan berkarakter ?

1.3

Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : a. Mengetahui hakikat puasa b. Mengatahui macam-macam puasa c. Mengetahui alasan Allah mewajibkan puasa d. Mengetahui tujuan dan fungsi puasa e. Mengetahui hikmah puasa f. Mengetahui makna spiritual puasa g. Mengetahui hubungan puasa dengan pembentukan insan berkarakter

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Hakikat Puasa Hakekat shaum (puasa) menurut bahasa yaitu alimsak (menahan diri), adapun

pengertian menurut syari' yaitu menahan diri dengan niat dari seluruh yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari. (Anas ismail Abu Dzaud, 1996: 412) Namun, secara implisit dalam puasa terdapat dua nilai yang menjadi parameter antara sah atau rusaknya puasa seseorang. Pertama, Nilai Formal yaitu yang berlaku dalam perspektif ini puasa hanya tinjau dari segi menahan lapar, haus dan birahi. Maka menurut nilai ini, seseorang telah dikatakan berpuasa apabila dia tidak makan, minum dan melakukan hubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan warning terhadap umat muslim melalui sebuah haditnya yang berbunyi : "Banyak orang yang puasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja". H.R. bukhari. Dari hadits tersebut kita dapat mengetahui bahwa hakekat atau esensi puasa tidak hanya menahan rasa lapar, haus dan gairah birahi saja, melainkan dalam puasa terkandung berbagai aturan, makna dan faedah yang mesti diikuti. Kedua, Nilai Fungsional yaitu yang menjadi parameter sah atau rusaknya puasa seseorang ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa (laa'lakum tattaqun). QS. Al-Baqarah 183 . Kemudian menurut nilai ini, puasa seseorang sah dan tidak rusak apabila orang tesebut dapat mencapai kualitas ketakwaan terhadap Allah SWT.

3

Maka dari itu, hakekat puasa dalam pandangan Rasyid Ridha adalah sebagaimana berikut ini: 1) Tarbiyat aliradat (pendidikan keinginan) Keinginan atau kemauan merupakan fitrah manusia. Tapi acapkali kemauan atau keinginan yang dimiliki manusia tidak selamanya baik dan tidak pula selamanya buruk. Karena itu puasa dapat mendidik atau membimbing kemauan manusia baik yang positif maupun yang negatif. Dengan puasa, kemauan positif akan terus termotifasi untuk labih berkembang dan meningkat. Adapun kemauan negatif, puasa akan membimbing dan mengarahkan agar kemauan tersebut tidak terlaksana. Adapun yang menyebabkan kamauan seseoarang ada yang positif dan yang negatif, sesuai yang diungkapkan oleh Imam Al-Gazali bahwa di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat sebagaimana berikut ini : a. Sifat Rububiyah, yaitu sifat yang mendorong untuk selalu berbuat baik. b. Sifat Syaithoniyah, inilah sifat yang mendorong seseorang untuk berbuat kesalahan dan kejahatan. c. Sifat Bahimiyah (kehewanan), sesuai dengan istilah yang diberikan pada manusia sebagai mahluk biologis. d. Sifat Subuiyah, yaitu sifat kejam dan kezaliman yang terdapat dalam diri manusia. 2) Thariqat almalaikat Malaikat merupakan makhluk suci, yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah. Begitupun orang yang puasa ketaatannya merupakan suatu bukti bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya. Juga, orang puasa akan mengalami iklim kesucian laksana seorang bayi yang baru lahir, jiwanya terbebas

4

dari setiap dosa dan kesalahan. Inilah janji Allah yang akan diberikan untuk orang yang berpuasa dan melaksanakan setiap amalan ibadah pada bulan ramadhan. 3) Tarbiyat alilahiyyat (pendidikan ketuhanan) Puasa merupakan sistem pendidikan Allah SWT dalam rangka mendidik atau membimbing manusia. Sistem pendidikan ini mengandung dua fungsi yaitu: a. Sebagai sistem yang pasti untuk mendidik manusia supaya menjadi hamba tuhan yang taat dan patuh. b. Sebagai suatu sistem yang dapat mendidik sifat rubbubiyyah (ketuhanan) manusia untuk dapat berbuat adil, sabar, pemaaf dan perbuatan baik lainnya. 4) Tazkiyat annafsi (penyucian jiwa) Hakekat puasa yang keempat ini diungkapkan oleh Ibnu Qayim al Jauzi. Puasa dapat menjadi sarana untuk membersihkan berbagai sifat buruk yang terdapat dalam jiwa manusia. Adakalanya jiwa manusia akan kotor bahkan sampai berkarat terbungkus oleh noda dan sikap keburukan yang terdapat didalamnya. Maka wajar kalau puasa dapat menjadi penyuci jiwa.

2.2

Macam-Macam Puasa Menurut kajian ilmu fiqih puasa ada bermacam macam. a)

Puasa Wajib Yang termasuk puasa wajib antara lain : 1.

Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Allah SWT berfirman :

5

“Hai orang-orang

yang beriman,

diwajibkan atas

kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu bertaqwa. (Q.S.AlBaqarah[2]:183). Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana tersebut dalam

hadits

Rasulullah

yang

diriwayatkan

oleh

Ibnu

Umar

r.a:

“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan Allah dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya”. (H.R.BukharidanMuslim). 2.

Puasa Nadzar Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang disebabkan karena janji seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan berpuasa 3 hari berturut-turut, maka apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib mengerjakan puasa 3 hari berturut-turut yang ia janjikan itu. Berkaitan dengan puasa nadzar, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa bernadzar akan mentaati Allah (mengerjakan perintahnya), maka hendaklah ia kerjakan”.(H.R. Bukhari).

3.

Puasa Kafarat Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara istilah artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.

6

b) Puasa Sunnah 1. Puasa enam hari di bulan Syawal. Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak. Rasulullah SAW, yang artinya : “Keutamaan puasa romadhon yang diiringi

puasa

Syawal

ialah

seperti

orang

yang

berpuasa

selamasetahun”.(HR.Muslim). 2. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa. 3. Puasa hari Arafah yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. “Keutamaannya, akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang”. (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat. 4. Puasa Muharrom yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’. Keutamaannya puasa ini, sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon. 5. Puasa Assyuro’ yaitu hari Assyuro’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. “Nabi shalallahu ‘alaihi wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro’ ini dan mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahunsebelumnya”.(HR.Muslim).

7

6. Puasa Sya’ban yang dimaksud puasa Sya’ban adalah memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Keutamaan : “Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb semesta alam”. (HR. An-Nasa’i & Abu Daud, hasan). 7. Puasa Senin dan Kamis, nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis adalah hari di mana ayat Al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan. Perihal hari Senin dan Kamis, Rasulullah juga telah bersabda: “Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang diperiksa amal perbuatanku, sedangkan saya sedang berpuasa”. (HR Tirmidzi). 8. Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan Qamariyah). Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan qamariyah. 9. Puasa Dawud Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa sehari tidak puasa, atau selang-seling. “Puasa nabi Dawud adalah puasa yang paling disukali oleh Allah swt”. (HR. Bukhari-Muslim). c)

Puasa Makruh Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’ Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha’ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras

8

bahkan menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahnya. d) Puasa Haram Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya. 1.

Hari Raya Idul Fitri Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

2.

Hari Raya Idul Adha Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.

3.

Hari Tasyrik Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.

4.

Puasa sepanjang tahun / selamanya

9

Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

2.3

Mengapa Allah Mewajibkan Puasa Di bawah ini adalah beberapa hal yang mewajibkan puasa antara lain : a)

Puasa adalah perintah agama Ini adalah jawaban yang paling utama dan paling mutlak. Dalam segala bentuk ibadah, ketika ditanya mengapa, jawabnya “ karena ini adalah perintah agama “. Seseorang tidaklah layak beragama islam sampai ia menyerahkan diri dan menerima sepenuhnya agama islam, karena arti dari islam sendiri itu adalah “ menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “. Sehingga segala bentuk perintah agama wajib diterima dan dilaksanakan termasuk diantaranya adalah puasa.

b) Puasa Adalah Rukun Islam Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu umar radhiallahu anhuma Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ‫صوم و الزكاة إيتاء و الصالة إقاق و هللا رسول محمدا أن و هللا إال إله ال أن شهادة خمس على اإلسالم بني‬ ‫رمضان صوم و الحج و رمضان‬ (Islam dibangun diatas lima ( pondasi ) : Syahadat laa ilaaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ( bagi yang mampu ), dan berpuasa di bulan Ramadhan ) diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

10

Ibarat sebuah tenda kehilangan satu tiang, masihkah ia tegak menjulang ?. inilah islam, yang tak akan tegak tanpa tiang – tiang nya, yang diantaranya adalah puasa. c)

Dengan Puasa Kita Bisa Bertakwa Allah sendirilah yang memberikan jawaban ini kepada kita. Allah ta’ala berfirman : “Wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat – umat sebelum kalian agar kalian bertakwa“. ( Al Baqarah : 183 ). Dengan berpuasa terwujudlah hakekat takwa. Bagaimana tidak, sedangkan orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasanya karena taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan ini terwujudlah takwa. Karena ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan menjauhi larangan Nya yang berupa pembatal – pembatal puasa.

d) Agar Terhapus Dosa Dan Mendapat Banyak Pahala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ُ ‫ذنبه من تقدم ما له‬ ‫غفر واحتسابا إيمانا رمضان صام من‬ “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu.“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Tidak hanya dihapusnya dosa, pahala yang tak terhingga pun didapat juga, sebagaimana dalam hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

11

‫تعالى هللا يقول‬: ‫له آدم ابن عمل كل‬، ‫أمثالها بعشر الحسنة‬، ‫به أجزي وأنا لي فإنه الصيام إال‬، ‫شهوته ترك‬ ‫أجلي من وشرابه وطعامه‬، ‫فرحتان للصائم‬: ‫فطره عند فرحة‬، ‫ربه لقاء عند وفرحة‬، ‫الصائم فم ولَخلوف‬ ‫المسك ريح من هللا عند أطيب‬ Allah ta’ala berfirman “setiap amalan anak Adam adalah untuk dirinya sendiri, dan setiap kebaikan akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat, makanan, dan minumnya hanya karena untuk-Ku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan : bahagia ketika ia berbuka, dan bahagia ketika ia bertemu dengan Rabb-nya, dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau misk“. ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ). e)

Agar Mudah Masuk Surga Dan Terhidar Dari Neraka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut sebagai Ar Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang – orang berpuasa dan tidak ada satupun yang masuk kecuali mereka. Tatkala ada yang menyeru “ manakah orang – orang yang berpuasa ? “ maka merekapun memasuki pintu tersebut dan tak ada yang masuk dari pintu tersebut selain mereka. Hingga apabila mereka telah memasukinya pintu tersebut akan ditutup dan tak ada lagi yang akan memasukinya“. (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Tidak hanya itu, orang yang gemar berpuasa akan terhindar dari adzab neraka. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :“Barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun ( perjalanan ) “ (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

12

f)

Karena Begitu Banyaknya Keutamaan Di Bulan Ramadhan Mari kita merenung sejenak, “mengapa puasa diwajibkan pada bulan Ramadhan ? “sebelum menjawab pertanyaan ini, timbul pertanyaan lain yang perlu kita jawab terlebih dahulu “apa saja keutamaan yang ada di bulan Ramadhan? “, sedikit akan kami sebutkan beberapa keutamaan bulan Ramadhan yang diantaranya Allah ta'ala berfiman : “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan ) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil ) “ ( Al Baqarah : 185 ) Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, Dan Mustajabnya Doa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ‫الشياطين سلسلت و جهنم أبواب غلقت و الرحمة أبواب فتحت رمضان شهر دخل إذا‬ “Apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat, sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup dan setanpun dibelenggu “(diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim). Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila telah memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengencangkan

sarungnya

untuk

beribadah

dan

beliau

membangunkan

keluarganya untuk menghidupkan malam hari dengan ibadah. Dari beberapa keutamaan yang telah disebutkan diatas, jelaslah bagi kita mengapa Allah mewajibkan puasa di bulan Ramadhan yang tentunya tidak seperti pada bulan – bulan lainnya, dan masih banyak keutamaan lain.

13

2.4

Tujuan dan Fungsi Puasa Puasa tujuannya secara tegas dijelaskan dalam Alquran surah Al Baqarah [2]: 183 adalah untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah. Yakni, mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi semua yang dilarang Allah. Puasa yang mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar inilah yang mampu membentuk pribadi Muslim yang bertakwa, sebagaimana penjelasan QS AlBaqarah [2] ayat 183 di atas. Ahli Tafsir terkemuka, Muhammad Ali a-Sabuni mengatakan, ibadah puasa memiliki tujuan yang sangat besar. Pertama, puasa menjadi sarana pendidikan bagi manusia agar tetap bertakwa kepada Allah SWT. Kedua, puasa merupakan media pendidikan bagi jiwa untuk tetap bersabar dan tahan dari segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Allah SWT. Ketiga, puasa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kasih saying dan persaudaraan terhadap orang lain, sehingga tumbuh rasa empati untuk menolong sesame yang membutuhkan. Keempat menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT. Selain memiliki tujuan spiritual, juga mengandung manfaat dan hikmah bagi kehidupan. Misalnya, puasa itu menyehatkan baik secara fisik maupun psikis (kejiwaan). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan yang meliputi empat dimensi, yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Ibadah puasa dapat memenuhi semua dimensi standar kesehatan yang ditetapkan oleh WHO itu. Bahkan, Dokter Alexis Carrel (1873-1944) yang pernah meraih hadiah Nobel dua kali menyatakan, Apabila pengabdian, shalat, puasa, dan doa yang tulus kepada Sang Maha Pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, itu artinya kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut.

14

Ahmad

Syarifuddin

dalam

Puasa

Menuju

Sehat

Fisik

dan

Psikis,

mengungkapkan, rumusan kesehatan psikis yang ditetapkan WHO ini bisa dipenuhi dengan puasa yang dilakukan secara baik. Dalam beberapa hal puasa bahkan memiliki keunggulan dan nilai lebih. Secara kejiwaan, sikap takwa sebagai buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan (rabbani). Adapun fungsi puasa ada 2 yaitu : 1) Fungsi Pendidikan Rohani a. Pembelajaran untuk melatih kesabaran b. Melatih untuk mengendalikan hawa nafsu c. Media meraih ketaqwaan. 2) Fungsi Sosial Puasa Berpuasa memiliki fungsi sosial dikarenakan salah satu tujuan puasa adalah sebagai sikap simpati dan solidaritas manusia terhadap sesamanya, terutama fakir miskin. Umat Islam yang tidak terbiasa merasakan lapar pun jadi bisa merasakan hal yang biasa dialami fakir dan miskin. Selain itu keutamaan bersedekah di Bulan Ramadhan juga sebagai wahana berbagi terhadap sesama manusia yang lebih membutuhkan.

2.5

Hikmah Puasa Puasa memiliki hikmah yang sangat besar terhadap manusia, baik terhadap individu maupun social, terhadap ruhani maupun jasmani. Terhadap ruhani, puasa juga berfungsi mendidik dan melatih manusia agar terbiasa mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri setiap individu. Puasa juga mampu melatih kepekaan dan kepedulian social manusia dengan merasakan langsung

15

rasa lapar yang sering di derita oleh orang miskin dan di tuntunkan untuk membantu mereka dengan memperbanyak shadaqah. Sedangkan terhadap jasmani, puasa bisa mempertinggi kekuatan dan ketahanan jasmani kita, karena pertama, umumnya penyakit bersumber dari makanan, dan kedua, sebenarnya Allah SWT menciptakan makhluq-Nya termasuk manusia sudah ada kadarnya. Allah memberikan kelebihan demikian pula keterbatasan pada manusia, termasuk keterbatasan pada soal kadar makan-minumnya. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah sebagai berikut: a. Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit. b. Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin. c. Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah.

16

2.6

Makna Spiritual Puasa Terdapat makna spiritual yang tidak sedikit dibalik ibdah puasa itu sendiri, yaitu antara lain: a. Mengendalikan hawa nafsu kita terhadap banyaknya keinginan yang bersifat duniawi. Dengan berpuasa kita diharapkan mampu menahnanya sehingga terhindar dari keinginan yang bersifat haram ataupun tidak sah. b. Sebagai pola hidup zuhud yaitu berlaku sederhana dan bersahaja. Tidak menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak mpenting meskipun kita tahu bahwa harta itu adalah milik kita. Dalam makanpun kita hanya memiliki 2 waktu yaitu ketika sahur dan berbuka, hal itu memiliki makna untuk memberi ruang kosong pada mulut dan perut kita terhadap berbagai makanan. c. Pola hidup sosial yaitu adanya kepedulian kepada sesama yang dalam kondisi memprihatinkan. Kita tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang cukup lama, diharapkan kita mampu merasakan hal yang telah dialami oleh fakir miskin. Dimana mereka sangat kekurangan pangan, sandang, dan papan. d. Proses berpikir dan bertindak jernih untuk kepentingan jangka panjang. Yaitu mempertahankansikap untuk tida tergoda oleh berbagai hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan dan minum sebelum waktunya tiba. e. Sikap jujur dan tanggung jawab. Saat kita berpuasa maka kita akan senantiasa bersikap jujur. Kita tahu bahwa Allah SWT Maha mengawasi dan mengetahui segala gerak-gerik kita. Jadi akan ada sikap mawas diri meskipun orang lain tidak mengetahui tindakan kita.

17

2.7

Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter Sejarah membuktikan, kehancuran suatu bangsa diawali dengan hancurnya moralitas masyarakatnya.Bangsa yang bermartabat dan maju, tentunya dapat dilihat dari adat, sikap, dan perilaku masyarakatnya.Ki Supriyoko dalam tulisannya Membangun Kembali Karakter Bangsa, pernah mengutip sebuah kalimat bijak "When wealth is lost, nothing is lost; when health is lost, something is lost; (but) when character is lost everything is lost". Maksudnya "Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang; ketika kesehatan hilang,ada sesuatu yang hilang; (namun) ketika karakter hilang, segalanya telah hilang. Benar adanya, jika karakter yang seharusnya melekat pada jati diri masyarakat sudah hilang, tak tahu lagi akan jadi apa bangsa kita ini. Sebagai media pembentukan karakter bangsa, puasa merupakan pendidikan atau palatihan yang sangat tepat.Sebulan puasa, sudah cukup ampuh untuk menempah jiwajiwa penuh dosa menjadi jiwa-jiwa yang murni. Puasa akan mengembalikan manusia kepada fitrah (kesucian), seperti awal penciptaannya di dunia. Puasa adalah alat untuk memanusiakan manusia; menjadikan manusia yang selalu penuh cinta baik kepada seesama maupun pada alam sekitarnya. Tak dapat dipungkiri, puasa yang berdimensi horisontal memang sangat erat kaitannya dengan kesalehan sosial.Pahala yang berlipat-lipat yang diberikan oleh Allah SWT bagi siapa saja yang melakukan kebaikan (walaupun sebiji zarrah), menjadikan kita berlomba-lomba melakukan amal ibadah. Berderma, menyantuni fakir miskin, dan anak yatim, bersikap sabar dalam menerima setiap cobaan—secara tidak langsung menjadikan diri kita sebagai pribadi yang kritis; yang peduli akan sesama. Puasa yang begitu sarat dengan pesan moral, seperti pengendalian diri, kejujuran, kesabaran, tenggang rasa, dan dan solidaritas untuk menolong sesamanya yang kesusahan akan

18

membentuk karakter masyarakat kita menjadi masyarakat (bangsa) yang saleh, bersatu dan teguh. Akhirnya, kembali mengutip hadis Rosulullah SAW "Beberapa banyak orang yang berpuasa namun hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja " (HR Ibnu Majah). Sudah saatnya, bukan hanya masyarakat namun juga Indonesia—bersama-sama kita berpuasa dengan sebenar-benarnya.Jangan sampai puasa kita tahun ini hanya menjadi seperti yang diriwayatkan Rosulullah tadi. Bukankah kita tidak ingin jika setelah bersusah-susah payah berpuasa sebulan lamanya—kita menjadi insan yang suci di hari yang fitri. Dengan kesucian yang kita dapatkan itu menjadikan pribadi kita sebagai pribadi yang berkarakter bangsa.Karakter yang kuat menjadikan Indonesia maju dan bermartabat.

19

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh hamba Allah yang bertakwa, didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan rohani, puasa sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunah. Puasa wajib adalah puasa wajib dikerjakan yang dilaksanakan mendapat pahala dan tidak dikerjakan mendapat dosa. Puasa Sunnah adalah puasa yang boleh dikerjakan ataupun tidak. Puasa wajib meliputi puasa ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nadzar. Sedangkan puasa sunah meliputi puasa daud, puasa senin kamis, puasa syawal, puasa arafah, puasa asyura, puasa sya’ban, dan puasa pada bulan pertengahan komariah. Puasa haruslah dilakukan pada selain hari-hari yang telah diharamkan dan dalam menjalankannyapun

harus

menghindari

hal-hal

yang

dapat

membatalkan

puasa.diantaranya muntah dengan sengaja,ragu, berubah niat, danlain sebagainya. Puasa mengandung banyak hikmah baik dalam segi kejiwaan seperti membiasakan sabar dan berprilaku baik. Dalam segi social seperti sikap saling tolong menolong.dalam segi kesehatan seperti, membersihkan usus. Maupun dalam segi rohani yaitu selalu berdzikir kepada allah.

3.2

Saran Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah

20

kami sebutkan diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini. Maka dari itu saudara-saudari kami sekalian, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.

21

DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, Sulaiman. 2000. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo Rusyid, Ibnu. 2007. Bidayatul Mujtahid. Jakarta: Pustaka Amani

22

Related Documents

Kelompok 3
May 2020 25
Kelompok 3
May 2020 26
Kelompok 3
April 2020 22
Kelompok 3
December 2019 39
Kelompok 3 Bhd.docx
December 2019 13
Kelompok 3.docx
April 2020 12

More Documents from "Hasan"