KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Dosen Pengampu : Novia Winda, M.Pd. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Disusun oleh Kelompok 3 : Heksana Krisna Adi Subagyo Citrawati Kharisma Denty Puji Septia Parman Khairunnisa
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan berkat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah “Kalimat Dalam Bahasa Indonesia” ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini menjelaskan mengenai pola kalimat dasar, jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya, jenis kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya), dan jenis kalimat menurut fungsinya , serta kalimat efektif Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan kalimat dalam bahasa Indonesia, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan penggunaan kalimat yang baik. Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai keluasan kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya bagi penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan penulisan makalah kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Banjarbaru, 2 Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kalimat ........................................................................................ 3 2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat .................................................................. 3 2.3 Pola Kalimat Dasar ......................................................................................... 5 2.4 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya …………………………….7 2.5 Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya) …………………...10 2.6 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya………………………………………….11 2.7 Kalimat Efektif………………………………………………………….….13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 15 3.2 Saran ……………………………………………………………………….15 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa sebagai simbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu sistem. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
1
2 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian kalimat? 2. Apa saja unsur-unsur pembentuk kalimat ? 3. Bagaimana susunan pola kalimat dasar? 4. Bagaimana jenis kalimat berdasarkan struktur gramatikalnya? 5. Bagaimana jenis kalimat berdasarkan bentuk gayanya (retorikanya)? 6. Bagaimana jenis kalimat berdasarkan fungsinya ? 7. Bagaimana kalimat efektif ?
1.3 Tujuan 1.
Untuk mengetahui tentang kalimat.
2.
Untuk mengetahui unsur-unsur pola kalimat
3.
Untuk mengetahui pola kalimat dasar
4.
Untuk mengetahui kalimat berdasarkan struktur gramatikalnya
5.
Untuk mengetahui jenis kalimat berdasarkan bentuk gayanya (retorikanya)
6.
Untuk mengetahui jenis kalimat berdasarkan fungsinya
7.
Untuk mengetahui kalimat efektif
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
2.2 Unsur - Unsur Pembentuk Kalimat Dalam sebuah kalimat terdapat unsur - unsur pembentuk kalimat, yaitu :
a. Subjek (S) Unsur yang pertama adalah subjek yang berfungsi sebagai penunjuk pelaku yang melakukan atau terlibat di dalam kalimat tersebut. Biasanya subjek di dalam kalimat berupa sebuah objek atau benda, seperti manusia, barang, binatang, tumbuhan maupun kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain – lain. Contoh : Budi, aku, saya, mereka, keledai, cita – cita, dan lain – lain.
3
4 b. Predikat (P) Bersama dengan subjek, predikat adalah unsur terpenting di dalam sebuah kalimat. Tanpa adanya kedua unsur ini, maka bisa dipastikan kata – kata tersebut bukanlah kalimat, melainkan frasa. Predikat ini berfungsi untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh subjek di dalam kalimat, dan biasanya berupa kata – kata kerja baik transitif, maupun intransitif. Contoh : Memakan, lari, menangis, bernyanyi, dan lain – lain.
c. Objek (O) Unsur lainnya adalah objek. Unsur ini berfungsi untuk menyatakan korban atau pihak yang dikenai tindakan oleh subjek melalui predikat. Objek juga bisa melakukan tindakan terhadap subjek, jika diubah dalam bentuk kalimat pasif. Sama seperti subjek, Objek dinyatakan dengan kata – kata benda, baik benda konkret, maupun abstrak. Contoh : Uang, Tanaman, Gagasan, Ani, dan lain – lain.
d. Pelengkap (Pel.) Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur – unsur lainnya, seperti subjek, maupun objek. Unsur ini berfungsi untuk menambahkan arti atau keterangan. Contoh : Pelengkap objek : Saya membeli buku yang baru terbit di toko buku Pelengkap subjek : Gadis yang berambut pirang itu menemui aku di kelas pagi ini.
e. Keterangan (Ket.) Unsur ini berfungsi sebagai penambah keterangan pada sebuah kalimat. Unsur keterangan biasanya diletakkan di depan maupun di belakang kalimat.Ada beberapa jenis unsur keterangan diantaranya adalah : Keterangan waktu
: Kemarin, besok, bulan lalu, tahun lalu
Keterangan tempat
: di sana, di rumah, di toko, dan lain – lain.
5 Keterangan cara
: Dengan cepat, sangat lambat, sangat serius.
Keterangan alat
: Menggunakan cangkul, mengendarai mobil.
Keterangan tujuan
: Supaya pintar, agar naik kelas, dan lain – lain.
Keterangan penyerta : Bersama ibu, dengan ayah, berdua dengan kakak
2.3 Pola Kalimat Dasar Unsur - unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing dan membentuk suatu pola kalimat. Berikut ini adalah pola – pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia :
a.
S-P Pola ini adalah pola yang sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari subjek dan predikat. Meskipun begitu, pola ini sudah membentuk suatu kesatuan makna. Contoh : Adik menangis S
P
b. S- P – O Pola ini terdiri dari subjek, predikat, dan objek. Contoh : Ibu menyiram tanaman. S
P
O
c. S -P - Pel. Pola ini terdiri dari subjek, predikat, dan pelengkap. Contoh : Aku tiba yang paling terakhir. S
P
Pel.
6 d. S- P -Pel. -K Pola ini terdiri dari subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan Contoh : Saya meminum yang hangat - hangat dengan sangat cepat. S e.
P
Pel.
K
S -P -O -Pel. Pola ini terdiri dari subjek, predikat, objek dan, pelengkap. Contoh : Budi menyukai gadis yang berbaju merah itu. S
P
O
Pel.
f. S- P -K Pola ini terdiri dari subjek, predikat dan, keterangan. Contoh : Aku berlari dengan sangat cepat. S
g.
P
K
S- P -O –K Pola ini terdiri dari subjek, predikat, objek dan, keterangan. Contoh : Ani bertemu Budi di Stasiun Kereta Api. S P O K
h. S- P -O -Pel. -K Pola ini terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap dan, keterangan. Contoh : Aku memberi pengemis itu uang untuk digunakannya membeli makanan S
P
O
Pel.
K
7 2.4 Jenis Kalimat menurut struktur gramatikalnya Kalimat menurut struktur gramatikalnya atau jumlah frasa(gabungan kata) dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat nominal Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh: Saya siswa kelas VI. b. Kalimat verbal Kalimat
verbal
adalah
kalimat
yang
predikatnya
berupa
kata
kerja.
Contoh:Adik bernyanyi.
2. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: 1. Kalimat Majemuk Setara (KMS) Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. a. Kalimat Majemuk Setara Penggabungan Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata : dan,atau, serta. Contoh: Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
8 b. Kalimat Majemuk Setara Pertentangan Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. Contoh: Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak. c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau. Contoh:Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan. d. Kalimat Majemuk Setara Penguatan Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan. Contoh: Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis. e. Kalimat Majemuk Setara yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB) Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu suku
kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan
9 yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu: 1. Waktu
: ketika, sejak
2. Sebab
: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat
: hingga, sehingga, maka
4. Syarat
: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan
: meskipun, walaupun
6. Pengandaian
: andaikata, seandainya
7. Tujuan
: agar, supaya, untuk, biar
8. Perbandingan : seperti, laksana, ibarat, seolah-olah 9. Pembatasan
: kecuali, selain
10. Alat
: dengan+ katabenda : dengan tongkat
11. Kesertaan
: dengan+ orang : dengan Rama
Contoh kalimat majemuk bertingkat : Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
10 3.
Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya. Contoh kalimat majemuk campuran : “Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai” Kalimat Majemuk Setara
: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
Kalimat Majemuk Bertingkat : Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
2.5 Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya) Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya) kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Kalimat Yang Melepas Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh: Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
11 2. Kalimat yang Klimaks Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa Membentuk ketegangan. Contoh: Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga. 3. Kalimat yang Berimbang Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara
dan
kalimat
majemuk
campuran,
Struktur
kalimat
ini
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh: Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi.
2.6 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya Jenis Kalimat Menurut Fungsinya dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
12 2. Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Kalimat berita kepastian, contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. Kalimat berita pengingkaran , Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu. Kalimat berita kesangsian ,contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi. Kalimat berita bentuk lainnya, contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat. 3. Kalimat Tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Contoh: Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya? 4. Kalimat Seruan Kalimat
seruan
adalah
kalimat
yang
digunakan
untuk
mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh : pekerjaan rumah saya tidak terbawa, Aku benci kamu !
13
2.7 Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata) yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa , sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata. Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu adanya (1) kesatuan , (2) kepaduan (3) kepararelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan
(1) Kesatuan Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P) sebagai kalimat yang jelas . Contoh : Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk .(salah) K
P
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar) S
P
(2) Kepaduan Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh: Kami telah membicarakan tentang hal itu.(salah) Kami telah membicarakan hal itu. (benar)
(3) Keparalelan Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat tertentu. Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya juga harus nomina.
14 Contoh: Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ? (salah) Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha ? (benar)
(4) Ketepatan Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh : Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang. (salah) Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang. (benar)
(5) Kehematan Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata. Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi. Contoh : Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah) Hanya ini yang dapat saya berikan.(benar)
(6) Kelogisan Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua pengertian. Contoh : Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57.(salah) Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia. Hari kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia. (benar)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: (1) Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). (2) Jenis Kalimat menurut struktur gramatikalnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk (3) Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya) dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, kalimat yang melepas, klimaks, dan berimbang. (4) Jenis Kalimat Menurut Fungsinya dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat berita dan, kalimat seruan. (5) kalimat efektif memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu adanya kesatuan, kepaduan, kepararelan, ketepatan, kehematan dan , kelogisan
3.2 Saran Semoga dengan selesainya makalah ini di harapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa/i Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dapat lebih mengetahui dan
memahami
tentang
kalimat
dalam
bahasa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
15
Indonesia,
dan
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Parera, J.D. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. Sakri, Adjat. 1995. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB. Nugroho, Gunawan & A.Muchtar. 2001. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
16