Kelompok 2.pptx

  • Uploaded by: Yusuf Ammar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,905
  • Pages: 67
KELOMPOK 5 1. 2. 3. 4. 5.

Eudia Novianty P. Fadhilah Rahmatul H Farelia Amanda Fawnia Hanifah Valiana Mugi Rahayu

I0517024 I0517026 I0517029 I0517030 I0517086

TOPIK “Konversi Molases Menjadi Alkohol atau Etanol sebagai Sumber Energi Baru dan Terbarukan”

KLASIFIKASI MIKROORGANISME

MIKROORGANISME Mikroorganisme Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorgnasime ada yang terusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Virus, bakteri dan archaea termasuk dalam golongan prokariotik. Sedangkan fungi, protozoa, alga mikroskopis termasuk dalam golongan eukariotik.

Orgnasime yang termasuk kedalam golongan mikroorganisme :

Fungi

Bakteri

Protozoa

(kapang dan khamir)

Alga

Virus

PROKARIOTIK A. Pengertian Sel pokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti, sehingga materi genetik sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, mesosom, kromator, serta neklueoid yang berupa DNA dan RNA,

Archaebacteria Ciri-ciri : 1.

Bersifat anaerob

2.

Mampu hidup di tempat ekstrem

3.

Mikroskopik

4.

Bersifat uniseluler/prokariotik

5.

Hidup dengan soliter atau koloni

6.

Bentuk yang bervariasi seperti spiral, bulat, batang dan tidak beraturan

7.

Bereproduksi dengan membentuk tunas, membelah diri, dan secara aseksual (fragmentasi)

Eubacteria Ciri-ciri : 1. Bentuk yang bervariasi

2. Tidak memiliki membran inti atau prokariotik 3. Berukuran antara 1 s/d 5 mikron 4. Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen 5. Bersifat uniseluler (bersel satu)

Cyanobacteria Ciri-ciri : 1.

Inti tidak diselubungi dengan membrane.

2.

Umumnya Alga hijau biru Habitat di perairan dengan pH Netral dan juga sedikit basa.

3.

Cyanobacteria hidup berbagai tempat seperti tanah, perairan, batu-batuan serta bongkahan batu.

4.

Sebagian dari Cyanobacteria yang dapat berkoloni dengan bentuk filament memiliki heterosista dengan spora yang istirahat atau disebut dengan resting spore. Heterosista ialah sel yang lebih tebal dan tidak mempunyai inti. Spora istirahat ialah spora yang dindingnya sangat tebal dan didalamnya berisi sel.

5.

Dapat bergerak dengan pergerakan meluncur.

Virus Ciri-ciri : 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)

2. Berukuran sangat kecil atau mikroskopik yaitu sekitar 20-300 milimikron 3. Hanya hidup di dalam sel hidup 4. Virus hanya dapat mampu memiliki salah satu macam dari asam nukleat RNA atau DNA saja.

5. Tidak melakukan aktivitas metabolisme 6. Virus dapat dikristalkan

FERMENTASI ALKOHOL Didalam cairan tebu (Nira) hanya glukosa jenis sakarosa yg bisa dikristalkan menjadi gula pasir. Sedangkan Glukosa lain meskipun manis rasanya tetapi tidak bisa dikristalkan disebut gula reduksi/gula pecah, glukosa jenis inilah yg dimanfaatkan oleh pabrik gula untuk difermentasi jadi alkohol. Berikut tahapan fermentasi alkohol: a.

Glikolisis

b.

Reduksi Asam Piruvat

c.

Reduksi Asetaldehid

Bakteri dalam Fermentasi Alkohol Bakteri yang menghasilkan etanol disebut juga dengan bakteri asam asetat. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif dan ditemukan dalam golongan Acetobacter sebagai contoh Acetobacter aceti.

Virus dalam Fermentasi Alkohol Virus tidak melakukan fermentasi alkohol karena tidak bermetabolisme, sehingga tidak dapat mengubah glukosa menjadi etanol. Virus merupakan parasit berukuran mikroskopis yang menginfeksi sel organisme biologis

EUKARIOTIK sel yang memiliki selaput atau membran untuk membungkus materi genetik yang terkandung di dalam inti sel agar tidak tersebar.

ORGANISME EUKARIOTIK JAMUR a. Khamir

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.

Genus yang sering berperan dalam fermentasi anggur buah adalah dari golongan khamir :

Saccharomyces

Candida

Hansenula pichia

b. Kapang Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm

JAMUR DALAM ALKOHOL : 1. Saccharomyces cerevisiae 2. Schizosacharomyces pombe 3. Trichosporon 4. Kluyveromyces marxianus

PROTOZOA ■ Umumnya heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri) ■

Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).

■ Protozoa dapat Hidup bebas, saprofit atau parasit ■ Protozoa merupakan Organisme bersel tunggal ■ Protozoa dapat Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok) ■ Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri

ALGA ■ Euglenoid (Euglenophyta) (Alga Hijau Terang) ■ Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan atau Ganggang Pirang) ■ Pyrrophyta (Dinoflagellata atau Ganggang Api) ■ Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau) ■ Phaeophyta (Ganggang/Alga Cokelat) ■ Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah)

ALGA DALAM ALKOHOL ■ Codium geppiorum ■ Eucheuma cottonii (alga merah) ■ Eucheuma spinosium

KONDISI LINGKUNGAN

Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Faktor Lingkungan meliputi :

Faktor Abiotik

Faktor Biotik

FAKTOR ABIOTIK DAN BIOTIK Abiotik  Suhu  Kandungan air

 Tekanan osmose  pH  Ketersediaan oksigen

 Radiasi  Tekanan udara dan getaran

Biotik  Interaksi dalam satu populasi mikroba  Interaksi antar berbagai macam populasi mikroba

FAKTOR ABIOTIK Suhu

Derajat Keasaman

Kandungan Air

Oksigen

Tekanan Osmose

Radiasi

Tekanan Udara dan Getaran

SUHU (1) Daya tahan terhadap temperatur itu tidak sama bagi setiap spesies makhluk hidup. Setiap mikroorganisme mempunyai suhu optimumnya masing-masing. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Pengelompokan mikroba berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya : 1. Mikroba Psikrofil (Kriofil) Mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0⁰-30⁰C, dengan suhu optimum 15⁰C 2. Mikroba Mesofil Umumnya mempunyai suhu minimum 15⁰C, suhu optimum 25⁰-37⁰C dan suhu maksimum 45⁰-55⁰C

3.

Mikroba Termofil Umumnya mempunyai suhu minimum 40⁰C, suhu optimum 55⁰-60⁰C dan suhu maksimum 75⁰C Mikroba termofil dapat dibedakan menjadi dua kelompok :

4.



Fakultatif termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu diatas 45⁰C, dengan suhu pertumbuhan optimum 45-60⁰C.



Obligat termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu diatas suhu 50⁰C, dengan suhu pertumbuhan optimum 60⁰C.

Mikroba Hipertermofil adalah bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65-114⁰C dengan suhu optimum 88⁰C.

SUHU (2) Untuk menentukan temperatur maut bagi bakteri, orang-orang mengambil pedoman sebagai berikut. Temperatur maut (Thermal Death Point) adalah temperatur serendah-rendahnya yang dapat membunuh bakteri yang berada di dalam standard medium selama 10 menit. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua individu dari suatu spesies mati bersama-sama pada suatu temperatur tertentu. Biasanya individu yang satu lebih tahan terhadap pemanasan dibanding individu lainnya, sehingga dapat dikatakan adanya angka kematian pada suatu temperatur (Thermal Death Rate). Sedangkan waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu spesies mikroba pada suhu yang relatif tetap disebut sebagai waktu kematian thermal (Thermal Death Time)

SUHU (3) Pembekuan bakteri didalam air lebih cepat membunuh bakteri daripada pembekuan yang dilakukan didalam buih karena buih tidak membeku sekeras air beku.

Pembekuan secara perlahan-lahan dalam temperatur -16⁰C (es campur garam) lebih efektif membunuh bakteri daripada pembekuan secara mendadak dalam udara beku (190⁰C). Pembekuan secara terputus-putus lebih efektif darpada pembekuan secara terus menerus.

KANDUNGAN AIR Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya. Diukur dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif.

Mikroba umumya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. Bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999 tetapi bakteri halofil hanya membutuhkan aw 0,75. Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6), misalnya Saccharomyces rouxii . Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0.8

TEKANAN OSMOSE (1) 

Tekanan osmose sangat erat hubungannya dengan kandungan air



Apabila mikroba diletakkan dalam larutan hipertonis maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma



Apabila mikroba diletakkan dalam larutan hipotonis maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk kedalam sel (sel membengkak dan pada akhirnya pecah)

TEKANAN OSMOSE (2) Berdasarkan tekanan osmosenya, mikroba dikelompokkan menjadi tiga : 1. Mikroba Osmofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi 2. Mikroba Halofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi

■ Halotoleran (kadar NaCl hingga 10%) adalah mikroorganisme yang tidak membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya tetapi dapat tumbuh pada lingkungan yang terdapat NaCl dengan kadar maksimal 10%.Contoh : Staphylococcus aureus (bakteri gram positif) ■

Halofil (kadar NaCl 0-12%, tumbuh optimum pada kadar garam 3%). Mikroorganisme ini membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya. Contoh : Aliivibrio fischeri

TEKANAN OSMOSE (3) ■ Halofil ekstrim atau halodurik (kadar NaCl 15-30%, dengan kadar NaCl optimum 25%)

Mikroorganisme ini mampu bertahan hidup pada kadar garam yang sangat tinggi. Contoh : Halobacterium salinarum, Halococcus sp., dan Halobacillus halophilus.

DERAJAT KEASAMAN (1) 

Tingkat keasaman mempengaruhi viabilitas mikroba Mikroba lebih mudah dibunuh dengan pemanasan saat berada pada lingkungan asam



Pengelompokan mikroba berdasarkan pH

1. Mikroorganisme asidofil adalah mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran pH 2,0-5,0 2. Mikroorganisme neutrofil adalah mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 3. Mikroorganisme alkalifil adalah mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5

DERAJAT KEASAMAN (2) 

Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4-9 dengan pH optimum 6,5-7,5



Jamur dapat hidup pada kisaran pH yang luas dengan pH optimum 4-6



Khamir dapat hidup pada kisaran pH pertumbuhan 3,0-8,5. Namun pada umumnya khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam yaitu pH 4,0-4,5



Kestabilan pH dapat dijaga dengan menambahkan larutan buffer, misalnya KH2PO4 dan K2HPO4

KETERSEDIAAN OKSIGEN (1) 

Oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena terdapat juga kelompok mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen, bahkan oksigen tersebut dapat menjadi racun bagi pertumbuhan mikroorganisme



Mikroorganisme terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan oksigen :

1. Mikroorganisme aerob adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi 2. Mikroorganisme anaerob

adalah mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen karena oksigen yang membentuk H2O2 (bersifat toksik) dan dapat menyebabkan kematian mikroorganisme.

KETERSEDIAAN OKSIGEN (2) 3. Mikroorganisme fakultatif anaerob

adalah mikroorganisme yang menghasilkan ATP secara respirasi aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan respirasi anaerob (tanpa oksigen). 4. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah oksigen berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan menimbulkan kematian mikroorganisme. ■ Hampir semua hewan, sebagian besar jamur, dan beberapa jenis bakteri (Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus, Methanimonas, Acetobacter, dan lain-lain) termasuk kedalam mikroorganisme aerob. Sedangkan sebagian besar bakteri termasuk kedalam mikroorganisme anaerobik. ■ Khamir (ragi) termasuk kedalam mikroorganisme anaerob fakultatif (dapat menggunakan oksigen namun dapat juga menghasilkan energi dalam keadaan anaerobik).

RADIASI 

Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul didalam protoplasma



Cahaya bergelombang pendek dan panjang dapat merusak mikroba.



Pengaruh germisida dari sinar mergelombang panjang disebabkan oleh panas yang ditimbulkannya, misalnya sinar inframerah, sinar X, sinar ultraviolet dan sinar lain yang dapat membunuh mikroba



Apabila tingkat radiasi yang diterima sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba



Bakteri (kecuali Rhodobacter sphaeroides), jamur, dan khamir tidak mempunyai pigmen fotosintesis sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari dalam pertumbuhannya

TEKANAN UDARA DAN GETARAN 

Tekanan udara Untuk menghentikan pembiakan bakteri diperlukan tekanan sebanyak 600 atm, untuk mematikannya diperlukan tekanan sebanyak 6000 atm, sedangkan untuk membunuh spora diperlukan tekanan 12000 atm.

 Getaran Mengguncang-guncangkan bakteri tidak membawa maut, kecuali bakteri itu dicampur dengan benda keras seperti pecahan kaca, tanah radiolaria, atau tanah foraminifera. Untuk memecahkan sel-sel bakteri diperlukan pengguncangan 9000 kali per detik.

FAKTOR BIOTIK Interaksi Dalam Satu Populasi Mikroba 

Interaksi positif antar jasad dalam satu populasi yang sama

Interaksi ini menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan, kepadatan populasi, dan meningkatkan kecepatan pertumbuhan  Interaksi positif (kooperasi) contohnya pertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi)  Interaksi negatif antar jasad dalam satu populasi yang sama  Interaksi ini menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan  Misalnya populasi mikroba yang ditumbuhkan dalam substrat terbatas  Interaksi negatif disebut juga kompetisi 

CONTOH MIKROBA PENGHASIL ETANOL Saccharomyces cerevisiae

■ Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval

■ Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi dengan memecah glukosa menjadi karbondioksida dan alkohol) ■ Tumbuh optimum pada suhu 28-30⁰C dan pH 4,8

■ Kelebihan saccharomyces cerevisiae dalam proses fermentasi adalah cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat beradaptasi terhadap lingkungannya

Zymomonas mobilis ■ Tumbuh pada suhu optimum 37⁰C dan pH 4,4-6.0 ■ Kelebihan Zymomonas mobilis adalah mempunyai morfologi yang lebih besar dengan gerakan yang lebih pelan dan lebih tahan terhadap kondisi asam dibanding kondisi awal, mempunyai toleransi suhu tinggi, mempunyai kemampuan untuk mencapai konversi yang lebih tinggi, dan tahan terhadap kadar etanol yang tinggi jika dibandingkan dengan Saccharomyces cerevisiae ■ Zymomonas mobilis merubah struktur gula menjadi piruvat, kemudian piruvat dimatangkan untuk menghasilkan etanol dan karbondioksida

Keuntungan lebih penggunaan Zymomonas mobilis dibandingkan dengan penggunaan Saccharomyces cerevisiae :

1. Penyerapan gula dan yield ethanol tinggi (hingga 2,5 kali lebih tinggi) 2. Produksi biomassa lebih rendah 3. Toleransi ethanol yang lebih tinggi hingga 16% (v/v) 4. Tidak memerlukan penambahan oksigen selama fermentasi

NUTRISI

Semua media mikrobiologi, baik untuk industri ataupun untuk kepentingan laboratorium harus memenuhi kebutuhan organisme tersebut meliputi carbon, nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, dan air.

(Rata-rata komposisi mikroorganisme (% berat kering))

CARBON Carbon atau energi biasanya didapatkan dari karbohidrat, biasanya dari glukosa. Tetapi mungkin juga dari karbohidrat komplek, hidrokarbon, alkohol, atau asam organik.

NITROGEN Kebanyakan organisme akan menggunakan ammoniak atau garam nitrogen lain(nitrat). Namun, ada bakteri dan ganggang biru tertentu yang dapat mengikat/menambat gas nitrogen (N2) dari udara.

Amoniak biasanya digunakan dalam pembentukan atau biosintesis asam amino. Nitrat dapat digunakan sebagai sumber nitrogen, tetapi pertama-tama harus diubah menjadi ammoniak.

MINERAL ■ Makronutrien : K, Mg, Ca, Na, dan Fe ■ Mikronutrien : Zn, Cu, Mn, dan molibdenum

FAKTOR TUMBUH Faktor tumbuh adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan oleh organisme tetapi tidak dapat disintesis oleh sel itu sendiri, da.n dibutuhkan dalam jumlah sedikit

AIR ■ Air merupakan bagian terbesar dari sel, mencapai sekitar 70-85%. ■ Andil dalam semua proses kimia sel ■ Sumber oksigen ■ Pelarut nutrien ■ Penyerap panas

PERTUMBUHAN BAKTERI

Fase Pertumbuhan Pada fase ini kecepatan pertumbuhannya nol atau lebih dari nol, tetapi belum mencapai maksimum. Fase ini merupakan gejala adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Dalam hal ini sel memerluakan bahan-bahan penting , enzim-enzim yang perlu disintesis kembali.

Fase Logaritma Fase ini dimulai jika kecepatan pertumbuhan mencapai maksimum dan selam fase ini kecepatan pertumbuhannya selalu maksimum. Massa dan jumlah sel bertambah secara eksponensial dengan waktu generasinya sebagai konstanta. Selama fase ini biakan dalam keadaan yang paling homogen dengan sel-sel yang semuanya tumbuh pada kecepatan dan interval yang sama.

Fase maksimum Adanya fase tetap maksimum disebabkan antara lain karena kekurangan nutrien, akumulasi hasil-hasil metabolisme akhir, dan lain-lain. Jika disebabkan kurangnya nutrien, maka jumlah sel-sel yang hidup dan/atau mati atau jumlah total sel (hidup dan mati) tetap. Jika dikarenakan akumulasi hasil-hasil metabolisme yang menghambat pertumbuhan, maka jumlah total bakterinya akan makin bertambah banyak.

METODE PENGAWETAN

■ Peremajaan Berkala ■ Penyimpanan dalam Akuades Steril ■ Penyimpanan dalam Minyak Mineral ■ Penyimpanan dalam Tanah Steril ■ Penyimpanan dengan Manik-manik Porselin

Metode isolasi Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll.

Macam-macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia adalah : 1). Spread platemethod (cara tebar/sebar), 2). Streak platemethod (cara gores), 3). Pour platemethod (cara tabur).

Cara tebar/sebar Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.

Cara tabur Cara ini dasarnya ialah menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat kolonikoloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).

Cara gores Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini dasarnya ialah menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut (Jutono dkk, 1980). Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang benar-benar kering permukaannya (Lay, 1994)

Contoh cara gores Pertama yang harus dilakukan pada teknik aseptik adalah media NB (Nutrient Broth), kawat ose dan akuades disiapkan, kemudian bunsen dinyalakan, setelah itu kawat ose dipanaskan diatas bunsen hingga memijar, tutup tabung akuades dibuka dan mulut tabung dibakar dengan tujuan untuk menghilangkan mikrooba, kawat ose yang sudah steril dimasukan kedalam tabung yang berisi akuades setelah itu mulut tabung akuades dibakar kembali, lalu dibuka tutup tabung media NB (Nutrient Broth) , mulut tabung dibakar untuk mengurangi kontaminan, lalu kawat ose dimasukan kedalam media tersebut, setelah itu bakar kembali mulut tabung, pekerjaan ini dilakukan dekat bunsen untuk mengurangi kontaminan.

Isolasi bakteri dari populasi campuran dilakukan dengan cara media agar yang baru dibagi menjadi empat bagian dengan menggunakan spidol di belakang cawan petri untuk menandakan goresan kuadran, setelah itu bakar kawat ose hingga memijar kemudian biarkan agar agak dingin, setelah itu bakteri diambil pada hasil screening bakteri yang telah dilakukan, lalu sekeliling cawan petri dibakar untuk mengurangi kontaminan, setelah itu goreskan pada cawan petri yang baru dengan menggores pada kuadran pertama lalu kawat ose dibakar dan didinginkan lalu lanjutkan goresan pada kuadran dua, kemudian dibakar kembali untuk goresan ke tiga dan dibakar kembali untuk goresan pada kuadran empat, setelah itu sekeliling cawan petri dibakar dan hasil dari teknik aseptik dan isolasi bakteri dimasukan ke dalam inkubator untuk diinkubasikan selama 24-48 jam, setelah itu hasilnya diidentifikasi.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Related Documents

Kelompok
May 2020 52
Kelompok
May 2020 50
Kelompok
May 2020 61
Kelompok
June 2020 49
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53

More Documents from "lisa evangelista"

Kelompok 2.pptx
December 2019 39
Skk 2018.xlsx
December 2019 30
Print.docx
December 2019 37