Kelompok 2.docx

  • Uploaded by: Gading Adjie
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,818
  • Pages: 4
TUGAS AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 S. NINGRUM IKA PRATIWI PUTRI

180100030

INDAH RAMADHANI HARAHAP

180100032

GADING ADJIE YUDISTIRA

180100034

KENNI JAMILUN NIQRIS LUBIS

180100038

RIDHA INAYAH PANGGABEAN

180100040

SYIFA HULWANA

180100042

MUHAMMAD HAFIZH ATHIF MATONDANG

180100047

ERVA YUSNITA SIHOMBING

180100051

AURELIA ARISKA TANJUNG

180100057

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA T.A 2018/2019

Asal kejadian manusia ‫ين‬ ُ ‫سانَ ِم ْن‬ َ ‫اْل ْن‬ ٍ ‫س ََللَ ٍة ِم ْن ِط‬ ِ ْ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬ ْ ُ‫ث ُ َّم َجعَ ْلنَاهُ ن‬ ‫ين‬ ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر ٍار َم ِك‬ ْ ُّ‫ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬ َ ‫س ْونَا ْال ِع‬ َ ‫ضغَةَ ِع‬ ْ ‫ضغَةً َف َخلَ ْقنَا ْال ُم‬ ْ ‫علَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَ ُم‬ ُ‫ام لَ ْح ًما ث ُ َّم أ َ ْنشَأْنَاه‬ َ َ‫طفَة‬ َ ‫ظا ًما فَ َك‬ َ ‫ظ‬ َّ ‫ار َك‬ َ‫س ُن ْالخَا ِلقِين‬ َ ‫َّللاُ أَ ْح‬ َ َ‫خ َْلقًا آخ ََر ۚ َفتَب‬ “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-14). “

Tahapan-tahapan penciptaan manusia ْ ُ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬ ‫علَقَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن‬ ِ ‫ب ِمنَ ْال َب ْع‬ ٍ ‫ث فَإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ت ُ َرا‬ ٍ ‫اس ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ِفي َر ْي‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬ َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن‬ ‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم‬ ْ ‫ُم‬ َ ‫ضغَ ٍة ُمخَلَّقَ ٍة َو َغي ِْر ُمخَلَّ َق ٍة ِلنُ َب ِينَ لَ ُك ْم ۚ َونُ ِق ُّر فِي ْاْل َ ْر َح ِام َما نَشَا ُء ِإلَ ٰى أ َ َج ٍل ُم‬ ُ َ ‫ِط ْف ًَل ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُوا أ‬ ‫شدَّ ُك ْم ۖ َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُتَ َوفَّ ٰى َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ي َُردُّ ِإلَ ٰى أ َ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكي ََْل َي ْعلَ َم ِم ْن َب ْع ِد ِع ْل ٍم‬ ْ َ ‫ت َوأ َ ْن َبت‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫علَ ْي َها ْال َما َء ا ْهت َ َّز‬ ‫يج‬ َ ِ ‫ضه‬ َ ‫َامدَة ً فَإِذَا أ َ ْنزَ ْلنَا‬ َ ‫ش ْيئًا ۚ َوتَ َرى ْاْل َ ْر‬ ٍ ‫ت ِم ْن ُك ِل زَ ْوجٍ بَ ِه‬ “Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi … .” (Al Hajj : 5)

Manusia Menurut Pandangan Islam Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Manusia adalah makhluk yang penuh misteri, dia tidak akan mampu mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya. Manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah, dengan akalnya manusia akan berpikir, dengan berpikir manusia akan banyak timbul pertanyaan yang akan dicari jawabannya.

Tujuan Penciptaan Manusia Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia). Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman

(56) ‫ُون‬ َ ‫اْل‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬ ِ ‫نس إِ ََّّل ِليَ ْعبُد‬ ْ ُ‫ق َو َما أ ُ ِريدُ أَن ي‬ (57) ‫ون‬ ٍ ‫َما أ ُ ِريدُ ِم ْن ُهم ِمن ِر ْز‬ ِ ‫ط ِع ُم‬ ُ ‫الر َّز‬ ُ ِ‫اق ذُو ْالقُ َّوةِ ْال َمت‬ َّ ‫ِإ َّن‬ (58) ‫ين‬ َّ ‫َّللاَ ُه َو‬ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).

HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM Sebagai Hamba Allah Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa Ramadhan, zakat , haji dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

َّ ‫ص ََلة َ َويُؤْ تُوا‬ ُ ‫الز َكاة َ ۚ َو ٰذَ ِل َك د‬ َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ ََّّل ِليَ ْعبُد ُوا‬ ‫ِين‬ َّ ‫صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬ ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬ ‫ْالقَ ِي َم ِة‬ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).

Sebagai al- Nas Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya .

َّ ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬ ‫يرا‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُكم ِمن نَّ ْف ٍس َو‬ ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاَّل َك ِث‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬ َّ ‫ام ۚ إِ َّن‬ ‫علَ ْي ُك ْم َر ِقيبًا‬ َ َ‫َّللاَ َكان‬ َ َ‫َّللا الَّذِي ت‬ َ َّ ‫سا ًء ۚ َواتَّقُوا‬ َ ِ‫َون‬ َ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َو ْاْل َ ْر َح‬ Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1)

Sebagai khalifah Allah SWT. Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.

‫س ِبي ِل‬ ْ َ‫ض ف‬ َ ‫يَا دَ ُاوودُ إِنَّا َجعَ ْلن‬ ِ َّ‫اح ُك ْم َبيْنَ الن‬ ِ ‫َاك َخ ِلي َفةً فِي ْاْل َ ْر‬ َ ‫ُضلَّ َك‬ ِ ‫ق َو ََّل تَتَّبِعِ ْال َه َو ٰى فَي‬ َ ‫ع ْن‬ ِ ‫اس بِا ْل َح‬ َّ ‫سبِي ِل‬ َّ ‫ب‬ َ ‫اب‬ ٌ َ ‫عذ‬ ُ َ‫شدِيد ٌ بِ َما ن‬ ِ ‫سا‬ َ ‫َّللاِ لَ ُه ْم‬ َ َ‫ضلُّون‬ ِ َ‫َّللاِ ۚ إِ َّن الَّذِينَ ي‬ َ ‫سوا يَ ْو َم ْال ِح‬ َ ‫ع ْن‬ “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26). Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.

Sebagai Bani Adam Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

ً ‫س ْوآتِ ُك ْم َو ِري‬ َّ ‫ت‬ ِ ‫اس الت َّ ْق َو ٰى ٰذَ ِل َك َخي ٌْر ۚ ٰذَ ِل َك ِم ْن آيَا‬ ً ‫علَ ْي ُك ْم ِلبَا‬ ِ‫َّللا‬ ُ َ‫شا ۖ َو ِلب‬ َ ‫يَا َبنِي آدَ َم قَ ْد أَنزَ ْلنَا‬ َ ‫سا ي َُو ِاري‬ َ‫لَ َعلَّ ُه ْم يَذَّ َّك ُرون‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫يَا َبنِي آدَ َم ََّل يَ ْف ِتنَنَّ ُك ُم ال‬ ُ ‫ط‬ ۗ ‫س ْوآ ِت ِه َما‬ َ ‫س ُه َما ِلي ُِريَ ُه َما‬ َ ‫نزعُ َع ْن ُه َما ِلبَا‬ ِ َ‫ان َك َما أ َ ْخ َر َج أَبَ َو ْي ُكم ِمنَ ْال َجنَّ ِة ي‬ ُ ‫إِنَّهُ يَ َرا ُك ْم ُه َو َو َقبِيلُ ُه ِم ْن َحي‬ َّ ‫ْث ََّل تَ َر ْونَ ُه ْم ۗ إِنَّا َجعَ ْلنَا ال‬ َ‫اطينَ أ َ ْو ِليَا َء ِللَّذِينَ ََّل يُؤْ ِمنُون‬ ِ َ‫شي‬ “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).

Sebagai al- Insan Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya . Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

‫ور‬ ٌ ُ‫وس َكف‬ ٌ ُ ‫سانَ ِمنَّا َر ْح َمةً ث ُ َّم نَزَ ْعنَاهَا ِم ْنهُ ِإنَّهُ َل َيئ‬ َ ‫اْلن‬ ِ ْ ‫َولَئِ ْن أَذَ ْقنَا‬ “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).

Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar) Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

َّ َ‫فَلَ َّما َرأ َ ْينَهُ أ َ ْكبَ ْرنَهُ َوق‬ ‫ّلِل َما َهذَا بَش ًَرا ِإ ْن َهذَا ِإ ََّّل َملَكٌ ك َِريم‬ ِ َّ ِ ‫اش‬ َ ‫ط ْع َن أ َ ْي ِديَ ُه َّن َوقُ ْل َن َح‬ “Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepadanya (keelokan rupanya) dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia (basyar). Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Q.S.Yusuf : 31)

Related Documents

Kelompok
May 2020 52
Kelompok
May 2020 50
Kelompok
May 2020 61
Kelompok
June 2020 49
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53

More Documents from "lisa evangelista"

$rbblaa9.docx
November 2019 10
Kelompok 2.docx
November 2019 15
Infodatin-diabetes.pdf
November 2019 17
Histologi Practical.docx
November 2019 31
Bab 2.pdf
November 2019 14
Kuliah 1.pptx
May 2020 18