Kelompok 1b

  • Uploaded by: Debs
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 1b as PDF for free.

More details

  • Words: 1,087
  • Pages: 17
KELOMPOK 1B NAMA ANGGOTA : ABINDA MUCHLAS BARRU ANGGITA ENDAR PERTIWI ARI RAMADANI DEA AULIA FRAZHA DEBA OKTAVIANSYAH. P. B DONNY ZAKHARIA ELI KARYANI ERIN MAYTARI HENDRA SEPRIYANTO INAYAH AINA FIKRIYANI IVORYTA ARINDA JULINRI SASO’ KARTIKA FERRINA NURLITA LELLY YULINAWATI LISDIANI LUTFIATUL HAKIMAH MAWADDAH BASHAR

MORTALITAS PREVALENSI DAN INTENSITAS TELUR CACING PADA PARASIT KUKU SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN 007 KELURAHAN BUGIS DAN SDN 007 KELURAHAN SUNGAI PINANG LUAR KECAMATAN SAMARINDA KOTA

TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: - Untuk mengetahui intensitas infeksi telur cacing parasit pada kuku siswa - Untuk mengetahui perbedaan jumlah dan jenis telur cacing pada kuku siswa - Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam melakukan penelitian - Untuk mengetahui penyebab infeksi telur cacing parasit pada kuku siswa.

SUBJEK PENELITIAN Pengambilan sampel kuku dilakukan di 2 tempat yaitu di SDN 007 Kelurahan Bugis dan SDN 007 Kelurahan Sungai Pinang Luar. Proses identifikasi dilakukan di Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan, FMIPA, Universitas Mulawarman, Samarinda. Penelitian ini bersifat survey deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan sampling telur cacing dari kuku siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan metode sedimentasi dan metode apung. Data sekunder didapatkan dengan melakukan wawancara pada siswa yang terpilih dari SD dengan teknik purpossing sampling.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sedimentasi dan metode apung. Metode sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip ketergantungan laju sedimentasi partikel pada ukurannya. Metode apung adalah metode yang digunakan untuk mengetahui adanya telur cacing parasit agar telur-telur cacing dapat terapung ke permukaan larutan karena jenis telur lebih ringan dari kotoran yang lainnya.

FAKTOR PENGARUH Faktor pengaruh dari penyakit cacing ini adalah adanya penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit cacing dalam tubuh manusia. Faktor pengaruh yang menyebabkan adanya parasit cacing dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kebersihan pribadi/individu Kebiasaan menggigit kuku Jarang mencuci tangan Jarang memotong dan membersihkan kuku Tidak menggunakan alas kaki 2. Lingkungan Kebersihan yang kurang memadai Ketiadaan air bersih Keterbatasan toilet

ALASAN DILAKUKANNYA PENELITIAN INI Penelitian ini dilakukan agar mengetahui intensitas infeksi telur cacing parasit pada kuku, serta mengetahui perbedaan jumlah dan jenisjenis dari telur cacing parasit pada kuku siswa.

VARIABEL DEPENDEN

VARIABEL INDEPENDEN Variabel independen dalam penelitian ini adalah higiene. Higiene merupakan hal yang penting untuk diperhatikan terutama pada anak dalam masa perkembangan. Higiene belum memadai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi infeksi cacing. Salah satu faktor yang mempengaruhi tertelannya telur cacing yang berkaitan dengan kuku yang panjang serta tidak terawat (Onggowaluyo, 2002).

LANGKAH-LANGKAH Metode Sedimentasi 











Sampel kuku yang telah didapatkan dipindahkan ke mikrotube dan ditandai dengan kertas label Dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan cara direndam dengan KOH 10 % selama 24 jam Mikrotube yang berisi sampel kuku siswa dimasukkan kedalam centrifuse pada kecepatan 1500 rpm selama 5-8 menit dengan suhu 18 derajat celcius Lalu bagian supernata dibuang dan endapannya ditetesi dengan Methylen blue 1 % 1 sampai 2 persen atau warnanya sampai kebiruan Sampel kuku yang sudah berubah warna menjadi kebiruan di ambil 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam alat penghitung telur cacing dari Whitlock Chamber Terakhir diamati dan dihitung jumlah telur cacing

LANGKAH-LANGKAH Metode Apung   



Sampel kuku dimasukkan kedalam mikrotube yang berisi larutan KOH 10 % Lalu dimasukkan kedalam centrifuse hingga tercampur dan halus Hasil campuran sampel kuku dengan larutan KOH 10 % ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah terisi larutan fisiologis sebanyak 5 mL dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk Suspensi sampel kuku siswa di ambil 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam bilik hitung telur cacing Whitlock didiamkan selama 2-5 menit, lalu diamati dan dihitung satu persatu pada strip pada setiap sekat pada bilik hitung Whitlock

HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan empat jenis telur cacing pada kuku siswa sdn 007 kelurahan bugis dan siswa sdn 007 kelurahan sungai pinang luar yaitu, Ascaris lumricoides, Ancylostoma duodenale, Oxyuris vermicularis, dan Trichuris trichura. Telur cacing jenis Ascaris lumricoides ditemukan pada kuku siswa SDN 007 kelurahan Bugis sebanyak 367 butir sedangkan pada kuku siswa SDN 007 kelurahan sungai pinang luar ditemukan sebanyak 425 butir. Telur cacing jenis Ancylostoma duodenale ditemukan pada kuku kuku siswa SDN 007 kelurahan Bugis sebanyak 50 butir sedangkan pada kuku siswa SDN 007 kelurahan sungai pinang luar ditemukan sebanyak 75 butir.

HASIL PENELITIAN Telur cacing jenis Oxyuris vermicularis ditemukan pada kuku kuku siswa SDN 007 kelurahan Bugis sebanyak 12 butir sedangkan pada kuku siswa SDN 007 kelurahan sungai pinang luar ditemukan sebanyak 17 butir. Telur cacing jenis Trichuris trichura ditemukan pada kuku kuku siswa SDN 007 kelurahan Bugis sebanyak 76 butir sedangkan pada kuku siswa SDN 007 kelurahan sungai pinang luar ditemukan sebanyak 53 butir. Hasil tersebut sesuai dengan buku karangan Samad yang menyatakan bahwa menurut WHO A. lumricoides adalah jenis cacing yang paling sering ditemukan menginfeksi manusia.

Berdasarkan diagram yang diperoleh dapat diketahui perbandingan jumlah telur cacing pada kuku siswa SDN 007 Kelurahan Bugis masingmasing 219 untuk siswa perempuan dan 286 untuk siswa laki-laki. Perbandingan jumlah telur cacing pada kuku siswa SDN 007 Kelurahan Sungai Pinang luar masing-masing 260 untuk siswa perempuan dan 310 untuk siswa laki-laki. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa siswa laki-laki memiliki jumlah telur cacing yang lebih banyak dibanding siswa perempuan hal itu dikarenakan siswa laki-laki memiliki aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh prevalensi sebesar 93,3% untuk siswa laki-laki dan 90% untuk siswa perempuan SDN 007 Kelurahan Bugis. Sedangkan untuk siswa SDN 007 Kelurahan Sungai Pinang luar di peroleh prevalensi sebesar 100% untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh intensitas telur cacing pada kuku siswa laki-laki sebesar 9,9 butir dan siswa perempuan sebesar 8,3 butir SDN 007 Kelurahan Bugis. Sedangkan untuk siswa SDN 007 Kelurahan Sungai Pinang luar diperoleh intensitas telur cacing pada kuku siswa laki-laki sebesar 10,2 butir dan siswa perempuan sebesar 8,7 butir.

KELEBIHAN Kelebihan yang didapat pada jurnal ini adalah: - Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang mengapa penelitian ini di lakukan sampai memaparkan cara kerja, metode penelitian dan kesimpulan berdasarkan penelitian yang di lakukan - Penulisan artikel ini teratur - Kata yang diggunkan juga dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD bahasa indonesia - Menyertakan daftar pustaka

KEKURANGAN -

-

-

data yang didapat kurang akurat karena hanya memanfaatkan 2 tempat sebagai sampel penelitian Sampel yang digunakan hanya kuku siswa SD, sehingga kemungkinan hasil yang didapakan kurang akurat Tiap paragraf ada yang menjorok kedalam dan ada pula yang kurang menjorok kedalam sehingga mengalami kesulitan untuk membedakan paragraf satu dengan yang lain.

Related Documents

Kelompok 1b
June 2020 0
Kelompok 1b
June 2020 2
1b
October 2019 47
1b
November 2019 42
1b
November 2019 39
1b
November 2019 41

More Documents from ""

Kelompok 1b
June 2020 2
Prak 1.docx
June 2020 0
Kelompok 1b
June 2020 0