Kelompok 1 Tutorial 2 (laporan).docx

  • Uploaded by: baiq nining
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 1 Tutorial 2 (laporan).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,618
  • Pages: 27
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan berkah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi berdasarkan hasil tutorial skenario pertama kami pada tanggal 20 dan 23 September 2014 dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini, terutama bagi tutor kami, dr.Hardian Rahman. Harapan kami, semoga laporan ini bisa berguna bagi teman-teman yang membacanya dan khususnya bagi kami. Dan kami sadar sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan ini.

Mataram, 23 September 2014

(Kelompok Tutorial I)

1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................

1

Daftar Isi .........................................................................................................

2

I. Pendahuluan 1.1 Skenario 2 Blok 8.................................................................................

4

1.2 Mind Map.............................................................................................

3

1.3 Learning Objectives .............................................................................

4

II. Pembahasan 2.1 Struktur Dan Fungsi Sistem Limbik .................................................... 5 2.2 Komponen-Komponen Sistem Limbik

......................................... 6

2.3 Neurotransmitter Pada Setiap Struktur Sistem Limbik Dan Fungsi

........................................................................................ 8

2.4 Lokasi Pemetaan Dan Jaras Saraf Otonom Dan Hubungannya Dengan Sistem Limbik

................................................................ 9

2.5 Lokasi Dan Pemetaan Dan Jaras Yang Menghubungakan Sistem Limbik Dengan Korteks Serebri

.................................................... 14

2.6 Definisi Pikiran Dan Mekanisme Terbentuknya Pikiran

................ 15

2.7 Lesi Pada Sistem Limbik

................................................................ 15

2.8 Pembentukan Memori

................................................................ 17

2.9 Pusat Ganjaran Dan Hukuman 2.10 Kasus Skenario

.................................................... 21

............................................................................ 25

III. Kesimpulan................................................................................................ 26 IV. Daftar Pustaka.......................................................................................... 27

2

Bab I Pendahuluan

1.1 Skenario 2 Blok 8

3

1.2 Mind Map

Neurotransmitter Komponen Hormon

Sistem Saraf Otonom Hubungan Sistem Limbik

Korteks Serebri Definisi

Fungsi

Lesi

1.3 Learning Objectives 1.Neurotransmitter pada setiap struktur sistem limbik dan fungsinya 2.Lokasi pemetaan sistem saraf otonom, jaras dan hubungannya dengan sistem limbik 3.Lokasi pemetaan dan jaras yang menghubungkan sistem limbik dan korteks serebri 4.Definisi dan mekanisme terjadinya pikiran 5.Lesi Thalamus dan lesi unilateral 6.Bagaimana proses pembentukan memori 7.Definisi pusat ganjaran dan hukuman 8.Analisis Kasus skenario

4

Bab II Pembahasan

2.1 Struktur Dan Fungsi Sistem Limbik Kata limbik berarti batas atau pinggir. Istilah sistem limbic digunakan secara bebas untuk sekelompok struktur yang terletak di area perbatasan antara kortex cerebri dan hipotalamus. Sebagai hasil penelitian, saat ini diketahui bahwa sistem limbik terlibat dengan berbagai struktur lain di luar area perbatasan untuk mengendalikan emosi, perilaku, dan dorongan; dan sistem ini tampaknya juga penting untuk memori. Secara anatomi, struktur-struktur limbik meliputi gyrus subscallosus, gyrus cinguli, dan gyrus parahippocampalis, formatio hippocampi, nucleus amygdala, corpus mammillare, dan nucleus anterior thalami. Bagian utama dari sistem limbik adalah hipotalamus, yang mengatur berbagai macam hal dalam tubuh seseorang.

Fungsi sistem limbik secara umum : a.

Dorongan biologis (ex: makan, minum, dan sex)

b.

Pembentukan emosi (ex: rasa cemas, takut, dan agresi)

c.

Pembentukan memori

5

2.2 Komponen-Komponen Sistem Limbik

.

Istilah "limbik" berasal dari bahasa Latin limbus, untuk "perbatasan" atau "ujung. . Sistem limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan tiga fungsi utama: emosi, kenangan, dan gairah (stimulasi), perilaku, memori jangka panjang. Komponen dari sistem limbik terletak di korteks serebral umumnya memiliki lapisan lebih sedikit dari 6-berlapis klasik neokorteks , dan biasanya diklasifikasikan sebagai allocortexatau archicortex, mencakup banyak struktur dalam korteks serebral pra- dan sub-korteks dari otak . Sistem ini terdiri dari beberapa bagian, yang ditemukan di atas batang otak dan di dalam otak besar.. Bagian utama dari sistem limbik yaitu :

1. Talamus Talamus adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menyampaikan informasi dari indera kita, seperti bau dan penglihatan. Talamus ini terletak dalam batang otak, dan merupakan bagian dari jalur informasi ke dalam otak, yang merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk berpikir dan gerakan.

6

2. Hipotalamus Hipotalamus adalah bagian penting dari sistem limbik yang bertanggung jawab untuk memproduksi beberapa pembawa pesan kimiawi, yang disebut hormon dan diperlukan untuk pembentukan kenangan jangka panjang dan terlibat dalam pemeliharaan peta kognitif untuk navigasi. Hormon-hormon ini mengontrol kadar air dalam tubuh, siklus tidur, suhu tubuh, dan asupan makanan. Hipotalamus terletak di bawah talamus. :

3. Girus singulata girus singulata berfungsi sebagai jalur yang mentransmisikan pesan antara bagian dalam dan luar dari sistem limbik. 4. Amigdala dan Hipokampus Amigdala adalah salah satu dari dua kelompok berbentuk almond sel-sel saraf pada temporal (sisi) lobus dari otak besar. Kedua amigdala bertanggung jawab untuk mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat, seperti sedang ‘kaget’, dan

untuk

menyimpan

kenangan

peristiwa

untuk

pengenalan

masa

depan. Amigdala membantu dalam pengembangan kenangan, terutama yang berkaitan dengan peristiwa emosional dan keadaan darurat. Amigdala ini juga terlibat secara khusus dengan perkembangan emosi rasa takut, dan dapat menjadi penyebab ekspresi ekstrim ketakutan, seperti dalam kasus panik. Selain itu, amygdalae memainkan peran utama dalam kesenangan dan gairah seksual, dan dapat bervariasi dalam ukuran tergantung pada aktivitas seksual dan kematangan individu. Hipokampus adalah bagian lain dari lobus temporal yang bertanggung jawab untuk mengubah kenangan jangka pendek ke memori jangka panjang disebut.

Hipokampus

ini

diperkirakan bekerja dengan amigdala untuk

penyimpanan memori, dan kerusakan pada hipokampus dapat menyebabkan amnesia (hilang ingatan). 5. Ganglia basal Ganglia basal adalah kumpulan badan sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan gerakan otot dalam postur tubuh. Secara khusus,

7

ganglia basal membantu untuk memblokir gerakan yang tidak diinginkan dari terjadi, dan langsung terhubung dengan otak untuk koordinasi. 2.3 Neurotransmitter Pada Setiap Struktur Sistem Limbik Dan Fungsi Neurotransmitter

Lokasi

Fungsi

Asetil kolin

 Korteks serebral hipokampus

Tidur dan bangun, persepsi

 Struktur limbic

nyeri, pergerakan memori

 Basal ganglia Norepinefrin

 Thalamus

Pernafasan, pikiran, persepsi,

 Sistem limbic

daya

 Hipokampus

kardiovaskuler,

 Serebelum

bangun

penggerak,

fungsi

tidur

dan

 Korteks serebri Dopamin

 Frontal korteks

Pergerakan dan koordinasi,

 Sistem limbic

emosional,

 Basal ganglia

pelepasan prolaktin

penilaian,

 Thalamus  Hipofisis posterior  Medula spinalis Serotonin

 Hipotalamus

Tidur dan bangun, nafsu

 Thalamus

makan,

perasaan,

 Sistem limbic

persepsi

nyeri,

 Korteks serebral

dan penilaian

agresi

koordinasi

 Serebelum  Medula spinalis GABA Amino Acid)

(Gamma  Hipotalamus

Kemunduran aktivitas tubuh

Butyric  Hippocampus  Korteks  Serebelum  Basal ganglia 8

 Medula spinalis Glisin

Glutamat dan aspartat

 Medula spinalis

Menghambat motor neuron

 Batang otak

berulang

 Sel-sel

piramid/kerucut

dari Menilai informasi sensori, mengatur berbagai motor dan

korteks  Serebelum

reflek spinal

 Sistem sensori aferen primer  Hippocampus  Thalamus  Hipotalamus  Medula spinalis Somatostatin

 Korteks serebral

Menghambat

pelepasan

 Hipokampus

norepinefrin,

merangsang

 Thalamus

pelepasan serotonin, dopamin

 Basal ganglia

dan asetil kolin

 Batang otak  Medula spinalis

2.4 Lokasi Pemetaan Dan Jaras Saraf Otonom Dan Hubungannya Dengan Sistem Limbik Susunan saraf otonom adalah bagian susunan saraf yang mengurus perasaan visceral

dan

semua

gerakan

involunter

reflektorik,

seperti

vasodilatasi-

vasokonstriksi, bronkodilatasi-bronkokonstriksi, peristaltik, merinding dan lainnya. Sebagai bagian yang terintegrasi dalam susunan saraf, maka sistem saraf otonom mempunyai lintasan ascendens dan descendens, terdiri dari bagian pusat dan tepi, dan terintegrasi dalam fungsi luhur yaitu menentukan kehidupan emosional. Bahkan manifestasi aktivitas susunan saraf otonom sebagian besar terkait akan perangai emosional, seperti: berkeringat banyak saat sedang cemas atau takut, mengeluarkan air mata saat sedang menangis, dan jadi sering kencing saat sedang dalam kondisi tegang. 9

Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem Limbik dengan sistem otonom, maka bila ada stimulus emosi negatif yang masuk dan diterima oleh sistem Limbik, dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti: gangguan jantung, hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah, maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darahnya dapat meninggi. Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih objektif dan rasional. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Saraf otonom juga berhubungan dengan saraf somatik; sebaliknya kejadian somatik dapat mempengaruhi fungsi organ otonom. Pada susunan saraf pusat terdapat beberapa pusat otonom, yaitu di medulla oblongata terdapat pengatur pernapasan dan tekanan darah; hipotalamus dan hipofisis yang mengatur suhu tubuh, keseimbangan air,

metabolisme

karbohidrat

dan

lemak,

pusat

tidur

dan

sebagainya.

Hipotalamus(salah satu bagian sistem limbik) dianggap sebagai pusat sistem saraf otonom. Walaupun demikian, masih ada pusat yang lebih tinggi lagi yang dapat mempengaruhinya yaitu korpus striatum dan korteks serebrum yang dianggap sebagai koordinator antara sistem otonom dan somatik. Berdasarkan mediator kimiawi yang dilepaskan, system saraf otonom dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a.

Divisi kolinergik Neuro yang bersifat kolinergik adalah 1) Semua neuron praganglion 2) Neuron pascaganglion yang secara anatomis parasimpatik 3) Neuron pascaganglion yang anatomis simpatik yang mempesarafi kelenjar

keringat

4) Neuron yang secara anatomis simpatis yang berakhir pada pembuluh darah fi otot rongga dan menimbulkan vasodilatasi bila dirangsang. b.

Divisi noradrenalin Neuro yang bersifat noradrenalin adalah neuron simpatik pascaganglion yang lainnya. Secara anatomis,System saraf otonom di bagi menjadi 2 bagian yaitu: 1) Saraf simpatis 10

Akson neuron praganglion simpatik meninggalkan medulla spinalis bersama radiks ventralis saraf TI sampai saraf spinal L3 dan L4. Akson-akson ini berjalan melalui rami communicantes albi ke rantai ganglion simpatik paravertebrata,dan sebagai besar berakhir di badan sel neuron pascaganglion berjalan ke visera dalam berbagai saraf simpatik. Sebagian lain masuk kembali ke dalam saraf spinal melalui rami communicantes grisea dari rantai ganglion dan disebarkan ke efektor otonom di daerah yang dipersarafi olek saraf-saraf spinal tersebut. Saraf simpatik pascaganglion untuk kepala barasal dari ganglia superior, media, dan stelata diperluaskan cranial rantai ganglion simpatik dan berjalan ke efektor bersama pembuluh darah. Sebagian pembuluh praganglion berjalan melalui rantai ganglion paravertebra dan berakhir di neuron paascanglion yang terletak pada ganglion kolateral dekat visera tersebut. Sebagian uterus dan saluran kelamin laki-laki disarafi oleh suatu system khusus, neuron noradrenergic pendek dengan badan sel di ganglion yang terletak pada atau dekat organ tersebut, sedangkan serabut praganglion untuk neuron pascaganglion ini kemungkinan berjalan sampai organnya. 2) Saraf parasimpatis Keluaran cranial divisi parasimpatik mempersarafi struktur visera di kepala melalui nervus okulomotorius, fasialis dan glosofaringeus ,sertastruktur dalam toraks dan abdomen bagian atas melalui saraf vagus. Keluaran sacral mempersarafi organ panggul melalui cabang pelvis saraf spinal S2 dan s4. Serabut praganglion kedua keluaran tersebut berakhir dneuron pascaganglion pendek yang terletak pada atau dekat struktur organ tersebut.

11

Tabel. Fungsi Sistem Saraf Otonom

12

Gambar. Skema Sistem Saraf Otonom

13

2.5 Lokasi Dan Pemetaan Dan Jaras Yang Menghubungakan Sistem Limbik Dengan Korteks Serebri Korteks serebri dan sistem limbik saling berhubungan erat. Hubungan tersebut ada yang dinamakan dengan sirkuit Papez. Sirkuit Papez ini ditemukan oleh Papez pada tahun 1958 dan penting dalam pengaturan emosi. Sirkuit ini pada awal ditemukan merupakan struktur tertutup yang membentuk circle dan berjalan satu arah. Struktur yang berperan pada sirkuit ini dimulai dari girus singulata menuju formatio hipocampal kemudian menuju badan mamilari kemudian kembali ke girus singulata melalui nuklei anterior talamus. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi di bidang kedokteran, sirkuit papez ini mengalami modifikasi dan terdapat struktur tambahan yaitu korteks prefrontal (korteks asosiasi), amigdala dan hipotalamus. Sirkuit ini tidak lagi sebagai sirkuit tertutup yang sederhana karena terdapat hubungan eksternal dengan korteks prefrontal, amigdala, dan hipotalamus. Hubungan-hubungan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Panah yang tebal menunjukkan hubungan internal sedangkan yang tipis menunjukkan hubungan eksternal.

14

2.6 Definisi Pikiran Dan Mekanisme Terbentuknya Pikiran Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian sistem saraf pada saat bersamaan yang melibatkan korteks serebri, thalamus, sistem limbik, dan bagian atas formatio retikularis yang terangsang akan menentukan sifat-sifat umum dari pikiran, seperti senang, sedih, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi sederhana, dan lain-lain. Area korteks serebri yang terangsang untuk menentukan sifat-sifat khusus dari pikiran , seperti : 1. Lokalisasi sensasi yang spesifik pada permukaan tubuh dan benda-benda yang ada dalam lapang pandang penglihatan 2. Merasakan tekstur dari sutra 3. Pengenalan visual terhadap pola rmpat persegi panjang dari balok dinding beton 4. Sifat-sifat individual yang terutama memerlukan kesiagaan penuh. Setiap pikiran hampir selalu melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar bersamaan di dalam sebagian besar korteks limbic, thalamus, sistem limbik, dan formatio retikularis batang otak. Misalnya, pikiran terhadap rasa nyeri timbul karena adanya perangsangan pada korteks manusia. Namun, akan jarang menimbulkan rasa nyeri yang hebat selain nyeri ringan. Sedangkan, perangsangan pada area-area tertentu di hypothalamus, amigdala, dan mesencephalon akan dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Terdapat suatu tipe pola pikiran yang memang membutuhkan banyak keterlibatan korteks serebri, yaitu yang melibatkan penglihatan, karena hilangnya korteks visual akan menyebabkan pasien tidak mampu dalam hal mengertikan bentuk visual atau warna. 2.7 Lesi Pada Sistem Limbik Hipothalamus -

Lesi bilateral pada hipotalamus lateral akan mengurangi hasrat minum dan nafsu makan hampir sampai hilang sama sekali, sehingga sering menimbulkan mati kelaparan.

-

Lesi bilateral pada area ventromedial hipotalamus menimbulkan efek yang terutama berlawanan dengan yang disebabkan oleh lesi hipotalamus lateral: menimbulkan hasrat minum dan nafsu makan yang berlebihan, disertai keadaan

15

hiperaktif dan seringkali menjadi sangat buas disertai keinginan menyerang walaupun hanya mendapat provokasi ringan Thalamus -

Kehilangan Fungsi Sensorik Lesi ini biasanya disebabkan trombosis atau pendarahan pada salah satuu arteri yang memperdarahi thalamus. Kerusakan pada nucleus ventralis posteromedialis dan nucleus ventralis posterolateralis thalami akan menimbulkan hilangnya seluruh bentuk sensasi, termasuk raba ringan, diskriminisasi dan lokalisasi taktil, serta sensasi otot sendi dari sisi tubuh yang berlawanan.

-

Nyeri Talamik Nyeri talamik dapat terjadi pada pasien yang baru pulih dari infrak thalamus. Nyeri spontan, sering terasa sangat hebat (reaksi thalamus yang berlebihan), timbul pada sisi tubuh kontralateral. Sensasi nyeri dapat ditimbulkan oleh perabaan ringan atau dingin.

-

Gerakan Involunter Abnormal Khoreoatetosis yang disertai ataksia dapat terjadi akibat lesi vaskular thalamus. Ataksia dapat terjadi akibat hilangnya apresiasi terhadap gerakan otot dan sendi yang disebabkan oleh lesi thalamus.

-

Tangan Talamik Cirinya tangan sisi kontralateral berada dalam posisi abnormal. Pergelangan tangan

dalam

keadaan

metacarpophalanealemanusfleksi

pronasi dan

dan

fleksi,

articulationes

articulationesinterphalangeale

manus

berada dalam keadaan ekstensi. Jari dapat bergerak secara aktif, namun gerakannya lambat. Kondisi ini terjadi akibat perubahan tonus diberbagai kelompo otot.

Hipokampus Jika seseorang pasien telah mengalami pengangkatan hipokampus atau hipokampusnya telah rusak, maka pasien tersebut dapat memanggil kembali sebagian besar ingatan yang telah dipelajari sebelumnya dengan memuaskan namun seringkali pasien tidak dapat mempelajari informasi baru yang didasarkan pada simbol verbal . Pasien seringkali tidak dapat memplajari nama atau wajah orang yang ditemuinya stiap hari. Pasien sesaat masih dapat mengingat peristiwa yang berlangsung selama ia 16

melkukan suatu aktivitas. Pada pasien dengan lesi hipokampus kemampuan untuk membentuk ingatan jangka pendek masih ada selama beberapa detik sampai satu atau dua menit, walaupun kemampuannya untuk membentuk ingatan selama lebih dari beberapa menit telah seuruhnya atau hampir hilang (amnesia anterograd)

Amigdala Jika seseorang telah hilang amigdalanya, maka akan terjadi syndrome Kluver-Bucy yang merupakan perubahan perilaku, antara lain: -

Memeriksa suatu objek dengan mulutnya.

-

Tidak ada rasa takut.

-

Sifat agresif seseorang menurun.

-

Menjadi jinak.

-

Terjadi perubahan kebiasaan makan (seperti yang tadinya herbivora menjadi karnivora).

-

Kebutaan psikis.

-

Peningkatan dorongan seksual

2.8 Pembentukan Memori Secara fisiologis, ingatan tersimpan dalam otak dengan mengubah sensitivitas dasar penjalaran sinaptik diantara neuron-neuron sebagai akibat aktivitas neural sebelumnya. Jaras yang baru atau yang terfasilitasi disebut jejak ingatan (memory traces). Jaras-jaras ini penting, karena bila menetap/ada, akan diaktifkan secara selektif oleh benak pikiran untuk menimbulkan kembali ingatan yang ada. Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali kemudian Ingatan positif dan negative Walaupun kita sering berpendapat bahwa ingatan adalah hasil dari pengumpulan kembali pikiran-pikiran atau pengalaman-pengalaman sebelumnya yang bersifat positif, tetapi tetap ada kemungkinan yang sama besar untuk ingatan negative. Otak memiliki kapasitas untuk belajar mengenali informasi yang tidak memberi akibat sebagai hasil dari inhibisi jaras sinaptik, ssehingga menimbulkan efek yang disebut habituasi. Pada indera hal tersebut merupan tipe ingatan negative.

17

Sebaliknya untuk jenis-jenis informasi masuk dan menyebabkan akibat yang penting, seperti rasa nyeri atau rasa senang, otak memiliki kemampuan otomatis yang berbeda dalam hal penguatan dan penyimpanan jejak ingatan. Ingatan positif adalah hasil dari fasilitasi jaras-jaras sinaptik, dan prosesnya disebut sensitisasi ingatan. Daerah khusus pada region limbic basal otak mampu menentukan apakah suatu informasi bersifat penting atau tidak penting, dan membuat keputusan secara tidak sadar apakah informasi ini akan disimpan sebagai jejak ingatan yang di sensitisasi atau justru ditekannya. Klasifikasi ingatan: Berdasarkan jenis informasi yang disimpannya : a.

Ingatan deklaratif Pada dasarnya berarti ingatan terhadap beragam detil mengenai suatu pikiran terintegrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting yang meliputi (1)ingatan akan keadaan sekeliling, (2)ingatan akan hubuhngan waktu, (3)ingatan akan penyebab pengalaman tersebut, (4)ingatan akan makna pengalaman tersebut, dan (5)ingatan akan kesimpulan seseorang yang tertinggal pada pikiran seseorang.

b.

Ingatan keterampilan Seringkali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk ingatan otomatis pada: (1)pandangan ke bola, (2)menghitung hubungan dan kecepatan bola ke raket, dan (3) mengambil kesimpulan secara cepat pergerakan tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk memukul bola seperti yang diinginkan.

Berdasarkan lama waktu penyimpanan a. Ingatan jangka pendek Yaitu ingatan yang berlansung beberapa detik atau paling lama beberapa menit kecuali jika ingatan tersebtu menjadi ingatan jangka panjang. Kemungkinan penjelasan mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi (inhibisi presinaptik). Hal ini terjadi pada sinaps-sinaps yang terletak pada fibril-fibril saraf terminal segera sebelum fibril-fibril tersebut bersinaps dengan neuron berikutnya. Bahan-bahan kimiawi neurotransmitter yang disekresikan pada terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau 18

inhibisi yang berlansung selama beberapa detik samapi menit.lintasan seperti ini menimbulkan ingatan jangka pendek. Berbagai

eksperimen

cerdik

pada

sifut

laut,

Aplysia

telah

membuktikan bahwa ingatan jangka pendek memiliki 2 bentuk: -

Habituasi (pembiasaan): penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang suatu stimulus indiferen-yaitu ransangan yang tidak menghasilkan penghargaan. Mekanisme:

Pada

habituasi

penutupan

saluran

Ca2+

mengurangi masuknya Ca2+ kedalam terminal prasinaps yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmitter. Akibatnya, potensial pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau hilangnya respon perilaku yang dikontrol oleh neuron efferent pascasinaps. karena itu ingatan untuk habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi saluran Ca2+ spesifik. Tanpa latihan lebih lanjut, penurunan responsivitas ini bertahan beberapa jam. -

Sensitisasi (pemekaan): peningkatan responsivitas terhadap ransangan ringan setelah ransangan kuat. Mekanisme:

Sensitisasi

pada

aplysia

juga

melibatkan

modifikasi saluran, tetapi dengan mekanisme dan saluran yang berbeda. Berbeda dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+ kedalam terminal presinaps meningkat pada sensitisasi. Sensitisasi tidak memiliki efek secara lansung pada saluran Ca2+ prasinaps, namun secara tidak lansung meningkatkan pemasukan Ca2+ melalui fasilitasi prasinaps (cara untuk meningkatkan efektivitas sinaps)

b.

Ingatan jangka menengah Yaitu ingatan yang berlansung beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi kemudian menghilang. Ingatan ini kadang-kadang akan hilang, kecuali jika jejak ingatan memperoleh aktivasi secukupnya sehingga menjadi lebih permanen  klasifikasi jangka panjang. Percobaan pada hewan primitive telah menunjukkan bahwa ingatan jenis jangka menengah ini dapat merupakan hasil dari perubahan fisik atau kimiawi yang bersifat sementara, atau keduanya, baik pada terminal sinaps

19

presinaptik/ postsinaptik, perubahan ini menetap selama bermenit-menit sampai beberapa minggu. Mekanisme: Pada tingkat molekuler, walaupun penyebabnya tidak seluruhnya diketahui, efek habituasi pada terminal sensorik terjadi akibat penutupan secara progresif kanal-kanal kalsium melalui membrane terminal. Meskipun demikian, penutupan kanal kalsium tersebut tidak sepenuhnya dimengerti, ion kalsium dapat berdifusi kedalam terminal terhabituasi ini lebiih sedikit daripada jumlah normal, dan akan semakin sedikit transmitter sensoris terminal yang dilepaskan karena pemasukan ion kalsium merupakan stimulus utama bagi pelepasan transmitter. Jadi, dengan cara yang sangat tidak lansung efek asosiasi terminal fasilitator yang teransang pada saat bersamaan dengan teransangnya terminal sensorik menyebabkan peningkatan sensitivitas peransangan yang lama pada terminal sensorik, dan hal itu menimbulkan jejak ingatan.

c.

Ingatan jangka panjang Yaitu ingatan yang sekali disimpan, dapat diingat kembali selama bertahun-tahun kemudian atau bahkan seumur hidup. Sementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguatan transien sinaps sinaps yang sudah ada, ingatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan structural atau funsional jangka panjang disinapssinaps spesifik. Suatu protein regulatorik positif, CREB adalah tombol molekuler yang mengaktifkan (menyalakan) gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan jangka panjang.

Perubahan

struktur fisik

yang

terjadi

di

sinaps-sinaps

selama

terbentuknya ingatan jangka panjang: 1.

Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan-bahan transmitter.

2.

Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmitter yang dilepaskan.

3.

Peningkatan jumlah terminal presinaptik.

20

4.

Perubahan pada struktur spina dendritik yang membolehkan terjadinya transmisi sinyal yang lebih kuat. Jadi, dalam beberapa hal yang berbeda, kemampuan structural dari

sinaps-sinaps untuk menjalarkan sinyal tampaknya menjadi meningkat selama adanya jejak ingatan jangka panjang yang sebenarnya Tiga Tahap Pembentukan Memori 1.

Encoding : proses pengolahan dan penggabungan informasi yang diterima

2.

Storage : penyimpanan informasi yang telah diolah

3.

Re-calling : informasi yang telah disimpan sewaktu-waktu dapat digunakan kembali

2.8 Pusat Ganjaran Dan Hukuman Sirkuit Ganjaran and Hukuman dalam Kaitannya dengan Sistem Perilaku Emosi dan memori diatur secara terkoordinasi oleh sistem saraf pusat kita. Melibatkan suatu sistem yang disebut Sistem Limbik. Sistem Limbik ini terletak di regio basal dari serebrum yang seluruh lintasan neuronalnya mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian meliputi hipotalamus, septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuklei anterior talamus, hipokampus , bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala. Memiliki korteks limbik disekitarnya, antara lain area orbitofrontal, girus subkalosal, girus cinguli, gyrus parahipokampal, dan uncus. Struktur limbic terutama berhubungan dengan sifat-sifat afektif dari sensasi sensorik, yakni apakah sensasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kualitas afektif ini juga disebut dengan ganjaran dan hukuman. Perangsangan pada area limbic tertentu akan menimbulkan rasa senang atau puas. Derajat perangsangan kedua system ini akan sangat mempengaruhi pola prilaku kita.

Fungsi Ganjaran dan Hukuman dari Sistem Limbik Beberapa struktur limbik berhubungan dengan sifat-sifat dari afektif dari sensasi sensorik yakni apakah sensasi yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Kualitas afektif ini disebut juga ganjaran dan hukuman, atau kepuasan dan antipati. Perangsangan listrik pada area limbik tertentu menimbulkan rasa senang atau rasa puas pada hewan, sedangkan perangsangan pada regio lainnya malah menimbulkan rasa panik, rasa nyeri, rasa takut, usaha mempertahankan diri, 21

reaksi menghindar dan elemen-elemen hukuman lainnya. Derajat perangsangan kedua sistem yang saling berlawanan ini sangat mempengaruhi perilaku hewan.

Pusat ganjaran Dalam gambar dibawah tampak sebuah pengungkit yang diletakkan pada salah satu sisi kurungan dan disusun sedemikian rupa sehingga bila pengungkit ditekan, timbul kontak l;istrik dengan suatu alat stimulator. Kemudian pada berbagai area otak hewan tersebut ditempatkan sederetan elektroda sehingga hewan tersebut dapat merangsang

area

otak

denagan

menekan

pengungkit. Bila perangsangan area tertentu dapat menimmbulkan

rasa

ganjaran

pada

hewan,

selanjutnya hewan tersebut akan selalu menekan pengungkit, kadangkala dapat sampai ratusan atau ribuan

kali

perjamnnya.

Selanjutnya

bila

disampingdari pusat ganjaran ini ditawarkan pula untuk memilih makanana yang lezat, seringkali hewan tersebut memilih untuk perangsangan listrik. Denagan menggunakan cara ini,telah ditemukan pusat ganjaran utama yang terletak disepanjang rankaian berkas bagian medial otak depan , khususnya paa nuklei lateral dan nuklei ventroomedial hipotalamus. Pusat ganjaran yang kurang peka, mungkin merupakan pusat kedua dalam hipotalamuus, dapat dijumpai pada septum, amigdala, beberapa area tertenntu pada dalam talamus dan ganglia basalis, dan meluas kebawah ke bagian tegmentum basal dari mesensefalon.

Pusat Hukuman Pada kasus dari gambar tesebut juga, dapat diberi sambungan sehingga stimulus ke otak berlangsung terus menerus kecuali bila pengungkit ditekan. Pada kasus ini, hewan tersebut tak akan menekan pengungkit untuk mematikan stimulus bila ternyata elektrodannya diletakkan pada salah satu area ganjaran; namunbila elektroda tersebut berada pada area tertentu lainnya, hewan terssebut segera menghentikan stimulus. Perangsangna pada area ini menunjukkan gejala yang tidak senang, takut, panik, rasa sakit, rasa terhukum bahkan penyakit.

22

Area ini tertutama terletak pada area kelabu sentral disekeliling akuaduktus silvius dalam mesensefalon dan yang menyebar ke atas zona paravenntrikular hipotalamus dan talamus. Area terhumum yang tiudak begitu kuat terletak dibeberapa lokasi amigdala dan hipokampus. Sangatlah menarik terutama bahwa perangsangan pada pusat rasa terhukum ini seringkali dapat menghambat pusat-pusat ganjaran dan pusat rasa senang secara sempurna, yang menunjukkan bahwa rasa terhukum dan rasa takut dapat terjadi mendahului rasa senang dan rasa ganjaran.

Makna Rasa Ganjaran atau Rasa Terhukum pada Perilaku Hampir segala sesuatu yang yang kita lakukan berkaitan dengan rasa ganjaran dan rasa terhukum. Bila melakukan tindakan yang ternyata mendapat ganjaran, kita akan meneruskan tindakan tersebut, namun bila ternyata menyebabkan kita terhukum, kita akan mengehentikan tindakan tersebut.oleh karena itu pusat rasa ganjaran dan pusat rasa terhukum merupakan salah satu hal penting merupakan salah satu hal terpenting pada seluruh alat pengatur tubuh, hasrat, rassa enggan dan motivasi kita.

Makna Rasa Ganjaran atau Rasa Terhukum pada Proses Belajar dan Ingatan Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa semua pengalaman sensorik yang menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum hampir tidak dapat diingat sama sekali. Rekaman listrik dari otak memperlihatkan bahwa stimulus sensorik yang baru saja dirasakan hammpir selalu merangsang beragam area di korteks serebri. Namun, bila pengalaman sensorik tidak menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum, pengulangan stimulus yang terus menerus cenderung memadamkan seluruh respon kortikal serebri. Yaitu, hewan tersebut menjadi

terhabituasi terhadap stimulus

sensorik spesifik tersebut dan selanjutnya mengabaikannya.bila stimulus ternata meniumbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum bukan sikap acuh tak acuh, dengan rangsang berulang-ulang, respon kortikal serebri justru semakin kuat, dan respon itu timbul jejak ingatan yang kuat terhadpa sensasi ganjaran atau sensasi terhukum, namun sebaliknya, membentuk rasa terbiasa terhadap berbagai stimulus sensorik. Jadi pusat-pusat rasa ganjaran dan rasa terhukum di sitem limbilk sangat berperan untuk menyaring informasi-informasi yang telah kita pelajari, biasnya

23

menyingkirkan lebih dari 99 persen dan memlilih kurang dari 1 persen untuk disimpan.

Pengaruh Genetik dan Lingkungan Terhadap Perilaku 

Bagaimana pengaruh gen dan lingkungan terhadap perilaku sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui, hal ini dikarenakan pengetahuan mengenai gen dan kekompleksan gen itu sendiri.



Gen merupakan factor structural penyusun tubuh dan perilaku manusia. Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang akan membentuk perilaku seseorang (ciri-ciri behavioral).



Gen memiliki kontribusi dalam pemilihan lingkungan yang cocok bagi suatu individu



Peran gen dalam menentukan perilaku dapat diabaikan, akan tetapi mutasi pada suatu gen tertentu dapat memiliki efek yang signifikan, contohnya pada syndrome down.



Karakter gen:  Satu gen menghasilkan lebih dari satu jenis protein  Terjadi overlapping (tumpang-tindih) fungsi antar gen  Terdapat interaksi antar gen, yaitu produk suatu gen penting untuk fungsi normal gen lainnya  Ekspresi suatu gen sangat dipengaruhi banyak factor, tetapi belum diketahui sepenuhnya. Salah satu factor tersebut adalah hormone.



Gen menentukan perilaku seseorang melalui protein-protein yang dihasilkannya (neurotransmitter, reseptor, dan hormone), yang selanjutnya akan mempengaruhi pusat emosi (hipotalamus, amigdala)



Lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku manusia digolongkan menjadi:  Lingkungan prenatal. Bahkan anak kembarpun memiliki lingkungan prenatal yang berbeda.  Pengalaman dan perkembangan otak. Pengalaman membantu pertumbuhan dan pengkoneksian neuron-neuron di otak.  Orang tua dan teman sepermainan. Teman memiliki pengaruh yang lebih besar pada individu, tetapi orang tua dapat mempengaruhi individu untuk memilih teman.  Budaya dan agama. 24



Interaksi antara gen dan lingkungan: lingkungan dapat menekan atau menguatkan ekspresi suatu gen.

2.10 Kasus Skenario Terjadi pada scenario: Pasien bernama Roger berusia 56 tahun menderita penyakit Herpes simplex ensefalitis dengan tanda terjadinya difungsi serebral akut, subakut. Pasien juga mengalami koma, dimana terjadinya suatu keadaan kesadaran menurun pada derajat yang rendah Selain itu pasien juga mengalami Amnesia, Anosmia dan Ageusia. Amnesia terjadi karena hilangnya daya ingat. Anosmia terjadi disebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman, karena terjadi gangguan di amygdale dan Ageusia hilangnya kemampuan indera pengecap, yang terjadi juga disebabkan karena adanya gangguan pada struktur amygdala. Dalam kasus tersebut Pasien juga terus lapar hal itu terjadi karena adanya gangguan di ventromedial hipotalamus. Dari kasus tersebut diketahui Pasien yang dulunya pendiem berubah jadi orang yang bisa bergaul, tapi tidak bisa mengontrol bicaranya hal itu terjadi karena adanya gangguan di amygdala.

25

Kesimpulan

Sistem limbik merupakan suatu bagian dari otak yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Sistem limbic terdiri dari nukleus-nukleus dengan hipotalamus sebagai pusatnya. Sistem limbik terkoordinasi dengan baik dari mulai input hingga respon emosi sebagai output dan dalam proses tersebut melibatkan sistem saraf pusat, neurohormonal, sistem saraf otonom, dan melibatkan memori atau ingatan untuk menyimpan dan menkonsolidasikan respon yang akan dicetuskan

26

Daftar Pustaka

Guyton, dan Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. Rohkamm, R., 2004. Color Atlas of Neurology 2nd Edition. New York: Thieme. Saladin, K. S., 2003. Anatomy and Physiology (The Unity of Form and Function) 3rd Edition. San Fransisco: Mc Graw-Hill Education Paulsen & Wascke. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid 1: Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. Snell, R. S (2006). Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

27

Related Documents

Ti-2-kelompok-1
May 2020 6
Ti-1-kelompok-2
May 2020 5
Kelompok 1(2).xls
November 2019 17
Ti-2-kelompok-1
May 2020 21

More Documents from "Armin"

A. B. C. D
June 2020 26
Mc Pgy New.docx
April 2020 29
Pojok Dahak.docx
December 2019 33
Tugas_pedagogik[1].doc
April 2020 28
Bab Iii.docx
April 2020 30