BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspe: gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya. Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak atau radiathul anfal. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak. Melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini, diharapkan anak tidak saja siap untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik-motorik, kognitif, sosial, dan emosi sesuai dengan tingkat usianya. Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan anak perlu diawali dengan pemahaman tentang perkembangan anak, karena perkembangan anak berbeda dengan perkembangan anak remaja atau orang dewasa. Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak memiliki dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu dibekali pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak. Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada anak yang dibinanya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan? 2. Bagaimana karakteristik individu yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan fase perkembangan? 3. Bagaimana fase-fase perkembangan? 4. Apa saja karakteristik perkembangan peserta didik? 5. Apa saja kebutuhan peserta didik? C. Tujuan 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik 2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan 3. Untuk mengetahui karateristik individu yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan fase perkembangan 4. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan 5. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan peserta didik 6. Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Perkembangan
adalah
perubahan
yang
progesif
dan
kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu: Perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.” Menurut F.J Monks, dkk (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat berputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemaksaan dan belajar.” Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk atau tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
B. Karakteristik Individu yang di Pengaruhi oleh Faktor Genetis dan Fase Perkembangan Para ahli perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Harris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis. Karakteristik tersebut akan nampak pada sifat-sifat fisik (warna kulit, mata, wajah, postur badan) temperamen, kepribadian normal maupun kepribadian yang abnormal. Mekanisme penurunan sifat-sifat kepribadian terjadi melalui unsur alel yang bekerja pada masa fertilisasi. 1. Sifat-sifat fisik, yang dapat diturunkan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun anak kembar. 2. Inteligensi, kecerdasan yang dimiliki oleh orang tua akan dapat menurun pada anak-anak yang dilahirkannya. J.J Rousseau yang mengatakan bahwa anak yang cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas. 3. Kepribadian, setiap orang memiliki kepribadian yang unik, khas dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tak seorang pun dapat memiliki karakteristik yang sama persis walaupun mereka merupakan anak-anak kembar. Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang mempengaruhi pola perilaku individu dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindzay & Campbell, 1998). Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. C. Fase-Fase Perkembangan Fase perkembangan maksudnya adalah penahapan atau periodisasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun masing-masing anak mempunyai masa pekembangan yang
berlainan satu sama lain, apabila dipandang secara umum ternyata terdapat tandatanda atau ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara anak yang satu dengan yang lainnya. Atas dasar kesamaan-kesamaan dalam suatu periode inilah maka para ahli mengadakan fase-fase perkembangan anak. Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak berarti bahwa antara fase yang satu terpisah secara deskrit dengan fase yang lain, akan tetapi hanya sekedar untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan mengenai perkembangan anak-anak. Berdasarkan hasil-hasil penelitian para ahli terlihat bahwa dasar yang digunakan untuk mengadakan periodisasi perkembangan anak ternyata berbeda satu sama lain. 1) Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis Titik berat pembagian fase-fase perkembangan ini didasarkan pada gejalagejala perubahan fisik anak atau didasarkan atas proses biologis tertentu. Periodisasi perkembangan seperti ini diantaranya dikemukakan oleh: -
Aristoteles
Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, dimana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu: (1) Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi. (2) Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjarkelenjar kelamin. (3) Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (1421) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa. -
Elizabeth B. Hurlock
Elizabeth B. Hurlock membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas 5 fase, yaitu: (1) Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi samapi proses kelahiran, lebih kurang 280 hari. (2) Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
(3) Fase babyhood (bayi), mulai masa 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun. (4) Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas. (5) Fase adolescence (remaja), mulai usia 11-13 tahun sampai usia 21 tahun. 2) Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya disekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah: (1) 0-6 tahun=sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indera dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya dilingkungan rumah tangga. (2) 6-12 tahun=sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula). (3) 12-18 tahun=sekolah bahasa latin, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini mulai diajarkan bahasa latin sebagai bahasa asing. (4) 18-24 tahun=sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi. 3) Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Salah satunya yang dikemukakan oleh Oswald Kroch. Ciri-ciri psikologis yang dgiunakan Oswald Kroch, yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman guncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala”. Tahap ini menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman individu yang digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya.
D. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik 1. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini a. Karakteristik Umum Anak Usia dini Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya. Begitu pentingnya masa usia dini ini, sampai-sampai Sigmund Freud berpendapat bahwa “Child is father of man” (anak adalah ayah dari manusia), artinya masa anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang. Secara umum, masa ini memiliki karakteristik atau sifat-sifat sebagai berikut: (M. Solehudin dan
Ihat Hatimah dalam M. Ali (Ed.), 2007: 1097-1098).
1) Unik artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing. Mesipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lainnya. 2) Egosentris anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak, sesuatu itu akan penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya. 3) Aktif dan energik, anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang. 4) Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung banyak memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhaap halhal yang baru. 5) Eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru.
6) Spontan, perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. 7) Senang dan kaya dengan fantasi, anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang terhadap cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. Kadang-kadang ia juga daapat bercerita melebihi pengalaman aktualnya atau kadang-kadang bertanya tentang hal-hal yang gaib sekalipun. b. Perkembanan Kognitif Anak Usia Dini Terkait dengan perkembangan kognitif anak usia dini, Piaget berpendapat bahwa anak berada pada tahap atau periode “Praoperasional”, yang deskripsi kemampuannya adalah sebagai berikut. 1) Mampu berpikir dengan menggunakan simbol. 2) Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsinya. 3) Berpikirnya masih kaku belum fleksibel. 4) Dapat mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu dimensi. 5) Diakatakan juga bahwa cara berpiirnya masih egocentrism. c. Beberapa Upaya Memfasilitasi Perkembangan Anak Usia Dini Ada beberapa upaya yang diperhatikan atau dilakukan oleh orang tua atau guru dalam rangka membimbing atau memfasilitasi perkembangan potensi anak secara optimal. Upaya-upaya itu adalah sebagai berikut: 1. Fisik a) Mengembangkan pemahaman dan sikap positif terhadap kondisi fisiknya. b) Menyediakan sarana untuk bermain atau berolahraga. c) Melatih olahraga dan keterampilan. d) Mejelaskan bagian-bagian dan fungsi tubuh. e) Menjelaskan keterbatasan tubuh. f) Mengembanagkan kebiasan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan tubuh. 2. Intelektual (Kecerdasan)
a) Memberi contoh atau mendorong anak untuk gemar membaca. b) Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak dengan berbagai informasi yang berada dalam lingkungannya. c) Mengenalkan angka, huruf, dan bangun geometri. d) Melatih anak untuk belajar berpikir sebab akibat. e) Membiasakan untuk berani mengungkapkan ide/gagasan untk mengajukan pertanyaan. f) Melatih problem solving. g) Mendorong kemandiriaqn anak untuk melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri. h) Mengembangkan kemampuan imajinatif/daya cipta anak. 3. Emosi a) Menciptakan suasana emosional yang kondusif baik dirumah maupun di sekolah. b) Membicarakan tentang perasaan-perasaan, baik diri sendiri maupun orang lain. c) Membicaarkan tentang cara menyalurkan keinginan tanpa mengganggu perasaan orang lain. d) Mengembangkan sikap dan kebiasaan saling menyayangi dengan teman. 4. Sosial a) Menyusun tata tertib. b) Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk mentaati tata tertib dan menjelaskan alasan penerapannya. c) Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk saling menghormati, menolong, dan menjalin persahabatan (silaturahim). 5. Kesadaran Beragama a) Memberikan contoh teladan dalam mengamalkan ajaran agama. b) Mengenalkan rukun iman dan islam. c) Mengenalkan kekuasaan Allah melalui alam ciptaannya. d) Mengajarkan cara berwudhu. e) Mengajarkan bacaan dan gerakan sholat.
2. Karkterisitk Perkembangan Anak Usia Sekolah a. Perkembangan Fisik-Mototrik Seiring dengan pertumbuhan fisiknya
yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan minatnya. Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar. b. Perkembangan Intelektual Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (calistung). Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan: 1) Mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama. 2) Menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. 3) Memecahkan masalah yang sederhana.
c. Perkembangan Bahasa Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakan sebagai alat untuk untuk: 1) Berkomunikasi secara baik dengan orang lain. 2) Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya. 3) Memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya. d. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi
oleh orang lain. Oleh karena itu dia mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). e. Perkembangan Sosial Maksud perkembangan sosial ini adalah pencaaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas. f. Perkembangan Kesadaran Beragama Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1) Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian. 2) Pandangan dan paham keTuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikatorindikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungannya. 3) Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral. Sampai kira-kira usia 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran beragamanya hanya merupakan hasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungannya. Oleh karena itu, pengalaman ibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi kesadaran. Pada usia 10 tahun ke atas, semakin bertambah kesadaran anak akan fungsi agama baginya, yaitru berfungsi moral dan sosial. Anak mulai dapat menerima bahwa nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-nilai pribadi atau nilai-nilai keluarga. 3. Karakteristik Pekembangan Remaja a. Makna Masa Remaja Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan yang pesat
dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik. Secara harfiyah pubertas berasal dari bahasa latin pubescence (yang berarti “to grow hairy”), yang berarti tumbuhnya bulu-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin, ketiak, dan wajah. Secara istilah, kata pubertas berarti proses pencapaian kematangan seksual dan kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja disebut juga adolescere, yang dalam bahasa latin yang berarti “to grow into adulthood”. Adolesen merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial.
b. Karakteristik Setiap Aspek Perkembangan 1) Perubahan Fisik Masa remaja yang diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Perubahan fisik pada remaja pria meliputi (a) membesarnya ukuran penis buah pelir, (b) tumbuhnya bulu kapuk di sekitar kemaluan,ketiak, dan di wajah ; (c) perubaan suara “ngagoronggong”); dan (d) terjadinya ejakulasi pertama, biasanya melalui mestrubasi/onani atau “wet dream” (mimoi basah). Sementara perubahan fisik pada remaja wanita ditandai dengan (a) menstrubasi pertama (manarche); (b) mulai membesar payudara; (c) tumbuhnya bulu kapuk di sekitar ketiak, dan kelamin; (d) membesar/melebarnya ukuran pinggul. Puncak perubahan fisik masa pubertas adalah pada usia sekitar 11,5 tahun bagi remaja wanita, dan usia 13,5 tahun bagi remaja pria. Aspek hormonal yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja adalah kelenjar endoktrin (endoctrine glands), yang melibatkan interaksi antara kelenjar hypothalamus (sebuah struktur dalam porsi otak yang paling tinggi yang memonitor makan, minum, dan seks), kelenjar pituitary (kelenjar endoktrin yang penting untuk mengotrol pertumbuhan dan regulasi kelenjar lainnya), dan gonads (kelenjar seks, yaitu testi pada pria dan ovaries pada wanita). 2) Perkembangan kognitif Menurut Jean
Piaget, perkembangan kognitif remaja berada pada tahap
“formal operation stage”, yaitu tahap ke empat atau terakhir dari tahapan
perkembangan kognitif. Tahapan berfikir formal ini terdiri atas dua sub periode (broughton dalam john w. Santrock, 2010: 97, yaitu: a. Eary formal operatioanal thought, yaitu kemampuan remaja untuk berfikir dengan cara-cara haipotetik yang menghasilkan pikiran pikiran sukarela (bebas) tentang berbagai kemungkinan yang terbatas. Dalam periode awal ini, remaja mempersepsi dunia sangat bersifat subjektif dan idealistik. b. Late formal operational thought, yaitu remaja mulai menguji pikiran yang berlawanan dengan pengalamannya, dan mengembalikan keseimbangan intelektualnya, memalui akomodasi (penyesuaian terhadap informasi atau hal baru), remaja mulai dapat menyesuaikan terhadap bencana atau kondisi pancaroba yang telah dialaminya. 3) Perkembangan Identitas Diri (Self-identity) Untuk memfasilitasi perkembangan identitas diri remaja yang sehat, dan mencegah terjadinya kebingungan identitas, maka pihak orang tua di lingkungan keluarga, guru di lingkungan sekolah, dan orang dewasa lainnya di lingkungan masyarakat hendaknya melakukan hal-hal berikut: a. Memberi contoh atau teladan tentan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan peranannya masing-masing. b. Menciptakan iklim kehidupan social yang harmonis, jauh dari gejolak atau konflik. c. Menciptakan lingkungan hidup yang bersih, tertib, sehat dan indah. d. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk berpendapat, mengajukan gagasan, atau berdialog. e. Memfasilitasi remaja untuk mewujudkan aktivitasnya, baik dalama bidang olahraga, seni, maupun bidang keilmuan. f. Memberikan informasi kepada remaja tentang orang-orang sukses, dan bagaimana proses mencapai kesuksesannya tersebut. g. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan karakter atau nilai-nilai akhlak mulia. h. Memberi contoh dalam bersikap dan berperilaku yang terkait dengan nilainilai budaya cinta tanah air, patriotism, dan nasionalisme.
4) Perkembangan Emosi Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering mengalami emosi yang negatif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah. Terdapat beberapa kompetensi emosi yang penting bagi remaja, dan perlu dikembangkan, yaitu sebagai berikut kompetensi emosi: (Saami 1999 dalam Santrock, 2010). a. Menyadari bahwa pengungkapan (ekspresi) emosi memainkan peranan penting
dalam
berhubungan
sosial.
Contoh:
mengetahui
bahwa
mengekspresikan rasa marah kepada teman dapat merusak persahabatan. b. Kemampuan mengatasi emosi yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan dapat mengurangi intensitas dan durasi kondisi emosi. Contoh: mengurangi rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat melupakan emosi tersebut. c. Menyadari kondisi emosi sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut. Contoh: membedakan antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut. 5) Perkembangan Kepribadian Pengkajian tentang ciri-ciri atau karakteristik kepribadian telah lama dibicarakan, namun baru-baru ini para peneliti memfokuskan kajiannya kepada lima factor besar kepribadian, yaitu keterbukaan terhadap pengalaman (openness to
experience),
kesadaran
(conscientiousness),
ekstraversi
(extraversion),
agreeableness, dan neurotis (neuroticism atau emotional stability), kelima faktor tersebut disingkat ke dalam akronim OCEAN. 6) Perkembangan Kesadaran Beragama Masa remaja sebagai segmen dari siklus kehidupan manusia, menurut agama merupakan masa starting point pemberlakuan hokum syar’i (wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah) bagi seorang insan yang sudah baligh (mukallaf). Oleh karena itu, remaja sudah seharusnya melaksanakan nilai-nilai atau ajaran agama dalam kehidupannya.
4. Karakteristik Perkembangan Masa Dewasa Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan individu setelah masa remaja. Pengertian masa dewasa ini dapat dihampiri dari sisi biologis, psikologis, dan pedagogis (moral-spiritual). 1. Periode Perkembangan Masa Dewasa a. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood=18/20-40 Tahun) Masa ini terentang sejak tercapainya kematangan secara hokum (sekitar usia 18/20 tahun) sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan fisik yang prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population). b. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40 – 60 Tahun) Pada usia ini, aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra, seperti tidak sedikit orang yang menggunakan kaca mata untuk membaca, atau mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang sebelumnya tidak teralami (seperti rematik, atau asam urat). c. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua (Old Age = 60 – Mati) Masa ini ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan psikis. Pada usia ini pula (yang pada umumnya dialami oleh mereka yang tingkat pendidikannya rendah) seseorang dimungkinkan akan mengalami masa pikun, masa kembali ke usia kanak-kanak, yang bersifat dependent (tergantung) pada orang lain. 2. Aspek-Aspek Perkembangan Dewasa Awal a. Perkembangan fisik, Perkembangan fisik pada fase usia dewasa awal menunjukkan bahwa pada satu sisi merupakan puncaknya, tetapi pada sisi lain adalah kecenderungan penurunan periode ini sehingga fase usia dewasa awal dikatakan sebagai puncak dan penurunan perkembangan individu secara fisik. b. Perkembangan Seksualitas, membahas tentang perkembangan seksualitas, adalah berbicara tentang sikap dan perilaku seksual pada individu sebagai kodrat dan dampak dari perubahan-perubahan hormone yang terjadi.
c. Perkembangan kognitif, dikemukakan oleh Schaie (1977) bahwa tahaptahap kognitif Piaget menggambarkan peningkatan efisiensi dalam perolehan informasi yang baru. d. Perkembangan karier, ketika individu memasuki dunia pekerjaan untuk pertama kalinya, kecenderungan dihadapkan kepada masalah dan kondisi yang tidak mereka antipasti sebelumnya. e. Perkembangan sosio-emosional, kondisi perkembangan sosio-emosional pada fase usia sebelumnya cenderung sangat terkait dan memengaruhinya. Dalam menjalin hubungan sosial dengan lingkungannya, mengarah pada hubungan dan niat untuk mempertahankan dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan bersama melalui pernikahan dan hidup berkeluarga. E. Kebutuhan Peserta Didik 1. Teori Kebutuhan Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa kekurangan, ketidaksempurnaan yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan perkataan lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat individu bersangkutan melakukan suatu tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Menurut Maslow, manusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan. Manusia sebagimana dilukiskan oleh Maslow adalah makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut pemuasan. Hal ini berlangsung terus menerus sepanjang tentang kehidupan manusia (Jerry & Phares, 1987). Teori tentang kebutuhan lain yang dikenal cukup luas adalah teori yang diajukan oleh Mc Clelland. Dalam teorinya, Mc Clelland membedakan jenis kebutuhan manusia yaitu:
1) Kebutuhan untuk berprestasi yaitu kebutuhan untuk bersaing atau melampaui standar pribadi. Kebutuhan ini merupakan suatu motif yang mendorong seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar keunggulan, baik berupa prestasi orang lain maupun prestasi diri sendiri yang dicapai sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Mc Clelland menemukan ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi antara lain: a. Menyenangi situasi dimana ia memikul tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya. b. Menyenangi adanya umpan balik (feedback) yang cepat, nyata dan efesien atas segala perbuatannya. c. Dalam menentukan tujuan prestasinya, ia lebih memiliki resiko yang moderat daripada resiko yang kecil. d. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 2) Kebutuhan untuk berkuasa yaitu suatu kebutuhan atau kecenderungan untuk memberi kesan atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai seorang yang kuat. Ciri-ciri tingkah laku orang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa antara lain: a. Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi dimana ia terlibat b. Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau organisasi. c. Senang menjadi anggota suatu organisasi yang mencerminkan prestise. 3) Kebutuhan untuk berafiliasi yaitu suatu kecenderungan dari beberapa individu untuk mencari atau menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, tanpa memandang status, kedudukan, jabatan ataupun pekerjaan. Ciri-ciri tingkah laku dari orang yang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi antara lain: a. Lebih senang berkumpul bersama orang lain daripada sendirian
b. Sering berhubungan dengan orang lain, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, bersilaturahmi dan lain-lain. c. Lebih memperhatikan aspek hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaan daripada aspek tugas-tugas itu sendiri. 2. Kebutuhan Dasar Manusia Sebagaimana telah disebutkan diatas, dalam teori hierarki kebutuhan yang diajukan oleh Maslow disebutkan 5 jenis kebutuhan dasar secara berjenjang atau bertingkat. Kelima tingkatan kebutuhan tersebut antara lain: 1) Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan kelangsungan hidup. Kebutuhan ini antara lain berupa kebutuhan akan makan dan minum, oksigen, sandang, tempat tinggal, seks, istirahat dan lain-lain. Karena kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, maka sebelum kebutuhan ini terpenuhi orang akan berusaha menekan kebutuhan-kebutuhan lain. 2) Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan Kebutuhan akan rasa aman termasuk kebutuhan dasar yang berada pada level kedua dan muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, dan lain-lain. 3) Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afeksi atau ikatan emosional dengan orang lain, yang diaktulisasikan dalam bentuk kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan akan rasa diakui dan di ikut sertakan sebagai anggota kelompok, merasa dirinya penting, rasa setia kawan dan kerja sama. Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan sesuatu yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat.
4) Kebutuhan akan rasa harga diri Kebutuhan akan rasa harga diri ini merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam hidupnya. Kebutuhan ini mencangkup: (1) kebutuhan akan self-respect atau penghormatan/penghargaan dari diri sendiri seperti rasa percaya diri, hasrat untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian; (2) es-teem atau penghargaan dari orang lain yaitu penghargaan atas apa yang telah dilakukannya berupa pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan atau status, pangkat, nama baik, dan sebagainya. 5) Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi dirinya. Dengan perkataan lain aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk berjaung menjadi apa saja yang mampu kita raih, motif yang mendorong kita untuk mencapai potensi secara penuh dan mengekspresikan kemampuan kita yang unik. Untuk memenuhi kelima jenjang kebutuhan tersebut, Abraham Maslow membedakan motivasi manusia atas dua kategori, yaitu: 1. Motif kekurangan, yang mencakup motif untuk mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Sasaran utama dari motif ini adalah untuk mengatasi ketegangan organismik
yang dihasilkan oleh keadaan
kekurangan. Motif-motif ini menjadi penentu yang mendesak bagi tingkah laku individu. 2. Motif untuk kebutuhan atau metakebutuhan merupakan motif yang muncul apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk mengungkapkan potensi. Motif ini menuntut pemuasan dalam bentuk kesehatan psikologis yang terpelihara dan memungkinkan tercapainya perkembangan individu yang maksimal. Perkembangan individu yang maksimal dan terpeliharanya kesehatan psikologis individu dicapai oleh individu yang mengalami aktualisasi diri.
BAB III PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Observasi Karakteristik Fase Perkembangan Dan Kebutuhan PesertaDidik Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk atau tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Fase perkembangan maksdunya adalah penahapan atau periodisasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meski pun masing-masing anak mempunyai masa pekembangan yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang secara umum ternyata terdapat tandatanda atau ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara anak yang satu dengan yang lainnya. Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa kekurangan, ketidaksempurnaan yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan perkataan lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat individu bersangkutan melakukan suatu tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Dalam teori hierarki kebutuhan ini, Maslow menyebutkan 5 kebutuhan manusia yang tersusun secara hierarki. Disebut hierarki, karena pemenuhan kelima kebutuhan tersebut didasarkan atas prioritas utama. Lebih lanjut, Maslow membedakan
kelima
memenuhinya,
yaitu
pertumbuhan.
kebutuhan
manusia
kebutuhan-kebutuhan
ini
berdasarkan
dasar
dan
motif
untuk
kebutuhan
untuk
a. Tujuan Observasi 1) Mengamati proses pra-kelahiran pada usia hamil 5-7 bulan 2) Mengamati perkembangan fisik peserta didik usia 6-12 tahun 3) Mengamati perkembangan anak usia 0-5 tahun b. Manfaat Observasi 1) Mengetahui kebutuhan yang diperlukan pada proses pra-kelahiran pada usia hamil 5-7 bulan 2) Mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar 3) Mengrtahui apakah siswa SD yang diamati sesuai dengan teori yang mengupas perkembangan anak SD Mengetahui karakteristik dan perkembangan anak usia 0-5 tahun 2. Interview -
Pertanyaan pra-kelahiran usia hamil 5-7 bulan
Nama
: Santi Kusmayanti
Umur
: 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Pertanyaan
:
1. Hamil anak keberapa? Jawab: Kehamilan anak ke 3 2. Apakah ada perbedaan hamil saat ini dengan masa kehamilan sebelumnya? Jawab: Perbedaanya hanya saat ngidam saja 3. Apakah ada kesulitan dimasa kehamilan ini ? Jawab: Tidak ada 4. Nutrisi apa saja yang diperlukan untuk masa kehamilan saat ini ? Jawab: buah dan sayur, vitamin dan susu untuk ibu hamil 5. Apakah kehamilan saat ini rajin olahraga ? Jawab: Ya, olahraga seperti jalan kaki setiap pagi hari 6. Apakah sudah mengetahui jenis kelamin pada janin ? Jawab: Sudah, jenis kelaminnya adalah perempuan 7. Sudah berapa kali cek rutin kandungan dalam sebulan ? Jawab: Setiap satu bulan sekali cek rutin kandungan
8. Bagaimana hasil dari pemeriksaan cek rutin tersebut ? Jawab: Hasil dari cek rutin tersebut adalah janin pada kandungan baik-baik saja, janinnya sehat, dan normal. 9. Apakah sudah mempersiapkan untuk kelahiran nanti ? Jawab: Sudah 10. Biasanya apa saja yang harus dipersiapkan dimulai dari sekarang ? Jawab: Peralatan bayi dan tempat bersalin nanti 11. Apakah ada keinginan untuk memiliki keturunan lagi ? Jawab: Untuk saat ini tidak ada keinginan memiliki keturunan -
Pertanyaan perkembangan anak usia 0-5 tahun
Nama
: Nining ( Ibu kandung dari Revandra)
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Pertanyaan
:
1. Apakah respon yang ditunjukan sangat aktif atau sedikit pasif dalam merespon suatu objek ? Jawab: Responnya sangataktif karena termasuk tipikal anak yang aktif dan suka menerima hal-hal baru. 2. Apakah diusia sekarang ini, rasa ingin tahunya untuk bereksplorasi dengan lingkungannya sangat tinggi? Jawab: Ya respon yang ditunjukan sangat tinggi dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya. 3. Apakah kenaikan berat badan terjadi setiap bulan ? Jawab: Ya, setiap bulan naik 4. Pada usia berapa terjadinya pertumbuhan gigi ? Jawab: Pada usia 6 bulan 5. Apa saja hal-hal yang sering ditiru oleh anak ? Jawab: Hal-hal yang sering ditiru yaitu meniru tingkah laku orang dewasa seperti yang dilakukan oleh orang tuanya atau orang terdekatnya. 6. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kemampuan berbicara ?
Jawab: Kosa kata yang digunakan sudah cukup banyak namun dalam pelafalannya belum begitu fasih, seperti kata mamah, bapa, teteh, makan dan lainnya. 7. Apakah anak ibu lebih suka aktivitas untuk bermain atau hanya diam di rumah ? Jawab: lebih suka bermain diluar ruangan dan suka bereksplorasi dengan lingkungannya 8. Pada usia berapa anak sudah bisa berjalan ? Jawab: Usia 15 bulan 9. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh anak ? Jawab: Makan buah dan sayur, vitamin, dan susu formula sebagai pengganti ASI 10. Apakah diusia saat ini, anak sudah bisa makan sendiri? Jawab: Ya, karena memang sudah seharusnya mengajak anak untuk makan sendiri walaupun masih berantakan 11. Berapa bulan sekali untuk mengikuti imunisasi? Jawab: Setiap 3 bulan sekali -
Pertanyaan perkembangan anak usia sekolah dasar 6-12 tahun
Nama
: Lolita Rianto
Umur
: 11 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Pertanyaan
:
1. Apakah kamu lebih suka pembelajaran menggunakan permainan atau belajar biasa ? Jawab: Lebih suka menggunakan permainan karena lebih menarik dan tidak mudah bosan 2. Apakah kamu senang berolahraga ? Jawab: Ya karena dapat menyehatkan tubuh 3. Olahraga apa yang kamu sukai ? Jawab: Bermain bola kasti 4. Jika belajar lebih suka belajar kelompok atau mandiri? Jawab: lebih suka belajar kelompok karena dapat bertukar pikiran dengan teman 5. Apakah kamu lebih suka menulis atau menggambar?
Jawab: Lebih suka menggambar karena hobi 6. Jika berteman apakah pilih-pilih dalam berteman ? Jawab: tidak, berteman boleh dengan siapapun 7. Karakter kamu itu seperti apa? Jawab: Cerewet dan tegas apabila ada teman yang berbuat salah 8. Apa yang kamu lakukan saat temanmu bertengkar? Jawab: Menegur dan merelainya agar jangan bertengkar 3. Dokumentasi
6 bulan - Pra Kelahiran
pra-kelahiran usia hamil 5-7 bulan
anak usia sekolah dasar 6-12 tahun
B. Hasil Penelitian C. Pra-kelahiran usia hamil 5-7 bulan Periode pra-kelahiran adalah periode yang pertama dilalui oleh setiap individu dan yang paling singkat dari periode sebelumnya. Periode ini mulai saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran yang berlangsung 9 bulan. Dari hasil observasi yang saya lakukan, pada proses pra-kelahiran usia hamil 57 bulan ini yaitu ibu santi ini mengalami masa ngidam yang berbeda dari masa kehamilan sebelumnya. Tidak ada kesulitan pada kehamilan sekarang, nutrisi yang dibutuhkan sama saja seperti masa kehamilan sebelumnya yaitu mengkonsumsi buah dan sayur, minum vitamin dan minum susu untuk ibu hamil. Yang dipersiapkan bukan hanya mental saja namun peralatan bayi serta tempat
untuk bersalin juga dipersiapkan. Dalam melakukan cek kandungan setiap satu bulan sekali untuk memastikan janin nya tetap sehat dan baik-baik saja. D. Perkembangan anak usia 0-5 tahun Dari hasil observasi yang saya lakukan, pada perkembangan anak usia 0-5 tahun ini yang terjadi adalah tumbuh kembang anak sedang berkembang baik dari segi fisik, sosial, bahasa, motorik, dan lainnya. Dari yang saya amati, revandra ini termasuk anak yang hyper aktif karena dia lebih senang bergerak aktif dan melakukan aktifitas bermain. Selain itu pada masa usia ini, anak sering menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa seperti halnya yang dilakukan oleh orang tuanya ataupun orang disekitarnya. Pemilihan bahasa juga penting diajarkan agar tidak meniru bahasa yang kurang baik, pada masa ini bahasa atau kosa kata yang dikuasai belum terlalu banyak namun dalam pelafalannya memang masih belum fasih maka harus ada bimbingan dari orang tuanya. Nutrisi juga harus seimbang agar perkembangannya tidak terhambat. E. Perkembangan anak usia sekolah dasar 6-12 tahun Dari hasil observasi yang saya lakukan, pada perkembangan ini anak suadah mulai menguasai keterampilan fisik yang
diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik, sudah bisa membina hidup sehat, sudah bisa belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok, dan sudah mengetahui bakat atau hobi mereka masingmasing.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk atau tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Fase perkembangan maksudnya adalah penahapan atau periodisasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan muncul ketika seseorang merasa kekurangan, ketidaksempurnaan yang dapat merusak kesejahteraannya. Dengan perkataan lain, kebutuhan muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga membuat individu bersangkutan melakukan suatu tindakan, tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, dan tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. B. SARAN Dalam pemaparan dan kajian makalah mengenai karakteristik fase perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Tentunya kita dapat memahami tentang karakteristik fase perkembangan peserta didik dan kebutuhan peserta didik. Disamping itu, dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan, maka perlu kiranya saran dan kritik untuk makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Drs. Agoes Dariyo, Psi. 2007. Psikologi Perkembangan. (Jakarta:PT Refika Aditama). Drs. H Abu Ahmadi. 2005. Psikologi Perkembangan. (Jakarta:PT Rineka Cipta). Dra. Desmita, M.Si. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA). Syamsu Yusuf L.N. 2011. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta:PT Raja Grafindo).
LAMPIRAN