Kelompok 1: Hakikat Bahasa, Sejarah Bahasa Indonesia Dan Kedududkan Bahasa Indonesia

  • Uploaded by: Hilmi Kamilia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 1: Hakikat Bahasa, Sejarah Bahasa Indonesia Dan Kedududkan Bahasa Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 706
  • Pages: 16
KELOMPOK 1 HAKIKAT BAHASA, SEJARAH BAHASA INDONESIA DAN KEDUDUDKAN BAHASA INDONESIA

1. ALIF WALHUDA 2. AMIR MAHMUD 3. ADITYA NUGROHO 4. AGUNG TRI YULIANTO 5. ASRI RAHMA 6. APRILIYA

HAKIKAT BAHASA Hakikat bahasa adalah dasar (intisari) atau kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya) dari sistem lambang bunyi tersebut. Berikut beberapa hakikat bahasa:

1. 2. 3. 4. 5.

Dinamis Unik Universal Produktif Konvensional

6. 7. 8. 9.

Arbitrer Bermakna Bunyi Lambang

SEJARAH BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya satu hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, bersamaan dengan mulai berlakunya Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945. Ragam yang dipakai sebagai dasar bagi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Kedudukan Bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu :  Kedudukan

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan  Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL YAITU:  Bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional,dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir-bulir Sumpah Pemuda serta masih digunakannya bahasa Indonesia sampai saat ini.  Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa karena di Indonesia sendiri memiliki ras,suku,agama,budaya dan adat istiadat yang berbeda.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA YAITU: 

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.



Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.



Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.



Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

SEKIAN TERIMAKASIH

Dinamis Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tak disertai oleh bahasa. Bahkan dalam bermimpi pun manusia menggunakan bahasa.

Unik Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa itu unik, maksudnya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat atau sistem-sistem lainnya.

Universal Selain bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal itu tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.

Produktif Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktifadalah “banyak hasilnya”, atau lebih tepat “terus menerus menghasilkan”. Bahasa itu produktif, maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.

Konvensional Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa suatu lambang digunakan untuk mewakili konsep yang dilambangkannya.

Arbitrer Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubahubah, tidak tetap, manasuka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Umpamanya, antara [kuda] dengan yang dilambangkannya, yaitu “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai”. Kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda], bukan [aduk] atau [akud].

Bermakna Dari tulisan sebelumnya sudah dibicarakan bahwa bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau pikiran, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.

Bunyi Kata bunyi sering sukar dibedakan dengan suara, sudah biasa kita dengar dalam kehidupan seharihari. Secara teknis, menurut Kridalaksana, bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi itu bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.

Lambang Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan segala seluk-beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.

Related Documents


More Documents from ""