Kelompok 1 Evaluasi Pembelajaran Sejarah.docx

  • Uploaded by: Arya Denika
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 1 Evaluasi Pembelajaran Sejarah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,998
  • Pages: 11
EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH MENGANALISIS KONSEP DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

OLEH :

KELOMPOK 1 NAMA ANGGOTA : ARIF ADE SETIAWAN

(06041281621023)

NADIA MAULINDA

(06041281621021)

DOSEN PENGAMPU: Dr. HUDAIDAH, M.Pd.

PEDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018

Pembahasan : Menganalisis Konsep Dasar, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran Sejarah

A. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation; dalam bahasa Arab : al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab: al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) : Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian : suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. (Sudijono, 2006 :1) Menurut Cross dalam Sukardi(2008:1), Evaluation is a process which determines the extent to which objectives have been achieved. Yang artinya Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Dan menurut Carl H. Whiterington dalam Arifin(2011:5) “an evaluation is a declaration that something has or does not have value.” Pendapat ini menegaskan pentingnya nilai (value) dalam evaluasi. Padahal dalam evaluasi bukan hanya berkaitan dengan nilai, tetapi juga arti atau makna. Sebagaimana dikemukakan Guba dan Lincoln dalam Arifin(2011:5), bahwa evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and worth”. Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan

Gilbert Sax dalam Arifin(2011:5) bahwa “evaluation is a process through which a value judgement or decision is made from a variety of observations and from the background and training of the evaluator”. Dari beberapa pengertian mengenai evaluasi, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu: 1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti adalah evaluasi. 2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualtas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. 3. Evaluasi harus ada pertimbangan (judgement). Tanpa pemberian pertimbangan suatu kegiatan tidak termasuk kedalam kategori evaluasi. 4. Pemberian pertimbangan tentang suatu nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. (Arifin, 2011:5) Dan istilah evaluasi dalam pendidikan memiliki peran yang penting. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. (Sukardi, 2008:1) Selain itu, berbicara mengenai istilah evaluasi pendidikan, karena luasnya pembahasan mengenai evaluasi pendidikan, maka Lembaga Administrasi Negara

mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan dimana dikhususkan untuk penilaian di sekolah saja sebagai berikut : Evaluasi Pendidikan adalah : (1) Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan; (2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan. (Sudijono, 2006:2) Menurut Depdiknas, 2001 dalam Jihad dan Haris (2013:54), Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Hal ini berarti penilaian tidak hanya untuk mencapai target sesaat atau satu aspek saja, melainkan menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Karena itu Grondlund dalam Jihad dan Haris (2013:54) menyatakan penilaian sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisaan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan. Untuk dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan penilaian. (Arikunto, 1987 (dalam Asep Jihad 54). Dan menurut Zainul dalam Jihad dan Haris (2013:55) menyatakan pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas. Dengan demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement. Judgement merupakan tema penilaian yang mengaplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi

tertentu. Atas dasar itu, maka dalam penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada judgement. (Jihad dan Haris, 2013:55) B. Tujuan Evaluasi Pendidikan Menurut Sudijono (2006:16-17) tujuan evaluasi pendidikan ada dua, yaitu : a. Tujuan umum -

Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

-

Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

b. Tujuan khusus -

Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

-

Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

Dan menurut Sukardi (2008:9-10), minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar. Keenam tujuan evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Menilai ketercapaian (attainment) tujuan 2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi 3. Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui 4. Memotivasi belajar siswa

5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling 6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan bersifat khusus. Jika tujuan tersebut masih bersifat umum, maka tujuan tersebut harus diperinci lagi agar menjadi khusus, sehigga dapat menuntun guru untuk menyusun soal atau mengembangkan instrument lainnya. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Yang pertama melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Yang kedua melakukan perincian proses mental yang akan dievaluasi. (Arifin, 2011:13-14) Jika ingin melakukan kegiatan evaluasi maka harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dan fungsi evaluasi, jika tidak mengetahui hal tersebut akan mengalami kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Tujuan evaluasi itu sendiri adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang, tujuan materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Evaluasi juga banyak digunakan untuk berbagai bidang kegiatan, antara lain dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan, supervisi, seleksi, dan pembelajaran. Dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan, evaluasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, sehingga dapat diberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya. Dalam bidang supervise, evaluasi digunakan untuk menentukan keadaan situasi pendidikan atau pembelajaran, sehingga dapat diusahakan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dalam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai peserta didik untuk jenis pekerjaan, jabatan atau pendidikan tertentu. (Arifin, 2011:14) C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Menurut Scriven dalam Arifin (2011:16) fungsi evaluasi dapat dibedakan dengan 2 macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan

apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai. Menurut Daryanto (2012:14-16)), evaluasi pendidikan ada beberapa hal : a. Evaluasi berfungsi selektif Dengan cara mengadakan evaluasi, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu mempunyai berbagai tujuan, antara lain : -

Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu

-

Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya

-

Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa

-

Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya

b. Evaluasi berfungsi diagnostik Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan Evaluasi ini berfungsi untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. d. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. (Sudijono, 2006:7-8) Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi,yaitu: segi psikologis, segi didaktik, dan segi administratif. Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin ke pada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masng-masing di tengah kelompok atau kelasnya. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kapastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya. (Sudijono, 2006:10-11) Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat memberikan dorongan atau motivasi kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya. Sedangkan bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan setidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu : 1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha atau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didiknya 2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya 3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik 4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya

5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh mana program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidaknya memiliki 3 macam fungsi, yaitu : 1. Memberikan laporan 2. Memberikan bahan-bahan keterangan atau data 3. Memberikan gambaran

(Sudijono, 2006:11-14)

Menurut Nana Sudjana dalam Mahirah (2017:203)menjelaskan bahwa, evaluasi berfungsi sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapatlah diketahui bahwa tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tersebut baik atau tidak baik. 2. Untuk mengetahui keaktifan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Rendahnya capaian hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semata-mata disebabkan oleh ketidakmampuan siswa itu sendiri. Tetapi boleh jadi karena guru yang kurang bagus dalam mengajar. Dengan penilaian yang dilakukan akan dapat diketahui apakah hasil belajar itu karena kemampuan siswa atau juga karena factor guru, selain itu dengan penilaian tersebut dapat menilai guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan dalam memperbaiki tindakan mengajar berikutnya.

Kesimpulan :

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang, tujuan materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Fungsi evaluasi pendidikan adalah untuk sebagai pemantau kinerja komponenkomponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan : Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Jihad, dan Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo B, Mahirah. 2017. “Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa)”. Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar. 1 (2), 263

Related Documents


More Documents from "Laylatuz Zuhriyah"

Beasiswa Bri.pdf
October 2019 27
Arya.pdf
October 2019 23
Application Status (2)
August 2019 55
S-alatoptik
April 2020 44