PENDAHULUAN Resin komposit saat ini memberikan penawaran kepada para dokter gigi dalam hal restorasi enamel dan dentin untuk meniru variasi opaq dan translusen setiap gigi. Tujuan utamanya adalah untuk memungkinkan replikasi sifat optik gabungan dari dentin dan enamel. Pada restorasi kelas III atau V yang kecil, hanya satu warna yang mungkin diperlukan, karena resin komposit relatif tembus cahaya. Namun, untuk restorasi kelas III dan IV yang lebih besar dan menyeluruh, yang tidak memiliki struktur gigi pendukung, serta relatif tembus cahaya, komposit mungkin tidak dapat menutupi warna gelap dari rongga mulut. Oleh karena itu, teknik multilayer direkomendasikan, di mana bahan yang lebih opaq ditempatkan di bawah resin komposit yang translusen dalam upaya untuk menciptakan kestetisan gigi tersebut. Klasifikasi G.V Black a. Kelas I Karies Kelas I ini berada pada bagian oklusal gigi posterior yaitu pada pits dan fissure, dari gigi premolar dan gigi molar. Sedangkan pada gigi anterior karies Kelas I ini terdapat di foramen caecum. b. Kelas II Karies pada Kelas II ini terdapat pada bagian approximal dari gigi premolar atau molar dan biasanya karies meluas sampai ke bagian oklusal. c. Kelas III Karies pada Kelas III ini terdapat pada gigi depan pada bagian approximal, akan tetapi karies Kelas III ini belum mencapai 1/3 incisal gigi. d. Kelas IV Karies pada Kelas IV ini merupakan lanjutan dari karies Kelas III dimana karies terjadi pada bagian approximal gigi depan dan karies telah mencapai 1/3 incisal gigi. e. Kelas V Karies Kelas V ini terdapat pada bagian 1/3 leher gigi baik gigi depan maupun pada gigi belakang pada bagian labial, lingual, palatal maupun bukal. f. Kelas VI Karies Kelas VI ini terdapat pada gigi depan bagian incisal edge dan juga terdapat pada gigi belakang bagian ujung cups.
KASUS Pasien umur 22 tahun datang dengan keluhan giginya kurang enak dilihat setelah dilakukan restorasi pada gigi depannya. Setelah didiskusikan pasien menginginkan perawatan restorasi kelas IV. PROSEDUR 1. Persiapan alat dan bahan a. bahan cetak polyvinylsiloxane (Reprosil, Dentsply International, York, PA, USA) b. 2% Lidocaine dengan 1: 100.000 epinefrin (Xylestesin-A 2%, 3M ESPE, St Paul MN, USA) c. bur diamond 8888 (Brasseler, Savannah, GA, USA) d. Disk kasar (Sof-lex, 3M ESPE) e. asam fosfat 32% (Uni-Etch, Bisco, Schaumburg, IL, USA) f. bonding (Optibond FL, Kerr, Orange, CA, USA) g. resin komposit warna A1, A2 (GC America, Inc., Alsip, IL, USA) h. light curing unit (Valo, Ultradent, South Jordan, UT, USA) i. strip Mylar (Crosstex, Hauppauge, NY, USA) j. teflon tape k. coarse and medium-coarse discs (Sof-lex, 3M ESPE l. bur ET6 extra fine diamond (Brasseler) m. finishing strip (Sof-lex, 3M ESPE) n. fine rubber polishing point (Jiffy Polishers, Ultradent) 2. Sebuah bahan cetak polyvinylsiloxane (Reprosil, Dentsply International, York, PA, USA) matriks lingual dibuat langsung di pada mulut pasien menggunakan permukaan lingual dari struktur gigi yang tersisa dan bekas restorasi sebagai panduan. Setelah anestesi lokal didirikan melalui infiltrasi dengan 2% Lidocaine dengan 1: 100.000 epinefrin (Xylestesin-A 2%, 3M ESPE, St Paul MN, USA), isolasi cotton roll dilakukan. 3. Bekas restorasi sebelumnya dihilangkan. 1,5-mm 75o enamel estetik fungsional bevel disiapkan menggunakan bur diamond 8888 (Brasseler, Savannah, GA, USA) pada fasial.
Bevel lingual adalah bevel fungsional 45o. Disk kasar (Sof-lex, 3M ESPE) kemudian digunakan untuk memperpanjang bevel fasial secara interproksimal dan ke arah sepertiga gingiva dari permukaan fasial untuk menciptakan “infinite bevel”. 4. Teflon tape ditempatkan pada gigi yang berdekatan untuk mencegah gigi yang berdekatan terkena etsa. Selanjutnya restorasi diberikan asam fosfat 32% (Uni-Etch, Bisco, Schaumburg, IL, USA) ke enamel dan dentin selama 15 detik. Etsa kemudian dibilas selama 30 detik, kelebihan air dihilangkan, dan dilakukan bonding (Optibond FL, Kerr, Orange, CA, USA). Selanjutnya matrik PVS lingual dipasang. 5. Aplikasi lapisan lingual resin komposit warna A2 (GC America, Inc., Alsip, IL, USA) untuk membentuk bagian lingual gigi 6. Setelah light curing , matrik PVS dan teflon tape dilepas, dan strip Mylar (Crosstex, Hauppauge, NY, USA) ditempatkan untuk mengembalikan dinding dan kontak interproksimal. Pada waktu bersamaan, ditambahkan resin komposit pada lingual gigi untuk menambah ketebalan. 7. Lapisan resin komposit
warna A1(GC America, Inc., Alsip, IL, USA)
dengan
ketebalan 1 mm diaplikasikan, yang memanjang dari bevel fasial menuju tepi insisal dan ke area kontak mesial dan distal untuk mengembalikan garis sudut. Setelah polimerisasi (Valo, Ultradent, South Jordan, UT, USA) dari lapisan ini, pensil mekanik tipis digunakan untuk menetapkan posisi garis sudut transisi sesuai dengan bidang gigi. Tujuan utamanya adalah untuk menetapkan panjang dan kontur yang benar pada gigi tersebut. 8. Proses finishing dimulai dengan coarse and medium-coarse discs (Sof-lex, 3M ESPE) mengikuti kontur gigi kontralateral, diikuti oleh penggunaan bur fine diamond 8888 dan bur ET6 extra fine diamond (Brasseler) untuk tekstur dan mikroanatomi. Finishing strip (Sof-lex, 3M ESPE) digunakan pada interproksimal untuk menghilangkan kekasaran, fine rubber polishing point digunakan pada permukaan lingual (Jiffy Polishers, Ultradent) setelah occlusal adjustment. 9. Dilakukan kontrol setelah 15 hari pasca perawatan
Gambar
KESIMPULAN Rasin komposit adalah bahan restorasi gigi yang berbahan dasar resin dan pengerasannya dibantu dengan alat sinar halogen atau LED (Light Emitting Diode). Resin komposit memiliki keunggulan yaitu estetiknya yang baik, bersifat radiopak yang berarti apabila di rontgen akan terihat jelas apakah ada kebocoran atau untuk mengetahui keadaan hasil restorasi, komposit juga tidak cepat aus bila dipakai untuk mengunyah karena memiliki kekuatan yang baik. Resin komposit setelah dilakukan finishing polishing akan mempunyai permukaan halus yang dapat mencegah akumulasi plak. DAFTAR PUSTAKA 1. Restorative Technique Selection in Class IV Direct Composite Restorations: A Simplified Method MF Romero FJ Haddock AG Freites WW Brackett MG Brackett Operative Dentistry, 2016, 41-3, 243-248