1
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan meyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur atas segala Rahmat, Taufik, dan Inayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan MAKALAH BLOK REPRODUKSI 2 ini dengan baik. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Rahma triliana, S.Ked., M.Kes., PhD selaku dosen tutorial sekaligus dosen pembimbing makalah ini. Diharapkan tugas makalah ini dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang macam macam kelainan letak janin serta disproporsi kepala pangggul. Penyusun mengakui bahwa makalah terstruktur ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat berharap adanya kritik, saran, dan masukan dari pembaca, sehingga penyusun dapat menyempurnakan makalah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 28 Desember 2018
ADINA FITRIA
2
DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar.................................................................................................................................1 Daftar Isi..........................................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3 BAB II KONSEP TEORI...............................................................................................................4 BAB III SOAP…………...............................................................................................................14 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………………………..…......….18
3
BAB I PENDAHULUAN Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen rahim bagian bawah bukanlah belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal Ubun-Ubun Kecil relarif terhadap panggul ibu (Department of Reproductive Health and Research,2002). Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96.8% bokong 2.7%, letak lintang 0.3%, majemuk 0.1%, muka 0.05% dan dahi 0.01% (Cunningham, 2005). Persalinan
normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan keadaan tertentu dari
faktor-faktor persalinan : jalan lahir (passage), janin (passenger), dan kekuatan (power). Apabila janin dalam keadaaan malpresentasi atau malposisi maka akan dapat terjadi persalinan lama bahkan macet. Pengertian persalinan lama adalah persalinan kala 1 fase aktif dengan kontraksi uterus regular selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya terhambat oleh faktor mekanis dan proses kelahiran yang mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif (WHO,2004). Disproporsi sefalopelvik ialah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar, sehingga tidak dapat melewati panggul. Ada 4 macam tipe panggul manusia yakni tipe gynecoid, tipe antropoid, tipe android seta tipe platypelloid.
4
BAB II KONSEP TEORI
2.1 TEORI 2.1.1 DEFINISI Malpresentasi meliputi semua presentasi selain verteks. Malposisi adalah posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Disproporsi kepala panggul (Cephalopelvic Dysproportion / CPD) merupakan hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan pelvis maternal (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan,2013).
2.1.2 KLASIFIKASI 2.1.2.1 MALPOSISI (Sarwono, 2002; Buku Saku, 2013) Diagnosis Posisi Oksiput Posterior
Hasil Pemeriksaan Gambar Posisi Oksiput Posterior berada di arah posterior dari panggul ibu.
Pemeriksaan Abdomen : -
bagian bawah perut mendatar
-
ekstremitas
janin
teraba anterior -
DJJ
terdengar
samping.
Pemeriksaan Vagina: -
Fontanella posterior sacrum
dekat
Gambar 1. Posisi Oksiput Posterior Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
5
Fontanella anterior
-
dengan
mudah
teraba jika kepala dalam
keadaan
defleksi Posisi Oksiput Lintang
Posisi
Oksiput
Lintang
terjadi jika posisi oksiput janin
terlentang
lintang
terhadap rongga panggul ibu karena gagal berotasi ke posisi oksiput anterior. Gambar 2. Posisi Oksiput Lintang Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
2.1.2.2 MALPRESENTASI (Sarwono, 2002; Buku Saku, 2013) Diagnosis Hasil Pemeriksaan Gambar Presentasi Dahi
Presentasi
Dahi
terjadi
karena
ekstensi
parsial
kepala
janin
sehingga
terletak lebih tinggi dari sinsiput.
Pemeriksaan Abdomen: -
Kepala janin 3/5 diatas
simfisis
pubis.
Gambar 3. Presentasi Dahi Sumber : Buku Saku Pelayanan
Pemeriksaan Vagina:
Kesehatan Ibu di Fasilitas
6
-
Oksiput
lebih
tinggi dari sinsiput -
Teraba
Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
fontanella
anterior dan orbita -
Bagian
kepala
masuk pintu atas panggul
(PAP)
adalah
antara
tulang orbita dan daerah ubun-ubun besar,
sehingga
sulit
lahir
pervaginam karena diameter
paling
besar. Presentasi Muka
Presentasi
Muka
disebabkan
oleh
hiperekstensi kepala janin sehigga
tidak
teraba
oksiput maupun sinsiput pada pemeriksaan vagina.
Pemeriksaan Abdomen: -
Teraba
lekukan
antara oksiput dan punggung
(sudut
Fabre)
Pemeriksaan Vagina: -
Gambar 4. Presentasi Muka Sumber : Buku Saku Pelayanan
Terba muka, mulut
Kesehatan Ibu di Fasilitas
dan rahang, tulang
Kesehatan Dasar dan Rujukan,
orbita.
7
-
Kepala Janin dalam keadaan
2013
defleksi
maksimal Presentasi (Majemuk)
Ganda Presentasi Ganda terjadi jika prolapse ekstremitas bersamaan dengan bagian terendah
janin
(kepala/bokong)
Gambar 5. Presentasi Ganda Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
8
Presentasi (Sungsang)
Bokong Presentasi (sungsang)
bokong terjadi
bokong
jika
dengan/kaki
merupakan
bagian
terendah janin.
Pemeriksaan Abdomen : -
Kepala teraba di bagian
atas,
bokong
pada
Gambar 5. Presentasi Bokong Sempurna
daerah pelvis. -
Auskultasi menunjukkan DJJ lokasinya
lebih
tinggi. Pemeriksaan Vagina -
Teraba atau kaki
bokong
Gambar 6. Presentasi Bokong Murni
Gambar 7. Presentasi Kaki Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
9
Letak
Lintang
Presentasi Bahu
dan Letak
lintang
dan
presentasi bahu terjadi jika sumbu
Panjang
janin
terletak melintang. Bahu merupakan bagian yang menjadi presentasi
Pemeriksaan Abdomen : -
Sumbu
Panjang
janin
Gambar 8. Letak Lintang Bahu Sumber : Buku Saku Pelayanan
teraba
melintang,
tidak
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan,
teraba bagian besar (kepala
2013
atau
bokong) di simfisis pubis. Pemeriksaan Vagina : -
Teraba bahu, siku atau tangan.
2.1.2.3 DISPROPORSI KEPALA PANGGUL Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, 2014) Tipe panggul : 1. Tipe Gynecoid : Pintu atas panggul seperti elips kiri kanan hampir mirip lingkaran. Diamter anteroposterior sama dengan diameter transversal. 2. Tipe Anthropoid : pintu atas panggul seperti elips membujur anteroposterior. Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter transversal. 3. Tipe Android : Pintu atas panggul seperti segitiga.
10
4. Tipe Platypelloid : pintu atas panggul seperti kacang atau ginjal. Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul, yaitu (Surapanthapisit, et al., 2006; Wianwiset, 2011) : 1. Taksiran berat janin yang besar 2. Tinggi badan ibu 3. BMI sebelum kehamilan dan sebelum kehamilan ≥ 25 kg/m2 4. Kenaikan berat badan selama kehamilan ≥ 16kg 5. Nullipara 6. Tidak ada pelvimetri yang memadai
2.2 PATOFISIOLOGI 2.2.1 Patofisiologi Letak Sungsang Usia kehamilan < 32 Minggu Jumlah ketuban relatif lebih banyak Janin bergerak dengan bebas (presentasi kepala, sungsang, lintang) Pada triwulan terakhir, Janin tumbuh cepat dan jumlah air ketuban berkurang Bokong + kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala Bokong dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus
2.2.2 Patofisiologi Letak Lintang Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung Uterus beralih kedepan Menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir Terjadinya posisi melintang
11
2.2.3 patofisiologi Disproporsi Kepala Panggul
2.3 PENATALAKSANAAN DISPROPORSI KEPALA PANGGUL 1. Partus percobaan Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan per vaginam pada wanita-wanita dengan pangul relatif sempit. Partus percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala. Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau setelah anak lahir per vaginam. Partus percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per vaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik Kita hentikan partus percobaan jika: Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya. Keadaaan ibu atau anak menjadi kurang baik. Adanya lingkaran retraksi yang patologis. Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup baik dan dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala dengan diameter terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau melewati pintu atas panggul.
12
Forseps atau vakum gagal. Dalam keadaan –keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea, Jika seksio sesarea dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-sebab yang menetap(patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.
2. Seksio sesarea Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi jika diameter antara kedua spina <9 cm sehingga kadang-kadang diperlukan seksio sesarea. Jika persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul, baiknya dipergunakan ekstraktor vakum karena ekstraksi dengan forceps memperkecil ruangan jalan lahir. Upaya ini dapat digolongkan ekstraksi vakum percobaan, yang berarti tidak bolah dipaksakan. Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara tuber os ischii < 8 cm. Jika jarak ini berkurang, dengan sendirinya arkus pubis meruncing. Oleh karena itu, biasanya arkus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.
3. Simfisiotomi Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4. Kraniotomi dan Kleidotomi Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio sesarea.
13
2.4 PROGNOSIS Dubia ad Malam Prognosis ibu Mortalitas tidak banyak berbeda, akan tetapi karena tindakan pervaginam maupun verbdominam lebih sering dilakukan maka morbiditas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan persalinan presentasi belakang kepala. Prognosis janin Mortalitas 3 kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi belakang kepala dan juga morbiditasnya lebih tinggi.
BAB III SOAP
3.1 JANIN LETAK SUNGSANG
14
S
O
A
-
Pemeriksaan fisik :
Kriteria diagnosis
Palpasi + auskultasi
Berdasarkan
ditemukan bahwa
pemeriksaan fisik dan
Leopold 3-4 teraba
pemeriksaan dalam
bokong dibagian
Pemeriksaan
-
Persalinan bokong
bawah uterus
penunjang :
-
Persalinan bahu
USG (konfirmasi letak
-
Persalinan kepala
DJJ (+) setinggi pusat
janin, letak plasenta )
atau lebih tinggi
MRI
P 1. MRS 2. Terapi suportif : persalinan melalui 3 tahap :
daripada umbilikus ( normal dibawah umbilikus )
Pemeriksaan dalam : Tampak adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas ischis dan anus
3.2 JANIN LETAK LINTANG S
O
A
P
15
-
Pemeriksaan fisik
Kriteria diagnosis:
MRS
Inspeksi : fundus
Berdasarkan
tampak melebar dan
pemeriksaan fisik
FU lebih rendah
Pemeriksaan
diubah secara
daripada usia
penunjang :
manual menjadi
kehamilan
USG
presentasi puncak
Palpasi : FU kosong,
Fotorontgen
kepalada dengan
Terapi suportif -
bagian bulat keras dan melenting disamping, diatas symphisis kosong Auskultasi : DJJ setinggi pusat
Prsentasi muka
rotasi manual atau Pemeriksaan dalam
-
Dengan posisi
(VT)
dagu posterior
Presentasi muka :
persisten menjadi
teraba mulut, hidung,
posisi mentum
tulang pipi dan
anterior dan
tonjolan tulang orbita
kemudian versi podotik interna
3.3 DISPROPORSI KEPALA PANGGUL S
O
A
P
16
-
Pemerisaan fisik :
Kriteria diagnosis
MRS
Inspeksi : tinggi
berdasarkan anamnesa
Terapi suportif:
badan ibu terlihat
Peemriksaan fisik
pendek, skoliosis,
Pemeriksaan
dilihat pastus maju atau
kifosis, kelainan
penunjang :
tidak
panggul.
-
Palpasi : Menetukan bagian terbawah
-
-
Dicoba pervaginam
Pelvimetri
-
SC
rontgent
-
Simfisiotomi : operasi
MRI
untuk memperbesar
janin. Pemeriksaan
kapasita pelvis dengan
panggul luar dalam
memotong jaringan ikat tulang pubis dibagian depan pelvis
17
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN Malpresentasi dan malposisi merupakan keadaan abnormal janin didalam perut ibu dengan berbagai faktor yang menyebabkan berbagai resiko hingga tidak bisa persalinan pervaginam dengan normal. Disproporsi sefalopelvik merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar, sehingga tidak dapat melewati panggul yang kemungkinan tidak bisa melakukan persalinan pervaginam. 4.2 SARAN Rujuk kepada Dokter Spesialis Obgyn dan Dokter Spesialis Bedah .
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Larry Gilstrap III, Bloom SL, Wenstrom KD, 2005 editors. Williams Obstetrics, 22nd ed. New York : McGraw-Hill. Cunningham G. F., Kenneth J., Leveno Steven L., Bloom Catherine Y., Spong Jodi S., Dashe Barbara L., Hoffman Brian M., Casey Jeanne S., Sheffield., 2014. William Obstetrics 24 edition. hal. 2-854. USA: McGraw-Hill. Department of Reproductive Health and Research. 2002. Managing complication in pregnancu and childbirth : a guide for midwives and doctors : WHO WHO, 2004. Safe motherhood , modul persalinan macet – Materi pendidikan kebidanan edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC. Surapanthapisit, P., & Thitadilok, W. (2006). Risk Factors of Caesarean Section Due to Cephalopelvic Disproportion. Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Wianwiset, W. (2011). Risk factors of cesarean delivery due to cephalopelvic disproportion in nulliparous women at Sisaket Hospital. Thai Journal of Obstetrics and Gynaecology, 19, 158164.