Kelainan Pada Struktur Dan Fungsi Darah

  • Uploaded by: Nabilah Maulidyah Puspita
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelainan Pada Struktur Dan Fungsi Darah as PDF for free.

More details

  • Words: 6,917
  • Pages: 34
Kelainan Pada Struktur dan Fungsi Darah, Jantung, dan Pembuluh Darah yang Menyebabkan Gangguan Pada Sistem Sirkulasi Manusia

XI – MIPA 4 Disusun Oleh : 1. Adinda Dwi Arini

01

2. Bima Arsetya

06

3. Nabilah Maulidyah Puspita

24

4. Natalie Christy Puan Rachny Putri

25

5. Rahma Andri Savithri

29

SMA NEGERI 19 SURABAYA Jl. Kedung Cowek No. 390, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur 60129

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 November 2018

Penyusun,

Kelompok 4 Biologi

DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………………………………….i Kata Pengantar…………………………………………………………………………………ii Daftar Isi………………………………………………………………………………………iii Bab I Pendahuluan Latar Belakang…………………………………………………………………………………1 Rumusan Masalah.……………………………………………………………………………..1 Tujuan………….………………………………………………………………………………1 Bab II Pembahasan Jantung Koroner………………………………………………………………………………..2 Gagal Jantung…………………………………………………………………………………..6 Stenosis………………………………………………………………………………………...8 Aritmia..………………………………………………………………………………………10 Neurisma Aorta……………………………………………………………………………….13 Hipertensi……………………………………………………………………………………..15 Aterosklerosis…………………………………………………………………………………19 Anemia………………………………………………………………………………………..22 Leukimia……………………………………………………………………………………...26 Bab III Penutup Kesimpulan…………………………………………………………………………………...31 Saran………………………………………………………………………………………….31 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Selama proses kehidupannya, di dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses transportasi. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengedarkan nutrisi ataupun oksigen dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya. Tumbuhan ataupun hewan memanfaatkan organ ataupun jaringan yang terdapat pada tubuhnya untuk menjalankan sistem transportasi ini. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin pesat. Begitu juga dengan teknologi kedokteran yang berkembang dengan pesatnya mengikuti semakin modernnya zaman. Dengan hal itu lah dapat memunculkan teknologi-teknologi yang dapat menolong umat manusia mengobati penyakit. Di makalah ini dijelaskan. tentang kelainan dalam sistem peredaran manusia. Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang hidup. kelainan aau penyakit dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan faktor lainnya. Kelainan yang menyerang sistem peredaran darah sering kali menimbulkan masalah yang serius dalam kesehatan. Misalnya, penyakit jantung yang telah menyebabkan lebih banyak korban setiap tahunnya di bandingkan dengan macam penyakit lainnya. Di dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang kelainan & penyakit pada sistem transportasi pada manusia.

B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah kelainan yang terjadi pada struktur dan fungsi jantung ? 2. Apa sajakah kelainan yang terjadi pada struktur dan fungsi pembuluh darah ? 3. Apa sajakah kelainan yang terjadi pada struktur dan fumgsi darah ?

C. Tujuan 1. Agar lebih memahami tentang kelainan pada sistem peredaran darah. 2. Sebagai bahan pembelajaran yang baik untuk penulis maupun pembaca. 3. Sebagai bahan yang dapat dijadikan kesimpulan dari materi kelainan sistem peredaran darah.

BAB II PEMBAHASAN

Kelainan Jantung a. Jantung Koroner Pengertian Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol, lemak, atau zat lainnya pada dinding pembuluh darah. Jantung merupakan organ vital pusat aliran darah pada tubuh. Seiring bertambahnya usia, keelastisan pembuluh darah semakin menurun, diiringi dengan radikal bebas dan plak lemak yang hinggap di dinding pembuluh darah. Penyakit jantung koroner secara medis disebut juga penyakit jantung iskemik. Penyakit ini termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian penduduk Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada 2014. Penyebab Jantung Koroner Penyakit jantung koroner terjadi ketika arteri koronaria (arteri yang memasok darah ke otot jantung) menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, pada dinding pembuluh darah. Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Plak akan semakin besar sehingga aliran darah ke otot jantung semakin sedikit dan semakin sulit. Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang dibutuhkan. Ketika jaringan kurang asupan, maka hal itu akan direspons sel sebagai apa yang kita kenal dengan “nyeri dada khas” yang disebut dengan “angina”, atau jika arteri koronaria tersumbat total, maka pasien dapat jatuh ke dalam kondisi “serangan jantung”. Serangan jantung inilah yang merupakan kegawatan medis karena menyebabkan kerusakan jantung permanen atau bahkan kematian.

Gejala Jantung Koroner Jika plak belum mengganggu aliran darah, atau belum ada robekan plak, maka belum tentu ada gejala yang ditimbulkan. Namun, jika plak sudah cukup besar, maka gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:



Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri Anda ke dokter.



Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.



Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia) bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.

Diagnosa Jantung Koroner Pemeriksaan fisik, riwayat medis dan sejumlah tes dapat membantu mendiagnosis jantung koroner, termasuk: 

Elektrokardiogram (ECG): Ini merekam aktivitas listrik dan irama jantung.



Holter monitor: Ini adalah alat portabel yang dipakai pasien di bawah pakaian mereka selama 2 hari atau lebih. Ini mencatat semua aktivitas listrik jantung, termasuk detak jantung.



Echocardiogram: Ini adalah scan ultrasound yang memeriksa jantung yang memompa. Ini menggunakan gelombang suara untuk memberikan gambar video.



Tes stres: Ini mungkin melibatkan penggunaan treadmill atau obat yang menekankan hati.



Kateterisasi koroner: Pewarna disuntikkan ke arteri jantung melalui kateter yang berulir melalui arteri, sering di kaki atau lengan, ke arteri di jantung. X-ray kemudian mendeteksi titik-titik sempit atau penyumbatan yang diungkapkan oleh pewarna.



CT scan: Ini membantu dokter untuk memvisualisasikan arteri, mendeteksi kalsium apa pun di dalam endapan lemak yang menyempit arteri koroner, dan untuk mengkarakterisasi kelainan jantung lainnya.



Ventrikulografi Nuklir: Ini menggunakan pelacak, atau bahan radioaktif, untuk menunjukkan ruang jantung. Materi disuntikkan ke pembuluh darah. Itu menempel pada sel darah merah dan melewati jantung. Kamera atau pemindai khusus melacak pergerakan material.



Tes darah: Tes ini dapat mengukur kadar kolesterol darah, terutama pada orang yang berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan jantung atau kondisi terkait kolesterol, kelebihan berat badan, dan memiliki tekanan darah tinggi atau kondisi lain, seperti kelenjar tiroid yang kurang aktif atau kondisi apa pun yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Mengobati Jantung Koroner Aritmia maupun serangan jantung adalah karena kegawatan, maka kasus ini ditangani di unit gawat darurat (UGD). Sebagai perawatan awal, pasien akan diberikan oksigen, aspilet sebagai pengencer darah, morfin sebagai antinyeri, karena sumbatan yang menyebabkan angina itu sangat nyeri), nitrogliserin sublingual diletakkan di bawah lidah untuk meredakan gejala. Terapi definitif yang langsung menuju akar masalah, bisa dengan 2 cara: operatif dengan cara memasang ring, atau dengan obat r-TPA (Tissue plasminogen activator), yaitu suatu protein untuk menghancurkan bekuan darah yang menempel pada dinding pembuluh darah dan hanya diberikan sekali seumur hidup. Pada pasien yang mengalami penyakit jantung koroner, setelah penanganan di UGD telah memberikan kestabilan pada pasien, obat yang wajib dikonsumsi sebagai obat rawat jalan adalah obat nitrogliserin sublingual dan obat aspilet.

Pencegahan Jantung Koroner Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan Anda mendapatkan penyakit jantung. Anda harus melakukan beberapa hal berikut: 

Mengetahui tekanan darah secara rutin dan jaga agar tekanan darah dalam angka yang normal (<130/90 mmHg)



Olahraga teratur



Jangan merokok



Kontrol kadar gula darah



Kontrol kadar kolestrol dan trigliserid



Mengonsumsi banyak buah dan sayuran



Menjaga berat badan yang sehat



Hindari stres berlebih

Makanan sehat untuk jantung Dokter mungkin merekomendasikan makan sehat untuk jantung, yang harus mencakup: 

Minum produk susu bebas lemak atau rendah lemak



Makan ikan tinggi asam lemak omega-3, seperti salmon atau tuna, sekitar dua kali seminggu



Buah-buahan, seperti apel, pisang, jeruk, pir, dan plum



Kacang-kacangan, seperti kacang merah, lentil, buncis, kacang polong, dan kacang lima



Sayuran, seperti brokoli, kubis, dan wortel



Biji-bijian, seperti oatmeal, beras merah, dan jagung tortilla

Makanan yang wajib dihindari: 

Daging merah



Makanan yang digoreng baik minyak nabati maupun hewani



Makanan dan minuman bergula

b. Gagal Jantung Gagal jantung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan jantung yang tidak bisa berfungsi baik dan tidak memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Pada orang dengan gagal jantung, darah bergerak ke seluruh tubuh melalui jantung dengan lebih lambat. Karena jumlah darah yang tidak cukup, bilik jantung merespon dengan meregang untuk menahan lebih banyak darah atau dengan menjadi kaku dan menebal. Kondisi ini dapat membantu untuk menjaga darah tetap bergerak, tapi otot jantung akhirnya akan melemah dan tidak dapat bekerja secara efektif. Akibatnya, ginjal merespon dengan menyebabkan tubuh menahan cairan dan garam. Namun, cairan menumpuk di bagian tubuh dan menyebabkan kemacetan. Gagal jantung adalah kondisi yang berbeda dari serangan jantung dan lemah jantung. Gagal jantung adalah kondisi umum namun sangat serius. Kondisi ini dapat mempengaruhi pasien pada usia berapa pun. Saat ini, gagal jantung tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikelola dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. Gejala umum dari gagal jantung adalah: 

Sesak napas selama beraktivitas atau istirahat



Kelelahan yang ekstrem



Pembengkakan kaki, pergelangan kaki, perut, atau daerah punggung bawah Anda harus menghubungi dokter jika Anda memiliki salah satu dari gejala berikut:



Terjadi bengkak di telapak kaki, kaki, pergelangan kaki, atau perut



Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari



Batuk di malam hari



Kebingungan atau gelisah



Dehidrasi



Sakit dada



Denyut jantung cepat (lebih dari 120/menit saat istirahat). Beberapa penyebab umum dari gagal jantung adalah:



Diabetes



Obesitas



Merokok



Hipertensi (tekanan darah tinggi)



Depresi



Gangguan tidur



Alkohol atau penggunaan obat



Beberapa pengobatan kanker Obat & Pengobatan



Enzim angiotensin-converting inhibitor



Angiotensin II receptor blockers



Beta blockers



Pil diuretik



Antagonis aldosteron



Inotropik Tes yang biasa dilakukan untuk gagal jantung Untuk mendiagnosis gagal jantung, dokter terlebih dahulu akan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis. Dokter Anda membutuhkan informasi mengenai:



Jika Anda memiliki kondisi kesehatan lain seperti diabetes, penyakit ginjal, angina (nyeri dada), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit arteri koroner, atau masalah jantung lainnya



Jika Anda memiliki riwayat keluarga penyakit jantung atau kematian mendadak



Jika Anda merokok atau menggunakan tembakau



Jika Anda minum alkohol dan berapa banyak Anda minum



Jika Anda telah menjalani pengobatan kemoterapi dan/atau radiasi

c. Stenosis Stenosis aorta adalah gangguan pada pembukaan katup aorta jantung yang tidak terbuka secara penuh atau menyempit, sehingga membuat aliran darah dari jantung tidak lancar. Katup berfungsi seperti pintu, dan katup aorta merupakan salah satu dari empat katup yang mengontrol aliran darah di dalam jantung. Katup aorta normal memiliki tiga helai penutup. Jantung mengirim darah kaya oksigen ke tubuh melalui katup ini. Hal yang terjadi ketika seseorang mengalami stenosis aorta adalah jantungnya dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui katup dengan pembukaan yang sempit ini. Semakin lama, jantung akan menjadi bertambah besar dan melemah. Kondisi ini yang kemudian dapat membahayakan nyawa penderitanya. Stenosis aorta adalah hal yang umum. Terjadi sekitar tiga kali lebih sering pada pria daripada wanita. Dan lebih umum lagi terjadi pada orang-orang tua. Stenosis aorta adalah penyakit yang dapat dikontrol dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan konsultasi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. Tanda-tanda dan gejala dari stenosis aorta dapat tidak terlihat di fase awal. Ketika katup menjadi lebih kecil, aliran darah akan menurun dan memicu gejala-gejala seperti: 

Sakit pada dada yang menyebar ke lengan dan tenggorokan



Batuk, terkadang dengan darah



Merasa lelah



Pingsan



Napas pendek disebabkan oleh kegagalan jantung sebelah kiri



Masalah pernapasan selama berolahraga dapat berkembang menjadi masalah pernapasan saat beristirahat; bangun di malam hari karena tidak bisa bernapas



Detak jantung cepat Penyebab utama dari stenosis aorta adalah menyempitnya katup aorta. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan sempitnya katup aorta. Faktor-faktor tersebut adalah:



Cacat jantung bawaan: beberapa anak dilahirkan dengan katup aorta yang tidak terbentuk sempurna. Biasanya katup aorta normal memiliki tiga helai penutup. Katup aorta yang cacat kemungkinan hanya memiliki 1 helai penutup (unicuspid), 2 helai penutup (bicusbid) atau 4

helai penutup (quadricuspid). Hal ini tidak akan menimbulkan masalah hingga anak-anak tumbuh dewasa. 

Tumpukan kalsium pada katup: Katup aorta dapat mengumpulkan deposit kalsium dari darah. Seiring bertambahnya usia, tumpukan kalsium akan menyebabkan katup aorta mengeras dan kaku, yang memicu penyempitan katup. Hal ini umum pada pria berusia lebih dari 65 tahun dan wanita berusia lebih dari 75 tahun.



Demam rematik: Salah satu komplikasi dari demam rematik adalah menyebabkan luka jaringan berkembang pada katup aorta. Luka jaringan ini dapat menyempitkan katup dan membuat tumpukan deposit kalsium lebih mudah. Stenosis aorta dapat terjadi di masa mendatang. Pengobatan berikut mungkin dibutuhkan:



Pengobatan dengan obat-obatan: tidak ada obat yang dapat menghentikan stenosis aorta. Tetapi dokter Anda dapat menentukan obat-obatan untuk membantu meringankan gejala yang Anda alami. Obat-obat ini akan membantu mengontrol penyimpanan cairan dalam jantung, menurunkan satuan detak jantung, dan menurunkan tekanan darah. Hal ini akan memperlambat perkembangan stenosis. Ketika gejala bertambah berat, satu-satunya pilihan adalah untuk memperbaiki katup. Caracaranya berupa:



Balon valvuloplasty: pengobatan ini merupakan pilihan yang jarang untuk stenosis aorta berat. Kerusakan katup aorta dapat digantikan dengan katup mekanik atau jaringan. Risiko memiliki katup mekanik adalah meningkatnya gumpalan darah beku. Anda mungkin membutuhkan antikoagulan. Katup jaringan terbuat dari sapi, babi, atau donor dari orang lain. Risiko dari katup jaringan adalah stenosis aorta dapat kambuh.



Penggantian katup aorta transcatheter: merupakan pengobatan paling umum untuk stenosis aorta. Selama proses, katup prosthesis (terbuat dari jaringan Anda sendiri) akan dimasukan ke sebuah gelembung kateter. Jaringan yang digunakan untuk membuat katup prosthesis ini biasanya diambil dari kaki atau bilik jantung sebelah kiri. Cara ini biasanya merupakan cadangan bagi pasien dengan stenosis aorta akut dengan komplikasi dan harus menghindari operasi.

d. Aritmia Aritmia adalah kelainan jantung yang ditandai dengan detak atau ritme yang tidak normal, di mana detak jantung: 

terlalu cepat (tachycardia)



terlalu pelan (bradycardia)



terlalu awal (kontraksi prematur)



atau tidak teratur (fibrilasi). Aritmia terjadi apabila impuls elektrik tidak berfungsi. Aritmia digolongkan berdasarkan:



Kecepatan: terlalu cepat (tachycardia), terlalu lambat (bradycardia)



Asal (apakah di ventrikel atau atria)



Keteraturan Gejala umum dari aritmia adalah:



Detak jantung lambat: detak jantung di bawah 60 detak per menit dalam kasus bradycardia



Detak jantung cepat: detak jantung di atas 100 detak per menit



Debaran di dada



Nyeri dada



Sesak napas



Pusing



Berkeringat



Pingsan (syncope) atau hampir pingsan



Palpitasi (detak jantung seperti terlewat, berdebar)



Hentakan pada dada



Sesak napas



Nyeri atau sesak dada



Kelemahan atau kelelahan

Aritmia dapat disebabkan oleh: 

Luka pada jaringan jantung dari serangan jantung sebelumnya



Perubahan struktur jantung, seperti dari cardiomyopathy



Arteri di jantung tersumbat (penyakit arteri koroner)



Tekanan darah tinggi



Kelenjar tiroid overaktif (hipertiroid)



Kelenjar tiroid underaktif (hipotiroid)



Pengobatan dan suplemen tertentu, termasuk obat-obatan bebas dan suplemen nutrisi. Aritmia dapat didiagnosis melalui:



Pertanyaan mengenai gejala dan riwayat medis



Pemeriksaan fisik



Electrocardiogram (ECG): untuk mendeteksi aktivitas elektrik jantung



Holter monitor: perangkat portabel ECG ini dapat digunakan dalam sehari atau lebih untuk merekam aktivitas jantung



Event monitor: memeriksa ritme jantung pada saat gejala terjadi



Echocardiogram: menghasilkan gambar ukuran, struktur dan pergerakan jantung



Implantable loop recorder: mendeteksi ritme jantung yang tidak normal. Dokter mungkin akan melakukan tes untuk mengeliminasi kondisi lain dengan gejala yang serupa, seperti:



Tes stress: selama tes ini, Anda akan diminta untuk berolahraga di treadmill atau sepeda statis dan aktivitas jantung dimonitor.



Tes tilt table: detak jantung serta tekanan darah dimonitor saat Anda berbaring di meja dan saat Anda berdiri. Respon terhadap perubahan sudut detak jantung akan direkam untuk dievaluasi.



Electrophysiological testing and mapping: penyebaran impuls elektrik melalui jantung Anda dapat dicatat.



Tes untuk mengecualikan semua kelainan kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan aritmia.

Strategi penanganan akan dipilih sesuai jenis aritmia, seperti: Menangani bradycardia Menggunakan perangkat kecil atau pacemaker yang diimplan dekat tulang selangka apabila penyebab bradycardia tidak jelas. Apabila detak jantung terlalu lambat atau jantung berheti berdetak, pacemakermengirimkan impuls elektrik dengan satu atau lebih kabel dengan ujung elektrode melalui pembuluh darah ke jantung. Sebagai hasilnya, stimulasi dihasilkan untuk menjaga detak jantung yang stabil. Menangani tachycardia Ada banyak pilihan untuk penanganan tachycardia, yaitu: 

Pengobatan: Pengobatan anti-aritmik dapat diberikan untuk banyak jenis tachycardia untuk mengendalikan detak jantung atau mengembalikan detak jantung yang normal.



Vagal maneuver: Maneuver khusus untuk menghentikan supraventricular tachycardia dengan mempengaruhi sistem saraf yang mengendalikan detak jantung.



Cardioversion: kejutan pada hati melalui paddles atau patches di dada dapat mempengaruhi impuls elektrik dan dapat mengembalikan detak yang normal.



Catheter ablation: Bercak-bercak kecil pada jaringan jantung dibalasi dengan elektrode di ujung kateter. Sumbatan elektrik dibuat sepanjang jalur elektrode dapat membantu mencegah aritmia. Operasi Pada beberapa kasus tertentu, operasi dapat menjadi alternatif yang direkomendasi untuk aritmia jantung apabila pasien tidak mengalami respon terhadap penanganan lainnya, seperti:



Prosedur maze: rangkaian sayatan pada jaringan jantung pada bagian atas jantung (atria) dilakukan untuk membuat pola luka jaringan yang dapat mengendalikan impuls elektrik menyimpang yang menyebabkan aritmia.



Operasi bypass koroner: operasi ini dilakukan jika pasien memiliki penyakit arteri koroner dan aritmia untuk memperbaiki aliran darah ke jantung.

Kelainan Pembuluh Darah a. Aneurisma Aorta Aneurisma aorta (terkadang ada yang menyebut aneurisme aorta) adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya benjolan pada dinding aorta atau melemahnya dinding aorta. Aorta merupakan pembuluh darah utama dan terbesar pada tubuh manusia yang berfungsi untuk mengalirkan darah dengan kandungan oksigen tinggi dari jantung ke seluruh tubuh. Jika aneurisma aorta dibiarkan, dinding aorta dapat pecah dan bisa mengakibatkan perdarahan dengan risiko kematian. Ada dua jenis aneurisma aorta, yaitu: 

 

Aneurisma aorta abdominal. Ini merupakan jenis aneurisma aorta yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, pembesaran atau benjolan terjadi pada bagian bawah aorta. Aneurisma aorta torakal. Pada kondisi ini, pembesaran atau pelemahan terjadi pada aorta bagian atas. Aneurisma aorta torako-abdominal. Jenis aneurisma ini terjadi di antara bagian atas dan bawah aorta.

Beberapa faktor yang berisiko menyebabkan seseorang terkena aneurisma aorta adalah:         

Merokok atau mengunyah tembakau. Berusia di atas 65 tahun. Menderita hipertensi. Menderita aterosklerosis. Memiliki anggota keluarga yang menderita aneurisma aorta. Berjenis kelamin pria. Berkulit putih. Menderita aneurisma lainnya. Menderita sindrom Marfan atau kelainan genetis lainnya.

Gejala Aneurisma Aorta Aneurisma aorta biasanya sulit dideteksi, karena seringkali berkembang secara lambat dan tanpa gejala. Pada kasus aneurisma aorta abdominal, beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderitanya adalah:   

Nyeri konstan dari dalam perut atau di bagian samping perut. Nyeri punggung. Sensasi berdenyut di sekitar pusar.

Sedangkan pada kasus aneurisma aorta torakal, beberapa gejala yang mungkin muncul adalah:     

Batuk. Suara menjadi serak. Napas pendek. Nyeri pada dada atau dada menjadi sensitif. Nyeri punggung.

Penyebab Aneurisma Aorta Penyebab munculnya aneurisma aorta belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun ada beberapa faktor pemicu munculnya aneurisma aorta yaitu:    

Pengerasan arteri (aterosklerosis). Infeksi pada aorta atau pada bagian tubuh lain yang tidak terobati. Kelainan genetik. Cedera.

Diagnosis Aneurisma Aorta Jika dicurigai menderita aneurisma aorta, maka dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa pemeriksaan yaitu:  

Pencitraan. Dokter mungkin akan merekomendasikan pasien untuk menjalani pemeriksaan USG perut, foto Rontgen dada, CTscan, MRI, atau MRA. Pemeriksaan genetik. Jika salah satu anggota keluarga pasien menderita sindrom Marfan atau kelainan genetis lainnya, maka dokter dapat meminta pasien menjalani uji genetis.

Pengobatan Aneurisma Aorta Tujuan dari pengobatan aneurisma aorta adalah untuk mencegah pecahnya pembuluh darah aorta. Jika ukuran aneurisma masih kecil dan pasien tidak merasakan gejala apa pun, maka dokter akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan medis secara rutin untuk memonitor perkembangan aneurisma. Bagi penderita aneurisma aorta abdominal, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan pembedahan jika aneurisma sudah berukuran 5 sampai 5,5 centimeter atau lebih besar lagi. Beberapa jenis pembedahan untuk menangani aneurisma aorta abdominal adalah:  

Bedah terbuka untuk memperbaiki aneurisma aorta abdominal yang melibatkan pengangkatan bagian aorta yang rusak serta menggantinya dengan tabung sintetis. Bedah endovaskular. Dalam prosedur ini, dokter akan menempelkan cangkokan sintetis pada ujung kateter yang akan dimasukkan ke dalam aorta melalui arteri di kaki pasien.

Sedangkan bagi penderita aneurisma aorta toraks, dokter akan melakukan beberapa tindakan pengobatan, seperti:  

Pemberian obat-obatan untuk mengurangi risiko komplikasi aneurisma. Contohnya adalah statin, beta blocker, dan angiotensin II receptor blockers. Pembedahan untuk mencegah pecahnya aneurisma. Contohnya adalah bedah terbuka pada bagian dada, bedah endovaskular, dan operasi perbaikan katup jantung.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien menghentikan kebiasaan merokok apabila dia adalah seorang perokok, karena dapat memperburuk kondisi aneurisma.

b. Hipertensi Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi di mana kekuatan aliran dari darah terhadap dinding arteri cukup tinggi. Hampir sepertiga dari orang-orang yang memiliki hipertensi tidak menyadari penyakit ini dalam tubuhnya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali. Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung dan daya tahan pembuluh darah.

Penyebab Hipertensi Faktor risiko yang membuat seseorang mengalami hipertensi di antaranya: obesitas, terlalu banyak minum alkohol, merokok, dan riwayat keluarga. Salah satu aspek yang paling berbahaya dari hipertensi adalah bahwa setiap individu tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi. Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda mengalami hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah yang teratur. Hal ini penting terutama jika kita memiliki saudara atau keturunan tekanan darah tinggi.

Gejala Hipertensi Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi dapat muncul gejala hipertensi berupa: 

Sakit kepala parah



Kelelahan atau kebingungan



Masalah penglihatan (kemungkinan komplikasi ke retina mata)



Nyeri dada



Sulit bernapas



Denyut jantung tidak teratur



Adanya darah dalam urine (kemungkinan komplikasi ke ginjal)



Berdebar di dada, leher, atau telinga.

Diagnosis Hipertensi Tekanan darah tinggi sering disebut silent disease karena pasien biasanya tidak tahu bahwa tubuhnya memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan karena penyakit hipertensi tidak menunjukkan tanda dan gejala secara kasatmata. Itulah kenapa pemantauan tekanan darah secara rutin sangat penting. Angka tekanan darah yang ideal adalah di bawah 120/80 mmHg. Namun, hasil pengukuran di bawah 130/90 mmHg masih termasuk dalam batas normal. Tekanan darah bisa berubah-ubah. Hasil pengukuran yang tinggi dalam sekali pemeriksaan tidak berarti Anda otomatis mengidap penyakit hipertensi. Tekanan darah biasanya diukur memakai sfigmomanometer manual maupun digital. Kebanyakan dokter kini memakai sfigmomanometer digital, yaitu alat pengukur tekanan darah yang memakai sensor elektronik dalam mendeteksi denyut Anda.

Hipertensi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Hipertensi grade I Ketika tekanan darah sistole di atas atau sama dengan 140 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 90 mmHg. Diagnosis hipertensi grade I apabila selama 2 kali pemeriksaan berturut-turut dalam rentang waktu seminggu pasien menunjukkan tekanan darah tersebut. 2. Hipertensi grade II Ketika tekanan darah sistole di atas atau sama dengan 160 mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 100 mmHg pada satu kali pemeriksaan. 3. Krisis hipertensi Ketika tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 180 mmHg dan tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 110 mmHg. Krisis hipertensi sendiri dibagi menjadi 2: 

Hipertensi darurat (jika terdapat kegagalan organ vital)



Hipertensi urgensi (jika belum terjadi kegagalan organ vital).

Pengobatan Hipertensi Pengobatan hipertensi yang utama adalah dengan mengubah gaya hidup. Pola hidup sehat yang dapat diterapkan, di antaranya: 

Olahraga teratur



Jaga berat badan tetap ideal



Batasi konsumsi garam



Hindari merokok.

Setelah bisa mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, Anda juga membutuhkan beberapa obat yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, di antaranya:

1. Kalsium channel blocker Obat

ini

digunakan

untuk

menurunkan

tekanan

darah.

Kalsium

channel

blocker bekerja dengan memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding pembuluh darah, yang membuat jantung lebih mudah untuk memompa dan memperlebar pembuluh darah.

2. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor Obat tekanan darah tinggi yang memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan jumlah darah yang dipompa jantung dan pada akhirnya menurunkan hipertensi.

3. Angiotensin II receptor blockers (ARB) Angiotensin II receptor blocker (ARB) memiliki efek yang sama seperti ACE inhibitor, tetapi bekerja dengan mekanisme yang berbeda.

4. Diuretik Umumnya dikenal sebagai pil air, yang membantu tubuh untuk menyingkirkan air dan garam yang tidak dibutuhkan melalui urine. Menyingkirkan kelebihan garam dan cairan

membantu menurunkan tekanan darah dan dapat membuat jantung memompa darah lebih ringan.

5. Beta-blockers Obat ini digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dengan cara memblokir efek dari sistem saraf simpatik pada jantung.

6. Omega-3 suplemen minyak ikan Diet suplemen ikan dan minyak ikan memiliki manfaat bagi orang sehat dan juga orang-orang dengan penyakit jantung.

Makanan yang bisa menurunkan hipertensi: Diet yang dapat membantu mengontrol hipertensi adalah makanan yang kaya akan kalium, magnesium, serat dan rendah sodium. Berikuti makanan yang bisa membantu menurunkan hipertensi: 1. Sayuran hijau 2. Buah berries 3. Bit 4. Susu skim dan yoghurt 5. Oatmeal 6. Pisang 7. Salmon, mackerel, dan ikan dengan omega-3 8. Biji-bijian 9. Bawang putih dan herbs 10. Cokelat hitam 11. Pistachio 12. Minyak zaitun 13. Buah delima

c. Aterosklerosis Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat lapisan sel pada dinding dalam arteri (endothelium) yang bertugas menjaga kelancaran aliran darah mengalami kerusakan. Plak yang menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, zat lemak, kalsium, dan fibrin (zat dalam darah). Plak dapat terbawa aliran darah hingga menyebabkan penyumbatan, atau membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen dari arteri ke organ tubuh terhambat. Meski digolongkan sebagai gangguan jantung, aterosklerosis sebenarnya dapat terjadi pada arteri di bagian tubuh mana pun, seperti otak, ginjal, atau kaki, serta dapat memicu masalah kesehatan di bagian-bagian tersebut. Terjadinya aterosklerosis bisa berawal sejak masa anak-anak dan berkembang terus secara perlahan. Gejala membahayakan baru muncul ketika usia penderita mencapai 50 atau 60 tahun. Kendati demikian, penyakit ini dapat dihindari dan diatasi dengan perubahan gaya hidup,

Gejala Aterosklerosis Gejala aterosklerosis baru akan terasa ketika arteri sudah sangat menyempit dan menghambat peredaran darah menuju jaringan atau organ tubuh. Gejala yang muncul tergantung pada lokasi terjadinya ateriosklerosis, di antaranya: 

Aterosklerosis pada tangan dan kaki; menimbulkan nyeri saat berjalan (klaudikasio).



Aterosklerosis pada ginjal; menyebabkan gagal ginjal dan tekanan darah tinggi.



Aterosklerosis pada jantung; menyebabkan nyeri dada (angina).



Aerosklerosis pada otak; mengakibatkan tangan dan kaki lemah atau kaku, kesulitan bicara, otot wajah melemah, atau kehilangan penglihatan sementara pada salah satu mata.

Penyebab Aterosklerosis Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium). Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh: 

Kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah yang tinggi.



Diabetes atau resisten terhadap insulin.



Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti artritis, infeksi, atau lupus.



Kebiasaan merokok.



Obesitas.

Selain penyebab di atas, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat aterosklerosis juga diduga berisiko tinggi untuk menderita penyakit yang sama.

Diagnosis Aterosklerosis Diagnosis dapat diawali dengan pemeriksaan fisik. Terjadinya gangguan peredaran darah dapat ditandai dengan denyut nadi yang lemah, tekanan darah yang rendah pada tungkai yang terganggu, serta penyembuhan luka . Hasil pemeriksaan fisik tersebut perlu diperkuat dengan beberapa pemeriksaan lanjutan yang meliputi: 

Tes darah, untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.



Perbandingan indeks tekanan darah kaki dan lengan, guna memeriksa penyumbatan arteri pada tangan dan kaki.



Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa aktivitas jantung yang dapat menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya.



USG Doppler, guna melihat adanya penyumbatan arteri dengan gelombang suara.



Stress test atau pemeriksaan treadmill, untuk memeriksa aktivitas elektrik jantung dan tekanan darah saat melakukan kegiatan fisik.



Pemindaian, meliputi magnetic resonance angiogram (MRA) dan CT scan untuk memeriksa kondisi arteri.



Angiogram dan katerisasi jantung, yaitu pemeriksaan kondisi arteri jantung dengan menyuntikkan zat kontras (pewarna) pada arteri sehingga dapat terlihat melalui foto R

Pengobatan Aterosklerosis Penangan aterosklerosis dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu perubahan gaya hidup, obat-obatan, serta prosedur operasi. Perubahan gaya hidup sehari-hari merupakan hal utama

yang perlu dilakukan. Penderita dianjurkan untuk lebih sering berolahraga guna meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengurangi konsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi. Selain perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan juga penting untuk mencegah arterosklerosis bertambah buruk. Di antaranya adalah: 

Obat untuk pencegah pembekuan darah yang menghambat arteri. Obat yang mungkin diberikan adalah antiplatelet dan antikoagulan, seperti aspirin.



Obat penurun tekanan darah. Obat yang mungkin diberikan adalah penghambat beta (beta blockers), penghambat kanal kalsium (calcium channel blockers), dan diuretik guna meningkatkan laju urin



Obat penurun kadar kolesterol jahat (LDL), seperti misalnya statin dan asam fibrat.



Obat penghambat enzim angiostensin (ACE inhibitors). Obat ini dapat meredakan perkembangan aterosklerosis dengan menurunkan tekanan darah dan mencegah penyempitan arteri.



Obat-obatan lain untuk mengendalikan kondisi medis yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis, misalnya obat diabetes.

Pada kasus aterosklerosis parah, prosedur operasi perlu dilaksanakan. Di antaranya adalah: 

Operasi bypass, untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri. Operasi ini dilakukan dengan cara memintas pembuluh darah yang tersumbat

dengan

menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain atau selang berbahan sintetis agar darah tetap mengalir. 

Terapi fibrinolitik untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat pembekuan darah.



Pemasangan tabung (stent) dan angioplasty. Tujuan prosedur ini sama dengan operasi bypass, yaitu untuk mengatasi penyempitan atau penyumbatan arteri. Dalam prosedur ini, dokter akan memasang dua buah kateter dan tabung kecil agar arteri tetap terbuka.



Endarterektomi untuk membuang simpanan lemak pada dinding arteri yang menyempit.



Arterektomi untuk membuang plak dan arteri.

Kelainan Sel darah a. Anemia Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah Anda lebih rendah dari jumlah normal. Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Penyebab & Faktor Risiko Meskipun banyak bagian tubuh yang membantu membuat sel-sel darah merah, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan pada sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah. Sel-sel darah merah yang sehat bertahan antara 90 dan 120 hari. Bagian tubuh Anda kemudian akan menghapus sel-sel darah tua. Sebuah hormon yang disebut erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Protein ini memberikan sel darah merah warna merah. Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin. Tubuh membutuhkan vitamin tertentu, mineral, dan nutrisi untuk membuat cukup sel darah merah. Zat besi, vitamin B12, dan asam folat merupakan tiga zat yang paling penting. Tubuh mungkin tidak memiliki cukup nutrisi ini karena: 

Perubahan pada lapisan lambung atau usus yang mempengaruhi seberapa baik nutrisi yang diserap (misalnya, penyakit celiac)



Pola makan yang buruk



Kehilangan darah dengan lambat (misalnya, karena periode menstruasi berat atau tukak lambung)



Operasi yang menghilangkan bagian dari lambung atau usus. Kemungkinan penyebab anemia meliputi:



Obat-obatan tertentu



Penghancuran sel darah merah lebih awal dari biasanya (yang mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh)



Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit kronis ginjal, kanker, ulcerative colitis, atau rheumatoid arthritis



Beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau anemia sel sabit, yang bisa diturunkan



Kehamilan



Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, myelodysplasia, multiple myeloma, atau anemia aplastik. Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko terkena anemia:



Pola makan kurang vitamin tertentu. Makan makanan yang rendah zat besi, vitamin B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko anemia.



Gangguan usus. Memiliki gangguan usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko anemia. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil Anda di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.



Haid. Secara umum, perempuan yang belum mengalami menopause memiliki risiko lebih besar mengalami anemia defisiensi zat besi daripada laki-laki dan wanita pasca menopause. Itu karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.



Kehamilan. Jika Anda sedang hamil, Anda mengalami peningkatan risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi Anda harus membantu peningkatan volume darah Anda serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.



Kondisi kronis. Misalnya, jika Anda memiliki kanker, ginjal atau gagal hati, atau kondisi kronis lain, Anda mungkin berisiko anemia karena penyakit kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah. Kehilangan darah kronis dan perlahan-lahan dari luka lambung atau sumber lain dalam tubuh Anda dapat menguras cadangan zat besi dari tubuh Anda, yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi.



Sejarah keluarga. Jika keluarga Anda memiliki sejarah dari anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit, Anda juga mungkin memiliki peningkatan risiko kondisi ini.



Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Gejala



Merasa mudah marah



Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya, atau saat olahraga



Sakit kepala



Masalah berkonsentrasi atau berpikir Jika anemia semakin memburuk, gejala mungkin termasuk:



Warna biru hingga putih pada mata



Kuku rapuh



Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan (disebut juga ‘pica’)



Pusing ketika Anda berdiri



Warna kulit pucat



Sesak napas



Lidah sakit



Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala lainnya. Obat & Pengobatan



Transfusi darah



Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh



Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah



Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Apa komplikasi yang mungkin terjadi karena anemia? Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti: 

Kelelahan berat. Ketika anemia cukup parah, Anda mungkin begitu lelah sehingga Anda tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bermain.



Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau tidak teratur – yang disebut aritmia. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam darah ketika Anda anemia. Hal ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.



Kematian. Beberapa anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, bisa serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat menyebabkan anemia berat dan bisa berakibat fatal.

b. Leukimia Kanker darah atau penyakit leukemia adalah kondisi di mana tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari normal sehingga mengganggu fungsi tubuh dalam melawan infeksi. Apa itu leukemia? Pengertian penyakit leukemia adalah penyakit yang berkembang dari kelebihan produksi sel darah putih yang belum matang. Penyakit leukemia menjadi berbahaya karena jumlah sel darah putih yang sangat banyak dalam aliran darah dan sumsum tulang bisa membuat sel-sel darah lainnya terganggu proses pembuatannya. Akibatnya, sel-sel darah putih dan sel darah lainnya tidak mampu berfungsi sebagaimana seharusnya. Perlu diketahui, orang-orang pengidap penyakit leukemia rentan terhadap memar, perdarahan, dan infeksi. Penyakit leukemia adalah penyakit yang serius. Maka siapa pun harus waspada terhadap penyakit leukemia ini. Karena penumpukan sel darah putih terjadi di aliran darah, sel abnormal tersebut juga dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, limfa, paru-paru, ginjal, bahkan hingga ke otak dan tulang belakang.

Penyebab Leukemia Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Penyebab penyakit leukemia adalah dari faktor internal maupun faktor eksternal tubuh. Penyebab leukemia secara internal adalah dari kelainan kromosom, paparan polusi, paparan radiasi, dan merokok adalah beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko. Selain itu, perubahan lain dalam sel darah putih akibat faktor gen dan lingkungan juga diperkirakan turut menjadi penyebab leukemia. Sementara faktor eksternal penyebab leukemia adalah termasuk paparan radiasi, polusi, atau zat kimia tertentu yang berbahaya. Biasakan untuk menjalani gaya hidup sehat dan kurangi merokok agar tidak meningkatkan risiko leukemia.

Gejala Leukemia adalah Hal yang Perlu Diperhatikan Penyakit ini tidak memberikan gejala leukemia yang khas pada tahap awal. Ketika timbul, berikut ini gejala leukemia yang dapat muncul: 

Anemia dan gejala yang terkait, seperti kelelahan, pucat di bibir, pucat di konjungtiva mata bisa menjadi salah satu tanda gejala leukemia.



Kecenderungan untuk memar atau mudah berdarah, termasuk perdarahan dari gusi dan hidung, atau darah dalam tinja atau urine bisa menjadi salah satu gejala leukemia.



Selain itu, gejala leukemia adalah kerentanan terhadap infeksi seperti sakit tenggorokan atau pneumonia bronkial, yang bisa disertai dengan sakit kepala, demam ringan, sariawan, atau ruam kulit.



Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di tenggorokan, ketiak, atau selangkangan.



Kehilangan nafsu makan dan berat badan juga merupakan salah satu gejala leukemia.



Ketidaknyamanan di bawah tulang rusuk kiri bawah (yang disebabkan oleh limpa bengkak).



Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi dapat mengakibatkan masalah penglihatan karena perdarahan retina, telinga berdenging (tinnitus), perubahan status mental, ereksi berkepanjangan (priapismus), stroke, ataupun kejang karena perdarahan di otak. Jika beberapa gejala leukemia ini muncul, maka siapa pun harus waspada.

Jenis Leukimia dan Pengobatannya Jenis penyakit leukemia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang, apakah jenis leukemia limfoblastik atau mieloblastik. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah penderita leukemia masuk kategori akut atau kronis. 1. Leukimia limfoblastik akut Cara mengobati leukemia limfoblastik akut (ALL) memiliki 3 langkah yang terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan. 

Terapi induksi leukemia adalah tahap puntuk membunuh sel-sel leukimia di dalam darah dan sumsum tulang. Perawatan tahap ini termasuk kemoterapi dan kortikosteroid. Induksi biasanya berlangsung 4 minggu dan dilakukan di rumah sakit. Tetapi beberapa pasien memiliki sel-sel leukemia dengan perubahan gen

tertentu. Gen ini disebut kromosom Philadelphia. Pasien dengan gen tersebut akan diberikan inhibitor tyrosine kinase. 

Cara mengobati leukemia adalah dengan terapi konsolidasi membunuh sel-sel leukemia yang mungkin masih tersisa. Jika sel-sel tersisa, sel ini dapat tumbuh kembali dan dapat kambuh. Perawatan termasuk kemoterapi dan mungkin transplantasi sumsum tulang. Konsolidasi biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan tetapi tidak memerlukan opname di rumah sakit.



Terapi pemeliharaan leukemia adalah cara pengobatan mencegah sel-sel leukemia yang tersisa untuk tumbuh. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dosis kemoterapi yang lebih rendah dari yang digunakan selama induksi atau konsolidasi. Kemoterapi diberikan dengan obat minum dan obat suntik intravena (IV). Terapi pemeliharaan dilakukan selama 3 tahun berturut-turut, tapi selama ini, kebanyakan pasien leukemia mengalami kekambuhan ketika sedang dalam terapi pemeliharaan.

2. Leukemia mieloblastik akut Pengobatan leukemia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan genetik dari sel myeloid normal. Rencana pengobatannya biasanya memiliki 2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi. 

Terapi remisi adalah pengobatan leukemia untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Kemoterapi diberikan pada penderita dengan cara pengobatan suntikan intravena (IV). Induksi biasanya berlangsung 4 minggu, dengan diikuti 3 minggu kemudian untuk pemulihan sumsum tulang. Terapi remisi biasanya memerlukan opname di rumah sakit.



Terapi pasca-remisi dilakukan untuk membunuh sel-sel leukemia yang mungkin ada meskipun mereka tidak terdeteksi. Terapi ini dapat berupa kemoterapi tambahan atau transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi dapat diberikan kepada pasien di rumah sakit selama beberapa hari setiap bulannya dan proses sebaiknya dijalani selama 3 sampai 4 bulan.

Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga pasien atau penderita leukemia mendapatkan obat-obatan lain, seperti arsenik trioksida dan obat all-trans

retinoic acid (ATRA). Transplantasi sel induk dan kemoterapi juga digunakan ketika leukemia tidak respons terhadap pengobatan atau jika AML kambuh kembali. 3. Leukemia Limfositik Kronis (CLL) Berikut ini adalah pilihan obat leukemia limfositik kronis, di antaranya: 

Terapi radiasi. Ini dapat digunakan untuk mengobati kelenjar getah bening yang bengkak karena terlalu banyak limfosit abnormal.



Cara ini merupakan kombinasi dari obat leukemia, termasuk antibodi monoklonal.



Ketika CLL tidak respons terhadap pengobatan, atau jika kambuh kembali setelah pasien telah reda gejalanya selama beberapa waktu tertentu, cara mengobati leukemia yang seperti ini adalah dengan kemoterapi lebih atau transplantasi sumsum tulang.

Pasien CLL tidak mampu melawan infeksi dengan baik. Pasien atau penderita dan dokter perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur. Pengobatan dini akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukemia disesuaikan dengan tingkat keparahan leukemia yang diderita oleh pasien. 4. Leukimia Mieloblastik Kronis Penyakit leukimia mieloblastik kronis (CML) perlu diobati dengan segera. Pilihan obat leukemia untuk penyakit jenis ini yang paling umum termasuk: 

Target terapi dengan inhibitor tyrosine kinase. Ini adalah pengobatan pertama kali digunakan untuk CML.



Transplantasi sumsum tulang. Sebelum transplantasi bisa dilakukan, kemoterapi atau radiasi digunakan untuk menghancurkan aktivitas sumsum tulang.

Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien melakukan transplantasi sumsum tulang.

Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya (fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum

dilakukannya transplantasi sumsum

tulang



guna

meningkatkan

kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.

Leukemia pada Anak-anak Perlu diketahui, perawatan penderita leukimia untuk anak-anak tidak sama dengan pengobatan untuk orang dewasa. Setelah leukemia telah diobati, anak-anak memerlukan pantauan khusus untuk efek samping pengobatan yang mungkin muncul dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian. Obat leukemia untuk anak juga disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit leukimia tersebut.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Sistem peredaran darah manusia terkadang dapat mengalami suatu gangguan. Gangguan tersebut dapat terjadi karena keturunan (genetis), penyakit, atau karena gaya hidup individu yang bersangkutan Beberapa gangguan pada sistem peredaran darah disebabkan oleh faktor keturunan, kerusakan atau makanan. Agar anda terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu sistem peredaran darah, disarankan memakan makanan yang seimbang, tidak berlebihan, mengurangi makanan yang berlemak dari hewan (lemak hewani), menjaga berat badan yang sesuai dengan umur dan tinggi badan, serta rajin-rajinlah anda berolahraga secara rutin.

Saran Sebaiknya kita menjaga pola hidup yang sehat agar terhindar dari beberapa penyakit dan selalu mengonsumsi makanan yang sehat juga.

Daftar Pustaka https://doktersehat.com/jantung-koroner/ https://hellosehat.com/penyakit/gagal-jantung/ https://hellosehat.com/penyakit/aortic-stenosis-aorta/ https://hellosehat.com/penyakit/aritmia/ https://www.alodokter.com/aneurisma-aorta.html https://doktersehat.com/hipertensi/ https://www.alodokter.com/aterosklerosis.html https://hellosehat.com/penyakit/anemia/ https://doktersehat.com/leukemia-1/ https://dosenbiologi.com/manusia/kelainan-pada-sistem-peredaran-darah-manusia

Related Documents


More Documents from "Ramadhanisafitri Fitri"