Kel. 3 Jenis Penelitian.docx

  • Uploaded by: Sofia Andini
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kel. 3 Jenis Penelitian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,774
  • Pages: 13
JENIS DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ayi Darmana, M. Si. Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3 Nama/NIM

: Sofia Andini Manurung / 4161131037 Siti Hajar / 4163131029 Veren Raenovta / 4163131032

Prodi

: Pendidikan Kimia

Kelas

: Reguler C

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

1. Penelitian Tindakan Kelas A. Pengertian Penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang menekankan kepada kegiatan (tindakan) degan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro sehingga diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas suatu program atau kondisi faktual tertentu di masyarakat. Ada beberapa hal yang harus digarisbawahi yaitu : Pertama, PTK adalah proses artinya PTK adalah rangkaian kegiatan dari mulai menyadari adanya masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan dan rafleksi terhadap tindakan yang dilakukannya. Kedua. Masalah yang dikaji adalah masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Ketiga. PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan refliksi diri artinya yang melaksanakan PTK itu adalah guru. Guru merupakan pemeran utama dalam PTK. Keempat. PTK dilakukan berbagai tindakan artinya PTK bukan sekedar ingin mengetahui sesuatu akan tetapi adanya aksi dari guru untuk proses perbaikan. Kelima, PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi yang dilakukan guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang sebenarnya tidak mengganggu program pembelajaran yang sudah direncanakan.

B. Jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga macam yaitu : (1) penelitian tindakan yang bersifat teknis; (2) penelitian yang bersifat praktis dan (3) penelitian tindakan yang bersifat emansipatoris. a. Bersifat Teknis Merupakan penelitian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan atau sistem pengelolaan. Dalam hal ini para pelaku dipilih dan sangat tergantung pada peneliti sebagai fasilisator b. Bersifat Praktis Merupakan penelitian untuk meningkatkan efektifitas, juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman pada pelau dan pengembang keahlian

1

c. Bersifat Emansipatoris Merupakan penelitia yang tidak hanya mecakup pengembangan praktis tetapi juga perlu adanya pemahaman dan partisipasi yang baik dari parisipan sesuai dengan proses transformasi dan perubahan dalam batas-batas dan kondisi yang ada termasuk perubahan terhadap sistem atau organisasinya. Sementara itu menurut Kemmis dan Taggart (1998) penelitian tindakan dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu : (1) penelitian tindakan diagnostik, (2) penelitian tindakan partisipan, (3) penelitian tindakan empiris, (4) penelitian tindakan eksperimental. Penelitian tindakan diagnostik adalah apabila peneliti termasuk ke dalam situasi yang telah ada serta merta mendiagnosis situasinya. Kemudian dibuatnya beberapa rekomendasi mengenai tindakan perbaikannya sebagai tindakan terapinya. Penelitian tindakan partisipan apabila orang yang akan melakukan tindakan terlibat penuh dalam proses penelitian ini sejak awal. Penelitian tindakan eksperimental adalah apabila dalam kegiatan penelitian yang dilakukan disertai dengan berbagai teknik tindakan yang terkontrol secara efektif.

C. ASAS PENELITIAN TINDAKAN Terdapat beberapa asas dalam melakukan penelitian tindakan, diantaranya : (1) asas kritik reflektif, (2) asas kritik dialektis, (3) asas sumber daya kolaboratif, (4) asas resiko, (5) asas struktur majemuk, dan (6) asas teori, praktik dan transformasi. Asas kritik reflektif merupakan upaya dalam menilai apa yang telah dilakukan berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Asas kritik dialektis menggambarkan bahwa peneliti tindakan diharapkan menerapkan pendekatan dialektis yang menuntut peneliti untuk melakukan kritik terhadap gejala yang ditelitinya. Asas sumber daya kolaboratif maksudnya adalah bahwa sudut pandang setiap orang akan dianggap memberikan andil pada pemahaman. Asas resiko mengacu pada kebenaran peneliti untuk mengmbil resiko alam proses penelitianya. Asas struktur majemuk adalah hubungan dengan sifat penelitian tindakan yang sifatnya dialektis, reflektif dan kolaboratif. Asas teorotik praktik dan transformasi maksudnya adalah bahwa dalam penelitian tindakan antara teori dan praktek tidak

2

dapat dipisahkan dan dipertentangkan satu sama lain, karena teori mengandung unsur praktik dan begitu juga sebaliknya (Gurning & Effi, 2018).

D. Ciri-ciri PTK dan PTS  -

PTK Adanya tindakan oleh guru untuk memperbaiki proses dan mutu perkembangan dikelas.

-

Pemberian tindakan kelas harus sendiri oleh peneliti, tidak boleh minta bantuan orang lain.

-

Adanya niat untuk meningkatkan mutu professional dan kinerja guru sekolah secara keseluruhan dan peningkatan hasil belajar siswa.

-

Tertuju pada peningkatan mutu belajar siswa.

-

Berlangsung dalam siklus atau putaran empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

-

Bukan menjelaskan tentang materi, tetapi dengan cara metode prosedur dan langkah-langkah.

 -

PTS Tindakan sekolah yang diberikan pengawas sekolah dan kepala sekolah harus dapat dilihat dalam unjuk kerja subjek tindakan secara nyata yang dapat diamati oleh peneliti.

-

Pemberian tindakan sekolah harus dilakukan sendiri oleh peneliti sendiri tidak dibantu orang lain.

-

Adanya niat untuk meningkatkan mutu professional kepala sekolah, kinerja sekolah dan kinerja kepala sekolah secara keseluruhan.

-

tertuju pada peningkatan mutu kinerja pengawas sekolah dan kepala sekolah yang melaksanakan PTS itu sendiri.

-

Berlangsung dalam siklus atau putaran empat tahp, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

-

Bukan menjelaskan tentang materi tetapi tentang cara metode prosedur, dan langkah-langkah.

3

E. Prinsip-prinsip Tindakan -

Masalah ialah kesenjangan keadaan sekarang (das sein) dengan keadaan yang diharapkan (das sollen)

-

Tujuan ialah sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat dengan kata-kata yang spesifik dan dapat diamati, dari alur ide atau gagasan penelitian yang telah diramu berdasarkan teori yang dikemukakan.

-

Kajian teori atau kajian pustaka meliputi kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.

-

Pemantapan ialah meyakinkan adanya hubungan teori dengan tujuan, yaitu menerapkan teori yang dipilih untuk memecahkan masalah.

-

Ide atau gagasan asli peneliti ialah pemikiran peneliti yang dilakukan peneliti dalam PTK atau PTS. Satu siklus (satu putaran) meliputi empat langkah, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1.

Perencanaan adalah langakah awal yang dialkuakn peneliti saat akan memulai tindakannya.

2.

Pelaksanaan ialah penerapan dari perencanaan diatas.

3.

Pengamatan ialah percermatan terhadap pelaksanaan tindakan.

4.

Refleksi adalah merenungkan hasil pengamatan (Emzir, 2017).

2. Penelitian Grounded Penelitian grounded bertitik tolak dari data-data faktual di lapangan secara empiris. Data-data tersebut dianalisis secara induktif sehingga menjadi teori. Dengan kata lain, penelitian grounded justru akan melahirkan teori berdasarkan data empiris dan realitas sosial. Asumsi penelitian ini adalah untuk memahami tindakan manusia dengan benar. Oleh karena itu, tidak dapat digunakan teori-teori atau konsep-konsep tentang tindakan sosial yang dirumuskan terlebih dahulu sebelum penelitian itu sendiri dimulai. Konsep-konsep dan hipotesis-hipotesis itu muncul dari data itu sendiri, dimana kategori-kategori, penjelasan-penjelasan dan

4

keterangan-keterangan tidak pernah dibuat sebelum penelitian terjadi (Arifin, 2011). Grounded theory yang secara teknik bersifat induktif yang dikembangkan secara ilmiah ditemukan pada tahun 1967 oleh Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss dengan diterbitkannya buku berjudul “The Discovery of Grounded Theory”. Grounded research diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an, dengan diselenggarakannya pelatihan riset ilmu sosial bagi ilmuwan Indonesia pertama kali di Surabaya, kemudian di Ujung Pandang, dan Banda Aceh. Pengembangan awal grounded research adalah dalam bidang sosiologi. Istilah grounded (diperkenalkan oleh Glaser dan Strauss) mengacu pada kondisi bahwa teori yang dikembangkan atau riset tersembunyi, atau disebut berakar pada data dari mana teori tersebut diturunkan. Perkembangan tersebut terus berlangsung hingga kini, dan bukan hanya dalam kajian sosiologi, tetapi juga sudah banyak meluas dalam penelitian bidang komunikasi, kesehatan, psikologi, dan pendidikan, serta kini berkembang di bidang akuntansi. Pendekatan grounded theory merupakan metodologi umum analisis terkait dengan pengumpulan data sistematis yang diterapkan dan menggunakan serangkaian metode untuk menghasilkan sebuah teori induktif tentang area substantive. Jadi dapat dikatakan bahwa pelaksanaan riset kualitatif dengan metode grounded theory bertolak belakang dengan riset kuantitatif pada umumnya, yang berawal dari teori konsepsual menuju kajian empiris, sedangkan grounded theory bermula darikajianempiris berdasarkan data yang diperoleh menuju ke teori konsepsual. Desain riset grounded theory merupakan seperangkat prosedur yang digunakan untuk menyusun sebuah teori yang menjelaskan sebuah proses mengenai sebuah topik substantif. Riset grounded theory cocok digunakan dalam rangka menjelaskan fenomena, proses atau merumuskan teori umum tentang sebuah fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori yang ada. Riset dengan menggunakan metode grounded theory merupakan salah satu bentuk riset yang banyak membutuhkan keprofesionalan seorang ilmuwan, terutama kejujuran. Di samping ketelitian dan kesabaran juga sebagai modal utamanya. Praktisi dalam riset ini, adalah komunitas ilmuwan yang telah

5

memahami substansi teori secara mendalam, terutama grand theory. Praktisipraktisi itulah yang mungkin menghasilkan teori dengan baik, oleh karena mereka sangat memahami prosesnya. Perbedaan utama antara metode grounded theory dan metode lainnya adalah kekhasan pendekatannya dalam pengembangan teori grounded theory yang menyarankan bahwa harus terdapat interaksi yang terus-menerus antara proses pengumpulan data dan analisisnya. Biasanya dalam riset kualitatif, peneliti pemula sering tidak yakin tentang analisis data sehingga dipilihnya metode grounded theory. Hal ini bermula dari adanya ketidakpastian mengenai perbedaan- perbedaan antara pendekatan Glaser dan Strauss, yang secara bersama-sama menjelaskan pertama kali tentang metode tersebut. Metode grounded theory menurut Glaser menekankan induksi atau munculnya kreativitas individu si peneliti dalam tahapan kerangka yang jelas. Hal ini juga menjelaskan secara jelas bahwa grounded theory menurut Glaser adalah munculnya sebuah metodologi, dimana hal ini menyediakan beberapa argumen untuk mendukung pendekatan tersebut. Sedangkan Strauss lebih tertarik dalam kriteria validasi dan pendekatan sistematis. Pendekatan grounded theory, terutama cara Strauss dalam mengembangkannya, terdiri dari satu set langkah hati-hati yang diduga sebagai “jaminan” dari sebuah teori yang baik sebagai hasilnya. Strauss mengatakan bahwa kualitas suatu teori dapat dievaluasi dengan proses di mana teori tersebut dibangun. Kedua metode tersebut dibandingkan dalam kaitannya dengan akar dan divergensi, peran induksi, deduksi dan verifikasi, cara-cara dimana data yang dikodekan dan diformat menghasilkan suatu teori. Pengalaman pribadi berkembang sebagai teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan beberapa kunci perbedaannya. Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode riset dimana teori dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan dari teori yang ada. Hal ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti bahwa bergerak dari khusus ke lebih umum. Metode riset pada dasarnya berdasarkan tiga elemen yaitu konsep, kategori dan proposisi, atau apa yang awalnya disebut “hipotesis”. Namun demikian, konsep adalah elemen kunci dari analisis karena teori dikembangkan dari konseptualisasi data, bukan data sebenarnya.

6

Sebagai sebuah metode, grounded theory menjelaskan hubungan ini yang dikembangkan dari studi kasus untuk menjelaskan perbedaan yang muncul dalam menghasilkan teori berdasarkan data yang ada. Konsep Bourdieu tentang habitus digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut grounded theory ini dan untuk menyarankan suatu teori yang lebih formal. Metode grounded theory menurut Martin dan Turner (1986) merupakan suatu pendekatan riset kualitatif (beberapa percaya sebagai metodologi) berdasarkan paradigma interpretif, yangsangat dipengaruhi oleh interaksionisme simbolik, etnometodologi dan sampai batas tertentu juga etnografi yang dirancang khusus dan berorientasi untuk menemukan (menghasilkan) suatu teori tentang fenomena sosial (Bungin, 2013). Salah satu tujuan dari metode grounded theory adalah untuk merumuskan suatu teori yang didasarkan pada gagasan konseptual. Di samping itu mencoba untuk memverifikasi teori yang dihasilkan denganmembandingkan data yang dikonseptualisasikan pada tingkat yang berbeda abstraksi, dan perbandingan ini berisi langkah-langkah deduktif. Tujuan lain dari metode grounded theory adalah untuk menemukan perhatian utama para peneliti dan bagaimana mereka terus mencoba untuk menyelesaikan risetnya. Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan dari metode grounded theory dalam riset kualitatif adalah teoritisasi data, yaitu sebagai suatu metode penyusunan teori yang berfokus pada tindakan atau interaksi sehingga sesuai digunakan dalam riset keperilakuan. Riset kualitatif dengan metode grounded theory dimulai dari data untuk mencapai suatu teori dan bukan dimulai dari teori atau untuk menguji suatu teori, sehingga dalam riset grounded theory ini diperlukan adanya berbagai prosedur atau langkah sistematis dan terencana dengan baik. Pendekatan grounded theory adalah metode riset kualitatif menggunakan

satu

yang

kumpulan prosedur sistematis untuk mengembangkan

grounded theory induktif yang diturunkan tentang sebuah fenomena. Tujuan utama dari grounded theory adalah untuk memperluas penjelasan tentang fenomena dengan mengidentifikasi elemen kunci dari fenomena itu, dan kemudian mengkategorikan hubungan dari elemen-elemen dengan konteks dan proses percobaan. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk pergi dari umum ke khusus tanpa mengabaikan apa yang membuat subjek studi yang unik. Metode grounded

7

theory sering dianggap sebagai suatu metode yang memisahkan teori dan data namun yang

lainnya

bersikeras

mengatakan

bahwa

metodetersebut benar-benar

menggabungkan keduanya. Riset kualitatif dengan menggunakan metode grounded theory memang tidak terlalu mudah dilakukan terutama oleh peneliti pemula, sebab memiliki model analisis data yang terus-menerus, karena data masih tetap dikumpulkan selama di lapangan (Sarwono, 2009).

3. Penelitian Eksperimen A. Pengertian Penelitian eksperimen (experiment research) merupakan penelitian di bawah kontrol dan kondisi yang sengaja dibuat (artificial condition) dan diatur oleh peneliti dengan cara melakukan kontrol atau manipulasi terhadap variabel yang diinginkan. Atas dasar penjelasan ini, Nasir dalam buku Triyono (2013) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi (manipulated) tindakan terhadap objek penelitian serta adanya kontrol atau pengendalian terhadap kondisi – kondisi tertentu. Penelitian eksperimen adalah metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan (Triyono, 2013).

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen a. Variabel bebas yang dimanipulasi. Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.

8

b. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.

c. Observasi langsung oleh peneliti Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua group.

C. Tujuan Penelitian Eksperimen Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

D. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan

9

mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu: 1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian 2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama 3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya 4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).

E. Proses penyusunan penelitian eksperimen 1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan 2. Mengidentifikasikan permasalahan 3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel. 4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis. 5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen) 6. Mengumpulkan data hasil eksperimen 7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel 8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai 9. Membuat laporan penelitian eksperimen (Suryabrata & Sumadi, 2011).

F. Penelitian Eksperimen Dalam Pendidikan Penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan

10

dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual. Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut: 1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak biasa. 2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah (Sukardi, 2011).

11

DAFTAR PUSTAKA Emzir. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok: Rajawali Pers. Gurning,B., dan Effi,A.L. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta : K.Media Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak Suryabrata & Sumadi. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bungin, B. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

12

Related Documents

Jenis
April 2020 64
Jenis
July 2020 41
Integral Kel. 3.docx
June 2020 15

More Documents from "wk"