Kel 3 Anamortum....docx

  • Uploaded by: Erik Nurmansaleh
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kel 3 Anamortum....docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,792
  • Pages: 15
Makalah

ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN “Perkembangan Buah”

Oleh : Kelompok III Umi Faradiba A22117045 Vero Oktavianus Ama A22117057 Hasna A221171065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Selama proses membuat makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam membuat makalah ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Anatomi Dan Morfologi Tumbuhan, yang telah memberikan kami tugas ini yang memuat tentang “Perkembangan Buah(Lanjutan)” dan sebagai tugas individu guna menambah nilai. Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 20 September 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 BAB II ..................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2 2.1 Pengertian Buah ............................................................................................ 2 2.2. Perkembangan Buah ..................................................................................... 2 2.3 Penggolongan Buah Sejati............................................................................. 4 2.4 Perkembangan Embryo Dan Biji ................................................................... 6 BAB III ................................................................................................................. 11 PENUTUP ............................................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11 3.2 Saran ............................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Buah merupakan perkembngan dinding bakal buah dan terkadang juga bagianbagian bunga lainnya. Buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji. Pembentukan buah setelah peristiwa fertilisasi (pembuahan). Dinding ovarium akan menjadi

dinding

buah

dan

bakal

buah

akan

menjadi

buah.

Setelah terjadi pembuahan, bakal buah akan menjadi buah. namun ada pula peristiwa pembentukan buah yang tidak didahului dengan pembuahan. Peristiwa itu disebut partenokarpi pada dasarnya jaringan penyusun buah berasal dari perkembangan jaringan penyusun bakal buah. seharusnya dinamakn kulit buah (perikarpium) adalah perkembangan dari dinding ovarium, tetapi pada prakteknya kadang-kadang kulit buah tidak hanya berasal dari dinding ovarium saja. Buah semu tidak dibentuk dari bakal buah saja tetapi mungkin dari bunga lain. 1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian tentang buah? 2. Bagaimana perkembangan buah? 3. Bagaimana penggolongan-penggolongan buah sejati? 4. Perkembangan embryo dan biji? 5. Apa yang di maksud dengan kecambah? 1.3 Tujuan Adapun Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian tentang buah. 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan buah. 3. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan-penggolongan buah sejati. 4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan embryo dan biji. 5. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kecambah. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Buah Buah adalah bakal buah yang masak (kumpulan bakal buah) dengan isinya, bersama-sama dengan setiap bagian lain yang berdekatan yang dapat luruh membentuk buah. Karena buah hanya berasal dari bagian-bagian bunga, maka pembentukannya terbatas pada tumbuhan bunga saja (Tjitrosomo, 1983: 214). Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat dalam biji pun berkembang menjadi embrio, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.

2.2. Perkembangan Buah Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini

2

melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi. Kulit buah ada yang dua lapis dan ada yang tiga lapis. Kulit buah yang terdiri dari 2 lapis meliputi eksokarpium dan endokarpium sedang yang tiga lapis meliputi eksokarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium berbatasan dengan kulit biji. Eksokarpium umumnya satu lapis sel, mesokarpium terdiri dari beberapa lapis sel, sedang endokarpium dapat satu lapis atau lebih. Buah tertentu memiliki endokarpium yang terdiri dari sel batu. Daging buah yang kita makan sehari-hari sebenarnya mesokarpium. Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni: 1. buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. 2. buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona). 3

2.3 Penggolongan Buah Sejati Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah, maka buah (fructus) dapat dibedakan sebagai berikut : A. Buah Sungguh (buah sejati) Buah sungguh (buah sejati), jika melulu terbentuk dari bakal buah saja dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian-bagian lainnya, maka dinamakan juga buah telanjang (fructus nudus). Buah sejati ini juga dapat dibedakan lagi menjadi 3 penggolongan, yaitu sebagai berikut : 1. Buah sejati tunggal Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam : a). Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang mengering. Buah sejati tunggal kering ini dapat di bedakan lagi, antara lain :  Yang tidak pecah (indehiscens) Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji. Sehingga untuk pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya, seperti buah padi.  Yang pecah (dehiscens) Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan suatu tujuan tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si suatu tempat. b). Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.

Umumnya

tidak

pecah,

meskipun

telah

masak.

Sebagian

perkecualian. Myristica fragrans (pala). Yang buahnya bila sudah masak lalu pecah.

2. Buah sejati ganda. Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti satu. Buah

4

sejati ganda adalah buah yang terbentuk dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lainya dan masing-masing bakal buah menjadi satu. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam: a) Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.Z) b) Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.) bunganya memiliki banyak bakal buah c) Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, misal cempaka (Michella champaka) d) Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni, misalnya srikaya (Annona squamosa L.)

3. Buah Sejati Majemuk Buah sejati majemuk adalah buah yang bersal dari satu bunga majemuk yang masing-masing bunga menjadi satu buah. Tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya nampak seperti satu buah saja. Contoh pada buah pandan (Pandanus tectorius Sol). Sama halnya dengan buah sejati ganda kita dapat membedakan: 1. Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga mejemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nenas (Ananas comosusMerr.). 2. Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan (Pandanus tectorius Sol.). 3. Buah kurung majemuk, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuusL.). Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di tengah.

5

2.4 Perkembangan Embryo Dan Biji  Emberio (Lembaga) Lembaga atau embryo merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, lembaga didalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan yaitu : a. Akar lembaga atau calon akar (radicula). yang biasanya akan tumbuh terus merupakan akar tunggang ( untuk tumbuhan yang tergolong dicotyledoneae).akar lembaga ini ujungnya menghadap kearah liang biji,dan pada perkecambahab biji,kar itu akan tumbuh menembus kulit biji (spermodermis)dan keluar. Pada rumput (Gramineae),akar lembaga dalam biji terselubungi oleh suatu sarung yang dinamakan sarung akar lembaga (coleorhiza). Pada perkecambahan biji rumput sarung calon akar itu juga akan tertembus dan sisanya akan tinggal sebagai badan yang melingkar pada pangkal akar

b. Daun lembaga (cotyledon), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai pungsi yang berbeda-beda yaitu : a) Sebagai tempat penimbunan makanan, yang lalu kelihtan tebal, seringkali mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisi yang lain,jumlahnya biasanya dua,dan duduk berhadapan pada sisi yang rata. Dalam hal yang demikian nampaknya biji seperti terdiri atas dua belahan atau dua keping saja, oleh sebab itu daun lembaga seringkali dinamakan belahan biji atau keping biji, yang sebenarnya tidak tepat.

b) Sebagai alat untuk melakukan asimilasi, jadi bertugas seperti daun-daun biasanya.

c. Batang lembaga (cauliculus), yang sering kali dapat dibedakan dalm dua bagian yaitu: a) ruas batang diatas daun lembaga (internodium

6

epicotylum) b ) ruas batang diatasdaun lembaga (internodium hypocotylum )

Batang lembaga besrta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk lembaga (plumula) jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalm mengadakan penggolongan tumbuuhan biji : a) Tumbuhan bijinya yang mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga. Disini daun lembaga mempunyai bentuk seperti perisai dan bertugas untuk mengisap makanan dari putih lembaga,dan dinamakan skutelum. Tumbuhan yang lembaganya hanya mempunyai satu daun lembaga disebut : tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae),karena biji tampak utuh atau tunggal. b) Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga,dengan adanya dua daun lembaga tersebut dinamakantumbuhna biji belah (dicotyledoneae)

c) Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga, biji dengan lemabaga yang mempunyai lebih dari dua daun lembag hanya dapat kita dapati pada golongan tumbuhan biji terbuka ( gymnospermae)

Biji yang mengandung tumbuhan dalam keadaan embrio (lembaga atau sama artinya dengan tumbuhan yang seakan akan baru dilahirkan yang merupakan hasil perkawinan antara salah satu inti generatif dari serbuk sari dan inti primer dari saccus embrionalis) diselubungi oleh kulit buji dan dibekali dengan sumber makanan cadangan. 7

Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan makanan,endosperma berkembang dari pembelahan mitosis nukleus endosperma yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan kedua nucleus polar atau dengan nukleus sekunder. Embrio dan persediaan makanannya terbungkus oleh radikula yang merupakan bakal akar. Bagian sumbu embrionik diatas kotiledon adalah epikotil. Pada ujungnya terdapat plumula yang merupakan bakal pucuk atau daun. Dan pada bagian batang dibawah keping biji disebut hipokotil yang terdapat batang akar atau radikula. Baik plumula atau radikula terdapat meristem apeks di ujungnya. Selain itu terdapat Kotiledon yang akan menyerap zat-zat makanan dari endosperma dan memindahkannya ke embrio ketika biji mulai berkecambah. Pembelahan sel didalam embrio diiringi dengan pertumbuhan serta vakuolasi yaitu dibentuknya vakuola yang membesar dari sel-sel yang terjadi, memulai organisasi dari sIstem jaringan. bakal epidermis ditunjukan oleh lapisan permukaanyang bersifat meistimatik yakni protoderm. Dibawah protoderm meristem dasar dari bakal korteks sudah dapat dibedakan dengan adanya vakuolasi sel yang melebihi vakuolasi sel jaringan disebelahnya. Jaringan ditengah yang kurang tervakuolasi dan memanjang sepanjang sumbu hipokotil -akar merupakan meristem bakal jaringan pembuluh.Jaringan ini disebut prokambium. Prokambium merupakan system yang berkesinambungan dan terkoordinasi antara kotiledon dan sumbu hipokotil- akar.

2.5 Perkecambahan Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, 8

struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal. a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.  Fisiologi Perkecambahan Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: a) Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio dan membasahi protein dan koloid lain. b) Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik. c) Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji. d) Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.  Pertumbuhan Primer pertumbuhan primerSetelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. 9

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu: a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama. b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, selsel mengalami pembesaran dan pemanjangan. c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.  Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan Sekunder Batang Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang sel-selnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah. Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.

Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1.

Buah adalah bakal buah yang masak (kumpulan bakal buah) dengan isinya, bersama-sama dengan setiap bagian lain yang berdekatan yang dapat luruh membentuk buah. Karena buah hanya berasal dari bagian-bagian bunga, maka pembentukannya terbatas pada tumbuhan bunga saja (Tjitrosomo, 1983: 214).

2. Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni: 1. buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih. 2. buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. 3. Lembaga atau embryo merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, lembaga didalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan

3.2 Saran Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penyusun. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.(http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xbiologi/keanekaragamanhayati-tingkat-jenis-di-indonesia/ diakses tanggal 16 Februari 2012) Aryuliana, Diah, dkk. 2004. Biologi 1. Erlangga: jakarta Campbell, R, M. 2000. BIOLOGY. Erlangga: Jakarta. Gembong, Morfologi tumbuhan.Gadjah mada university press.2005 Mikrajuddin. 2007. IPA Terpadu SMP. PT Erlangga: Jakarta Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta. Gajah Mada University. Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta. Gajah Mada University. Yuniarsih. 1996. KEDELAI. Kanisius: Yogyakarta

12

Related Documents

Integral Kel. 3.docx
June 2020 15
Gerontik Kel.3.docx
April 2020 5
Seks Kel 3.docx
December 2019 16
Kel.3 Jainisme.docx
May 2020 12

More Documents from "Muhammad Haikal Fiqry Al-banjari"