1.
Arti Warna Pada MSDS
Arti label tersebut adalah : a. Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala bahaya kesehatan. b. Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar. c. Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas. d. Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya. Angka yang tertera pada masing-masing kotak merujuk pada tabel berikut :
2.
Fungsi Mengetahui Sifat Fisis dan Kimia Keadaan materi dapat dikenali berdasarkan sifat fisis maupun sifat kimianya. Fungsi sifat fisika Salah satu sifat fisika adalah warna. Warna dapat diamati secara langsung, warna yang dimiliki merupakan ciri tersendiri yang membedakan antara zat satu dengan zat lain. Sifat fisika yang lain adalah kelarutan, kelarutan juga dapat membedakan sau zat dengan zat lain contohnya garam dan pasir. Garam dapat larut dalam air tetapi pasir tidak dapat larut dalam air. Fungsi sifat kimia Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien
atau
sekitar,
yaitu
pada suhu
kamar, tekanan
atmosfer,
dan atmosfer beroksigen). Sifat ini terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat kimia dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi kimia. Sifat kimia juga ditandai dengan adanya perubahan bentuk, bau, rasa dan warna. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan dan perlakuan terhadap zat tersebut. 3. Feed Bahan Baku wujudya apa? Apabila berbeda pengaruhnya dimana? a. Bahan Baku Phthalic anhydride
= Padatan lalu dimasukan ke melting tank
Butanol
= Cair
Asam Sulfat
=
NaOH
= Cair
b. Pengaruh wujud bahan baku berpengaruh dalam hal:
1. Perlakuan saat pengiriman bahan baku 2. Perancangan alat 3. Harga 4. Pada grafik sinusitis diperoleh regresi kurang dari 1, langkah apa yang harus dilakukan? Apabila regresi yang dihasilkan dari grafik untuk menentukan kapasitas pabrik masih jauh dari 1, maka tidak dapat digunakan sebagai acuan kapasitas dikarenakan data yang tidak stabil setiap tahunnya. Dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan menghitung peluang kapasitas. Oleh karena itu, penyelesaian penentuan kapasitas berdasarkan impor dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
Selain data impor, data ekspor juga diperlukan untuk memperkirakan peluang kapasitas rancangan produksi. penyelesaian penentuan kapasitas berdasarkan ekspor dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
Dengan mempertimbangkan kebutuhan impor dan ekspor Indonesia, maka dapat ditentukan kapasitas pabrik yang akan didirikan adalah sebagai berikut: Peluang kapasitas produksi selulosa asetat = Kebutuhan Impor – Kebutuhan Ekspor
5. Proses (Perancangan Pabrik) 1. Proses Persiapan Bahan Baku Pada proses ini dimaksudkan agar mempersiapkan bahan baku yang nantinya sesuai dengan kondisi proses. Bahan baku butanol disimpan dalm keadaan cair pada tanki dengan suhu 30 oC dengan tekanan 1 atm. Dalam kondisi cair jenuh butanol dipompakan ke dalam reactor (R-01) dan didalam reactor ditambahkan dengan butanol recycle dari menara distilasi ke 1 masuk ke dalam reaktor . Phthalic anhydride bahan baku dari padatan silo 1 dengan suhu kamar 30 oC dan tekanan 1 atm diangkut menggunakan Screw Conveyor menuju melting tank untuk dilelehkan dan kemudian Phthalic Anhydride dipompakan menuju reaktor dengan ditambahkan katalis asam sulfat 2. Tahap reaksi Reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk, dengan kondisi operasi reaktor pada suhu 150oC dengan tekanan 1 atm. 3. Tahap Pemurnian Produk Tahap pemurnian yaitu memurnikan hasil bawah reaktor yang didinginkan menggunakan cooler , selanjutnya dialirkan kedalam netralizer untuk dinetralkan dengan NaOH 60 %. Setelah dinetralisasi produk dialirkan menuju decanter untuk memisahkan produk dengan endapan. Setelah itu dialirkan ke dalam netralizer untuk dinetralkan dengan NaOH 60%. Setelah dinetralisasi, selanjutnya produk dialirkan menuju decanter untuk memisahkan produk dengan zat zat pengotor lain dan air. Produk atas decanter selanjutnya dipompakan menuju menara distilasi untuk memurnikan produk. Produk bawah menara berupa dibuytl phthalate dilewatkan pada cooler untuk diturunkan suhunya dan produk disimpan pada tangki penyimpanan . kemudian produk atas dari menara distilasi akan di pompakan kembali guna dicampurkan kembali di reactor (R-01). Diagram alir proses produksi Dibutyl Phthalate dapat dilihat pada gambar I.6
6. Lingkari satu kondisi yang harus ditampilkan di sifat fisis Sifat fisik : Phthalic Anhydride 1. 2. 3. 4.
Warna : Kristal putih Fase : padat Titik didih (1 atm) : 284,6 °C Titik leleh : 131 °C
Dari sifat fisis diatas, satu kondisi yang harus ditampilkan adalah mengenai warna dari bahan baku yaitu Kristal Putih. Hal tersebut dapat diamati ketika fasenya padat atau suhunya dibawah titik leleh, karena saat titik leleh terjadi pada bahan baku maka warnanya akan sedikit berubah tidak putih seperti Kristal lagi tapi mungkin warnanya putih bening. Dan akan sulit diamati ketika fasenya berubah menjadi uap saat suhunya melebihi titik didih zat tersebut.
Sifat produk Sifat fisik : Dibutyl Phthalate 1. 2. 3. 4. 5.
Warna Titik didih Titik leleh Temperature kritis Tekanan kritis
: cairan tak berwarna : 340 °C : -25 °C (pada 1 atm) : 508 °C : 17,27 atm
Dari sifat fisis diatas, satu kondisi yang harus ditampilkan adalah mengenai warna dari produk yaitu Cairan Tidak Berwarna. Kondisi tersebut dapat diamati ketika zat tersebut berada dalam fase cair atau pada kondisi titik leleh karena jika zat tersebut dalam kondisi diatas titik didih juga tidak diamati warnanya karena fasenya berubah menjadi uap. 7. Hirarki perancangan proses : Model Bawang Bombay
Reactor
Jika produk harus dibuat via reaksi kimia, pemilihan dan perancangan reaktor dilakukan paling pertama. Hasil perancangan reaktor akan mendikte/menentukan kebu-tuhan pemisahan dan daur-ulang. Sesudah itu digarap peran-cangan jaringan penukar kalor.
Pemilihan dan perancangan utilitas dapat dilakukan setelah jaringan penukar kalor dapat dibuat Setelah itu dapat dilakukan pemilihan proses untuk pengolahan limbah dan water treatment. 8. Faktor Penentu Kapasitas 1. Data impor 2. Data ekspor 3. Data kapasitas pabrik yang sama 9. Produk Samping yang dihasilkan dari Perancangan Pabrik Dibutyl phthalate dan Perlakuannya ? Top produk dari proses distilasi yang berupa dibutyl phthalate kotor atau tidak murni akan dikembalikan atau direaksikan kembali ke dalam reaktor, yang mana dibutyl phthalate mengandung air. Jadi ketika dibutyl phthalate kotor direaksikan dalam reaktor air yang ada pada dibutyl phthalate akan menguap.