Kekuatan Persatua1.docx

  • Uploaded by: SHOLEH
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kekuatan Persatua1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,495
  • Pages: 4
Kekuatan Persatuan

‫الجاَهليَّةُ العاَدَاتُ عَنُ َواإلبْتعاَدُ للاُ ب َحبْلُ باالعْتصَامُ أَ َم َرنُا َ الَّذي للُِ الح َْم ُد‬. ُ‫صالَة‬ َُ ‫للاُ َرس ْولُ ع‬ َ ‫سالَمُ َوال‬ َّ ‫َلى َوال‬ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َّ َ ْ َ ْ ْ ُ‫ي ُال م َح َّمد‬ َُّ ‫بَ ْعدَهُ نب‬، ُ‫ن أشهَد‬ ُ ‫ي م َح َّمدًا أنَُّ َوأشهَدُ لهُ شَريْكَُ ُال َوحْ دَهُِ للا إ ُال إل ُه ُال أ‬ َُّ ‫الرحْ َمةُ نب‬ َ َ‫األ َّمةُ َوقد َْو ُة‬ ُ‫س َعادَةُ لنَيْل‬ َ ‫َلى‬ َُ ‫أَجْ َمعيْنَُ َوصَحْ بهُ آلهُ َوع‬. ‫بَ ْعدُ أ َ َّما‬، ‫عبَا َُد فَيَا‬ َ َ‫سالَمهُ للاُ ف‬ َ ‫واآلخ َرةُ الد ْنيَا فيُ ال‬، َ ‫ع َليْهُ َو‬ َ ُ‫صلَ َوات‬ ُ‫ي أوصيْك ُْم للا‬ َُ َ ‫للاُ بتَ ْق َوى َوإيّا‬، ‫ق للاَُ اتَّق ْوا‬ َُّ ‫سلم ْونَُ َوأ َ ْنت ُْم إ ُالَّ تَم ْوتنَُّ َو ُالَ تقَاتهُ َح‬ ْ ‫م‬. Sidang jum’ah rahimakumullah, Keistimewaan dan kekuatan ajaran Islam selain pada ‘aqidah mentauhidkan Allah, adalah seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam atau ukhuwah Islamiah kal jasadil waahid serta cercaan terhadap perpecahan umat. Hal ini seperti ditegaskan di dalam ayat: ۡ ‫ٱّلل بح َۡبلُ َو‬ ۡ َ ‫فَأ‬ ْ‫ٱعتَصموُا‬ َُّ ‫ٱّلل ن ُۡع َمتَُ َو ۡٱذكروُاْ تَفَ َّرقواُُِْ َو َُال جَمي ً۬عًا‬ َُّ ُۡ‫علَ ۡيكم‬ َ ‫ف أَ ۡع َدآ ً۬ ًُء كنتمُۡ إ ُۡذ‬ َُ ‫صبَ ۡحتم قلوبكمُۡ بَ ۡينَُ َفأ َ َّل‬ ً۬ ً۬ ۡ ۡ ۤ‫ع َلىُ َوكنتمُۡ إ ۡخ َوٲنًا بن ۡع َمتهۦ‬ َ ‫ش َفا‬ َ ‫ٱّلل يبَيّنُ َكذَٲلكَُ ّمن َہاُِ َفأَن َقذَكم ٱلنَّارُ ّمنَُ حف َر ُة‬ َُّ ُۡ‫ت َہۡ تَدونَُ لَعَلَّكمُۡ َءايَـتهۦ َلكم‬ Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan bersatu-padu dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya”. (Q.S. Ali Imran [3]: 103). Melalui ayat ini, Allah hendak mengingatkan akan makna pentingnya “hablullaah” atau tali Allah, yakni Al-Quran, yang datang dari langit atau sisi Allah dan diturunkan untuk umat manusia di muka bumi ini. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits dari Abu Syuraih Al-Khuza’i berkata: Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berada di tengah-tengah kami, beliau bersabda: “Kabar gembira buat kalian, apakah kalian bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan aku adalah utusan-Nya?” Para sahabat menjawab: “Benar“. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali perantara, salah satu ujung talinya berada di sisi Allah dan ujung lainnya ada di tengah-tengah kalian, maka berpegang teguhlah padanya, sungguh kalian tidak sesat dan binasa jika berpegang teguh padanya (Al-Quran)“. (Shahih Ibnu Hibban). Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun menyebut Al-Quran dengan: ُ‫ستَق ْي َمُ َوص َراطهُ ال َمتيْنُ للاُ َحبْلُ ه َو‬ ْ ‫ا ْلم‬

Artinya: “Dia (Al-Qur’an itu) adalah tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus”. Juga dikatakan: َُ‫شفاَءُ َوه َُو ا ْلمبيْنُ النُّ ْورُ َوه َُو ا ْل َمتيْنُ للاُ َحبْلُ ه َُو َهذاَا ْلق ْرأَنَُ ان‬ ّ ‫ص َم ُةَ النَّافعُ ال‬ ُْ ‫سكَُ ل َم‬ ْ ‫ن ع‬ َّ ‫ل َمنُ َونَجَا ُةً بهُ تَ َم‬ ُ‫اتَّبَعَه‬ Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang menerangi, penawar yang memberi manfaat, sebagai penjaga bagi orang yang berpegang teguh dengannya dan penyelamat bagi yang mengikutinya“. (H.R. Ibnu Mardawaih). Saudara-saudara yang dirahmati Allah, Adapun cara memegang tali Allah atau Al-Quran itu supaya kuat adalah dengan cara “jamii’an”, artinya bersatu padu atau berjama’ah. Ahli tafsir terkemuka Al-Hafidz Ibnu Katsir di dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim menjelaskan tentang maksud ayat ini adalah bahwa, “Allah memerintahkan umat Islam untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Telah datang banyak hadits, yang berisi perintah persatuan dan larangan perpecahan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, bersatu, berjama’ah”. Demikian pula mufassir Al-Qurthubi di dalam Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an mengatakan, tentang tafsir ayat ini bahwa “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya a- jama’ah atau persatuan merupakan keselamatan dan perpecahan merupakan kebinasaan”. Ditegaskan dengan kalimat “walaa tafarraquu”, artinya dan janganlah kalian berpecah belah. Berarti bahwa peringatan Allah kepada umat Islam adalah untuk bersatu dalam persaudaraan Islam dan sebaliknya larangan berpecah-belah sebab menyebabkan lemahnya umat Islam di hadapan umat lain. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menguraikan, bahwa para pengikut sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah kelompok manusia terbesar yang bersatu dan saling mengasihi karena Allah. Sebaliknya golongan filsafat adalah kelompok manusia terbesar dalam pertikaian dan perselisihan. Sesungguhnya dalam golongan yang hanya mengandalkan ro’yu atau logika otak semata, akan banyak terjadi pertikaian dan perselisihan, sesuai dengan pendapatnya masingmasing. Satu sama lain bahkan bisa saling menyalahkan. Hal seperti ini tak mungkin dan tak akan pernah terjadi pada umat yang mengikuti perilaku Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. Jika terjadi perselisihan pada umat Islam dan mengakibatkan pertikaian, permusuhan, pengafiran bahkan sampai pada pertumpahan darah, maka ketahuilah bahwa hawa nafsu telah berperan di sini dan bukan lagi kebenaran.

Belajar dari orang-orang salih terdahulu, dari generasi sahabat, tabi’in, ulama, mujahid dan tokoh pergerakan Islam, mereka sungguh telah memberikan contoh kepada kita, bahwa walaupun mereka terkadang bahkan seringkali berbeda pendapat dan berselisih paham dalam masalah kaifiyat atau cara pelaksanaan ibadah tertentu, dan ini bukan pada masalah aqidah Islam. Namun mereka tetap bersatu, berkomunikasi dan saling kasih dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Karena itu, persatuan dan kesatuan umat Islam akan menbdatangkan ridha Allah, sebaliknya perpecahan hanya akan mendatangkan murka-Nya. Seperti disebutkan di dalam hadits: َُّ‫للا إن‬ َُ ‫ثَ َالثًا لَك ْمُ َويَك َْرهُ ثَ َالثًا لَك ُْم يَ ْرضَى‬, ‫ن لَك ُْم يَ ْرضَى‬ ُْ َ ‫ش ْيئ ًا بهُ تشْرك ُْو َو َُال تَ ْعبد ْوهُ أ‬ َ ‫ن‬ ُْ َ‫للاُ ب َحبْلُ ت َ ْعتَصم ْوا َوأ‬ َ َ َ ْ َ َ َ ‫ن تَف َّرق ْوا َو َُال جَم ْيعًا‬ ُْ ‫ن تَنَاصَح ْوا َوأ‬ ُْ ‫سؤَالُ َو َكث َر ُة َوقا َُل ق ْي َُل َلك ُْم َويَك َْرهُ أ ْم َرك ُْم للاُ َو َّالهُ َم‬ ُّ ‫ا ْل َمالُ َوإضَاع َُة ال‬ Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai kalian tiga hal dan membenci kalian tiga hal. Dia meridhai kalian untuk (pertama) menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, (kedua) berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah seraya berjama’ah dan tidak berpecah-belah, (ketiga) memberikan nasihat kepada para pemimpin kalian. Dia (Allah) pun membenci tiga hal bagi kalian, yaitu (pertama) menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, (kedua) banyak bertanya (tapi tidak untuk diamalkan), dan (ketiga) menghambur-hamburkan harta”. (H.R. Muslim, Malik dan Ahmad. Lafadz Malik dan Ahmad). Untuk itu, hadirin yang sama-sama mengharap ridha Allah, Marilah kita jauhi pertikaian, berbantah-bantahan, dan perpecahan, karena hal itu hanya akan melemahkan sendi-sendi kekuatan umat Islam. Allah telah memperingatkan dengan keras di dalam ayat: ۡ ‫ٱّلل إنَُّ َو‬ ْ‫ٱّللُ َوأَطيعوُا‬ َُ ‫ِ ريحكمُُِۡ َوتَ ۡذ َه‬ ُ ْ‫ٱصبر ٓوُا‬ ََُّ ‫ٱلصَّـبرينَُ َم َُع‬ َ َّ ُ‫ب فَتَ ۡفشَلُوُاْ تَنَـ َزعوُاْ َو َالُ ۥ َو َرسولَه‬ Artinya: “Dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak nescaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran); sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Anfal [8]: 46). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan petunjuk di dalam sabdanya: ُ‫ن ا ْل َجنَّةُ َربَضُ في بَ ْيتًا لَهُ للاُ بَنَى مبْطلُ َوه َُو ا ْلم َرا َُء تَ َركَُ َم ْن‬ ُْ ‫في بَ ْيت ًا لَهُ للاُ بَنَى محقُ َوه َُو ا ْلم َرا َُء تَ َركَُ َم‬ َ ْ َ َّ ‫الجَ نةُ أ ْعلى‬ Artinya: “Barangsiapa menghindari perbantahan padahal ia posisinya adalah salah, maka Allah akan membangunkan rumah baginya di taman surga. Dan barangsiapa menghindari perbantahan, padahal posisi dirinya benar, maka Allah membangunkan rumah untuknya di dalam surga yang tinggi”. (H.R. Abu Dawud Ibnu Majah dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi manyatakan hadits ini hasan).

Sehubungan dengan hal ini, tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, serta menjauhi perpecahan yang biasanya dimulai dari fanatisme golongan, Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali mengatakan, “Sesungguhnya sikap fanatik adalah penyakit kronis yang telah membinasakan umat terdahulu dan sekarang. Penyakit inilah yang pertama kali terjadi dalam sejarah makhlukmakhluk yang Allah ciptakan, yaitu saat menimpa iblis terlaknat. Dengan sebab itulah ia menjadi makhluk pertama yang bermaksiat kepada Allah. Kefanatikannya terhadap bahan asal penciptaannya, yakni api, menyebabkannya kufur dan menolak perintah Allah untuk sujud memberikan penghormatan kepada Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Demikianlah, semoga kita dapat menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam serta menjauhi perpecahan dan perbantahan di antara kaum Muslimin. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (P4/P001) َُ‫ارك‬ ُ ‫ال َعظي ُْم الق ْر‬، ‫ني‬ ُ ‫ني َوتَقَ َّب ْلُ الحَكيْمُ َوالذّكْرُ اْآلياَتُ منَُ فيْهُ ب َما َوإ َّياك ْمُ َونَفَ َع‬ ُّ ‫َوم ْنك ُْم م‬ َ ‫آن فيُ َولَك ُْم لي للاُ َب‬ ُ‫سميْعُ ه َُو َوإنَّهُ تالَ َوتَه‬ َّ ‫ال َعليْمُ ال‬.

Related Documents

Rahasia Kekuatan
May 2020 30
Kekuatan Milo.docx
June 2020 22
Kekuatan Dhamma
November 2019 38
Kekuatan Sedekah
May 2020 32
Kekuatan Wanita
June 2020 16
Kekuatan-doa_id.pdf
October 2019 29

More Documents from "hartoyo"