Kecerdasan Musik & Spiritual

  • Uploaded by: irma rachmawati fauziah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kecerdasan Musik & Spiritual as PDF for free.

More details

  • Words: 2,565
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN ” Sik sik sik musik saya suka musik, engkau suka musik, suluruh dunia suka musik, gara-gara musik senyumku untukmu sayangmu untukku, semua suka musik.....” lagu Titiek Puspa ini sangat populer karena memang benar musik disukai oleh semua orang terutama anak-anak, musik sebagai ekspresi diri hanyalah sedikit contoh ungkapan diri manusia dan dapat diterima dibagian manapun didunia. Meski dari pada itu, ternyata tak banyak yang memahami dan memiliki kecerdasan musik. Musik tak hanya berkaitan dengan kognitif tapi juga dapat meningkatkan disiplin anak. Melalui musik percaya diri anak meningkat dan kemudian menular ke berbagai keahlian seperti mengingat, menghafal dan lain sebagainya. Namun yang terpenting dari seluruh kecerdasan tersebut adalah harus di barengi dengan kecerdasan spiritual, karena kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Kecerdasan ini menjadikan manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam kehidupannya. Seorang anak yang semenjak lahir diberi stimulan dalam kecerdasan spiritual akan sangat berbekas dihatinya hingga dewasa, dibandingkan dengan pemberian stimulan pada usia remaja. Seorang anak yang memiliki kecerdasan musikal serta dibarengi dengan kecerdasan spiritual akan menjadi anak yang berpontensi tinggi namun memiliki jiwa yang lapang, tidak sombong dan selalu ingat kepada Tuhan.

1

BAB II KECERDASAN MUSIKAL Kecerdasan bermusik merupakan salah satu dari delapan kecerdasan teori Multiple Intelligence, menurut Gardner, guru besar pendidikan dari harvard University, AS, kecerdasan bermusik memiliki irama, pola-pola, ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang mampu mempelajarinya. Gardner mengatakan, pada dasarnya setiap anak, memiliki kecerdasan musikal secara

alami.

Telah

terbukti

bahwa

bayi

usia

2

bulan

sudah

dapat

menyenandungkan nada tinggi dan melodi yang disenandungkan ibunya. Selain itu, diusia 4 bulan bayi sudah mampu mengikuti ritme yang didengarnya tersebut mulai bertambah atau justru berkurang tergantung pada lingkungannya. Kecerdasan musik diindikasikan

memiliki banyak pengaruh terhadap

perkembangan kognitif, contoh sederhana misalnya dengan mengenal dan menghafal nada-nada. Oleh karena itu musik amat mempengaruhi daya imajinasi anak, sehingga akan menjadikannya lebih kreatif. Untuk memperkuat bukti tersebut maka banyak dilakukan penelitian dan percobaan. Salah satunya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Gordon Shaw dari University of California, AS. Penelitian Prof. Dr. Gordon Shaw tersebut antara lain membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok : 1. Belajar musik 2. Belajar komputer 3. Belajar keterampilan Hasilnya ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga. Usia 0 sampai 6 tahun adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan pendengaran. Pengaruh musik pada kecerdasan anak, tidak hanya kecerdasan berpikir saja, namun juga kecerdasan emosi. Tapi yang pasti, orang tua perlu cermat memilih jenis musik bagaimana yang positif dampaknya dalam menstimulasi otak si kecil. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur : •

Melody (movement nada)



Ritme (irama hentakan)



Timbre (tone colour) 2

BAB III KEGUNAAN MUSIK UNTUK ANAK Anak dengan kemampuan bicara yang terbatas dapat menggunakan musik sebagai media alternatif dalam berkomunikasi, diantaranya : 1. Musik berguna untuk mengenalkan kalimat dan gerakan sehari-hari, misalnya mengubah lagu sendiri dengan tema seperti makan, mandi, menyikat gigi, naik kendaraan ataupun berolahraga, sehingga anak dapat menarik hubungan-hubungan antara lagu dengan aktifitas sehari-hari. 2. Musik sebagai alat untuk belajar bahasa tubuh dan gerakan, mengajarkan bahasa tubuh sangat bermanfaat untuk mengungkapkan keinginan anak dan dapat mendorong kemampuan bicara. Syal, pita, gelas plastik atau handuk yang digerakkan sesuai irama lagu, bisa menjadi media interaksi antara ibu dan anak. 3. Musik berguna untuk melatih imitasi verbal dan bicara. Anak dengan down syndrome perlu belajar menirukan bunyi. Misalnya nyanyikan lagu apa saja yang dapat diucapkan anak, jika dia hanya dapat bergumam, aplikasikan gumam tersebut kedalam lagu favorit anak. Potensi kecerdasan musikal serta kemandirian anak dapat dioptimalkan lewat Pentas Cilik.

3

BAB IV MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MUSIK SEJAK BAYI Kapan kita bisa mulai mengembangkan keterampilan anak-anak kita dalam bidang musik? Apakah harus menunggu sampai dia sudah bisa berbicara? Ternyata tidak! Sejak anak kita masih ada dalam kandungan pun kita sudah bisa mulai mengenalkan mereka dengan musik. Apalagi menurut hasil riset, musik bisa membentuk otak janin. Lalu cara apa yang dapat kita pakai untuk mengajarkan musik kepada bayi atau anak balita kita? Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan musik sejak bayi : 1. Nada yang Berganti-ganti (Lahir - 3 Bulan) Hasil riset mengatakan ketika bayi masih berada dalam rahim, mereka mampu membedakan bunyi dari suara manusia. Menurut para peneliti otak, ketika bayi mendengar suara bernada tinggi (misalnya `seperti orangtua'), denyut nadinya meningkat, menunjukkan bahwa dia merasa aman dan gembira. Kalau Anda berbicara dengan suara bernada rendah, bayi Anda akan merasa tenang dan damai. Aktivitas: Cobalah mendendangkan sebuah lagu dengan nada tinggi dan kemudian ulangi lagu yang sama dengan nada rendah. Amati reaksi bayi Anda terhadap dua suara yang berbeda. 2. Menyanyi dan Menari (3 - 6 Bulan) Hasil riset mengatakan menyanyi dan menari dengan bayi Anda merupakan dua hal yang paling baik yang dapat Anda lakukan untuk membantu otaknya membuat 'hubungan tetap'. Bayi menikmati musik dan irama. Ketika mereka masih berada dalam rahim, mereka merasakan irama dari jantung dan mendengar suara darah mengalir ke seluruh badan. Aktivitas: a. Pegang bayi Anda dekat dengan badan Anda dan bergeraklah berkeliling dalam ruang sambil menyanyikan lagu kesayangan Anda. Lagu apapun boleh asalkan itu lagu yang Anda sukai. Bayi Anda akan merasakan

kegembiraan

dan

berbahagia. 4

hal

ini

akan

membuatnya

juga

b. Cobalah untuk bergerak berirama dan ucapkan kata-kata "tu, wa, ga, pat" untuk mengiringi Anda bergerak dalam ruangan. c. Anda dapat juga bergoyang, membalik, berjalan dengan jinjit, dan mengambil langkah-langkah yang lebar. 3. Bernyanyi dan Berkata (6 - 9 bulan) Semakin awal musik diperkenalkan, seorang anak semakin berpotensi untuk belajar. Anak-anak yang sering diajak berbicara hampir sudah fasih berbicara di usia 3 tahun. Anak-anak yang jarang diajak berbicara mungkin harus berusaha keras untuk dapat berbicara dengan baik. Para peneliti di University of Konstanz di Jerman menemukan bahwa 'memperdengarkan musik menjalin ulang hubungan jaringan saraf dalam otak'. Aktivitas: a. Pikirkan beberapa lagu favorit Anda dan nyanyikan kepada bayi Anda. b. Apapun lagu yang Anda nyanyikan, bayi Anda akan menikmati mendengarkan kata-katanya. Tidak menjadi masalah dia tidak memahami artinya. c. Bila dalam lagu ada kata yang sudah dikenali oleh anak Anda, nyanyikan kata itu lebih keras ketimbang kata-kata yang lain. d. Sebagai ganti menyanyi, cobalah mengucapkan kata-kata yang sama dengan cara yang berbeda seperti berbisik, lembut, keras, dan dengan nada tinggi. e. Baik Anda menyanyikan atau mengucapkan kata-kata, iramanya akan membuka jendela peluang dalam otak bayi Anda. 4. Lagu Mulut (9 - 12 bulan) Lagu, gerakan, dan permainan musikal semasa anak-anak merupakan latihan saraf yang membantu anak-anak belajar pola bicara dan keterampilan gerakan. Aktivitas: a. Pilih sebuah lagu yang senang didengar bayi Anda. Beberapa lagu populer seperti "Kingkong Badannya Besar", "Happy Ya Ya", "Ikan Koki", dll. Dapat menjadi lagu pilihan bagi Anda. b. Nyanyikan lagu itu dengan cara berbeda. Nyanyikan dengan nada tinggi, suara berbisik, suara menggumam, dan seterusnya.

5

c. Semakin banyak cara bayi Anda mendengar lagu ini, semakin banyak dia

akan

mencoba

untuk

meniru Anda

dan

mengembangkan

keterampilannya sendiri dalam berbahasa. 5. Nyanyi Tepuk (12- 15 bulan) Selain untuk memgembangkan keterampilannya, dengan mengajarkan musik kepada balita juga dapat membuat otak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, anak perlu dicintai, digendong, diajak bicara, dibacakan cerita dan dibiarkan bereksplorasi. Aktivitasnya antara lain : a. Lantunkan lagu favorit kepada anak Anda yang baru belajar berjalan dan

sekaligus,

tepuk

perutnya,

colek

pipinya,

atau

gosok

punggungnya dengan telunjuk Anda seirama dengan sajak dari lagu. b. Nyanyikan lagu tepuk saat mengganti popok, memandikan anak atau kapan saja. c. Anda juga dapat menyanyikan satu baris lagu dan menepuk hanya satu kata tertentu. Misalnya, 'Kingkong badannya besar tapi aneh kakinya ... (colek pipi anak anda dan jangan menyanyikan kata "pendek") atau gelang sipaku gelang (tepuk anak pada kata ”pulang” dan jangan ucapkan kata itu),”kelap kelip bintang kecil” (sentuh anak pada kata ” bintang” dan jangan ucapkan kata itu. d. Selalu akhiri lagu dengan ciuman dan pelukan yang erat. Permainan ini mengembangkan kesadaran akan ritme serta kemampuan mendengar. 6. Menyanyi (15 - 18 bulan) Hasil riset mengatakan, semakin awal seorang anak diperkenalkan pada musik, potensinya semakin besar untuk belajar dan menyenangi musik. Kembangkan kemampuan dan kepekaan anak Anda dengan bernyanyi bersamanya. Jangan khawatir mengenai menyanyi selaras atau mengubah kata-kata dari sebuah lagu. Menikmati bernyanyi adalah bagian yang penting. Aktivitas: a. Berikut ini saran beberapa lagu, walaupun lagu apapun yang Anda ketahui dan sukai dapat digunakan: 

Kingkong Badannya Besar 6



Pelangi Alangkah Indahnya

b. Nyanyikan lagu itu lagi dan tambahkan peragaan. c. Gerakkan tangan anak Anda untuk bertepuk tangan, melambai dan seterusnya. Lakukan gerakannya lebih dahulu dan kemudian biarkan anak Anda melakukannya. d. Nikmati bernyanyi bersama dengan anak Anda kapan pun sepanjang hari -- sewaktu Anda dalam mobil, sedang menunggu antrian di pasar swalayan, atau sedang duduk di ruang tunggu dokter. Kapan pun merupakan waktu yang cocok untuk bernyanyi. 7. Musik Klasik (18 - 21 bulan) Salah satu jenis musik yang harus diketahui oleh anak balita adalah musik klasik. Musik klasik dapat memperkuat sirkuit otak yang digunakan untuk matematika. Aktivitas: a. Menarilah dengan iringan musik dan ajak anak Anda untuk bergabung. b. Musik klasik yang lembut dan halus akan membuat anak Anda relaks dan baik sekali diperdengarkan saat akan tidur. 8. Bermain Musik Bersama (21 - 24 bulan) Pengalaman dengan musik amat penting bagi pengembangan pembicaraan dan gerakan serta integrasi panca indra. Aktivitas: a. Perdengarkan berbagai macam musik (dari jenis musik yang Anda dan anak Anda suka mendengarkan) dan tanggapi gerakan dari anak Anda Bila dia bergoyang-goyang, Anda ikut bergoyang. Bila dia melompat, Anda ikut melompat. b. Pegang tangannya dan lakukan gerakan berbeda mengikuti musik. Anda dapat melompat, meluncur, berlari, berputar-putar, dan berjingkat-jingkat. c. Bergeraklah dengan bebas mengikuti musik dan biarkan anak Anda melakukan hal yang sama. Ketika dia melihat bahwa Anda menikmati musik, dia akan menikmatinya juga. 9. Alat Musik (24 bulan ke atas)

7

Berikan pilihan alat musik bagi anak Anda yang berusia dua tahun atau lebih untuk mengetahui jenis suara berbeda. Aktivitas: a. Mulai dengan drum, balok, balok berpasir, segitiga, dan tongkat. b. Drum: pukul drum di dekat pinggirnya, kemudian di tengah. Suaranya akan lebih tinggi dan lebih rendah. c. Balok berpasir: gosok keduanya untuk mendengar suara menarik seperti kereta api. d. Segitiga: pukul di tempat yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada lebih tinggi dan lebih rendah. e. Tongkat: pukulkan ke permukaan yang berbeda untuk menghasilkan suara berbeda. Memukulkan tongkat di lantai dan kemudian di meja akan mempesonakan anak Anda.

8

BAB V KECERDASAN SPIRITUAL Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual yang tinggi, tetapi perlakuan orangtua dan lingkungan yang menyebabkan mereka kehilangan potensi spiritual tersebut. Padahal pengembangan kecerdasan spiritual sejak dini akan memberi dasar bagi terbentuknya kecerdasan intelektual dan emosional pada usia selanjutnya. Menurut penelitian-penelitian di bidang neurologi (ilrnu tentang syaraf) ada bagian dari otak kita dengan kemampuan untuk mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, untuk melihat Tuhan. Dalam hal ini maksudnya adalah menyadari kehadiran Tuhan di sekitar kita dan untuk memberi makna dalam kehidupan. Krisis akhlak yang menimpa Indonesia berawal dari lemahnya penanaman nilai terhadap anak pada usia dini. Pembentukan akhlak terkait erat dengan kecerdasan emosi, sementara itu kecerdasan itu tidak akan berarti tanpa ditopang oleh kecerdasan spiritual. Prasekolah atau usia balita adalah awal yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak. Namun, yang terjadi sebaliknya. Anak lebih banyak dipaksa untuk mengekplorasi bentuk kecerdasan yang lain, khususnya kecerdasan intelektual, sehingga anak sejak awal sudah ditekankan untuk selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik, sehingga menyebakan tercabutnya kepekaan anak. Menurut Dr. Seto Mulyadi, M.Si, kecerdasan spiritual adalah bagaimana manusia dapat berhubungan dengan Sang Pencipta. Dengan kata lain kecerdasan spiritual adalah kemampuan menusia untuk mengenali potensi fitrah dalam dirinya serta kemampuan seseorang mengenali Tuhannya yang telah menciptakannya, sehingga di manapun berada merasa dalam pengawasan Tuhannya. Dr. Arief Rachman menggambarkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang meyakini Tuhan sebagai Penguasa, Penentu, Pelindung, Pemaaf dan kita percaya atas Kehadiran-Nya. Selain itu harus ada pula kemampuan untuk bekerja keras, kemampuan untuk mencari ridho Allah, kemampuan untuk melakukan ibadah secara disiplin, kesabaran, tahan dengan ujian dan kemampuan untuk menerima segala keputusan yang telah ditetapkan Allah.

9

BAB VI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PADA ANAK Cerdas tidaknya anak pada sisi spiritual tergantung orang tua dan keluarga sebagai tempat belajar pertama, sekolah dan lingkungan sebagai tempat belajar kedua. Apabila lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah kurang memperhatikan aspek spiritual maka dengan sendirinya sulit kita temukan anak yang memiliki kecerdasan spirtual. Tingkatan spiritual pada diri seseorang dapat berbeda-beda tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan kepada anak. PERTAMA :

Tingkatan spiritual yang hidup. Untuk mendapatkan tingkatan kecerdasan spiritual ini anak harus diajarkan mengenal Tuhannya, mengenal penciptanya melalui ciptaan-Nya. Hal-hal yang membuat anak terpesona kita bingkai dengan koridor mengenal Allah sebagai pencipta.

Apabila

anak

sejak

dini

dikenalkan

kepada

Sang

Penciptannya, maka secara perlahan kematangan spiritual akan tertanam pada diri anak. KEDUA :

Tingkatan spiritual yang sehat. Untuk mendapatakan tingkatan kecerdasan spiritual ini orangtua harus mengajarkan anak untuk melakukan komunikasi yang baik dengan pencipta, yaitu dengan melatih

mengerjakan

ibadah-ibadah

wajib

sejak

usia

dini,

membiasakan diri untuk selalu mengingat nama-Nya dalam setiap kejadian yang ditemuinya. Misalnya kebiasaan mengucapkan bismillah ketika akan beraktifitas, mengucapkan Insya Allah ketika sedang berjanji dengan orang lain. KETIGA :

tingkatan bahagia secara spiritual. Untuk mendapatkan ini anak sejak dini dilatih untuk mengerjakan ibadah-ibadah sunnah sebagai tambahan, merutinkan membaca Al Qur’an, sholat malam dan lain sebagainya.

KEEMPAT :

Damai secara spiritual, bentuk kecerdasan tingkatan ini dapat dilatih dengan mengajarkan kepada anak bahwa bentuk kecintaan yang ada di dunia ini tidak melebihi terhadap bentuk kecintaannya terhadap Allah sebagai Penciptannya. Kelima, arif secara spiritual. Pada tingkatan ini seseorang akan membingkai segala aktivitasnya adalah sebagai bagian dari ibadah kepada Allah, sehingga segalanya memiliki makna.

10

BAB VII MENGOPTIMALKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA ANAK Kecerdasan

spiritual

dapat

ditumbuhkan

pada

anak

dengan

cara

membersihkan hatinya lebih dahulu. Dengan hati yang bersih maka aktivitas yang lainnya akan menjadi lebih mudah. Sementara itu untuk mengoptimalkan kecerdasan spiritual pada anak dapat dilakukan dengan cara: 1. Memberikan bantuan kepada anak untuk merumuskan tujuan hidupnya, baik tujuan hidup jangka pendek maupun tujuan hidup jangka panjang. 2. Sesering mungkin orangtua menceritakan kisah-kisah yang agung, kisah yang menarik dan mengesankan, seperti kisah para Rasul, atau pahlawan lainnya. 3. Mendiskusikan segala persoalan dengan perspektif ruhaniyah. 4. Sering melibatkan anak dalam ritual keagamaan, seperti dilatih sejak kecil untuk sholat berjamaah bagi anak laki- laki, selalu membaca doa dan yang terpenting adalah pemaknaan dari kegiatan tersebut. 5. Membawa anak kepada orang yang menderita, kematian. Mengunjungi orang yang menderita akan membuat anak peka terhadap sesama sehingga mendorong anak untuk berbuat baik terhadap orang lain. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi akan meninggalkan bekas di hati orang lain, sebab orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Orang yang cerdas secara spiritual tidak akan melakukan korupsi, penggelapan uang rakyat dan sebagainya, sebab dimanapun dia berada, orang yang cerdas secara spiritual akan merasa selalu diawasi sang pencipta, Allah SWT. Lalu yang menjadi pertanyaan apabila sebuah negeri tingkat korupsinya tinggi bagaimana tingkat kecerdasan spiritual pengelolanya? Sederet penelitian telah menyimpulkan bahwa potensi dan bakat kecerdasan spiritual justru dimiliki anak sejak usia dini. Bila dalam Islam terdapat hadits Nabi yang intinya mengajarkan bahwa ”setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah...” maka sebenarnya hadits itu merujuk pada potensi dan bakat spiritual anak yang sejak dini sudah melekat secara intrinsik.

11

DAFTAR PUSTAKA 125 Brain games for toddler Banjarmasin Post Elex Media Komputindo Inspiredkidsmagazine.com (Sonya Tampubolon) Parents Magazine Indonesia Ummi, edisi 4 2002 Wikipedia.com

12

Related Documents

Kecerdasan Spiritual
June 2020 26
Musik
June 2020 26
Musik
November 2019 44
Musik
June 2020 33

More Documents from "Iwan Sukma Nuricht"