TINGGINYA TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS
A. LATAR BELAKANG
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Mempelajari matematika akan melatih seseorang untuk memiliki kemampuan berpikir secara kritis, logis, analitis, kreatif dan sistematis. Kemampuan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan diberbagai permasalahan hidupnya. Namun, dewasa ini matematika masih menjadi momok bagi banyak orang, mereka kerap kali menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit diantara mata pelajaran lain. Anggapan mengenai sulitnya pelajaran matematika akan membuat mereka takut tidak dapat dapat memahami matematika. Ada siswa yang dapat dengan mudah memahami ketika menerima suatu penjelasan, tetapi ada pula siswa yang tidak. Nah bagi siswa yang sulit memahami penjelasan mengenai materi matematika, maka akan timbul kecemasan dalam diri mereka. Jika siswa yang tidak mengerti tersebut merasa cemas maka mereka akan berusaha lebih keras dalam memahami materi matematika. Tetapi, kecemasan yang berlebihan juga berdampak buruk pada diri mereka karena dapat mengurangi efektivitas dari usaha yang mereka lakukan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan siswa dalam belajar matematika baik itu dari diri siswa ataupun keadaan kelas. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Penelitian Jean Benner (2010) menyimpulkan bahwa kecemasan matematika bukanlah reaksi terhadap matematika itu sendiri, melainkan sebuah hasil dari kelas matematika. Ini berarti bahwa kecemasan dalam belajar matematika bukan berasal dari matematika itu sendiri melainkan bagaimana pembelajaran matematika yang dilakukan dalam kelas. Berdasarkan masalah yang terkait dengan tingkat kecemasan dalam pembelajaran matematika di kelas, saya mengangkat judul ini untuk menelaah
kembali bagaimana tingkat kecemasan dalam pembelajaran matematika, bagaimana penyebab serta dampak yang ditimbulkan akibat tingginya kecemasan dalam pembelajaran matematika, serta bagaimana solusi untuk mengurangi tingkat kecemasan siswa dalam belajar matematika di kelas dan peran guru di dalamnya.
B. PEMBAHASAN
1. Apa itu kecemasan matematika? Nevid, Rathus & Greene (2005) mengemukakan bahwa kecemasan merupakan keadaan khawatir seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman atau ketakutan. Dalam bentuk yang ekstrim kecemasan dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Lazarus (1976) membedakan perasaan cemas menurut penyebabnya menjadi dua. Pertama, state anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya mengikuti tes, menjalani operasi atau lainnya. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan tegang yang subjektif. Kedua, trait anxiety adalah merupakan sifat pribadi yang lebih menetap (seperti sifat pembawaan). Kecemasan yang bila dikaitkan dengan pelajaran matematika termasuk state anxiety yaitu keadaan serta reaksi emosi sementara yang ditentukan oleh perasaan tegang secara subjektif yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya mengikuti pelajaran matematika. Kecemasan yang dialami siswa pada mata pelajaran matematika sering disebut sebagai kecemasan matematika (Mathematics Anxiety). Kecemasan terhadap matematika tidak bisa dipandang sebagai hal biasa, karena ketidak mampuan siswa dalam beradaptasi pada pelajaran menyebabkan siswa kesulitan serta fobia terhadap matematika yang akhirnya menyebabkan hasil belajar dan prestasi siswa dalam matematika rendah. Nugraha (dalam Dahlan, 2011) memberikan pengertian bahwa cemas pada matematika berarti cemas pada mata pelajaran matematika dan yang berhubungan dengannya, seperti cemas tidak mengerjakan soal, cemas pada saat ditanya oleh guru. Martinez (1987) mengatakan bahwa gejala orang yang mengalami kecemasan matematika termasuk mengalami keterlambatan dalam tugas akhir matematika, sering menghindar dari kelas, dan mengatakan hal-hal
negatif tentang matematika. Jadi, kecemasan matematika adalah timbulnya perasaan cemas, gelisah, takut, khawatir saat belajar matematika.
2. Kecemasan matematika dalam pembelajaran di kelas
Kecemasan matematika dapat diperparah karena kondisi pembelajaran dikelas yang kurang menyenangkan. Faktor yang muncul dapat berasal dari desain pembelajaran yang monoton atau dari kurang cakapnya guru matematika. Wahyudin (2010:21) menyatakan bahwa kecemasan matematika seringkali tumbuh dalam diri para siswa di sekolah, sebagai akibat dari pembelajaran oleh para guru yang juga merasa cemas tentang kemampuan matematika mereka sendiri dalam area tertentu. Sejalan dengan hal ini Jean Benner (2010) menyimpulkan bahwa kecemasan matematika bukanlah reaksi terhadap matematika itu sendiri, melainkan sebuah hasil dari kelas matematika. Ini berarti bahwa kecemasan dalam belajar matematika bukan berasal dari matematika itu sendiri melainkan bagaimana situasi pembelajaran matematika yang dilakukan dalam kelas. Tentu saja, kita tidak mengatakan bahwa kecemasan matematika hanya disebabkan oleh kondisi belajar di kelas saja, namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti diri siswa sendiri dan lingkungan di luar sekolah. Namun, tetap saja keadaan kelas saat pembelajaran matematika berlangsung sangat mempengaruhi kecemasan yang terjadi pada siswa. Disinilah peran guru sangat diperlukan, yaitu bagaimana agar dapat mendesain sebuah kelas yang dimana siswa didalamnya tidak merasa cemas sehingg hasil belajar dapat diperoleh dengan maksimal. Berikut ciri-ciri kecemasan matematika dalam kelas,
Takut ketika memasuki kelas matematika
Gelisah saat dipanggil mengerjakan soal matematika ke papan tulis
Takut untuk bertanya di kelas matematika.
Khawatir saat namanya dipanggil di kelas matematika.
Khawatir bahwa pelajaran matematika akan menjadi sangat sulit
Cenderung untuk keluar dari zona kelas matematika.
Takut mengikuti tes matematika.
Tidak tahu bagaimana belajar untuk tes matematika.
Takut tidak dapat bersaing dengan siswa yang lain di kelas
3. Penyebab kecemasan matematika di dalam kelas
Kecemasan matematika yang muncul saat belajar di kelas disebabkan oleh beberapa hal: Rendahnya motivasi diri siswa saat mengikuti pelajaran matematika. Rendahnya tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa hal ini mengakibatkan siswa tidak percaya diri dan menjadi takut saat pelajaran matematika berlangsung, Ashcraft & Kirk (dalam Johnson, 2003) menunjukkan bahwa ada korelasi antara kecemasan matematika dan kemampuan verbal atau bakat serta Intelectual Quotion (IQ). Suasana kelas saat proses belajar mengajar matematika yang tegang diakibatkan oleh cara mengajar, model dan metode mengajar guru matematika. Kurangnya pemahaman yang dirasakan para guru matematika dapat menimbulkan kecemasan dan dapat terwariskan kepada para siswanya,
4. Akibat dari tingginya kecemasan matematika. Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan dari tingginya kecemasan matematika di dalam kelas adalah: Hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini dikarenakan siswa yang merasa cemas akan menghindari pelajaran matematika, kalaupun ada siswa yang belajar dalam keadaan cemas yang berlebihan maka usaha belajarnya tidak akan efektif. Menurunkan kemampuan pemahaman
matematis, sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika, dan IPA Universitas Indraprasta PGRI menyatakan bahwa setiap ada penambahan satu nilai untuk kecemasan matematika akan menurunkan kemampuan pemahaman matematis sebesar 0,565. Kemampuan koneksi matematis siswa menjadi rendah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung, menyatakan bahwa koefisien regresi menunjukkan pengaruh negative antara kecemasan matematika dengan kemampuan koneksi matematis siswa. Artinya semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin rendah kemampuan koneksi matematis siswa Dalam taraf kecemasan yang lebih tinggi dapat mengakibatkan phobia terhadap matematika. Reaksi normal yang dilakukan sesorang ketika merasa cemas adalah sebisa mungkin menghindari sesuatu yang membuatnya cemas, apabila kecamsan matematika tidak dapat diatasi maka lama-kelamaan kecemasan ini akan menjadi ketakukan yang berlebihan atau phobia.
5. Solusi untuk mengurangi kecemasan matematika di dalam kelas. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengurangi tingkat kecemasan matematika di kelas. Memberikan motivasi pada siswa, motivasi sangat perlu diberikan diawal pembelajaran sebelum memasuki materi, agar siswa yang memiliki motivasi dan kepercayaan diri yang rendah dapat lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan psikologi membuktikan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri seseorang terhadap matematika, maka kecemasan yang dialami akan semakin menurun. Menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menurunkan tingkat kecemasan,
misalnya
menggunakan
metode
kooperatif,
sebuah
penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan kecemasan siswa dalam
menghadapi pelajaran matematika dengan menggunakan metode kooperatif
dan
yang
tidak
menggunakan
metode
kooperatif.
Menggunakan media pembelajaran agar kegiatan belajar lebih mengasikkan, dan kegiatan belajar diselingi dengan game yang berkaitan dengan materi. Dalam memberikan tugas, guru sebaiknya memberikan soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, dalam hal ini guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi terkait. Membangun suasana kelas yang nyaman, santai dan tenang, penelitian oleh Okebula (1986, dikutip Bodner dkk, 1997) bahwa kecemasan siswa dapat menurun ketika diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, bebas dari rasa tegang, dan adanya rasa saling mempercayai antara satu dengan yang lainnya. Sebuah penelitian juga dilakukan oleh Devi Winja Susanti & Faridah Ainur Rohmah Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan menyimpulkan bahwa musik klasik efektif dalam menurunkan kecemasan matematika pada siswa. Kecemasan matematika dapat menurun seiring siswa mendengarkan musik klasik sambil belajar matematika. Hal ini dikarenakan perasaan santai dan tenang yang dirasakan mengakibatkan penurunan kecemasan pada siswa.
C. KESIMPULAN Jadi, kecemasan matematika merupakan reaksi yang ditandai dengan perasaan gelisah, khawatir dan takut saat belajar matematika. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti, kondisi siswa itu sendiri ataupun suasan kelas saat pembelajaran dimulai. Tingkat kecemasan matematika yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif khususnya kepada peserta didik. Namun, sebagai pengajar guru dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam belajar matematika dengan jalan membangun suasana kelas yang nyaman dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA Benner ,J. (2010). Anxiety in the Math Classroom. Bemidji State University. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bodner,G.M.,Metz,P.A.,Tobin,K. 1997. Cooperative learning : An alternative to teaching at a medieval university. Australian Science Teacher Journal:(43):23-24. Johnson, D. (2003). Math Anxiety. Literature Review. Lazarrus, R. S. (1976). Patterns of Adjusment and Human Effectiveness.Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd. Martinez, J. G. R. (1987). Preventing math anxiety: A prescription. Academic Therapy, 23, 117–125. Nevid, Rathus & Greene. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga. Wahyudin. (2010). Monograf: Kecemasan Matematika. Bandung: Program Studi Pendidikan Matematika SPS UPI.