Kebutuhan Pengaturan Suhu Tubuh.pptx

  • Uploaded by: PITERZON RUATAKUREI
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kebutuhan Pengaturan Suhu Tubuh.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,026
  • Pages: 34
KEBUTUHAN PENGATURAN SUHU TUBUH

SOPHIAN ASWAR, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Pendahuluan • Suhu tubuh relatif konstan ----> diperlukan untuk sel-sel tubuh agar dapat berfungsi secara efektif. • Normal Suhu Tubuh 36 – 37 °C • Suhu Tubuh ----> diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh. • Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot dan sekresi kelenjar. • Produksi panas dpt meningkat/ menurun dipengaruhi oleh suatu sebab (Penyakit/ Strees) • Suhu tubuh terlalu ekstrim (baik panas atau dingin yang ekstrim) dapat menyebabkan kematian.

Faktor yang mempengaruhi produksi panas • Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan produksi panas : 1. 2. 3. 4. 5.

Basal Metabolisme Rate (BMR) Aktivitas Otot Peningkatan Produksi Tirosin Termogenesis Kimia Demam

Faktor yang mempengaruhi produksi panas 1. Basal Metabolisme Rate (BMR)     

BMR merupakan pemanfaatan energi didalam tubuh guna memelihara aktivitas pokok seperti Bernapas. Besar BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin. BMR meningkat dikarenakan Cedera, Demam dan Infeksi. Meningkatnya BMR menunjukkan tingginya metabolisme yang di alami seseorang. Peningkatan metabolime akan menghasilkan peningkatan produksi panas dalam tubuh sehingga suhu tubuh menjadi naik.

2. Aktivitas Otot 

Aktivitas otot, termasuk menggigil, dapat memproduksi panas sebanyak lima kali.

Faktor yang mempengaruhi produksi panas 3.

Peningkatan Produksi Tiroksin Cuaca dingin Hipotalamus merespons dengan melepas faktor Releasing ---> merangsang Tirotropin (Adenohifofise)----> merangsang pengeluaran Tiroksin oleh kelenjar Tiroid ----> meningkatkan nilai metabolisme sel---> Memproduksi Panas 4. Termogenesis Kimia  Perangsangan produksi panas melalui sirkulasi Norepineprin dan Epineprin (Melalui perangsangan saraf simpatis).  Norepineprin dan Epineprin mempengaruhi hati dan sel-sel otot ----> meningkatkan aktivitas otot. 5. Demam  Demam meningkatkan metabolisme sel  Reaksi-reaksi kimia 120% untuk setiap peningkatan suhu 10°C -----> setiap peningkatan 1 °C suhu tubuh menyebabkan 12% rekasi kimia akan terjadi.

Pengaturan Suhu Tubuh • Tubuh sehat mampu memelihara suhu tubuh secara konstan pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah. • Ada 3 pengatur suhu tubuh : 1. Reseptor (Kulit dan bagian tubuh lainnya) 2. Hipotalamus (Integrator/ pusat pengaturan suhu) 3. Efektor Sistem (sistem yang mengatur produksi panas dan kehilangan panas)

Mekanisme Kehilangan Panas Untuk Memelihara Suhu Tubuh Berbagai factor yang meningkatkan suhu tubuh (Suhu lingkungan yang meningkat, dan aktivitas berat

Suhu darah meningkat di atas normal

Merangsang reseptor panas di Hipotalamus Sekresi keringat Meningkat

Dilatasi Pembuluh Darah Kulit

Suhu Tubuh Normal Penurunan temperatur darah Peningkatan kehilangan panas melalui Radiasi Peningkatan kehilangan panas melalui Evaporasi

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh 1. 2. 3. 4. 5.

Umur Jenis Kelamin Emosi Aktivitas Fisik Lingkungan

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh 1.

Umur Bayi baru lahir mekanisme pengaturan suhu tubuh belum sempurna ----> suhu bayi di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang ekstrem. Jenis Kelamin

2.  

3.

Emosi  

4.

Keadaan emosi dan perilaku yang berlebihan dapat mempengaruhi suhu tubuh. Apatis dan depresi dapat menurunkan produksi panas.

Aktivitas Fisik 

5.

Jenis Kelamin mempengaruhi suhu tubuh Wanita sedang mengalami ovulasi terjadi peningkatan suhu tubuh sebesar 0,3 – 0,5 °C. ----> peningkatan hormon estrogen dan progesteron ----> meningkatkan Basal Metabolisme Rate.

Olahraga dapat meningkatkan metabolisme sel sehingga produksi panas meningkat ----> meningkatkan suhu tubuh.

Lingkungan Lingkungan yang panas akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh

Proses Kehilangan Panas Tubuh 1. Radiasi  Radiasi adalah cara utk menstransfer panas dari permukaan objek yang lain tanpa kontak diantara keduannya.  Satu objek lebih panas dari objek yang lain, maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi.  Contoh : Orang berdiri di depan kulkas yang terbuka. 2. Konduksi  Konduksi adalah pemindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain.  Panas dipindahkan ke molekul yang suhunya lebih rendah.  Perpindahan melalui konduksi ini tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak diantara kedua molekul tersebut.  Contoh : seseorang berendam dalam air dingin

Proses Kehilangan Panas Tubuh 3. Konveksi  Kehilangan panas tubuh melalui konveksi terjadi karena adanya pergerakan udara.  Udara yang dekat tubuh menjadi lebih hangat yang kemudian bergerak untuk diganti dengan udara dingin.  Contohnya : dengan membuka pintu atau jendela rumah 4. Evaporasi  Kehilangan panas melalui evaporasi ini terjadi sepanjang hidup.  Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan perspirasi kulit.

TINDAKAN PEMELIHARAAN SUHU TUBUH KOMPRES

KOMPRES • Pengertian : Kompres metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan • Jenis : 1. Kompres Panas 2. Kompres dingin

KOMPRES • Tujuan : 1. Kompres Panas  Memperlancar sirkulasi darah  Mengurangi rasa sakit  Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien  Memperlancar pengeluaran eksudat  Merangsang peristaltik usus 2. Kompres Dingin  Menurunkan suhu tubuh  Mencegah peradangan meluas  Mengurangi kongesti  Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

KOMPRES • Indikasi : 1. Kompres Panas  Klien yang kedinginan  Klien dengan perut kembung  Klien yang mempunyai penyakit peradangan (radang persendiaan)  Spasme otot  Adanya abses, hematoma 2. Kompres Dingin  Klien dengan suhu tubuh yang tinggi  Klien dengan batuk atau muntah darah  Pasca Tonsillectomy  Radang, Memar

Cara Pemberian Kompres 1. Cara Pemberian Kompres Panas : a) Kompres Panas Basah 1) Persiapan Alat :  Kom berisi cairan hangat sesuai kebutuhan (40 16°C)  Bak steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai  Kasa perban atau kain segitiga  Pengalas  Sarung tangan bersih ditempatnya  Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

Cara Pemberian Kompres 2)

Prosedur:  Dekatkan alat-alat klien  Perhatikan privacy klien  Cuci tangan  Atur posisi klien yang nyaman  Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres  Kenakan sarung tangan, lalu buka perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan kedalam bengkok kosong  Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak steril, lalu masukkan kedalam kom yang berisi cairan hangat

Cara Pemberian Kompres 





    

Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres. Bila klien menoleransi kompres hangat tersebu, lalu ditutup/ dilapisi dengan kasa kering. Selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga Lakukan perasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit. Lepaskan sarung tangan Atrur kembali klien dengan posisi yang nyaman Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali Cuci tangan Dokumentasikan tindakan ini beserta responsnya

Cara Pemberian Kompres 3)

Hal-hal yang perlu diperhatikan:  Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres dipertahankan tetap hangat  Cairkan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar  Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikomres  Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti memar atau bengkok , peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.

Cara Pemberian Kompres b) Kompres Panas Kering Menggunakan Buli-buli Panas 1) Persiapan Alat :  Buli-buli panas dan sarung nya  Termos berisi air panas  Termometer air panas (bila perlu)  Lap kerja 2) Prosedur :  Siapkan peralatan  Cuci tangan  Lakukan pemasangan pendahuluan pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kecangkan penutupnya, kemudian membalik posisi buli-buli berulang lalu kosongkan isinya.

Cara Pemberian Kompres 



Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (5060°C) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak ± ½ bagian ddari ukuran buli-buli tersebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :  Letakan/ tidurkan buli-buli diatas meja/ tempat datar  Bagian atas buli dilipat sampai kelihatan permukaan air dileher buli-buli  Kemudian penutup buli-buli ditutup dengan rapat/ benar.

Cara Pemberian Kompres 

    



Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak ?, lalu keringkan dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien Beri tahu klien, jelaskan tujuuan prosedur ini Atur posisi yang nyaman pada klien Letakkan/ pasang buli-buli pada area yang memerlukan Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidaknyamanan, kebocoran, dan sebagainya. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas lagi sesuai yang dikehendaki

Cara Pemberian Kompres   

Bereskan alat-alat bila sudah selesai Cuci tangan Dokumentasikan

3) Hal yang perlu diperhatikan :    

Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien perdarahan Pemakaian buli-buli panas pada bagian abdomen, tutup buli-buli mengarah keatas atau kesamping Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah kebawah atau kesamping. Buli-buli harus diperiksa dulu, ada tidak cincin karet pada penutupnya.

Cara Pemberian Kompres 2. Cara Pemberian Kompres Dingin : a) Kompres Diingin Basah dengan Larutan Obat Antiseptik 1) Persiapan Alat :  Mangkok bertutup steril  Bak steril berisi pinset anatomis dua buah, beberapa potong kain kasa sesuai kebutuhan  Cairan antiseptik yang digunakan dapat berupa PK 1:4000, Rivanol 1:1000 sampai 1:3000 dan seterusnya sesuai kebutuhan, larutan Betadine  Pembalut bila perlu  Perlak dan pengalas  Sampiran bila perlu

Cara Pemberian Kompres 2)

Prosedur:  Dekatkan alat-alat klien  Pasang sampiran  Cuci tangan  Pasang perlak dan alas pada area yang akan dikompres  Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan  Tuangkan cairan ke dalam mangkok steril  Masukkan beberapa potong kasa ke dalam mangkok tersebut  Peras kain kasa tersebut dengan menggunakan pinset

Cara Pemberian Kompres 

Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa diatas area yang dikommpres lalu dibalut  Rapihkan posisi klien  Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan  Cuci tangan  Dokumentasikan 3) Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Kain kasa harus sering dibasahi agar tetap basah  Pada luka kotor, kasa diganti tiap 1 – 2 jam  Perhatikan kulit setempat / sekitarnya. Bil terjadi iritasi, segera laporkan  Pada malam hari, agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas berlemak.

Cara Pemberian Kompres b) Kompres Dingin Basah dengan air biasa/ air es 1) Persiapan Alat :  Kom kecil berisi air biasa/ air es  Perlak pengalas  Beberapa buah waslap atau kain kasa denga ukuran tertentu  Sampiran bila perlu  Busur selimut bila perlu

Cara Pemberian Kompres 2)

Prosedur:  Dekatkan alat-alat klien  Pasang sampiran  Cuci tangan  Pasang perlak dan alas pada area yang akan dikompres.  Masukkan waslap atau kain kasa tersebut pada area yang dikompres  Ganti waslap/kain kasa tiap dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dengan air biasa/ air es. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun.

Cara Pemberian Kompres 

Rapihkan klien dan bereskan alat-alat bila perasat ini telah selesai  Cuci tangan  Dokumentasikan 3) Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Bila suhu tubuh 39°C atau lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak  Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut diatas dada dan perut klien agar seprai atas tidak basah

Cara Pemberian Kompres b) Kompres Dingin Kering dengan Kirbat es (Eskap) 1) Persiapan Alat :  Kirbat es atau eskap dengan sarungnya  Kom berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak mudah cepat mencair  Air dalam kom  Lap kerja  Perlak pengalas

Cara Pemberian Kompres 2)

Prosedur:  Dekatkan alat-alat ke klien  Cuci tangan  Masukkan potongan es kedalam kom air supaya pinggir es tidak tajam  Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak ± ½ bagian dari kirbat es tersebut.  Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu ditutup rapat  Periksa eskap, adakah bocor atau tidak  Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan kedalam sarungnya  Buka area yang akan dikompres dan atur posisi yang dikompres

Cara Pemberian Kompres 

     

Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa dan suhu tubuh. Angkat eskap bila sudah selesai Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman Bereskan alat-alat setelah selesai perasat ini Cuci tangan Dokumentasikan

Cara Pemberian Kompres 3) Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Bila klien kedinginan/ sianosis , kirbat es harus segera diangkat  Selama pemberian kirbat es, perhatikan kulit klien terhadap keberadaan iritasi, dan lain-lain.  Pemberian kirbat es untuk menurunkan suhu tubuh, maka suhu tubuh klien harus dikontrol setiap 30 – 60 menit. Bila suhu sudah turun, kompres dihentikan.  Bila tidak ada kirbat es, bisa menggunakan kantong plastik  Bila es dalam kirbat es sudah mencair, harus segera diganti.

Sekian dan Terima Kasih

Related Documents


More Documents from "Sigit Prihasti Widyanto,A.Md"

Printscreen.docx
December 2019 6
Surat Kesehatan Endah.pdf
December 2019 9
Konsep Desa Siaga.docx
December 2019 9
Malaria Tugas.docx
December 2019 9
Lembar Rawat Luka.docx
December 2019 8