Berkeringat banyak Keringat terdiri dari air, natrium, chlorida, dan kalium. ika seseorang mengalami pengeluaran keringat yang banyak dan tidak mendapatkan penggantian cairan yang adekuat akan mengalami kekurangan cairan Suhu : dengan berkurangnya cairan maka penyimpanan panas dalam cairan (dalam darah) berkurang sehingga panas tubuh meningkat.
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal ataujantung. Umur : Perubahan volume dan osmolalitas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan. Sebagai contoh faktor-faktorlain yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya ialah umur,suhu lingkungan, diet,stress, dan penyakit. 1) Umur : Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal ataujantung. 2) Iklim : Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembapan udaranya rendahmemiliki peningkatan kehilangan cairan tubuhdan elektrolitmelalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L perhari. 3) Diet : Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan. Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraseluler 4) Stress : Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah. Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan, dan berat badan. Diet : Temperatur Lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
Pre-dehidrasi merupakan tahap awal sebelum benar-benar terjadinya kekurangan cairan (dehidrasi), yang dikategorikan menjadi dehidrasi ringan dan dehidrasi sedang. Pada tahap dehidrasi ringan tubuh sudah mengalami kekurangan cairan sebesar 1-2% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti haus, lemah, lelah, sedikit gelisah, dan hilang selera makan. Pada tahap dehidrasi sedang tubuh sudah mengalami kekurangan cairan sebesar 3-4% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti kulit kering, mulut dan tenggorokan kering, volume urin kurang. Pada tahap dehidrasi, tubuh sudah mengalami kekurangan cairan 5-6% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti sulit berkonsentrasi, sakit kepala, kegagalan pengaturan suhu tubuh, serta peningkatan frekuensi napas. Kehilangan cairan >6% meningkatkan risiko gangguan kesehatan, seperti dapat mengakibatkan otot kaku dan colapse saat tubuh kehilangan cairan sebesar 7-10% dan dapat menurunkan volume darah serta berakibat kegagalan fungsi ginjal saat tubuh kehilangan cairan sebesar 11%
Hal ini terjadi karena olahraga meningkatkan kerja otot. Kerja otot dapat meningkatkan produksi panas tubuh 10-20 kalinya masa istirahat.5 Jika panas tubuh makin besar, kelenjar keringat diaktifkan. Pengeluaran keringat diperlukan untuk mendinginkan tubuh dan penting dalam pengaturan suhu. Pengeluaran keringat pada saat berolahraga, mengakibatkan peningkatan pengeluaran cairan tubuh
Semakin tinggi aktifitas maka panas yang dihasilkan oleh metabolisme energi juga akan meningkat. Cairan yang berada di dalam tubuh akan menjalankan fungsinya sebagai pengatur panas. Fungsi ini dijalankan dengan tujuan agar temperatur internal tubuh dapat tetap terjaga. Air akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh melalui keringat saat berolahraga, air yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi cairan. Sehingga apabila proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka tubuh akan mengalami dehidrasi (Irawan, 2007). Lingkungan panas Pada latihan dengan intensitas berat, perbedaaan perubahan persen body water nilai rataratanya paling besar. Namun, berbeda dengan berat badan yang berkurang setelah latihan, persen body water justru bertambah setelah latihan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh proses rehidrasi yang terjadi selama atlet berlatih. Rehidrasi bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang saat latihan. Rehidrasi atau penggantian cairan yang hilang dilakukan dengan mengasup sejumlah cairan yang dapat berupa air mineral, air putih, minuman olahraga, minuman yang mengandung kalori, dan minuman yang mengandung elektrolit. Pemberian cairan pada atlet tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada atlet dan menjaga keadaan keseimbangan cairan tubuh. Menurut Primana (2007), ketika berlatih panas tubuh meningkat sedangkan apabila panas tubuh berlebih dan tidak diimbangi dengan penggantian cairan dapat terjadi cedera.
Menurut Jeukendrup (1999), dibutuhkan minuman pengganti cairan tubuh yang mengandung elektrolit khususnya natrium dan kalium serta glukosa selama berolahraga. Minuman elektrolit yang mengandung natrium akan meningkatkan retensi cairan dan menstimulasi rasa ingin minum (Fink, 2013). Pemberian glukosa selama latihan menjadi penting sebab glukosa dapat mencegah penurunan kadar glukosa darah yang terlalu drastis selama berolahraga. Pada saat berolahraga, tubuh akan memecah glikogen otot menjadi glukosa untuk menghasilkan energi sehingga gula darah meningkat pada awal periode dehidrasi. Kadar glukosa darah ini perlu dipertahankan dengan cara menambahkan karbohidrat atau gula ke dalam minuman pengganti cairan tubuh (Casa, 2000) https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0808d85bbffd7846e8103a10877033a a.pdf
elektrolit natrium: elektrolit utama ciaran ekstrasel. berfungsi mengatur volume cairan dalam tubuh kalium : elektrolit utama dalam tubuh berfungsi regulator enzim selular, proses transmisi implus listrik terutama saraf, membantu mengatur keseimbangan asam basa melalui pertukaranya dg hidrogen calsium ; elaektrolit terbanyak dalam tubuh berperan dalam transmisi impils saraf katalis dalam kontraksi otot Chlorida merupakan anion utama di ekstrasel dan banyak terdapat dalam darah, cairan interstisial, cairan limfe, dan jumlah yang sedikit di intrasel glukosa (noj elektrolit) : glukosa sumber utam metabolisme sel
Begitu pula saat cairan tubuh menurun. Penurunan volume cairan menyebabkan perfusi ginjal menurun yang merangsang mekanisme reninangiotensin yang akan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Peningkatan aldosteron akan menimbulkan perasaan haus sehingga intake cairan meningkat, dan meningkatkan absorpsi natrium dan air di ginjal. Peningkatan Na plasma yang menyebabkan peningkatan osmolalitas CES menyebabkan perangsangan hipofise posterior untuk meningkatkan sekresi ADH. ADH akan merubah permiabilitas tubulus dan duktus contortus terhadap air sehingga absorpsi air meningkat.
Kekurangan Ca ataupun terganggunya transpor Ca dari troponin C di aktin menuju sisterna tempat penyimpanan akan dapat mengganggu rileksasi otot setelah berkontraksi.
Gangguan transport Ca biasanya disebabkan oleh kurangnya suplai energi, karena pemecahan ATP yang terganggu. Pemecahan ATP memerlukan air sehingga jika cairan tubuh banyak berkurang sangat dimungkinkan pemecahannya terganggu. K diperlukan dalam sistem saraf, pemeliharaan suhu suhu, pengaturan denyut jantung, Mg juga berpengaruh dalam kontraksi otot & metabolisme karbohidra. Na yang retensi terhadap air sangat penting untuk menjaga cairan agar tetap isotonis, dan juga berfungsi dalam proses kontraksi otot.