Kebijakan Program PJAS (KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH)
di Kota Serang
PUSKESMAS UNYUR
NURNA UTAMI
Pengertian … Pangan adalah Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. (UU No. 7 tahun 1996)
Makanan Jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
oleh pengrajin makanan ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan yang siap santap untuk dijual bagi umum/masyarakat. (Kepmenkes RI No. 942 tahun 2003)
Hygiene Sanitasi
adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, tempat, orang dan perlengkapan yang dapat atau memungkinkan menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan manusia. (Kepmenkes RI No. 942 tahun 2003)
Masalah Keutamaan Pangan Cemaran mikroba karena rendahnya hygiene dan
sanitasi Cemaran kimia karena bahan baku yang sudah tercemar Penyalahgunaaan bahan berbahaya pada pangan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) melebihi batas maksimal yang diizinkan
Masyarakat (Tidak Tahu)
Mutu Makanan
Produsen (Bertanggung-Jawab) Makanan
Pemerintah (Mengawasi + Mengendalikan)
Makanan berlabel diawasi dan dikendalikan BPOM-RI Makanan tidak berlabel oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
1. Undang-undang dan Peraturan Pangan 2.Manajemen Pengawasan Pangan 3.Pelayanan Inspeksi 4.Pelayanan Laboratorium: Monitoring pangan dan data epidemiologi 5.Informasi, edukasi, komunikasi dan training
DIPERLUKAN PENGAWASAN MAKANAN 1. Memberikan perlindungan kepada konsumen 2. Memastikan bahwa semua pangan selama produksi, penanganan, penyimpananan, pengolahan, dan distribusi adalah: • Aman, utuh dan layak untuk konsumsi manusia ; • Memenuhi persyaratan keamanan dan mutu • Dilabel dengan jujur dan benar seperti yang dipersyartakan oleh undang-undang
HASIL SAMPLING DAN PENGUJIAN PJAS BALAI POM DI SERANG
1.
Pihak Sekolah (Kepala Sekolah dan Guru), berperan menetapkan kebijakan dan peraturan mengenai keamanan PJAS dilingkungan sekolah.
2. Guru UKS, berperan dalam: a. Melakukan pengawasan terhadap penyediaan PJAS di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. b. Memberikan edukasi bagi pengelola kantin dan penjaga PJAS mengenai keamanan pangan. c. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada siswa mengenai cara memilih pangan jajanan yang baik serta dampak negatif yang timbul.
3.
Orang Tua, berperan dalam: a. Mengawasi kebiasaan jajan anak. b. Mengarahkan dan memberikan pemahaman terhadap anak dalam memilih pangan jajanan yang aman dan bergizi. c. Membiasakn anak sarapan di rumah sebelum sekolah serta memberi bekal sekolah anak dengan makanan rumah yang aman dan bergizi. 4. Penyedia/Penjaja/Penjamah PJAS, wajib memperhatikan kebersihan fasilitas dan tempat penjualan untuk mencegah kontaminasi silang terhadap produk, serta mempraktekan cara pengolahan pangan yang baikdengan memperhatikan higyene dan sanitasi. 5. Kelompok Masyarakat ( PKK ), berperan meningkatkan kewaspadaan terhadap produk pangan termasuk PJAS yang tidak memenuhi syarat, termasuk membantu penyebarluasan informasi.
1.
2.
3.
4.
5.
Amati warnanya, mencolok atau tidak jika terlalu mencolok atau tidak sama dengan warna aslinya makakemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Baui aromanya, jika bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme. Amati komposisinya, bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan berbahaya. Perhatikan kualitasnya, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Periksa label kemasan, apakah telah terdaftar di BPOM.
CONTOH MAKANAN JAJANAN YG BEREDAR DI SEKOLAH
1. Pembinaan dan Pengawasan makanan jajanan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota. 2. Dilakukan pendataan terhadap sentra pedagang makanan jajanan dan sarana penjaja. 3. Terhadap sentra pedagang jajanan maupun penjaja makanan jajanan dapat diberikan tanda telah terdaftar atau sticker telah didaftar. 4. Dinas Kesehatan Kab/Kota secara berkala menyampaikan laporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kepada Pemerintah Daerah Kab/Kota secara berjenjang, serta dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi