Journal Reading
IRON DEFICIENCY ANAEMIA AS RISK FACTOR FOR SIMPLE FEBRILE SEIZURES: A CASE CONTROL STUDY
By : Pratama Adharianto Putra
• Kejang demam adalah – Kejang pada anak, 6 bulan sampai 6 tahun – Dengan temperatur ≥ 38oC (100oF) – Tanpa disertai infeksi pada CNS atau ketidakseimbangan metabolisme
• Kejang demam sederhana – Generalisata – Tonik-klonik yang berhubungan dengan demam – Kejang terjadi < 15 menit dan tidak berulang selama 24 jam
• Pada anak 2-5% minimal terjadi 1x, puncak usia : 18 bulan • Riwayat keluarga faktor predisposisi autosomal domian
• Kejang demam sering terjadi bersamaan dengan otitis media, roseola, herpes simpleks 6, shigella atau infeksi serupa lainnya • Faktor resiko independen prediktor potensial dari kejang demam berulang – – – – – – – – – –
faktor genetik Usia jenis kelamin Demam jenis dan durasi kejang riwayat keluarga dan perkembangan kejang yang berulang paparan perinatal terhadap obat antiretroviral riwayat merokok ibu konsumsi alkohol selama kehamilan
• Anemia defisiensi besi berhubungan dalam peningkatan insidensi kejang demam • Anemia defisiensi besi adalah – – – – –
Defisiensi mikronutrien yang paling umum terjadi di seluruh dunia (30%) Terutama di negara berkembang (50%) Pada usia 6-24 bulan Dapat dicegah dengan diet dan suplemen besi Mengurangi metabolisme beberapa neurotransmiter seperti oksida monoamina dan aldehida – Dapat mengubah ambang kejang seorang anak
• Di Pakistan, penelitian menunjukkan anemia defisiensi besi sebagai faktor predisposisi peningkatan kejang demam sederhana • Tujuan penelitian untuk melihat hubungan anemia dengan kejang demam di rumah sakit peneliti.
BAHAN & METODE • Case control study • Telah mendapat izin dari komite etika RS • 30 kasus kejang demam sederhana dikumpulkan dari total 1.848 kasus • Dari bulan Juli sampai Desember 2015 • Di Rumah Sakit Shaikh Khalifa Bin Zayed AlNahyan / CMH Muzaffarabad • Kasus dengan epilepsi, kejang kompleks, infeksi SSP, gangguan mental dan gangguan metabolik tidak disertakan
• Usia, jenis kelamin dan berat badan didokumentasikan • Diagnosis kejang demam sederhana dilakukan setelah riwayat dan pemeriksaan terperinci • Kelompok kontrol dipilih untuk dibandingkan dengan kelompok kasus – 30 kasus demam – Usia dan jenis kelamin yang sama – Tanpa kejang
• Demam suhu aksila > 37,8 C • Kejang demam sederhana Kejang yang berlangsung < 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam tanpa infeksi SSP atau ketidakseimbangan metabolik • Kriteria diagnosis anemia defisiensi besi : – – – – – – –
Hb : <11,5 Gm / dl Hematokrit Penurunan Sel Darah Merah (RBC) Mean Corpuscle Volume (MCV) Mean Corpuscle Hemoglobin (MCH) Mean Corpuscle Hemoglobin Concentration (MCHC) Peningkatan Red Cell Distribution Width (RCDW)
• SPSS versi 20 digunakan untuk memasukkan dan menganalisa data • Uji Fisher exact digunakan untuk perbandingan • p-value <0,05 dianggap signifikan.
HASIL • Total kasus yang dirawat di bangsal anak-anak selama masa studi adalah 1848 • 30 kasus (1,6%) kejang demam sederhana • Kelompok kontrol 30 kasus untuk perbandingan
Diskusi • KDS umumnya terjadi pada 2-5% anak-anak dari 6 bulan sampai 5 tahun • Banyak faktor risiko yang telah dipelajari: – – – – – –
Predisposisi genetik Jenis kelamin Usia Paparan perinatal terhadap obat-obatan Merokok Konsumsi alkohol selama kehamilan
• Anemia Defisiensi Besi adalah faktor risiko utama yang menyebabkan kejang demam akut dalam banyak penelitian – Beberapa penelitian menunjukkan efek perlindungan – Penelitian lain tidak menemukan hubungan dengan KDS
• Di Pakistan anemia defisiensi besi dengan KDS sebagai faktor yang memberatkan.
• Pertama kali hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan kejang demam diteliti oleh Pisacaneet et al – Anemia Defisiensi Besi bermakna pada kasus KD dibandingkan dengan kasus kontrol
• Shreya Gupta dkk, 2015 – 70 anak dengan KD Hb yang signifikan (<11 Gm/dl) dibandingkan dengan 100 anak-anak dalam kelompok kontrol
• Fallah et al dari Iran – Mean HB (11,46 ± 1,18 gm/dl) pada kelompok kasus rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (11,9 ± 0,89 gm/dl) yang signifikan
• Ambreen Sultan dkk, 2013 – 68% memiliki Hb rendah pada 31 anak-anak dengan KD dibandingkan dengan 32% pada 31 anak-anak dengan demam namun tanpa kejang demam
• Penelitian ini – Hemoglobin rendah yang signifikan pada kelompok kasus (21/30, 70%) dibandingkan kelompok kontrol (13/30, 43%) yang signifikan (p-value <0,05) – Mean Hb (10,15 ± 1,37) rendah pada 30 anak dengan KD dibandingkan dengan rata-rata Hb (11,08 ± 0,86) pada 30 anak pada kelompok kontrol (p-value <0,05)
• Hal ini berkorelasi erat dengan studi internasional dan nasional.
• Penelitian ini sebagai indikator anemia defisiensi besi – Hematokrit, MCV, MCH, MCHC secara signifikan lebih rendah pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol sedangka – RcDW lebih tinggi dalam kasus dibandingkan kontrol
• Boshra et al – 26 menunjukkan rata-rata hemoglobin, hematokrit dan MCH yang bermakna rendah pada kasus KDS dibandingkan kelompok kontrol
• Srinivasa dkk – Rendahnya hemoglobin, MCV, MCHC pada kasus KD dibandingkan dengan kontrol (odd rasio 1,84)
• M.S. Raju et al, 2015 – Hemoglobin <11,0 dalam kasus adalah 84%, sedangkan kelompok kontrol 65% dan perbedaan signifikan.
• Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan anemia defisiensi besi dengan peningkatan risiko kejang demam • Salehi Omran MR, 2009 di Iran – Mean Hemoglobin 11,75 ± 1,15 gm / dl pada kelompok kasus – 11,99 ± 1,94 gm / dl pada kelompok kontrol – Perbedaan ini tidak signifikan secara statistik
• Dalam sebuah analisis yang dilakukan terhadap 8 studi kasus kontrol Idro R et al di Kenya, 2010 – Anemia defisiensi besi dengan peningkatan risiko KD (Odd Ratio 1,79).
KESIMPULAN • Hasil – Anemia menjadi predisposisi kejang demam – Anemia diobati dan dicegah dengan baik pada waktunya kejadian kejang demam dapat dikurangi.
• Batasan karena tidak tersedianya fasilitas uji kadar Serum Ferritin di rumah sakit dan tidak memadainya pasien, kadar Serum Ferritin tidak dapat dilakukan.
TERIMAKASIH