BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya adalah Peplau. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang model konsep dan teori keperawatan dan bagaimana cara menghilangkan kecemasan pada klien menurut peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran perawat menurut Hildegard E.Peplau? 2. Bagaimana fase-fase menurut Hildegard E.Peplau? 3. Bagaimana paradigma kesehatan menurut Hildegard E.Peplau? 4. Apa saja teori Interpersonal Hildegard E.Peplau? 5. Bagaimana cara mengembangkan hubungan interpersonal antara perawat dan klien menurut Hildegard E.Peplau? 6. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau? 7. Fenomena kasus keperawatan dan analisanya dengan teori interpersonal Peplau. C. Tujuan 1. Mengetahaui bagaimana peran perawat Hildegard E.Peplau. 2. Mengetahui bagaiman fase-fase menurut Hildegard E.Peplau. 3. Mengetahui bagaiaman paradigma kesehatan menurut Hildegard E.Peplau. 4. Mengetahui teori interpersonal menurut Hildegard E.Peplau. 5. Mengetahui bagaimana cara mengembangkan hubungan anatara perawat dan klien menurut Hildegard E.Peplau. 6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Peplau. 7. Mempelajari kasus keperawatan dan menganalisis dengan teori interpersonal Peplau. D. Metode Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode daftar pustaka dan media elektronik.
1
BAB II PEMBAHASAN A. Riwayat Hildegard E. Peplau Hildegard peplau( Hilda) di lahirkan di reading pennisylvia merupakan keluarga imigran dari jerman. Dia merupakan anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahnya seorang pekerja keras sedangkan ibunya sangat perfeklsionis. Orangtuanya bernama gustav dan otilie peplau. Meskipun dalam keluarga tidak pernah mendiskusikan tentang pendidikan tinggi, Hilda mempunyai motivasi dan visi yang kuat untuk merubah wanita dari berpikiran tradisional menjadi yang lebih modern. Dia menggiginkan kehidupan yang lebih baik dan mengenalkan keperawatan sebagai karier wanita di masa datang. Peplau memulai karir keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari sekolah perawat Pottstown, PA school. Beliau kemudian bekerja sebagai staff nurse di Pennsylvania dan New York city.Di Bennington college vermant ia mendapat gelar bachelor degree jurusan psikologi interpersonal pada tahun 1943. Peplau mendapatkan gelar master dan doctor dari universitas kolumbia jurusan ilmu pengajaran.Dia juga mendapatkan sertifikat psikoanalisis di wiliam Alanson white institute new York. Awal tahun 1950 mulai mengajar kelas pertamanya pada psikiatri keperawatan di fakultas ilmu pendidikan.DR Peplau menjadi pengajar di fakultas keperawatan university Rutgers dari 1954 – 1974.Peplau juga bekerja sebagai konsultan pada WHO, US air force, US general surgeon. Setelah pensiun dari Universitas Rutgers ia bekerja sebagai professor kunjungan di universitas Leuven Belgium tahun 1975 dan 1976. B. Peran perawat menurut Hildegard E.Peplau Setiap tahap dalam proses interpersonal saling berhubungan untuk selanjutnya mendapatkan solusi. Peran-peran yang berbeda dijalani pada fase-fase yang berbeda, peran-peran tersebut yaitu: 1. Pendidik Perawat sebagai pendidik yaitu perawat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada klien yang berada dibawah tanggung jawabnya dan juga sebagai contoh dalam lingkungan tempat tinggal.
2
2. Nara Sumber Peran perawat sebagai nara sumber yaitu perawat memberikan informasiinformasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh pasien. Baik informasi mengenai administrasi rumah sakit maupun tindakan medis yang akan dijalani oleh pasien. 3. Penasehat Peran perawat sebagai penasehat yaitu perawat memberikan nasehat-nasehat kepada pasien utamanya yang telah merasa berputus asa dengan keadaannya. Sehingga pasien ini memiliki kembali semangat hidup dan harapan untuk sembuh. 4. Pemimpin Peran sebagai pemimpin yaitu perawat yang berperan sebagai ketua dalam suatu tim kerja perawat. Yang mengatur tugas perawat-perawat yang masuk dalam timnya. 5. Ahli teknik Peran perawat sebagai ahli teknik yaitu bertugas untuk memperbaiki alat-alat keperawatan yang rusak. 6. Pengganti Peran perawat sebagai pengganti maksudnya perawat bertugas mengganti jika saja ada perawat yang tidak bisa melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal. C. Fase-fase menurut Hildegard E.Peplau Fase
Fokus
Orientasi Identifikasi Eksploitasi Resolusi
perawat bekerja sama dengan pasien dalam menganalisis masalah Pemilihan bantuan profesional yang tepat Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah Pemutusan hubungan profesional pasien dengan perawat
3
1. Fase orientasi Fase orientasi merupakan fase menentukan atau menemukan masalah. Dalam fase ini perawat dan klien bertemu sebagai orang yang belum saling mengenal, sehingga penting sekali untuk perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam mengidentifikasi situasi, menganalisis, mengenali, memperjelas, menentukan masalah yang ada, kemudian menemukan cara untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Fase identifikasi Fase identifikasi adalah fase yang mengawali fase kerja karena dimulai ketika klien mulai merasa lebih kuat dengan mengungkapkan perasaannya kepada perawat. Namun, pada fase ini respons setiap klien berbeda satu sama lain. Untuk itu perawat harus melakukan eksplorasi perasaan, membantu klien menghadapi penyakitnya, menguatkan klien, dan memberi kepuasan yang diperlukan. Secara keseluruhan, fase identifikasi merupakan fase penentu bantuan apa yang diperlukan oleh klien. (Asmadi, 2005). 3. Fase eksplorasi Fase eksplorasi perawat memberikan pelayanan keperawatan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan klien. Pada fase ini merupakan jalan keluar setelah identifikasi bersama dan pemahaman terhadap masalah-masalah klien. Perawat dan klien berdiskusi bersama mengenai informasi-informasi tentang penyembuhan klien. Di fase ini, klien dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan pada perawat dan mendengarkan penjelasan dari perawat. Jadi, fase eksplorasi adalah fase pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah pemecahan masalah. 4. Fase resolusi Fase resolusi mengacu pada fase final atau terminasi merupakan fase dimana perawat dan klien berkolaborasi untuk memecahkan masalah sehingga hubungan terapeutik diantara mereka dapat berakhir. D. Paradigma kesehatan menurut Hildegard E.Peplau 1. Manusia Dalam model ini keseimbangan fisiologis , psikologis dan social dari setiap manusia pada dasarnya tidak stabil, dan tujuan kontinunya adalah untuk mencapai kestabilan. Individu merupakan masalah yang utama. Model ini dipandang dalam konteks hubungan diadik ( dua orang) yang melibatkan perawat dan pasien. 2. Lingkungan Menurut Peplau, factor lingkungan primer terdiri dari hubungan interpersonal dengan orang yang dekat dengan pasien. 4
3. Sehat dan sakit (Kesehatan) Sehat adalah symbol dari pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan kehidupan social yang kreatif, konstruktif, dan produktif. Penyakit dilihat sebagai gejala stress, baik dari segi psikologis maupun fisiologis. 4. Keperawatan Keperawatan adalah proses interpersonal terapeutik yang penting. Proses ini merupakan aplikasi simultann dari seni dan keterampilan dalam memberikan dorongan pada pertumbuhan dan perkembangan individu. E. Teori Intepersonal jiwa Hildegard E.Peplau Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat, dan proses interaktif (Peplau,1952) yang menghasikan hubungan antara perawat dan klien ( Torres,1986 Marriner-Tomey,1994). Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian ( Chinn dan Jacobs,1995 ). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan anatara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai sumber daya manusia, narasumber, konseler atau konsultan, dan wali/wakil bagian klien. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.sebagai contoh,ketika klien mencari pertolongan,langkah pertama perawat dan klien membahas pokok masalah dan perawat menjelaskan fasilitas yang ada. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan “ atau “dorongan pertumbuhan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, anderson dan sills,1990 ). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien di gambarkan sebagai fase-fase 5
yang saling tumpang tindih seperti berikut : orientasi, indentifikasi, penjelasan, dan resolusi (chin dan Jacobs,1995). Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal,perawat-klien,dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Permasalahan Yang Mengakibatkan Gangguan Interpersonal Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologic individu. Teori dan gagasan peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model konseptual peplau ( Marriner-Tomey,1994). Dalam permasalahan interpersonal, seorang individu akan menampakan perilaku, diantaranya individu merasa terasingi, merasakan kecemasan yang berlebihan, senang menyendiri dan enggan utuk membicarakan permasalahan yang dialaminya. F. Hubungan Interpersonal antara perawat dan klien menurut Hildegard E.Peplau Hubungan Interpersonal Berdasarkan ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. G. Fenomena kasus keperawatan dan analisanya dengan teori interpersonal Peplau. Dalam Kasus Ibu T, umur 45 th, yang dirawat dirumah Sakit Umum Daerah Bukittinggi sejak 2 minggu yang lalu, didiagnosis mengalami Ca stadium lanjut (stadium IV). Kondisi ibu T seorang wanita karier yang bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan terkemuka, mempunyai 3 orang anak yang masih menjalani pendidikan. Setelah Ibu T mendapat informasi dari tim medis tentang penyakitnya (Ca servix stadium IV) setelah itu kondisi ibu T mulai menurun. tidak mau makan, mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya, kadang marah tanpa sebab, eksprssi wajah terlihat sedih, kadang terilahat menangis, ibu T menolak pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat. Ibu T mengatakan dia tidak perlu lagi diperhatikan karena umurnya tidak akan lama lagi.
6
Dalam kasus yang digambarkan diatas maka perawat perlu memahami perilaku yang ditunjukkan oleh ibu T yaitu dengan membantu ibu T dalam mengatasi masalah yang dirasakan dan menerapkan prinsip hubungan manusia pada masalah yang muncul pada ibu T selama pengalaman tersebut. Berdasarkan data diatas Ibu T berada dalam kondisi Depressi. Perawat perlu untuk melakukan hubungan interpersonal dengan ibu T yang sedang mengalami kondisi depresi karena pada saat seseorang mengalami kondisi depresi maka sebenarnya dia membutuhkan orang lain yang dapat mendengarkan, menerima dan memahami dirinya. Hubungan interpersonal antara perawat dan ibu T melalui 4 tahap yaitu: 1. Tahap Orientasi: Pada tahap ini perawat mencoba untuk mendekati klien dan membangun hubungan saling percaya. Perawat memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau membantu klien . pada fase ini perawat berperan sebagai role of the stranger, dimana perawat sebagai orang lain bagi ibu T, maka dia harus berbicara dengan sopan, jujur dan menerima klien apa adanya. 2. Tahap Identifikasi Pada fase ini sudah terbentuk hubungan saling percaya antara perawat dengan ibu T, perawat meyakinkan pada ibu T bahwa untuk mengatasi masalah ibu T. kemudian perawat mengidentifikasi keluhan apa yang dirasakan oleh ibu T saat ini. Pada fase ini perawat dapat menjalankan perannya sebagai peran wali (surrogate rule), yaitu sikap dan tingkah laku perawat menciptakan perasaan tertentu (feeling tones) dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya. Pada fase ini baik perawat maupun ibu T merasakan adanya keterikatan ( dependen), independen dan interdependen . 3. Tahap Exploitasi Setelah perawat mengidentifikasi masalah klien yaitu klien berperilaku seperti itu karena dia merasa malu dengan kondisinya dan merasa tidak berguna dan tidak siap untuk meninggalkan semuanya ( pek erjaan, suami dan terutama anak-anaknya yang masih sangat membutuhkan dia). Perawat berusaha untuk menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk mengikuti pengobatan dan perawatan yang diberikan dan meningkatkan spiritual dan kepada keluarga untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini perawat menjalankan perannya sebagai narasumber, (role of resourc e person), peran pengajaran (teaching role), peran kepemimpinan dan peran konseling.
7
4. Tahap Resolusi Pada tahap ini perawat bersama ibu T, menyimpulkan apa yang sudah dicapai selama interaksi dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan terhadap masalah lain yang mungkin terjadi pada ibu T. dalam fase ini peran perawat sebagai peran kepemimpinan (leadership role).
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Menurut konsep model ini, masalah gangguan kejiwaan seseorang bisa muncul akibat adanya faktor pencetus terhadap dirinya. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang dapat menyebabkan gangguan dalam hubungan interpersonal seperti munculnya depresi, menarik diri dan harga diri rendah. Menurut konsep ini perasaan harga diri rendah seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Dalam permasalahan interpersonal, seorang individu akan menampakan perilaku, diantaranya individu merasa tidak berharga, merasakan kecemasan yang berlebihan, senang menyendiri dan enggan utuk membicarakan permasalahan yang dialaminya. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali. Selain itu model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan bahwa seorang perawat harus mampu memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup empat komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal. Sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa B. Saran Diharapkan kepada semua perawat untuk dapat mengembangkan ilmunya dalam melaksanakan asuhan keperawatan atau pengabdian masyarakat, serta dapat mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah ada dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
9