Kdk Kelompok.docx

  • Uploaded by: Nuria Gayosi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdk Kelompok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,443
  • Pages: 6
1. Golongan Darah 

Pengertian : Cek golongan darah adalah prosedur pemeriksaan golongan darah yang dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium klinik, atau pun puskesmas Pemeriksaan golongan darah ini didasarkan kepada kombinasi kandungan antigen dan antibodi spesifik yang berada di dalam sel darah, yang diturunkan melalui gen dari orang tua.

Untuk sistem ABO, antigen terdapat di permukaan sel darah merah dan antibodi terdapat dalam plasma darah, yaitu bagian darah yang berbentuk cairan berwarna kuning. Sistem ini membagi golongan darah menjadi 4, yaitu:  Golongan

darah A, memiliki kombinasi antigen A dan antibodi B.  Golongan darah B, memiliki kombinasi antigen B dan antibodi A.  Golongan darah AB, memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki antibodi A dan B.  Golongan darah O, memiliki antibodi A dan B, tetapi tidak memiliki antigen A maupun B. Sedangkan, sistem Rhesus (Rh) membagi darah menjadi 2 golongan, yaitu Rh+ (positif) untuk darah yang memiliki antigen Rhesus, dan Rh- (negatif) untuk darah yang tidak memiliki antigen Rhesus. Karena tidak memiliki antigen, golongan darah O seringkali disebut sebagai donor universal atau dapat mendonorkan darah ke seluruh golongan darah, dan golongan darah AB disebut resipien universal karena tidak memiliki antibodi sehingga dapat menerima darah dari golongan darah manapun. Namun istilah ini sekarang dirasa tidak tepat, karena menerima darah dari golongan darah O juga dapat menimbulkan reaksi serius selama transfusi, bila terdapat perbedaan golongan darah dan Rhesus. 

Tujuan : untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasarkan antigen yang terdapat di sel darah merah. Selain untuk keperluan transfusi, cek golongan darah juga diperlukan saat ingin mendonorkan atau menerima organ donor. Bagi wanita hamil, cek golongan darah penting dilakukan untuk mencegah inkompabilitas Rhesus pada bayi yang akan dilahirkan. Hal ini bisa terjadi ketika wanita hamil

memiliki golongan darah Rh- dan memiliki antibodi Rhesus, namun suaminya memiliki golongan darah Rh+. Terdapat kemungkinan anaknya memiliki golongan darah Rh+, sehingga ketika dilahirkan, bayi tersebut akan mengalami anemia hemolitik berat akibat serangan antibodi Rhesus dari ibunya. 

Persiapan Pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan golongan darah baik saat ingin mendonorkan darah ataupun saat ingin menerima transfusi darah. Hal ini bertujuan menghindari komplikasi fatal saat transfusi darah, yaitu penghancuran sel darah (hemolisis). Sistem imun yang dimiliki seseorang akan melihat antigen yang tidak cocok dengan dirinya sebagai benda asing, sehingga antibodi dalam tubuh akan menyerang serta menghancurkan sel darah. Penghancuran sel darah ini dapat menyebabkan anemia, gagal ginjal, gangguan paru-paru, hingga syok anafilaktik. Tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan pemeriksaan golongan darah. Tes ini dapat langsung dilakukan di laboratorium, klinik, atau rumah sakit.



Prosedur Cek Golongan Darah

Cek golongan darah dilakukan dengan mengambil sampel darah terlebih dahulu. Petugas laboratorium akan mengikat tali elastis di sekitar lengan atas pasien, agar pembuluh darah pada lipat siku terbendung dan mudah dilihat. Setelah itu, dokter akan membersihkan kulit di sekitar pembuluh darah tersebut dengan alkohol untuk menghindari kontaminasi kuman pada kulit dengan jarum. Setelah itu, jarum suntik akan ditusukkan ke dalam pembuluh darah melalui kulit untuk mengambil sampel darah. Pasien akan merasakan sedikit nyeri pada proses ini. Setelah sampel darah diambil, jarum suntik akan ditarik keluar secara perlahan, dan titik suntikan akan ditutup dengan kapas serta plaster untuk menghentikan darah yang keluar. Selain dari pembuluh darah vena, sampel darah juga bisa diambil dari pembuluh darah kapiler di ujung jari tangan. Terdapat 2 tahap yang akan dilakukan oleh analis laboratorium untuk memeriksa jenis golongan darah, yaitu:  Yang pertama darah

pasien akan dicampur dengan antibodi A atau B. Sebagai contoh, apabila pasien memiliki golongan darah A, ketika diberi antibodi A maka darahnya akan akan hancur. Atau apabila seseorang memiliki golongan

darah AB, ketika diberi antibodi A maupun B maka darah orang tersebut akan hancur.  Yang kedua adalah pemeriksaan dibalik, oleh karena itu disebut sebagai back typing. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa serum atau plasma darah pasien (yang berisi antibodi) dan dicampur dengan darah orang lain yang memiliki antigen A atau B. Apabila darah pasien tersebut bergolongan darah B (dalam plasma darah memiliki antibodi A), ketika dicampur dengan darah golongan A (memiliki antigen A), akan terjadi penghancuran. Atau apabila pasien memiliki golongan darah O (dalam plasma memiliki antibodi A dan B), ketika dicampur dengan darah golongan A atau B, juga akan terjadi penghancuran. Pemeriksaan Rhesus dilakukan dengan metode yang sama dengan golongan ABO di tahap pertama. Darah akan dicampur dengan antibodi Rh (anti-Rh). Jika pasien memiliki golongan darah Rh+, akan hancur ketika diberikan anti-Rh. 

Sesudah Cek Golongan Darah

Hasil pemeriksaan golongan darah umumnya dapat diterima dalam hitungan menit, dan orang tersebut dapat mendonorkan darahnya atau menerima transfusi darah dari darah yang cocok dengan golongan darahnya. Meskipun jarang, efek samping atau komplikasi yang dapat timbul setelah melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah adalah:  Merasa pusing  Pingsan  Infeksi

pada titik yang disuntik  Perdarahan  Perdarahan di bawah kulit (hematoma)

2. Gula Darah 

Pengertian : Tes gula darah atau tes glukosa darah merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah gula dalam darah Anda. Gula darah atau glukosa adalah sumber energi utama tubuh. Tubuh Anda mengubah karbohidrat yang Anda makan menjadi glukosa.



Tujuan : Pengujian glukosa atau gula darah ini dilakukan terutama untuk mengecek kondisi diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes adalah suatu kondisi yang menyebabkan gula darah meningkat. Tes gula darah dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam darah, sekaligus bisa digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit diabetes. Sementara untuk penderita diabetes, tes gula darah bermanfaat dalam mengontrol kondisi diabetes yang dialami.



Kapan Pemeriksaan : Waktu terbaik untuk mengecek gula darah pada pasien diabetes sebenarnya bergantung pada alasan Anda melakukan tes itu sendiri. Secara umum frekuensi pengecekan gula darah mandiri dilakukan berdasarkan tipe diabetes yang dimiliki dan rencana pengobatan Anda.  Pasien

dengan diabetes tipe 1 dapat direkomendasikan oleh dokter untuk

melakukan pengecekan 10 kali dalam sehari. Anda dapat melakukan sebelum makan dan mengonsumsi makanan ringan, sebelum dan setelah olahraga, sebelum tidur, dan terkadang pada malam hari.  Pasien dengan diabetes tipe 2 yang sudah melakukan terapi insulin mungkin akan direkomendasikan untuk melakukan pengecekan beberapa kali dalam sehari bergantung tipe dan jumlah insulin yang diberikan. Waktu terbaik untuk melakukan cek gula darah mandiri untuk memantau keadaan Anda adalah pada saat bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, dan sebelum tidur.

 Prosedur mengecek



gula darah

Tes gula darah dengan glukometer

Di rumah, tes gula darah dapat dilakukan dengan menggunakan alat khusus, glukometer. Caranya dengan menusukkan jari hingga mengeluarkan sedikit darah. Kemudian teteskan darah tersebut pada strip glukosa meteran dan masukkan ke mesin glukometer. Hanya perlu sekitar 10-20 detik untuk mendapatkan hasilnya.  Tes

gula darah puasa

Tes ini biasanya digunakan sebagai tes pertama untuk memastikan Anda menderita prediabetes atau diabetes. Sebelum tes gula darah ini dimulai, Anda perlu menjalani puasa selama semalaman atau setidaknya selama delapan jam.  Tes

gula darah acak

Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa memperhatikan kapan terakhir Anda makan. Kadar gula pada orang yang sehat biasanya tidak banyak berubah. Jika terjadi sebaliknya, kemungkinan ini menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan.  Tes

gula darah dua jam setelah makan (post prandial)

Alasan dilakukan tes ini karena kadar gula darah mengalami kenaikan pada 10 menit setelah makan dan mencapai puncaknya pada dua jam setelah makan Kemudian, gula darah akan kembali pada kondisi normal pada 2-3 jam kemudian. Tes gula darah ini tidak digunakan untuk mendiagnosis diabetes, tapi lebih kepada mengontrol penderita diabetes dalam mengonsumsi makanan terkait kadar insulin yang tepat.  Tes

hemoglobin A1C

Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah rata-rata gula darah dalam 2-3 bulan terakhir. Tes ini mengukur persentase gula darah yang melekat pada haemoglobin. Kada A1C sebanyak lebih dari 6,4 persen dalam dua tes berbeda, maka kemungkinan Anda menderita diabetes. Kadar antara 5,7-6,4 mengindikasikan prediabetes dan di bawah 5,7 persen dianggap normal.  Tes Toleransi

Glukosa Oral

Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis prediabetes dan diabetes dan diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional). Sebelumnya, Anda berpuasa selama 8 jam, kemudian gula darah diukur. Setelahnya, Anda akan diminta untuk minum cairan gula dan gula darah Anda akan diukur kembali dua jam kemudian. Kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL setelah dua jam mengindikasikan Anda menderita diabetes, sedangkan kadar gula di antara 140-199 mg/dL berarti prediabetes. Pada wanita hamil, setelah minum cairan gula, maka kadar gula darah akan diperiksa tiap jam selama tiga jam. Jika setidaknya dua hasil menunjukkan di atas normal, maka si Ibu akan terdiagnosa dengan diabetes gestasional.

 Nilai/Hasil

akhir kenormalan pemeriksaan Badan Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan hasil uji glukosa berikut:  Normal:

6,0 mmol/L atau lebih rendah (di bawah 110 mg/dl)

 Gangguan

glukosa puasa: antara 6,1 dan 6,9 mmol/L (antara 110 mg/dl dan

125 mg/dl)  Diabetes: 7,0 mmol/L (126 mg/dl) atau lebih. Gangguan glukosa puasa adalah bentuk pradiabetes

Related Documents

Kdk Fix.docx
October 2019 32
Kdk Kelompok.docx
October 2019 28
Kdk Roni.docx
November 2019 24
Kdk Menik.docx
December 2019 26
Kdk Nisa.docx
May 2020 14
Kdk Nst.docx
October 2019 19

More Documents from "Magdalena Hutahaean"