Kdk 1 Fix Nyimas.docx

  • Uploaded by: Nyimas Muliandari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdk 1 Fix Nyimas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,875
  • Pages: 20
I. SEJARAH KEPERAWATAN A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Nasional (Indonesia) 1. Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799. Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan. Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di GlodokJakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dalam kurun waktu 18161942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran. 2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan a. Periode 1945 – 1962 Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat. Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun. Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat. Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih

berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis. b. Periode 1963 – 1983 Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya. c. Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi. Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.

B. Sejarah Keperawatan Internasional (dunia) Keperawatan sebagai suatu pekerjaan yang sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, meskipun profesi keperawatan sering di sebut sebagai asisten dokter ,tapi anggapan itu tidak selalu benar karena keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang sesuai perkembangan zaman saat ini. 1. Sejak Zaman Manusia Diciptakan Pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu.Perawat harus memiliki naluri keibuan (mother instinct).tapi pada zaman purbaorang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, kepercayaan mereka ini dikenal dengan nama animisme, di mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan bahwa jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Pada saat itu peran perawat bisa di samakan dengan dengan dukun karena meraka mengusir roh-roh agar penyakit tersebut bisa di sembuhkan. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya diakones dan philantrop yang merupakan suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit serta kelompok kasih sayang yang anggotanya menjauhkan diri dari keramaian dunia(mengasingkan diri) dan

hidupnya ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit sehingga akhirnya berkembanglah rumah-rumah perawatan dan akhirnya mulai lah awal perkembangan ilmu keperawatan. 2. Sejak Zaman Keagamaan Pada zaman ini semua penyakit di anggap berasal dari dosa-dosa si penderita karena perbuatan-perbuatannya sehingga dia mendapatkan murka. Pusat perawatan pada zaman ini adalah tempat-tempat ibadah, sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat disebut sebagai tabib yang mengobati pasien karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama sedangkan pada waktu itu perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama. 3. Sejak Zaman Masehi Pada zaman masehi Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, di mana pada saat itu banyak membentuk diakones (deaconesses), dan para wanita bertugas untuk merawat oarng yang sakit sedangkan orang laki-laki bertugas mengubur mayat jika mereka meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah RUMAH SAKIT di Roma sepertiMonastic Hospital. 4. Sejak Zaman Permulaan abad 21 Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan dengan faktor keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme atau animisme akan tetapi berubah kepada faktor kekuasaan, mengingat pada masa itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi alam sehingga pesatlah perkembangan pengetahuan. Pada masa itu tempat ibadah yang dahulu digunakan untuk merawat sakit tidak lagi digunakan kembali. 5. Sejak Perang Dunia ke-2 Selama masa selama perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam. 6. Sejak Masa Pasca Perang Dunia ke-2 Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtera semakin pesat. Sebagai contoh di Amerika, perkembangan keperawatan pada masa itu diawali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 7. Sejak Periode 1950 Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master dan doktoral. setelah itu penerapan proses keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa

perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 8. Perkembangan pada Masa Florence Nightingale Perkembangan pendidikan keperawatan di luar negeri dipelopori oleh Florence Nightingale sekitar abad ke 18 dan 19. Hasil didikan sekolah Nightingale ini mempengaruhi perkembangan keperawatan di dunia. Tidak hanya disitu,pendidikan keperawatan juga berkembang hingga jenjang pendidikan tinggi. Ini ditandai dengan berdirinya progam sarjana keperawatan British Columbia di Vancouver-Canada pada tahun 1919. Lalu,pada tahun 1924 sampai 1934, muncul konsep progam pendidikan spesialis keperawatan yang baru terrealisasi pada tahun 1946 dengan didirikannya progam spesialis keperawatan jenjang S1,hingga progam master dan doktor. C. Ciri keperawatan Sebagai Profesi 1. Scientific Nursing (Landasan ilmu pengetahuan) Mempunyai cabang ilmu yang terdiri dari : a. Ilmu keperawatan dasar b. Ilmu keperawatan klinik c. Ilmu keperawatan komunitas d. Ilmu keperawatan penunjang 2. Kode etik Kode keperawatan pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya. Dalam hal ini terdapat 5 tanggung jawab perawat, yaitu : a. Perawat dan klien b. Perawat dan praktik c. Perawat dan masyarakat d. Perawat dan teman sejawat e. Perawat dan profesi 3. Lingkup dan wewenang / otonomi Lingkup dan wewenang praktek keperawatan berdasarkan standar praktek keperawatan yang bersifat dinamis antara lain terdiri dari : a. Falsafah keperawatan b. Tujuan askep c. Pegkajian keperawatan d. Diagnosa keperawatan e. Perencanaan keperawatan f. Intervensi keperawatan 4. Organisasi perawat Saat ini di Indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse (ICN) Ciri keperawatan sebagai profesi Menurut Flaheti 1980

1.Pendidikan umum dan khusus : umum maksudnya mampu berfikir, bernalar, dan manghargai lingkungan, khusus yaitu menghargai kerangka teori yang kuat 2.Pengakuan terhadap kode etik 3.Dedikasi terhadap penguasaan keahlian 4.Keterampilan penuh dalam profesi 5.Akontabilitas tindakan Kode etik keperawatan berfungsi: a.Pedoman resmi untuk tindakan profesional yang diikuti oleh orang-orang dalam profesi b.Kerangka pikir bagi anggoyta profesi untuk mengambil suatu keputusan c.Menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan dengan pasien d.Alat untuk menyusun srandar praktek profesional, memoerbaiki, memelihara, standar tersebut. D. Peran perawat masa lalu Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 1. Pemberi asuhan keperawatan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks 2. Advokat pasien / klien, menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. 3. PendidikEdukator membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan 4. Koordinator mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien 5. Kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya 6. Konsultan tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan 7. Peneliti mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan PERAN PERAWAT MENURUT HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN TAHUN 1983: 1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses keperawatan. 2. Pendidik dalam Keperawatan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Pengelola pelayanan Keperawatan mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan 4. Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan E. Peran keperawatan masa kini ( professional ) 1. Pemberi Asuhan Keperawatan Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. 2. Pembuat Keputusan Klinis Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir

kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).

3. Pelindung dan Advokat Klien Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.

5. Rehabilitator Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan

lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7. Komunikator Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.

8. Penyuluh Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

9. Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10. Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11. Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

12. Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. F. Keperawatan di Masa Yang akan Datang Keperawatan adalah sistem yang terbuka dan dinamis, artinya keperawatan akan selalu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai perkembangan keperawatan di masa yang akan datang. 1. Virginia Henderson a. Memiliki landasan hukum yang akan mengatur pelayanan keperawatan tersedia secara universal. b. Perawat akan melakukan sebagian besar fungsinya dalam perawatan primer. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya lebih berperan sebagai konsultan. Pelayanan kesehatanakan menggabungkan pengobatan modern dengan pengobatan tradisional. c. Model keperawatan akan lebih diutamakan dibanding model pengobatan. d. Titik berat pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan dengan tujuan membantu klien agar dapat mandiri dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia dengan lebih baik. e. Pelayanan yang diberikan akan lebih menekankan pada upaya pencegahanpenyakit. f. Dana yang tersedia akan lebih banyak dialokasikan bagi perawat penyelenggara kesehatan di rumah. g. Rumah sakit hanya akan melayani penderita sakit akut dan penderita yang memerlukan pembedahan besar. h. Bidang keperawatan akan lebih banyak diminati terutama oleh kaum minoritas. i. Untuk mendapat izin praktik, perawat harus meraih gelar kesarjanaan. j. Gaji perawat akan lebih besar sebanding dengan pelayanan keperawatan yang semakin profesional dan bermutu. k. Lebih banyak perawat yang memahami praktik kesehatan.

2. Fuerst Wolf Dan Wetzil a. Bekerja ke arah interdependensi berdasarkan kemitraan dengan kelompok profesional lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh kepada masyarakat. b. Berusaha menentukan perannya sendiri dalam praktik dan menentukan tanggung jawab serta tindakan yang dapat diandalkan. c. Pengetahuan dan keterampilan meningkat yang difasilitasi melalui riset keperawatan. d. Perkembangan keperawatan seiring dengan perkembangan di bidang lainnya. e. Berusaha menentukan imbalan yang sepadan dengan status dan peran dalam keperawatan.

3. Prof. Ma'rifin Husin a. Dalam bidang asuhan keperawatan dari bantuan berdasarkan keterampilan dan prosedur semata berubah menjadi bantuan dengan landasan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah, standar asuhan keperawatan, dan etika profesi keperawatan. b. Pelayanan yang semula bersifat asistensi berubah menjadi pelayanan mandiri. c. Keterampilan prosedural berubah menjadi keterampilan yang berlandas-kan ilmu dan proses keperawatan disertai rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan, dan sikap serta tingkah laku profesional. d. Pendidikan keperawatan yang semula bersifat kejuruan berubah menjadi pendidikan tinggi baik itu D III maupun SI. e. Penelitian. Dari hampir tidak ada sama sekali berubah menjadi ada dan mapan,karena tenaga sarjana (SI, S2) telah cukup banyak. f. Dalam organisasi profesi, fokus pada program konsolidasi organisasi, dan kesejahteraan berubah menjadi pengembangan wawasan profesionalyang luas dan aktif. g.Keperawatan sebagai profesi diterima sebagai profesi mandiri. Selain pendapat dari para ahli di atas, perkembangan di bidang ke-perawatan dapat diramalkan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat. Fakta-fakta tersebut antara lain: h. Dengan meningkatnya populasi lansia maka keperawatan gerontik perludikembangkan. i. Meningkatnya penyakit degeneratif, AIDS, penyakit jiwa, serta semakin tingginya kematian ibu dan bayi menuntut adanya pelayanan spesifik yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut.

j. Melihat adanya budaya bahwa klien lebih senang dirawat di tengah keluarga dan meningkatnya biaya perawatan di rumah sakit maka pada masa yang akan datang perawat penyelenggara kesehatan rumah akan mendapat posisi yang penting. Oleh karena itu, spesialisasi keperawatan kesehatan keluarga perlu dikembangkan. Trend Keperawatan di Masa Depan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan. Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI). 1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan. a.

Wawasan Keilmuan Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:

·

Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika Umum)

·

Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.

·

Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan. Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.

Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah. Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan. b. Orientasi Pendidikan Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global. c.

Kerangka Konsep Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan. Perkembangan Pelayanan Keperawatan Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas. Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti: •Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan •Praktik keperawatan di rumah (home care) •Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan •Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

II. SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Sistem Pendidikan Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti adalah “cara atau strategi”. Dalam bahasa Inggris sistem berarti “system, jaringan, susunan, cara”. Sistem juga diartikan “suatu strategi atau cara berpikir”. Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat. Jadi, bisa di simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan di pakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif B. Pendidikan Keperawatan Di Indonesia Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang tinggi dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985. Dalam mewujudkan body of knowledge yang jelas, pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup: 1. Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, 2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu, 3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus, 4. Sedangkan

jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi untuk meningkatkan knowledge, skill, personality yang lebih baik. Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia. Standar-standar yang dimaksudkan sebelumnya juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas kami sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, Jenjang, Gelar Akademik dan Level KKNI. Untuk Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia, meliputi: 1. Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat. 2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mencangkup beberapa program ( Sarjana, Magister, Doktor ). 3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat. Dan berikut ini untuk Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar antara lain : 1. Pendidikan untuk jenjang DIII ( Diploma Tiga ) keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep). 2. Pendidikan untuk jenjang Ners (Nurse) yaitu ( Sarjana + Profesi ), lulusannya mendapat sebutan Ners ( Nurse ), sebutan gelarnya ( Ns. ). 3. Pendidikan untuk jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep). 4. Pendidikan untuk jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari: a). Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya ( Sp.KMB ) b). Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Mat ) c). Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Kom ) d). Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya ( Sp.Kep.Anak ) e). Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya ( Sp.Kep.Jiwa )

5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya ( Dr.Kep ). Sedangkan lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut: a. DIII ( Diploma tiga ) Keperawatan - Level KKNI 5, b. Ners ( Sarjana + Ners ) - Level KKNI 7, c. Magister keperawatan - Level KKNI 8, d. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8, e. Doktor keperawatan - Level KKNI 9. Bila tertarik pada karir keperawatan harus belajar pada sekolah perawat yang terakreditasi. Sebagian besar sekolah perawat di luar negeri telah terakreditasi. Sedangkan kursusnya meliputi biologi, kimia, fisika, ilmu sosial, teori keperawatan dan praktek serta humanistik. Pelajar juga mendapat supervisi dari tenaga klinik berpengalaman di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Pelajar harus giat belajar, mempunyai critical thingking dan skill problem solving, Confident, keteguhan hati, rajin belajar akan menjadikan seseorang menjadi perawat. Sedangkan di luar negeri tepatnya di USA telah terdapat 1500 program pendidikan keperawatan dengan 3 tipe program training yaitu: 1). Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun di Universitas, 2).Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior college atau komunitas. Beberapa pendidikan keperawatan di rumah sakit dan Universitas menyelenggarakan program AND ini, 3).Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan setting rumah sakit. Banyak pendidikan diploma bergabung dengan junior college di mana pelajarnya mengambil ilmu dasar dan English sesuai kebutuhan. Selain perbedaan pendidikan dari dalam negeri dengan luar negeri, Karir juga berpengaruh pada dunia keprawatan. Dibawah ini kami jelaskan secara singkat tentang kekurangan dari tenaga perawat dalam negeri yang dibandingkan dengan tenaga perawat dari luar negeri, yaitu : a). Kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri sangat banyak karena banyaknya perawat yang akan pensiun tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat tersebut. Hal ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus mempunyai skill dan pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya mengatakan bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di Indonesia. Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di AS, Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi perawat Indonesia, namun kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris bila dibanding dengan perawat Filiphina, Bangladesh dan India. b). Besar gaji perawat di luar negeri disesuaikan dengan tingkatan karir perawat, sesuai skill, waktu kerja dan tingkat pendidikannya. Sebaliknya situasi di dalam negeri

sangat berbeda dengan situasi di luar negeri. Besar gaji perawat di Indonesia masih berdasarkan golongan dan masa kerja ( PNS ). Ini sesuai dengan artikel kompas tentang perawat yang menyatakan pemerintah sulit membayar perawat karena defisit anggaran. Jadi diharapkan konsumen penerima manfaat yang membayar gaji tersebut. Disadari saat ini belum ada koordinasi yang baik antara perencanaan, pendidikan dan pemanfaatan tenaga perawat. Depkes dan Kessos sebagai perencana, institusi pendidikan yang melakukan pendidikan, rumah sakit, puskesmas atau masyarakat yang menggunakan belum pernah duduk bersama membicarakan model keperawatan seperti apa yang sebaiknya diterapkan. Akibatnya tenaga perawat menjadi surplus tanpa diimbangi penempatan dan pembayaran yang tepat, tanpa memperhitungkan tingkat pendidikan, keahlian seseorang dan juga lamanya waktu ia bekerja, c). Pendapatan seorang perawat di luar negeri meningkat ketika ia menjadi perawat praktisioner, perawat klinik spesialis, atau perawat riset. Sedangkan di dalam negeri ( Indonesia ) hal ini masih menjadi trend dan issue. Umumnya belum berjalan, masih dalam tahap sosialisasi. Namun ada beberapa rumah sakit swasta di Indonesia yang telah menjalankan sistim jenjang karir seperti di luar negeri. C. Sistem Pendidikan Keperawatan Di Luar Negeri A. Pendididkan Keperawatan di Jepang Di Jepang terdapat dua sistem pendidikan keperawatan yaitu nursing college yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Jepang, dan nursing school yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Jepang. Setiap perawat yang akan bekerja di Jepang, harus terdaftar di Kementerian Kesehatan Jepang. Bagi mereka yang kuliah di Nursing College, mereka sudah dipersiapkan untuk mengikuti tahap registrasi tersebut. Seluruh calon perawat di Jepang harus mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Jepang agar terdaftar dan dapat bekerja sebagai perawat. Hal ini pun berlaku untuk perawat dari luar Jepang yang akan bekerja di Jepang. Mereka harus mempersiapkan diri lebih awal agar bisa teregistrasi oleh pemerintahan Jepang. Perawat dari Indonesia bisa menjadi perawat di rumah sakit-rumah sakit di Jepang. Banyak rumah sakit di Jepang yang ingin merekrut perawat Indonesia karena dikenal sebagai perawat yang sabar dan pekerja keras. Tetapi bagi para perawat Indonesia yang akan bekerja di Jepang, kemampuan bahasa Jepang yang baik sangat diperlukan. Banyak perawat asing yang ingin bekerja di Jepang tapi lemah dalam hal bahasa Jepang, dan inilah yang menghambat mereka untuk bekerja di Jepang. Jumlah perawat di Jepang sangat sedikit. Hal ini terkait dengan demografi penduduk Jepang yang merupakan masyarakat tua. Selain itu, pekerjaan sebagai perawat cukup berat dan sibuk, sehingga dari segi jumlah, perawat jepang tidak terlalu banyak. Bahkan, dari jumlah yang terbatas itu, cukup banyak pula perawat yang berhenti. Diperkirakan perawat yang berhenti di sebuah rumah sakit Jepang adalah sekitar 9% per tahun, baik itu berhenti bekerja sebagai perawat atau berhenti untuk bekerja di tempat lain.

Mengenai peralatan penunjang keperawatan, di Jepang peralatan sudah memadai dan kualitasnya baik. Pada managemennya, yang bertugas merawat pasien adalah kewajiban dokter dan perawat hanya bertugas sebagai pem- back-up dokter. Sehingga, perawat Jepang memiliki kesempatan untuk dapat mendengarkan keinginan pasiennya. Adapun persyaratan calon perawat Jepang, yaitu: a. Kualifikasi sebagai perawat terregistrasi b. Usia 21-35 tahun c. Berijasah D III atau lulusan dari Fakultas Keperawatan di Indonesia d. Pengalaman di klinik, RS, Puskesmas minimal 2 tahun e. Diusulkan kepada Pemerintah Jepang oleh pemerintah Indonesia f. Masuk ke negara Jepang sesuai waktu yang ditentukan pemerintah Jepang g. Medical check up yang menyatakan sehat h. Mengikuti wawancara dan psikotes i. Mengikuti salah satu kegiatan dalam waktu tinggl sementara di Jepang yang bertujuan untuk mencapai kualifikasi sebagai perawat sesuai dengan peraturan pemerintah Jepang (Kangoshi): - Pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan - Bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan skill dibawah pengawasan dari Kangoshi di RS setelah pelatihan bahasa Jepang - Lulus ujian Kangoshi D. Jenjang Pendidikan Keperawatan Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup: 1. Pendidikan Vokasional yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. 2. Pendidikan Akademik yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. 3. Pendidikan Profesi yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doctor. Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi. Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta

dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985. Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI. E. Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat. Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar : 1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep) 2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns) 3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep) 4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari: a) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB) b) Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat) c) Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom) d) Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak) e) Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa) 5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep) Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut: a. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5 b. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7

c. Magister keperawatan - Level KKNI d. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8 e. Doktor keperawatan - Level KKNI 9

DAFTAR PUSTAKA http://etikakeperawatanikrimah.blogspot.com/ http://devidrudidianhusada.blogspot.com/p/sejarah-keperawatan-dunia-danindonesia_5077.html http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/14/keperawatan-sebagai-suatu-profesi/ http://www.inna-ppni.or.id/index.php/pendidikan-keperawatan http://deniteja.blogspot.com/2013/03/sejarah-keperawatan-di-dunia-dan-di.html http://daek-chin.blogspot.com/2014/07/perkembangan-keperawatan-indonesia-di.html

http://wahyufunky.blogspot.com/2013/03/sistem-pendidikan-keperawatan-di.html http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-sistem-pendidikan.html

Related Documents

Kdk 1 Fix Nyimas.docx
June 2020 18
Kdk 1.docx
April 2020 19
Kdk New 1.docx
April 2020 13
Kdk 1 Bu Nh.docx
November 2019 23
Kdk Fix.docx
October 2019 32
Kdk Kelompok.docx
October 2019 28

More Documents from "Nuria Gayosi"