Kdh.docx

  • Uploaded by: SasiNoviaKirana
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,754
  • Pages: 60
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Ilmu ukur tanah adalah ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan informasi

bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Ilmu ukur tanah sering disebut plan surveying, dan ilmu ukur tanah juga bagian dari geodesi (geodetic surveying). Ilmu geodesi mempunyai dua maksud: 

Maksud ilmiah yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.



Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajari penggambaran permukaan bumi yang dinamakan peta (gambar). Batasan datar ilmu ukur tanah cakupan wilayahnya yang relatif sempit yaitu

berkisar antara 0,5 derajat x 0,5 derajat atau 55 km x 55 km. Yang membedakan ilmu ukur dengan geodesi yaitu kalau ilmu ukur tanah tidak memperhatikan kelengkungan bumi sedangkan geodesi sebaliknya. Mahasiswa Teknik Sipil sebagai calon ahli bidang Teknik Sipil diharapkan mampu memahami, dan mengaplikasikan berbagai metoda pengukuran poligon tersebut. Untuk itu, mahasiswa diberikan tugas untuk melaksanakan praktik pengukuran poligon kerangka dasar horizontal di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. 1.2

Rumusan Masalah 1.

Apa tujuan dari pengukuran poligon kerangka dasar horizontal?

2.

Sebutkan jenis-jenis poligon ?

3.

Sebutkan peralatan, bahan dan prosedur pengukuran poligon ?

4.

Bagaimana pengolahan data pada poligon ?

5.

Bagaimana penggambaran data poligon ?

1

2

1.3

Tujuan Tujuan dari laporan ini untuk memperoleh data tentang pemaparan

mengenai praktik pengukuran poligon didalam Survey dan Pemetaan, mencakup: 1. Mengetahui tujuan dari pengukuran poligon kerangka dasar horizontal; 2. Mengetahui jenis-jenis poligon; 3. Mengetahui peralatan, bahan dan prosedur pengukuran; 4. Memahami pengolahan data; 5. Bisa menggambarkan data poligon

1.4

Manfaat Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, baik secara teoritis dan praktis. Manfaat yang diperoleh dalam pengukuran ini antara lain: 1. Secara teoritis, hasil laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengukuran poligon didalam Survey dan Pemetaan. 2. Secara praktis, hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiwa yang tengah memperdalam pengetahuan mengenai Survey dan Pemetaan.

1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan uraian lebih terperinci. Maka laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI BAB III TUJUAN DAN PROSEDUR PENGUKURAN SIPAT DATAR BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM BAB V PENGOLAHAN DATA BAB VI PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Poligon Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan. Kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (x,y) titik-titik pengukuran. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH) :

a. Metode titik tunggal b. Pengikatan kemuka c. Pengikatan kebelakang Pengikatan kebelakang di bagi dua metode :

a. Metode collins b. Metode cassini c. Metode titik banyak Banyak titik di bagi lima metode : a. Metode poligon b. Metode triangulasi c. Metode trilaterasi d. Metode triangulterasi e. Metode kuadrilateral Pengukuran polygon sendiri mengandung arti salah satu metoda penentuan titik diantara beberapa metoda penentuan titik yang lain. Berdasarkan bentuknya polygon dapat dibagi dalam dua bagian, diantaranya : 1. Polygon berdasarkan visualnya, macamnya adalah : a.

Polygon tertutup

Pada poligon tertutup :

-

Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.

-

Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada ketelitian letak titik awal.

3

4

-

Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.

-

Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir.

Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :

-

Pengukuran titik kontur.

-

Bangunan sipil terpusat.

-

Waduk.

-

Bendungan.

-

Kampus UPI.

-

Pemukiman.

-

Jembatan (karena diisolir dari 1 tempat).

-

Kepemilikan tanah.

-

Topografi kerangka.

b.

Polygon terbuka (secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian garis yang

berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama dengan titik terakhir. Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :

-

Jalur lintas / jalan raya.

-

Saluran irigasi.

-

Kabel listrik tegangan tinggi.

-

Kabel TELKOM.

-

Jalan kereta api.

5

c.

Polygon bercabang

Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:

1.

Poligon terikat sempurna Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila :

- Sudut awal dan sudut akhir diketahui besarnya sehingga terjadi hubungan antara sudut awal dengan sudut akhir. - Adanya absis dan ordinat titik awal atau akhir. - Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui. 2.

Poligon terikat sebagian. Dikatakan poligon terikat sebagian, apabila :

- Hanya diikat oleh koordinat saja atau sudut saja. - Terikat sudut dengan koordinat akhir tidak diketahui. 3.

Poligon tidak terikat Dikatakan poligon tidak terikat, apabila :

- Hanya ada titik awal, azimuth awal, dan jarak. Sedangkan tidak diketahui koordinatnya. - Tidak terikat koordinat dan tidak terikat sudut. Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:

- Polygon terikat sempurna - Polygon terikat sebagian - Polygon tidak terikat Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-jarak mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.

Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar polygon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan data polygon dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titiktitik ikat polygon. kontrol sudut polygon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk memperoleh koreksi sudut polygon dengan cara mengontroljumlah sudut polygon terhadap pengurangan sudut akhir dengan sudut awal polygon.

6

Koreksi sudut polygon yang diperoleh kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut polygon hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan. Sudut-sudut jurusan titik polygon terhadap titik polygon berikutnya mengacu terhadap sudut awal polygon dijumlahkan terhadap sudut polygon yang dikoreksi. Kontrol koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal dikurangi serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan ordinat. Koreksi absis dan ordinat akan diperoleh dan dibandingkan dengan mempertimbangkan bobot kepada masing-masin titik polygon. Bobot koreksi didekati dengan cara perbandingan jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total polygon dari awal sampai dengan akhir pengukuran. Syarat - syarat Polygon :  Syarat geometric:

 akhir   awal     n  2180  cd   ab    k   (n  2).180 0 Rumus n – 2 didapat dari: C

c a  awal

\

b

A

B

Gambar 1. Perhitungan α

awal = akhir  Syarat absis : 

X akhir  X awal  d sin  

X C  X A  d cos 



  

k n

7

X C  X A  d cos   kx  Syarat ordinat :

Yakhir  Yawal  d cos  YC  YA  d cos   ky k  

f n

2.2.

Jenis – Jenis Poligon

n = jumlah sudut

Berdasarkan berntuknya poligon dibagi dalam dua bagian, diantaranya : 

Jenis Poligon secara Visual : 2.2.1. Poligon Tertutup Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Ditinjau dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat beberapa variasi seperti: a) Tanpa ikatan b) Terikat hanya azimut c) Terikat hanya koordinat d) Terikat azimut dan koordinat Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup yang jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula koreksi koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya bahwa jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol. Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk polygon tertutup. Satu-satunya kelemahan polygon tertutup yang sangat menonjol ialah bahwa bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan, dengan kata lain walaupun ada kesalahan tersebut, namun polygon tertutup itu kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti itu, yaitu kalau ada kesalahan frekuensi gelombang.

8

Untuk memudahkan, marilah kita lihat suatu contoh polygon tertutup seperti pada berikut ini :

 I = sudut-sudut ukuran Si = jarak-jarak ukuran Langkah-langkah hitungan pada polygon tipe ini adalah sebagai berikut : -

Jumlahkan semua sudut-sudut polygon (  )

-

Hitung jumlah koreksi sudut (V  ) = (n-2). 1800 – (  )

-

Bagikan koreksi tersebut kepada semua sudut V =

-

1 (V  ) n

Bila salah satu sisi polygon itu diketahui misalnya yang lain dapat dihitung sebagai berikut :  23

=

34

=

45

=

56

=

67

=

78

=

81

=















12 +

 2

+ V2 - 1800

23

+

 3

+ V3 - 1800

34

+

 4

+ V4 - 1800

45

+

 5

+ V5 - 1800

56

+

 6

+ V6 - 1800

67

+

 7

+ V7 - 1800

78

+

 8

+ V8 - 1800













Sebagai kontrol dihitung



12 maka azimuth sisi-sisi

9



12



=

81

+

 1

+ V1 - 1800

yang harus sama dengan



12 yang

diketahui tadi.

Kelemahan poligon tertutup yaitu, bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata lain, walaupun ada kesalahan, namun poligon tertutup kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti kesalahan frekuensi gelombang. Pada Poligon Tertutup : 

Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.

Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada ketelitian letak titik awal.

Gambar 2. Poligon Tertutup 2.2.2. Poligon Terbuka Yang dimaksud dengan polygon terbuka ialah polygon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (bukan satu titik yang sama). Polygon terbuka ini dapat kita bagi lebih lanjut berdasarkan peningkatan pada titik-titik (kedua titik ujungnya). Ada dua macam peningkatan untuk polygon terbuka ini yaitu : -

Peningkatan azimut

-

Peningkatan koordinat Berdasarkan peningkatan-peningkatan itu, maka polygon terbuka dapat dibagi lebih lanjut menjadi : 1. Tanpa ikatan sama sekali, 2. Pada salah satu ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali,

10

3. Pada salah satu ujungnya terikat azimut saja, sedangkan pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali, 4. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali, 5. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat azimuth, 6. Pada salah satu ujungnya terikat koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat azimuth, 7. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat , 8. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat azimut saja, 9. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat saja, 10. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimut maupun koordinat

Kesepuluh

macam

polygon

terbuka

berdasarkan

pengikatan-

pengikatannya itu akan dibicarakan satu persatu berikut ini.

a. Polygon terbuka tanpa ikatan

2

4

5

3

S1 1

S2

2

S3

3

S4

4

Gambar 3. Poligon terbuka tanpa ikatan

 I = sudut yang diukur Si = sisi yang diukur

Kesimpulan dari polygon macam ini :

-

Tidak ada koreksi sudut

-

Tidak ada koreksi koordinat

-

Orientasi lokal

S5

Q

S6 5

11

-

Koordinat local

b. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung lain tanpa ikatan

Gambar 4. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung lain tanpa ikatan

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw = azimut yang diketahui Kesimpulan pada polygon tipe ini ialah :

-

Tidak ada koreksi sudut

-

Tidak ada koreksi koordinat

-

Orientasi : benar (bukan lokal)

-

Koordinat : lokal

c. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa ikatan

Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa ikatan

12

I

= sudut-sudut yang diukur

Si

= jarak-jarak yang diukur

P

= titik yang diketahui koordinatnya

Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah :

-

Tidak ada koreksi sudut

-

Tidak ada koreksi koordinat,

-

Orientasi : local,

-

Koordinat : lokal (kecuali P)

d. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi tanpa ikatan

Gambar 6. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi tanpa ikatan

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw = azimut yang diketahui P

= titik yang diketahui koordinatnya

Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah : -

Titik ada koreksi sudut

-

Titik ada koreksi koordinat

-

Orientasi

: betul

-

Koordinat

: betul (bukan lokal)

13

e. Polygon terbuka, pada kedua ujung-ujungnya terikat azimut

Gambar 7. Polygon terbuka, pada kedua ujung-ujungnya terikat azimut

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw dan  ak = azimut-azimut yang diketahui Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah : -

Koreksi sudut

: ada

-

Koreksi koordinat

: tidak ada

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: local

f. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang satu lagi terikat orientasi

1 3

2

1

S1

5

6

4 S2

2

S3

3

S4

4

S5

S6 5

Gambar 8. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang satu lagi terikat orientasi

I

= sudut-sudut ukuran

14

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw = azimut yang diketahui P

= titik yang diketahui koordinatnya

Kesimpulan yang dapat kita tarik dari polygon tipe ini ialah :

-

Koreksi sudut

: tidak ada

-

Koreksi koordinat

: tidak ada

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: benar

g. Polygon terbuka, kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat

Gambar 9. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang satu lagi terikat orientasi

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

P, Q

= titik yang diketahui koordinatnya

Kesimpulan kita dari polygon tipe ini ialah :

-

Koreksi sudut

: Tidak ada, yang ada hanya rotasi

-

Koreksi koordinat

: ada

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: benar

h. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang lain terikat azimut saja 7

1

S1

5

3

2

1

6

4 S2

2

S3

3

6

S4

4

S5

S6 5

15

Gambar 10. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang lain terikat azimut saja

I

= sudut ukuran

Si

= sisi-sisi ukuran

 aw = azimut yang diketahui Kesimpulan kita dari polygon tipe ini ialah :

-

Koreksi sudut

: ada

-

Koreksi koordinat

: tidak ada

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: benar

i. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat, ujung yang lain terikat koordinat

Gambar 11. Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat, ujung yang lain terikat koordinat

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw = azimut yang diketahui P

= titik yang diketahui koordinatnya

Dari polygon ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

-

Koreksi sudut

: tidak ada

-

Koreksi koordinat

: ada

16

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: benar

j.

Polygon terbuka, kedua ujungnya terikat azimuth maupun koordinat

Polygon tipe ini merupakan polygon yang paling baik karena kedua ujungnya terikat penuh. Kalau digambarkan polygon tipe ini mempunyai bentuk sebagai berikut :

Gambar 12. Polygon terbuka, kedua ujungnya terikat azimuth maupun koordinat

I

= sudut-sudut ukuran

Si

= jarak-jarak ukuran

 aw dan  ak

= azimut-azimut yang diketahui

P, Q

= titik yang diketahui koordinatnya

Kesimpulan polygon tipe ini dapat ditarik sebagai berikut :

-

Koreksi sudut

: ada

-

Koreksi koordinat

: ada

-

Orientasi

: benar

-

Koordinat

: benar

2.2.3. Poligon Bercabang Poligon bercabang mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, tetapi dapat juga menutup kepada cabang yang lain.

17

Gambar 13. Poligon Bercabang

Polygon bercabang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, akan tetapi tentu saja cabang itu dapat saja menutup kepala cabang yang lain. Kalau hal ini terjadi maka poligon itu sebetulnya adalah kombinasi antara poligon terbuka, tertutup dan bercabang.

Perhitungannya berjalan sebagai berikut : Sudut jurusan  P1 P0 dihitung dari tg  P1 P0 =

XpO  Xp1 Yp O  Yp1

Sudut jurusan  Q1 Q0 dihitung dari tg  Q1 Q0 =

XQO  XQ1 YQO  YQ1

Sudut jurusan  R1 R0 dihitung dari tg  R1 R0 =

XRO  XR1 YRO  YR1

Polygon- polygon I, II, dan III dihitung sudut jurusan sisi-sisinyadengan menggunakan  P1 P0,  Q1 Q0 dan  R1 R0 masing-masing sebagai sudut jurusan permulaan, dan sudut-sudut polygon yang diukur. Masing-masing polygon tersebut berakhir pada sisi atau jurusan SH Jadi

bila





'SH =  P1 P0 + [p] n1 x 1800



''SH =  Q1 Q0 + [t] n2 x 1800



'''SH =  R1 R0 + [u] n3 x 1800



'SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon I

''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon II

18



'''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon III

[p] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon I [t] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon II [u] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon III n1 = jumlah sudut ukuran pada polygon I n2 = jumlah sudut ukuran pada polygon II n3 = jumlah sudut ukuran pada polygon I Bila berat (gewitch) masing-masing cabang polygon tersebut adalah a, b dan c maka sudut jurusan dari S ke H adalah : 

SH =

a  ' SH  b  ' ' SH  c  ' ' ' SH a  b  c

Untuk harga a, b dan c kita ambil masing-masing

1 1 dan dimana n1 n3 n1

n2 dan n3 banyak titik-titik sudut pada masing-masing cabang polygon Setelah didapat



dari hitungan ditas, kita hitung koreksi sudut-sudut ukuran pada

SH

masing-masing cabang polygon tersebut, karena masing-masing cabang polygon sekarang dapat dipandang sebagai polygon terbuka yang terikat pada kedua ujungnya.

Dari masing-masing polygon dihitung koordinat titik S, dan didapat : '

'

x s = x p1 + {S sin  )I

x s = y p1 + {S cos  )I '

''

x s = x Q1 + {S sin  )II

y s = yQ1 + {S cos  )II '''

'''

x s = x R1 + {S sin  )III

y s = yR1 + {S cos  )III

Bila Ax' Bx' Cx' dan Ay', By' Cy adalah berat koordinat (koordianter gewitch), maka : '

''

'''

Ax X s  Bx X s  Cx X s Xs = Ax  Bx  Cx

19

'

''

'''

Ax Y s  By Y s  Cy Y s Ys = Ay  By  Cy Untuk berat-berat (gewitch) koordinat-koordinat diambil : Ax

= Ay =

1 {S ) I

Bx

= By =

1 {S ) II

Cx

= Cy =

1 {S ) III

Dimana [S]I, [S)II,dan [S]III masing-masing adalah jumlah jarak sisi-sisi pada cabang-cabang polygon I, II dan III. Setelah didapat koordinat titik S dengan cara perhitungan diatas, kita menghitung koreksi-koreksi absis dan koreksi ordinat pada masing-masing cabang polygon. Bila titik simpul polygon cabang itu lebih dari data, maka hitungannya harus dilakukan dengan cara perataan yang lain misalnya dengan method kudrat terkecil atau dengan methoda.



Jenis Poligon Secara Geometri A. Poligon Terikat Sempurna Poligon terikat sempurna, yaitu poligon yang diketahui dua buah titik awal pengukuran dan dua buah titik akhir pengukuran yang telah memiliki koordinat dan sudut yang didapat dari hasil pengukuran sebelumnya. B. Poligon Terikat Sebagian Poligon terikat sebagian, yaitu poligon yang hanya diketahui salah satu titik, baik itu koordinat maupun sudut, diawal dan diakhir pengukuran. C. Poligon Tidak Terikat atau Poligon Bebas Poligon tidak terikat atau poligon bebas, yaitu poligon yang tidak diketahui sudut atau koordinatnya.

20

2.3

Pengukuran Luas Luas adalah jumlah areal yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikeliligi

oleh garis-garis batas. Perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan. Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai macam kepentingan, yaitu: hukum pertahanan, perubahan setatus hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya. Perhitungan luas dapat dilakukan dengan berbagai macam, yaitu: a. Perhitungan luas secara numeris analog. b. Mekanis planimetris dan. c. Numeris digital. Perhitungan luas secara numeris analaog menggunakan metode sarrus, yaitu menggunakan koordinat-koordinat titik batas sebagai masukan untuk perhitungan luas. Bentuk daerah yang dihitung luas daerahnya dengan menggunakan metode sarrus ini haruslah beraturan dengan segmen-segmen garis yang jelas.

(XD,YD) D

C (XC,YC)

(0,5)

(5,5)

(XA,YA) A

B (XB,YB)

(0,0)

(5,0)

2 LABCD = X n .Yn1  Yn  X n1 XA

XB

XC

XD

XA

YA

YB

YC

YD

YA

X A .YB  X B .YC  X C .YD  X D .YA  YA . X B  YB . X C  YC . X D  YD . X A  2L

21

Perhitungan

luas

secara

mekanis

planimetris

menggunakan

alat

serupa

panthograph (dibentuk dari 2 buah mistar penggaris) yang dinamakan alat planimeter. Perhitungan luas dengan planimeter ini haruslah dilengkapi pula dengan skala peta. beserta penetapan titik awal perhitungan luas. Bentuk daerah yang akan dihitung luasnya dengan metode ini haruslah sudah disajikan dalam bentuk peta dengan sekala tertentu dan bentruknya bisa tidak beraturan. Perhitungan luas secara numeris digital menggunakan bantuan perangkat lunak AutoDesk Map dan perangkat keras computer. Daerah yang akan dihitung luasnya haruslah sudah dimasukan kedalam bentuk digital melalui papan ketik keyboard, digitizer (alay digitasi), atau scanner. Koordinat batas-batas daerah akan masuk kedalam memori computer dan diolah secara digital. Bentuk daerah yang akan diukur luasnya menggunakan metode nimeris digital ini dapat berbentuk beraturan dengan jumlah segmen terbatas atau berbentuk tidak beraturan dengan jumlah segmen banyak serta berjarak kecil-kecil.

BAB III TUJUAN DAN PROSEDUR PENGUKURAN POLIGON 3.1 Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami, mendeskripsikan dan mengaplikasikan penentuan koordinat-koordinat beberapa titik dengan metode poligon pada Praktikum Survey dan Pemetaan.

3.2 Tujuan Instruksional Khusus Pengukuran Poligon a.

Mahasiswa dapat mengetahui gelembung nivo alat theodolite dengan prinsip pergerakan dua sumbu kaki kiap kearah dalam atau luar saja dan pergerakan satu sekerup kaki kiap ke kiri atau ke kanan saja.

b.

Mahasiswa dapat membaca bacaan sudut horizontal alat theodolite dengan cara membuka terlebih dahulu kunci bounselle, sedemikian rupa sehingga bacaan horizontal telah hilang dari pengaruh benda-benda disekitarnya (atraksi lokal) dan hanya dipengaruhi oleh medan magnet bumi.

c.

Mahasiswa dapat melakukan pembacaan sudut horizontal secara biasa, yaitu visir atau alat bidik teropong berada diatas teropong dan mengarahkan pada target berupa benang unting-unting atau target lain yang lebih kecil (misalnya : paku) pada arah belakang pengukuran. Teropong kemudian diarahkan ke arah muka pengukuran .

d.

Mahasiswa mampu melakukan pembacaan sudut horizontal pada target muka dan belakang dalam bentuk bacaan derajat, menit dan detik (0, ‘, “) untuk theodolite dengan sistem bacaan heksagesimal atau bacaan grid, centigrid, centi centigrid (g, c, cc) untuk theodolite dengan sistem bacaan sentisimal, pada posisi teropong biasa.

e.

Mahasiswa mampu mengubah teropong theodolite menjadi posisi luar biasa, yaitu posisi visir ( pembidik teropong ) berada di bawah, yaitu dengan cara memutar teropong pada arah vertikal sebesar 1800 dilanjutkan dengan memutar teropong pada arah horizontal sebesar 1800 pula.

22

23

f.

Mahasiswa mampu membidikkan teropong kearah target belakang dan membaca sudut horizontal target belakang dari arah utara magnetis. Teropong kemudian diarahkan ke target muka dan mahasiwa mampu melakukan pembacaan sudut horizontal dari arah utara magnetis dalam bentuk bacaan sudut sistem heksagesimal atau sistem sentisimal.

g.

Mahasiswa mampu mengolah data dari lapangan yang telah hilang dari kesalahan sitematis alat bacaan sudut horizontal biasa dan luar biasa.

h.

Mahasiswa dapat mengolah data baik secara manual maupun secara tabelaris dengan bantuan perangkat lunak untuk mengeliminir kesalahan acak dari pengukuran polygon.

3.3 Peralatan dan Bahan yang Digunakan a.

Alat Theodolite Topcon

Gambar 14. Theodolite Topcon DT-205L b.

Statif (perhatikan kecocokannya dengan alat)

Gambar 15. Statif

24

c.

Unting-unting

Gambar 16. Unting-unting

d.

Alat tulis dan formulir pengukuran.

Gambar 17. Alat tulis dan formulir penguluran

e.

Payung satu buah.

Gambar 18. Payung

25

f.

Pita ukur satu buah.

Gambar 19. Pita Ukur

g.

Cat dan Kuas

. Gambar 20. Cat dan kuas h.

Peta wilayah situasi (wilayah pengukuran).

3.4 Prosedur Pengukuran Adapun langkah kerja pada pengukuran poligon, antara lain: a.

Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan pada pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, didirikan alat theodolite pada titik ( patok) awal pengukuran. Pada pengukuran poligon, alat didirikan diatas patok, berbeda dengan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal dengan alat yang berdiri diantara dua buah titik (patok).

b.

Target diletakkan diatas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat datar berdiri. Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan cara memutar dua buah sekerup kaki kiap kearah dalam saja atau keluar saja serta memutar sekerup kaki kiap kearah kanan atau kiri. Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut horizontalnya pada posisi biasa. Teropong kemudian diputar kearah target muka dibaca pula sudut horizontalnya pada posisi biasa.

c.

Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ketarget muka serta dibaca sudut horizontalnya. Teropong di putar kearah target belakang dan dibaca sudut horizontalnya.

26

d.

Periksa pembacaan sudut dengan pengontrolan pembacaan dengan rumus pembacaan sudut luarbiasa dikurangi pembacaan sudut biasa. [Kontrol : Sudut Luar Biasa – Sudut Biasa = -10 < 0 < 10]. Jika sesuai teruskan dengan langkah berikutnya, jika tidak ulangi pembacaan.

e.

Alat Theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang sama seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh patok didirikan alat Theodolite.

f.

Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer. Pengolahan data polygon dapat diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak resultan dengan total jarak pengukuran poligon, sedangkan pada metode transit bobot koreksi absis / ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah absis / ordinat.

g.

Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai.

Hasil yang diperoleh dari praktik pengukuran poligon dilapangan adalah koordinat titik-titik yang di ukur sebagai titik-titik ikat untuk keperluan penggambaran titik-titik detail dalam pemetaan.

3.5 Prosedur Pengolahan Data A. Metode Bowditch 1. Menghitung Syarat I dengan rumus : |𝛼𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝛼 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟| = ∑ 𝛽 − (𝑛 − 2)𝑥 180° + 𝑓𝛽 2. Lalu mencari 𝛽 koreksi dengan rumus : 𝛽𝑛 = 𝛽1 + 3. Mencari 𝛼 koreksi dengan rumus : 𝛼1 = 𝛼 𝐴𝑤𝑎𝑙 α2= α1-β1+180 αn= αn-βn+180 4. Menghitung syarat II (Syarat Absis) dengan rumus : ∑ ∆𝑋 = 𝑑 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝛼

𝑓𝛽 𝑛

27

5. Menghitung syarat III (Syarat Ordinat) dengan rumus : ∑ ∆𝑌 = 𝑑 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝛼 6. Menghitung Bobot dengan rumus : 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 =

𝐷1 ∑𝐷

Catatan : Jumlah bobot (∑Bobot) = 1 7. Menghitung ∆X koreksi dengan rumus : Koreksi ∆Xn = Bobot n x ∑∆X 8. Menghitung ∆Y Koreksi dengan rumus : Koreksi ∆Yn = Bobot n x ∑∆Y 9. Menghitung ∆X Setelah Koreksi dengan rumus : Setelah Koreksi ∆Xn = ∆Xn + Koreksi ∆Xn 10. Menghitung ∆Y Setelah Koreksi dengan rumus : Setelah Koreksi ∆Yn = ∆Yn + Koreksi ∆Yn 11. Menghitung Koordinat X dan Y dengan rumus : X = X awal + Setelah Koreksi ∆Xn Y = Y awal + Setelah Koreksi ∆Yn Catatan : X awal = X akhir Y awal = Y akhir

B. Mentode Transit 1. Menghitung Syarat I dengan rumus : |𝛼𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝛼 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟| = ∑ 𝛽 − (𝑛 − 2)𝑥 180° + 𝑓𝛽 2. Lalu mencari 𝛽 koreksi dengan rumus : 𝛽𝑛 = 𝛽1 + 3. Mencari 𝛼 koreksi dengan rumus : 𝛼1 = 𝛼 𝐴𝑤𝑎𝑙 α2= α1-β1+180 αn= αn-βn+180

𝑓𝛽 𝑛

28

4. Menghitung syarat II (Syarat Absis) dengan rumus : ∑ ∆𝑋 = 𝑑 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝛼 5. Menghitung syarat III (Syarat Ordinat) dengan rumus : ∑ ∆𝑌 = 𝑑 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝛼

6. Menghitung Bobot ∆X dengan rumus : 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 =

𝑑𝑛 𝑥 sin 𝛼 ∑ 𝑑 𝑥 sin 𝛼

Jumlah Bobot = 1 7. Menghitung Bobot ∆Y dengan rumus : 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 =

𝑑𝑛 𝑥 cos 𝛼 ∑ 𝑑 𝑥 cos 𝛼

Jumlah Bobot = 1 8. Menghitung ∆X koreksi dengan rumus : Koreksi ∆Xn = Bobot ∆X n x ∑∆X 9. Menghitung ∆Y Koreksi dengan rumus : Koreksi ∆Yn = Bobot ∆Yn x ∑∆Y 10. Menghitung ∆X Setelah Koreksi dengan rumus : Setelah Koreksi ∆Xn = ∆Xn + Koreksi ∆Xn 11. Menghitung ∆Y Setelah Koreksi dengan rumus : Setelah Koreksi ∆Yn = ∆Yn + Koreksi ∆Yn 12. Menghitung Koordinat X dan Y dengan rumus : X = X awal + Setelah Koreksi ∆Xn Y = Y awal + Setelah Koreksi ∆Yn Catatan : X awal = X akhir Y awal = Y akhir

29

3.6 Prosedur Penggambaran A. Gambar Manual 1. Siapkan kertas millimeter block ukuran A3 (42 cm x 29,7 cm) dan alat tulis seperti pulpen, pensil penghapus, penggaris, dan lain-lain. 2. Atur orientasi kertas (Potrait/Landscape) 3. Buatlah tata jarak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda 4. Hitunglah panjang dan lebar muka peta 5. Hitunglah skala jarak horizontal, dengan membuat perbandingan jarak muka peta dengan total jarak horizontal dengan satuan yang sama. 6. Buatlah sumbu datar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu terhadap batas muka peta 7. Gambarlah titik-titik yang merupakan posisi tinggi hasil pengukuran dengan jarak-jarak tertentu serta hubungkan titik-titik tersebut. 8. Buatlah keterangan nilai tinggi dan jarak di dalam muka peta, serta melengkapi informasi legenda, skala, dan lain-lain B. Gambar Digital 1. Siapkan komputer/laptop, lalu buka software AutoDesk Map 2. Atur satuan dngan command units -> Enter (Ubah dalam cm) 3. Atur orientasi (Potrait.Landscape) 4. Buatlah tata jarak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda 5. Hitunglah panjang dan lebar muka peta 6. Hitunglah skala jarak horizontal, dengan membuat perbandingan jarak muka peta dengan total jarak horizontal dengan satuan yang sama. 7. Buatlah sumbu datar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu terhadap batas muka peta 8. Gambarlah titik-titik yang merupakan posisi tinggi hasil pengukuran dengan jarak-jarak tertentu serta hubungkan titik-titik tersebut. 9. Buatlah keterangan nilai tinggi dan jarak di dalam muka peta, serta melengkapi informasi legenda, skala, dan lain-lain. 10. Save lalu Print.

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM 4.1 Lokasi Pengukuran Lokasi pengukuran kami bertempat di sekitar Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Gambar 21. Lokasi Pengukuran

Gambar 22. Lokasi Pengukuran

30

31

4.2 Waktu Pengukuran 1. Hari Pertemuan ke Tanggal Kegiatan Waktu Lokasi

: : : : : :

Senin 1 15 Oktober 2018 Pengenalan alat theodolite 15.00 s.d selesai Helipad FPTK UPI

2. Hari Pertemuan ke Tanggal Kegiatan Waktu Lokasi

: : : : : :

Minggu 2 11 November 2018 Pengukuran Poligon 07.00 s.d selesai WIB Sekitar gedung FPBS UPI

4.3 Pelaksanaan Praktikum Setelah mendapat pengarahan dan pengenalan alat tentang sipat datar, maka saya bersama rekan dari kelompok 3 melaksankan praktikum pengukuran sipat datar di Balai Bahasa UPI. Adapun langkah-langkah yang dilakukan : 1. Membaca paduan dan prosedur pelaksanaan praktikum 2. Meminjam alat sipat datar dan alat-alat lain yang diperlukan dalam kegiatan praktikum pengukuran sipat datar. 3. Setelah ke lapangan, buat sketsa untuk memberikan tanda buat penyimpanan rambu ataupun alat sipat datar. 4. Dalam membuat seketsa pertimbangan jumlah slag jarak slag sesuai dengan kontur yang ada di lapangan. 5. Jumlah slag yang di buat 16 slag dengan keliling 276 m 6. Setelah di buat 16 slag, beri tanda dengan cat. 7. Setelah di bidik catat data atau bacaan pada alat pada format data yang telah disediakan. 8. Hasil data di lapangan kami melakukan pengolahan data di komputer dengan program excel dan menampilkan gambar dengan AutoDesk MAP.

BAB V PENGOLAHAN DATA

5.1 Data Hasil Pengukuran di Lapangan Tanggal Pengukuran : 11 November 2018 Lokasi Pengukuran

: FPBS UPI

Alat Ukur

: Theodolite Topcon

Cuaca

: Cerah

Diukur Oleh : Kelompok 5

DT-205L

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran di Lapangan BACAAN SUDUT TITIK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

BACA Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan

BIASA ◦ 85 179 84 86 88 84 4 90 179 169 8 5 179 0 15 15 181 176 18 17 88 176 76 85 157 79 176 172 2 2 1 4

‘ 27 24 5 37 38 32 58 7 14 39 3 3 24 38 41 49 33 24 55 37 39 56 24 15 32 42 1 19 45 5 49 38

45 0 15 20 20 40 15 15 15 5 30 5 35 10 30 40 10 35 35 45 20 45 15 25 55 0 45 55 10 30 10 35

LUAR BIASA Desimal ◦ ‘ 85,463 85 27 25 179,400 179 24 0 84,088 84 5 45 86,622 82 37 55 88,639 83 38 0 84,544 83 32 40 4,971 4 58 0 90,121 90 7 25 179,238 179 14 35 169,651 169 39 5 8,058 3 3 50 5,051 5 3 0 179,410 179 24 55 0,636 0 38 0 15,692 15 41 30 15,828 15 49 55 181,553 179 33 5 176,410 178 24 30 18,926 18 55 25 17,629 17 37 40 88,656 85 39 20 176,946 178 56 30 76,404 73 24 0 85,257 75 15 15 157,549 157 32 35 79,700 79 42 0 176,029 172 1 55 172,332 169 19 55 2,753 2 45 0 2,092 2 5 15 1,819 1 49 35 4,643 3 38 15 Jumlah Sudut Dalam (β)

32

α KIRI Desimal 85,457 179,400 84,096 82,632 83,633 83,544 4,967 90,124 179,243 169,651 3,064 5,050 179,415 0,633 15,692 15,832 179,551 178,408 18,924 17,628 85,656 178,942 73,400 75,254 157,543 79,700 172,032 169,332 2,750 2,088 1,826 3,638

α KANAN

β

85,460

179,400

93,940

84,092

84,627

180,535

86,136

84,044

182,092

4,969

90,122

85,153

179,240

169,651

170,411

5,561

5,051

180,510

179,413

0,635

181,222

15,692

15,830

180,138

180,552

177,409

176,857

18,925

17,628

178,703

87,156

177,944

89,212

74,902

80,256

185,353

157,546

79,700

102,154

174,031

170,832

176,801

2,751

2,090

179,338

1,823

4,140

177,683 2520,1049

33

5.2 Analisa Hasil Data Pengukuran 1. Pengolahan Metode Polygon Dengan Metode Bowditch a. Syarat I [ α akhir – α awal ]

= ∑ - ( n – 2 ) – 180o + f = 2520.10486 – (16 – 2) . 180o + f = 2520,10486 - 2520+ f = 0.10486 + f

f

= -0.105

b. Mencari β Koreksi 

β1

= β1 +



β2

= β2 +



β3

= β3 +



β4

= β4 +



β5

= β5 +



β6

= β6 +



β7

= β7 +



β8

= β8 +



β9

= β9 +



β10

= β10 +



β11

= β11 +

𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16

=

93,9403 – 0.0066

=

93.9337

=

180.5354 – 0.0066

=

180.5289

=

182.0917 – 0.0066

=

182.0851

=

85.1535– 0.0066

=

85.1469

=

170.4111 – 0.0066

=

170.4046

=

1180.5104 – 0.0066

=

1180.5039

=

181.2222 – 0.0066

=

1181.2157

=

180.1382 – 0.0066

=

180.1316

=

176.8569 – 0.0066

=

176.8504

= 178.7035 – 0.0066

=

178.6969

= 89.2118 – 0.0066

=

89.2052

34



β12

= β12 +



β13

= β13 +



β14

= β14 +



β15

= β15 +



β16

= β16 +

𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16

= 185.3535 – 0.0066

=

185.3469

= 102.1542 – 0.0066

=

102.1476

= 176.8014 – 0.0066

=

176.7948

= 179.3382 – 0.0066

=

179.3316

= 177.6826 – 0.0066

=177.6761

c. Mencari α Koreksi 

α1 = 85.4600



α2 = α1 – β2 + 180o

= 85.4600 – 180.5289 + 180 = 84.9311



α3 = α2 – β3 + 180o

= 84.9311 – 182.0851+ 180 = 82.8460



α4 = α3 – β4 + 180o - 360 o

= 82.8460 – 85.1469+ 180 – 360 = 177.6991



α5 = α4 – β5 + 180o

= 177.6991 – 170.4046+ 180 = -172.7054



α6 = α5 – β6 + 180o

= -172.7054 – 1180.5039+ 180 = 173.2093



α7 = α6 – β7 + 180o

= -173.2093– 1181.2157+ 180 = -174.4250



α8 = α7 – β8 +180o

= -174.4250– 180.1316+ 180 = -174.5566



α9 = α8 – β9 + 180o

= -174.5566– 176.8504+ 180

= -171.4070



α10 = α9 – β10 + 180o

= -171.4070– 178.6969+ 180

= -170.1039



α11 = α10 – β11 + 180o

= -170.1039– 89.2052+ 180

= -79.3092



α12 = α11 - β12 + 180o

= -79.3092– 185.3469+ 180

= -84.6561



α13 = α12 - β13 + 180o

= -84.6561– 102.1476+ 180 = -6.8037



α14 = α13 - β14 + 180o

= -6.8037– 176.7948+ 180

= -3.5985



α15 = α14 - β14 +180o

= -3.5985 – 179.3316+ 180

= -2.9302



α16 = α 15 - β15 + 180o

= -2.9302– 177.6761+ 180

= -0.6062



α1’ = α 16 - β1 + 180o

= -0.6062– 93.9337+ 180

= 85.4600

35

d. Mencari Nilai Koreksi Absis (Fx) dan Ordinat (Fy) ΣΔx

= Σd. Sin α + Fx = (d1 x Sin α1)+(d2 x Sin α2)+(d3 x Sin α3)+(d4 x Sin α4) + (d5 x Sin α5)+(d6 x Sin α6)+(d7 x Sinα7)+(d8 x Sin α8) + (d9 x Sin α9)+(d10 x Sin α10)+(d11 x Sin α11)+(d12 x Sin α12) + (d13 x Sin α13)+(d14 x Sin α14)+(d15 x Sin α15)+(d16 x Sin α16) = (27.912) + (21.914) + (27.782)+ (0.723) + (-3.809) + (-2.128)+ (-1.749) + (-1.708) + (-2.689) + (-2.750) + (-29.479) + (-25.887) + (-3.554) + (-1.883) + (-1.534) + (-0.317) = 0.8436 + Fx Fx = -0.8436

ΣΔy

= Σd. Cos α + Fx = (d1 x Cos α1)+(d2 x Cos α2)+(d3 x Cos α3)+(d4 x Cos α4) + (d5 x Cos α5)+(d6 x Cos α6)+(d7 x Cos α7)+(d8 x Cos α8) + (d9 x Cos α9)+(d10 x Cos α10)+(d11 x Cos α11)+(d12 x Cos α12) + (d13 x Cos α13)+(d14 x Cos α14)+(d15 x Cos α15)+(d16 x Cosα16) = (2.216) + (1.944) + (3.487) + (-17.985) + (-29.757) + (17.874) + (-17.915) + (-17.919) + (-17.798) + (-15.762) + (-5.565) + (-2.421) + (-29.789) + (-29.941) + (-29.961) + (-29.998) = 0.313+ Fy Fy = -0,313

36

e. Mencari Nilai Bobot 

Bobot Titik 1

=

28 / 390

= 0.0718



Bobot Titik 2

=

22 / 390

= 0,0564



Bobot Titik 3

=

28 / 390

= 0,0718



Bobot Titik 4

=

18 / 390

= 0,0462



Bobot Titik 5

=

30 / 390

= 0,0769



Bobot Titik 6

=

18. / 390

= 0,0462



Bobot Titik 7

=

18 / 390

= 0,0462



Bobot Titik 8

=

18/ 390

= 0,0462



Bobot Titik 9

=

18 / 390

= 0,0462



Bobot Titik 10

=

16 / 390

= 0,0410



Bobot Titik 11

=

30 / 390

= 0,0769



Bobot Titik 12

=

26 / 390

= 0,0667



Bobot Titik 13

=

30 / 390

= 0,0769



Bobot Titik 14

=

30/ 390

= 0,0769



Bobot Titik 15

=

30/ 390

= 0,0769



Bobot Titik 16

=

30 / 390

= 0,0769 1

f. Mencari Koreksi ΔX 

Koreksi ΔX1 = Bobot 1 . Fx = 0.0718x -0.8436 = -0.0606



Koreksi ΔX2 = Bobot 2. Fx = 0,0564x -0.8436 = -0.0476



Koreksi ΔX3 = Bobot 3 . Fx = 0.0718x -0.8436 = 0.0606



Koreksi ΔX4 = Bobot 4 . Fx= 0,0462x -0.8436 = -0.0389



Koreksi ΔX5 = Bobot 5 . Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649



Koreksi ΔX6 = Bobot 6 . Fx = 0,0462x -0.8436 = -0,0389



Koreksi ΔX7 = Bobot 7 . Fx = 0,0462x -0.8436 = -0,0389



Koreksi ΔX8 = Bobot 8 . Fx = 0,0462x -0.8436= -0,0389



Koreksi ΔX9 = Bobot 9 . Fx = 0,0462x -0.8436= -0,0389



Koreksi ΔX10 = Bobot 10 . Fx = 0,0410x -0.8436 = -0.0346



Koreksi ΔX11 = Bobot 11 . Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649

+

37



Koreksi ΔX12 = Bobot 12 . Fx = 0,0667x -0.8436 = -0.0562



Koreksi ΔX13 = Bobot 13 . Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649



Koreksi ΔX14 = Bobot 14 . Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649



Koreksi ΔX15 = Bobot 15. Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649



Koreksi ΔX16 = Bobot 16. Fx = 0,0769x -0.8436 = -0.0649

g. Mencari Koreksi ΔY 

Koreksi ΔY1 = Bobot 1 . Fy = 0.0718x (-0.313) = -0.0224



Koreksi ΔY2 = Bobot 2. Fy = 0,0564x (-0.313) = --0.0176



Koreksi ΔY3 = Bobot 3 . Fy = 0.0718x (-0.313) = -0.0224



Koreksi ΔY4 = Bobot 4 . Fy = 0,0462x (-0.313) = -0,0144



Koreksi ΔY5 = Bobot 5 . Fy = = 0,0769x (-0.313) = -0,0240



Koreksi ΔY6 = Bobot 6 . Fy = 0,0462x (-0.313) = --0,0144



Koreksi ΔY7 = Bobot 7 . Fy = 0,0462x (-0.313) = -0,0144



Koreksi ΔY8 = Bobot 8 . Fy = 0,0462x (-0.313) = -0,0144



Koreksi ΔY9 = Bobot 9 . Fy = 0,0462x (-0.313) = -0,0144



Koreksi ΔY10 = Bobot 10 . Fy = = 0,0410x (-0.313) = --0.0128



Koreksi ΔY11 = Bobot 11 . Fy = 0,0769x (-0.313) = -0,0240



Koreksi ΔY12 = Bobot 12 . Fy = 0,0667x (-0.313)= -0,0208



Koreksi ΔY13 = Bobot 13 . Fy = 0,0769x (-0.313) = -0,0240



Koreksi ΔY14 = Bobot 14 . Fy = 0,0769x (-0.313) = -0,0240



Koreksi ΔY15 = Bobot 15. Fy = 0,0769x (-0.313) = -0,0240



Koreksi ΔY16 = Bobot 16. Fy = 0,0769x (-0.313) = -0,0240

h. Mencari Setelah Koreksi ΔX 

Setelah Koreksi ΔX1 = (D1 x Sin α1) + Koreksi ΔX1 = (27.918) + -0.0606 = -27.852



Setelah Koreksi ΔX2 = (D2 x Sin α2 ) + Koreksi ΔX2 = (-21.914) + -0.0476 = - 21.886



Setelah Koreksi ΔX3 = (D3 x Sin α3) + Koreksi ΔX3

38

= -27.782 + -0.0606 = -27.721 

Setelah Koreksi ΔX4 = (D4 x Sin α4) + Koreksi ΔX4 = 0,723 + 0.0007 = 0.684



Setelah Koreksi ΔX5 = (D5x Sin α5) + Koreksi ΔX5 = -3.809+ -0.0649 = -3.874



Setelah Koreksi ΔX6 = (D6 x Sin α6) + Koreksi ΔX6 = -2.128 + -0.0389 = -2.167



Setelah Koreksi ΔX7 = (D7 x Sin α7) + Koreksi ΔX7 = -1.749 + -0.0389 = -1.788



Setelah Koreksi ΔX8 = (D8 x Sin α8) + Koreksi ΔX8 = -1.708 + -0.0389 = -1.746



Setelah Koreksi ΔX9 = (D9 x Sin α9) + Koreksi ΔX9 = -2.689+ -0.0389 = -2.728



Setelah Koreksi ΔX10 = (D10 x Sin α10) + Koreksi ΔX10 = -2.750 + -0.0389 = -2.784



Setelah Koreksi ΔX11 = (D11 x Sin α11) + Koreksi ΔX11 = 29.479 + -0.0240 = -29.544



Setelah Koreksi ΔX12 = (D12 x Sin α12) + Koreksi ΔX12 = -25.587 + -0.0208 = -25.943



Setelah Koreksi ΔX13 = (D13 x Sin α13) + Koreksi ΔX13 = 3.544 + -0.0240 = -3.619

39



Setelah Koreksi ΔX14 = (D14 x Sin α14) + Koreksi ΔX14 = (-1.883) + -0.0240 = -1.948



Setelah Koreksi ΔX15 = (D15 x Sin α15) + Koreksi ΔX15 = (-1.534) + -0.0240 = -1.598



Setelah Koreksi ΔX16 = (D16 x Sin α16) + Koreksi ΔX16 = (-0.317) + -0.0240 = -0.382 KONTROL = (-29,993) + (-29,823) + (-32,549) + 0,955 + 0,211 + 0,816 + 4,345 + 4,123 + 29,311 + 29.102 + 17,953 + 13,896 + 0,969 + (-0,508) + (-0,72) + (-8,234) =0

i. Mencari Setelah Koreksi ΔY 

Setelah Koreksi ΔY1 = (D1 x Cos α1) + Koreksi ΔY1 = 0.6239 + (-0.0224) = 0.623



Setelah Koreksi ΔY2 = (D2 x Cos α2) + Koreksi ΔY2 = 1.944 + (-0.0476) = 1.926



Setelah Koreksi ΔY3 = (D3 x Cos α3) + Koreksi ΔY3 = 3.487 + (-0.0224) = 3.465



Setelah Koreksi ΔY4 = (D4 x Cos α4) + Koreksi ΔY4 = -17.985 + (-0.0144) = -18



Setelah Koreksi ΔY5 = (D5 x Cos α5) + Koreksi ΔY5 = 29.757 + (-0.0003) = -29.781



Setelah Koreksi ΔY6 = (D6 x Cos α6) + Koreksi ΔY6

40

= -17.874 + (-0.0144) = -17.888 

Setelah Koreksi ΔY7 = (D7 x Cos α7) + Koreksi ΔY7 = -17.915 + (-0.0144) = -17.929



Setelah Koreksi ΔY8 = (D8 x Cos α8) + Koreksi ΔY8 = 17.919 + (-0.0144) = 17.933



Setelah Koreksi ΔY9 = (D1 x Cos α9) + Koreksi ΔY9 = (-17.798) + (-0.0144) = -17.812



Setelah Koreksi ΔY10 = (D10 x Cos α10) + Koreksi ΔY10 = (-15.762) + (-0.0128) = -15.775



Setelah Koreksi ΔY11= (D10 x Cos α11) + Koreksi ΔY11 = (-5.565) + (-0.0240) = -5.541



Setelah Koreksi ΔY12 = (D12 x Cos α12) + Koreksi ΔY12 = (-2.421) + (-0.0208) = -2.240



Setelah Koreksi ΔY13 = (D13 x Cos α13) + Koreksi ΔY13 = (-29.789) + (-0.0240) = -29.765



Setelah Koreksi ΔY14 = (D14x Cos α14) + Koreksi ΔY14 = (-29.941) + (-0.0240) = -29.917



Setelah Koreksi ΔY15 = (D15 x Cos α15) + Koreksi ΔY15 = (-29.961) + (-0.0240) = -29.937



Setelah Koreksi ΔY16= (D16 x Cos α16) + Koreksi ΔY16 = (-29.988) + ((-0.0240) = -29.974

41

KONTROL = 0,623 + 3,241 + 5,431 + 24,981 + 9,998 + 10,117 + 29,683 + 19,57 + (-6,397) + (-8,073) + (-2,991) + (-11,442) + (-29,985) + (-29,196) + (-11,686) + (-3,873) =0 j. Menghitung Koordinat Koordinat X 

X1 = 790,698.973



X2 = X1 + Setelah Koreksi ΔX1 = 790,698.973+ (-27.852) = 790,726.825



X3 = X2 + Setelah Koreksi ΔX2 = 790,726.825+ (--27.721) = 790,748.691



X4 = X3 + Setelah Koreksi ΔX3 = 790,748.691+ (0.684) = 790,776.412



X5 = X4 + Setelah Koreksi ΔX4 = 790,776.412+ -3.874= 790,777.096



X6 = X5 + Setelah Koreksi ΔX5 = 790,777.096+ -2.167= 790,773.222



X7 = X6 + Setelah Koreksi ΔX6 = 790,773.222+ -1.788= 790,771.055



X8 = X7 + Setelah Koreksi ΔX7 = 790,771.055+ -1.746= 790,769.267



X9 = X8 + Setelah Koreksi ΔX8 = 790,769.267+ 4,123 = 790,767.792



X10 = X9 + Setelah Koreksi ΔX9 = 790,767.792+ 29,311 =790,764.792



X11 = X10 + Setelah Koreksi ΔX10 = 790,764.792+ 29,102 = 790,762.008



X12 = X11 + Setelah Koreksi ΔX11 = 790,762.008 + 17,953 = 790,732.464



X13 = X12 + Setelah Koreksi ΔX12 = 790,732.464 + 13,896 = 790,706.521

42



X14 = X13 + Setelah Koreksi ΔX13 = 790,706.521+ -3.619 = 790.702.902



X15 = X14 + Setelah Koreksi ΔX14 = 790.702.902+ (-1.948) = 790,700.954



X16 = X15 + Setelah Koreksi ΔX15 = 790,700.954 + (-1.598) = 790,699.355

KONTROL X1’ = X16 + Setelah Koreksi ΔX16 = 790,699.355 + (-0.382) = 790,698.973

Koordinat Y 

Y1 = 9240906.176



Y2 = Y1 + Setelah Koreksi ΔY1 = 9240906.176+ 2.194 = 9,240,908.176



Y3 = Y2 + Setelah Koreksi ΔY2 = 9,240,908.176+ 1.926 = 9,240,910.296



Y4 = Y3 + Setelah Koreksi ΔY3 = 9,240,910.296+ 3.465 = 9,240,913.760



Y5 = Y4 + Setelah Koreksi ΔY4 = 9,240,913.760 + (-18) = 9,240,895.760



Y6 = Y5 + Setelah Koreksi ΔY5 = 9,240,895.760 + (-29.781) = 9,240,865.979



Y7 = Y6 + Setelah Koreksi ΔY6 = 9,240,865.979+ (-17.888) = 9,240,848.091



Y8 = Y7 + Setelah Koreksi ΔY7 = 9,240,848.091+ (-17.929) = 9,240,830.162



Y9 = Y8 + Setelah Koreksi ΔY8 = 9,240,830.162+ -17.933 = 9,240,812.228



Y10 = Y9 + Setelah Koreksi ΔY9 = 9,240,812.228 + (-17.812) = 9,240,794.416



Y11 = Y10 + Setelah Koreksi ΔY10

43

= 9,240,794.416+ (-15.775) = 9,240,778.641 

Y12 = Y11 + Setelah Koreksi ΔY11 = 9,240,778.641+ (-5.541) = 9,240.784.182



Y13 = Y12 + Setelah Koreksi ΔY12 = 9,240.784.182+ (-2.401) = 9,240,786.583



Y14 = Y13 + Setelah Koreksi ΔY13 = 9,240,786.583+ (-29,765) = 9,240,816.348



Y15 = Y14 + Setelah Koreksi ΔY14 = 9,240,816.348+ (-29,917) = 9,240,846.264



Y16 = Y15 + Setelah Koreksi ΔY15 = 9,240,846.264 + (-29.937) = 9,240,876.201

KONTROL Y1’ = Y16 + Setelah Koreksi ΔY16 = 9,240,876.201+ (-29.974) = 9,240,906.176 k. Mencari Luas Luas

=

Σ(𝑋𝑛 .𝑌𝑛+1)−Σ(𝑌𝑛 .𝑋𝑛+1) 2

 Xn . Yn + 1 

L1= X1. Y2 = 790,698.973 x 9,240,908.176= 7,306,776,757,270.52



L2= X2. Y3 = 790,726.825x 9,240,910.296= 7,307,035,654,190.02



L3= X3. Y4 = 790,748.691x 9,240,913.760 = 7,307,240,458,999.12



L4= X4. Y5 = 790,776.412x 9,240,895.760= 7,307,482,396,661.95



L5= X5. Y6 = 790,777.096x 9,240,865.979= 7,307,465,164,473.00



L6= X6. Y7 = 790,773.222x 9,240,848.091= 7,307,415,219,834.16



L7= X7. Y8 = 790,771.055x 9,240,830.162= 7,307,381,014,131.69



L8= X8. Y9 = 790,769.267x 9,240,812.228 = 7,307,350,313,956.82



L9= X9. Y10= 790,767.792x 9,240,794.416= 7,307,320,089,828.20



L10= X10. Y11= 790,764.792x 9,240,778.641= 7,307,282,403,122.18



L11= X11. Y12= 790,762.008 x 9,240.784.182= 7,307,261,054,902.21



L12= X12. Y13 = 790,732.464 x 9,240,786.583= 7,306,989,941,891.57



L13= X13. Y14= 790,706.521x 9,240,816.348= 7,306,773,741,133,52



L14= X14. Y15= 790.702.902x 9,240,846.264= 7,306,763,954,578.89

44



L15=X15.Y16=790,700.954 x 9,240,876.201= 7,306,769,625,936.63



L16=X16.Y1= 790,699.355 x 9240906.176= 7,306,778,555,484.27

+

116,914,086,346,395.00  Yn . Xn + 1 

L1= Y1. X2 = 9240906.176x 790,726.825= 7,307,032,396.14



L2= Y2. X3 = 9,240,908.176x 790,748.691= 7,307,236,196,309.63



L3= Y3. X4 = 9,240,910.296x 790,776.412= 7,307,493,890,870.67



L4= Y4. X5 = 9,240,913.760 x 790,777.096= 7,307,502,948,717.51



L5= Y5. X6 = 9,240,895.760 x 790,773.222 = 7,307,452,915,514.37



L6= Y6. X7 = 9,240,865.979x 790,771.055= 7,307,409,337,524.29



L7= Y7. X8 = 9,240,848.091x 790,769.267



L8= Y8. X9 = 9,240,830.162x 790,767.792= 7,307,348,356,308.19



L9= Y9. X10= 9,240,812.228 x 790,764.792= 7,307,308,962,644.04



L10= Y10. X11= 9,240,794.416 x 790,762.008 = 7,307,269,147,182.52



L11= Y11. X12= 9,240,778.641x 790,732.464 = 7,306,983,661,988.24



L12= Y12. X13= 9,240.784.182x 790,706.521 = 7,306,748,307,795.67



L13= Y13. X14= 9,240,786.583x 790.702.902 = 7,306,716,764,247.65



L14= Y14. X15= 9,240,816.348x 790,700.954 = 7,306,722,299,688.63



L15= Y15. X16= 9,240,846.264x 790,699.355 = 7,306,731,183,890,33



L16= Y16. X1= 9,240,876.201x 790,698.973 = 7,306,751,321,929.08

= 7,307,378,672,950.95

116,914,086,363.934

Luas

=

116,914,086,346,395.00−116,914,086,363.934 2

= 8,769.578 m2

+

45

2. Pengolahan Metode Polygon Dengan Metode Transit a. Syarat I [ α akhir – α awal ]

= ∑ - ( n – 2 ) – 180o + f = 2520.104861 – (16 – 2) . 180o + f = 2520.104861 - 2520+ f = 0.1049 + f

f

= -0.1049

b. Mencari β Koreksi 

β1

= β1 +



β2

= β2 +



β3

= β3 +



β4

= β4 +



β5

= β5 +



β6

= β6 +



β7

= β7 +



β8

= β8 +



β9

= β9 +



β10

= β10 +



β11

= β11 +

𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16

=

93.09403 – 0.10486

=

93.934

=

180.5354 – 0.10486

=

180.529

=

182.0917 – 0.10486

=

182.085

=

85.1535 – 0.10486

=

85.147

=

170.4111 – 0.10486

=

170.405

=

180.5104 – 0.10486

=

180.504

=

181.2222 – 0.10486

=

181.216

=

180.13282 – 0.10486

=

180.132

=

176.8569 – 0.10486

=

176.850

= 178.7035 – 0.10486

=

178.697

= 89.2118 – 0.10486

=

89.205

46



β12

= β12 +



β13

= β13 +



β14

= β14 +



β15

= β15 +



β16

= β16 +

𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16 𝑓𝛽 16

= 185.3535 – 0.10486

=

185.347

= 102.1542 – 0.10486

=

102.148

= 176.8014 – 0.10486

=

176.795

= 179.3382 – 0.10486

=

179.332

= 177.6826 – 0.10486

=

177.676

c. Mencari α Koreksi 

α1 = 85.46



α2 = α1 – β2 + 180o

= 85.46 – 180.5354 + 180



α3 = α2 – β3 + 180o

= 84.93114 – 182.0917 + 180 = 82.84603



α4 = α3 – β4 + 180o - 360 o

= 82.8460 – 85.1535+ 180 – 360 = 177.699



α5 = α4 – β5 + 180o

= 177.699 – 170.4111+ 180 = -172.705



α6 = α5 – β6 + 180o

= -172.705 – 180.5104 + 180 = -173.209



α7 = α6 – β7 + 180o

= -173.209 – 181.2222 +180 = -174.425



α8 = α7 – β8 +180o

= -174.425 – 180.1382 + 180 = -174.557



α9 = α8 – β9 + 180o

= -174.557 – 176.8569 + 180= -171.407



α10 = α9 – β10 + 180o

= -171.407 – 178.7035 + 180 = -170.104



α11 = α10 – β11 + 180o

= -170.104 – 89.2118 + 180 = -79.3092



α12 = α11 + β12 – 180o

= -79.3092 – 185.3535+ 180 = -84.6561



α13 = α12 + β13 – 180o

= -84.6561 – 102.1542 + 180 = -6.8036



α14 = α13 + β14 – 180o

= -6.8036 – 176.8014 + 180 = -3.5985



α15 = α14 + β14 – 180o

= -3.5985 – 179.3382 + 180



α16 = α 15 + β15 – 180o

= -2.9301 – 177.6826 + 180 = -0.6062



α1’ = α 16 + β1 – 180o

= -0.6062 – 93.934 + 180

= 84.93114

=-2.9301

= 85.4600

47

d. Mencari Nilai Koreksi Absis (Fx) dan Ordinat (Fy) ΣΔx

= Σd. Sin α + Fx = (d1 x Sin α1)+(d2 x Sin α2)+(d3 x Sin α3)+(d4 x Sin α4) + (d5 x Sin α5)+(d6 x Sin α6)+(d7 x Sinα7)+(d8 x Sin α8) + (d9 x Sin α9)+(d10 x Sin α10)+(d11 x Sin α11)+(d12 x Sin α12) + (d13 x Sin α13)+(d14 x Sin α14)+(d15 x Sin α15)+(d16 x Sin α16)

= 27.912 + 21.914 + 27.782 + 0.723 + (-3.809) + (-2.128) + (-1.749)+ (-1.708) + (-2.689) + (-2.750) + (-29.479) + (-25.887) + (-3.554) + (-1.883) + (-1.5 + (-8.2347) = --0.8436 ΣΔy

= Σd. Cos α + Fx = (d1 x Cos α1)+(d2 x Cos α2)+(d3 x Cos α3)+(d4 x Cos α4) + (d5 x Cos α5)+(d6 x Cos α6)+(d7 x Cos α7)+(d8 x Cos α8) + (d9 x Cos α9)+(d10 x Cos α10)+(d11 x Cos α11)+(d12 x Cos α12) + (d13 x Cos α13)+(d14 x Cos α14)+(d15 x Cos α15)+(d16 x Cosα16) = 0.624 + 3.242 + 5.432 + 24.982 + 9.998 + 10.117 + 29.684 + 19.571 + (-6.396) + (-8.072) + (-2.991) + (-11.442) + (-29.984) + (-29.196) + (-11.686) + (-3.873) = 0.009

48

e. Menghitung Nilai | Σ d.sin α | dan | Σ d.cos α | | Σ d.sin α | = 29.994 + 29.824 + 32.55 + 0.954 + 0.210 + 0.815 + 4.344 + 4.122 + 29.310 + 29.101 + 17.953 + 13.895 + 0.968 + 0.508 + 0.573 + 8.235 = 155,82 | Σ d.cos α | = 0.624 + 3.242 + 5.432 + 24.982 + 9.998 + 10.117 + 29.684 + 19.571 + 6.396 + 8.072 + 2.991 + 11.442 + 29.984 + 29.196 + 11.686 + 3.873 = 270,33 f. Menghitung Bobot (ΔX) dan (ΔY) Bobot ΔX 

Bobot Titik 1 = |d1.sin α1| / [Σd. Sin α] =29.994 / 203.357 = 0.1791



Bobot Titik 2 = |d2.sin α2| / [Σd. Sin α] = 29.824 / 203.357 = 0.1406



Bobot Titik 3= |d3.sin α3| / [Σd. Sin α] = 32.55 / 203.357 = 0.1783



Bobot Titik 4 = |d4.sin α4| /[Σd. Sin α] = 0.954 / 203.357 = 0.0046



Bobot Titik 5 = |d5.sin α5| / [Σd. Sin α] = 0.210 / 203.357 = 0.0244



Bobot Titik 6 = |d6.sin α6| / [Σd. Sin α] = 0.815 / 203.357 = 0.0137



Bobot Titik 7 = |d7.sin α7| / [Σd. Sin α] =4.344 / 203.357 = 0.0112



Bobot Titik 8= |d8.sin α8| / [Σd. Sin α] = 4.122 / 203.357 = 0.0110



Bobot Titik 9 = |d9.sin α9| / [Σd. Sin α] = 29.31 / 203.357 = 0.0173



Bobot Titik 10= |d10.sin α10| / [Σd. Sin α]= 29.101 / 203.357 = 0.0176



Bobot Titik 11= |d11.sin α11| /[Σd. Sin α]= 17.953 / 203.357 = 0.1892



Bobot Titik 12= |d12.sin α12| / [Σd. Sin α]= 13.8954 / 203.357 = 0.1661



Bobot Titik 13 = |d13.sin α13| /[Σd. Sin α]= 0.968 / 203.357 = 0.0228



Bobot Titik 14= |d14.sin α14| /[Σd. Sin α]= 0.508 / 203.357 = 0.0121



Bobot Titik 15= |d15.sin α15| / [Σd. Sin α]= 0.573 / 203.357 = 0.0098



Bobot Titik 16= |d16.sin α16| / [Σd. Sin α]= 8.325 / 203.357 = 0.0020 1

+

49

Bobot ΔY 

Bobot Titik 1 = |d1.cos α1| / [Σd. cos α] = 0.6239 / 207.289 = 0.0082



Bobot Titik 2 = |d2.cos α2| / [Σd. cos α] = 3.242 / 207.289 = 0.0072



Bobot Titik 3= |d3.cos α3| / [Σd. cosα] = 5.432 / 207.289 = 0.0129



Bobot Titik 4 = |d4.cos α4| /[Σd. cos α] = 24.9818 / 207.289 = 0.0665



Bobot Titik 5 = |d5.cos α5| / [Σd. cos α] = 9.9978 / 207.289 = 0.1101



Bobot Titik 6 = |d6.cos α6| / [Σd. cos α] = 10.117 / 207.289 = 0.0661



Bobot Titik 7 = |d7.cos α7| / [Σd. cos α] = 29.6839 / 207.289 = 0.0663



Bobot Titik 8= |d8.cos α8| / [Σd. coc α] = 19.5706 / 207.289 = 0.0663



Bobot Titik 9 = |d9.cos α9| / [Σd. cos α] = 6.3962 / 207.289 = 0.0658



Bobot Titik 10= |d10.cos α10| / [Σd. cos α]= 8.0718 / 207.289 = 0.0583



Bobot Titik 11= |d11.cos α11| /[Σd. cos α]= 2.9909 / 207.289 = 0.0206



Bobot Titik 12= |d12.cos α12| / [Σd. cos α]= 11.4419 / 207.289 = 0.0090



Bobot Titik 13 = |d13.cos α13| /[Σd. cos α]= 29.9844 / 207.289 = 0.1102



Bobot Titik 14= |d14.cos α14| /[Σd. cos α] = 29.1956 / 207.289 = 0.1108



Bobot Titik 15= |d15.cos α15| / [Σd.cos α] = 11.686 / 207.289 = 0.1108



Bobot Titik 16= |d16.cos α16| / [Σd. cos α] = 3.873/ 207.289 = 0.110 1

g. Mencari Koreksi ΔX 

Koreksi ΔX1 = Bobot X1 . Fx = 0.1475 x 0.010 = 0.0015



Koreksi ΔX2 = Bobot X2. Fx = 0.1467 x 0.010 = 0.0015



Koreksi ΔX3 = Bobot X3 . Fx = 0.1601 x 0.010 = 0.0016



Koreksi ΔX4 = Bobot X4 . Fx = 0.0047 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX5 = Bobot X5 . Fx = 0.0010 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX6 = Bobot X6 . Fx = 0.0040 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX7 = Bobot X7 . Fx = 0.0214 x 0.010 = 0.0002



Koreksi ΔX8 = Bobot X8 . Fx = 0.0203 x 0.010 = 0.0002



Koreksi ΔX9 = Bobot X9 . Fx = 0.1441 x 0.010 = 0.0015



Koreksi ΔX10 = Bobot X10 . Fx = 0.1431 x 0,28394 = 0.0014



Koreksi ΔX11 = Bobot X11 . Fx = 0.0883 x 0.010 = 0.0009



Koreksi ΔX12 = Bobot X12 . Fx = 0.0683 x 0.010 = 0.0007

+

50



Koreksi ΔX13 = Bobot X13 . Fx = 0.0048 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX14 = Bobot X14 . Fx = 0.0025 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX15 = Bobot X15. Fx = 0.0028 x 0.010 = 0.0000



Koreksi ΔX16 = Bobot X16. Fx = 0.0405 x 0.010 = 0.0004

h. Mencari Koreksi ΔY 

Koreksi ΔY1 = Bobot Y1 . Fy = 0.0030 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY2 = Bobot Y2. Fy = 0.0156 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY3 = Bobot Y3 . Fy = 0.0262 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY4 = Bobot Y4 . Fy = 0.1205 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY5 = Bobot Y5 . Fy = 0.0482 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY6 = Bobot Y6 . Fy = 0.0488 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY7 = Bobot Y7 . Fy = 0.143 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY8 = Bobot Y8 . Fy = 0.0944 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY9 = Bobot Y9 . Fy = 0.0309 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY10 = Bobot Y10 . Fy = 0.0389 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY11 = Bobot Y11 . Fy = 0.0144 x (-0.313) = 0.000



Koreksi ΔY12 = Bobot Y12 . Fy = 0.0552 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY13 = Bobot Y13 . Fy = 0.1447 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY14 = Bobot Y14 . Fy = 0.1408 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY15 = Bobot Y15. Fy = 0.0564 x (-0.313) = -0.001



Koreksi ΔY16 = Bobot Y16. Fy = 0.0187 x (-0.313) = 0.000

i. Mencari Setelah Koreksi ΔX 

Setelah Koreksi ΔX1 = (D1 x Sin α1) + Koreksi ΔX1 = (-29.99) + 0.0015 = -29.99



Setelah Koreksi ΔX2 = (D2 x Sin α2 ) + Koreksi ΔX2 = (-29.824) + 0.0015 = -29.824



Setelah Koreksi ΔX3 = (D3 x Sin α3) + Koreksi ΔX3 = -32.55 + 0.0016

51

= -32.55 

Setelah Koreksi ΔX4 = (D4 x Sin α4) + Koreksi ΔX4 = 0,954 + 0.000 = 0,95



Setelah Koreksi ΔX5 = (D5x Sin α5) + Koreksi ΔX5 = 0,210 + 0.000 = 0.210



Setelah Koreksi ΔX6 = (D6 x Sin α6) + Koreksi ΔX6 = 0.815 + 0.000 = 0.815



Setelah Koreksi ΔX7 = (D7 x Sin α7) + Koreksi ΔX7 = 4.344 + 0.0002 = 4.35



Setelah Koreksi ΔX8 = (D8 x Sin α8) + Koreksi ΔX8 = 4.122 + 0.0015 = 4.122



Setelah Koreksi ΔX9 = (D9 x Sin α9) + Koreksi ΔX9 = 29.31 + 0.0014 = 29.31



Setelah Koreksi ΔX10 = (D10 x Sin α10) + Koreksi ΔX10 = 29.101 + 0.0009 = 29.101



Setelah Koreksi ΔX11 = (D11 x Sin α11) + Koreksi ΔX11 = 17.953 + 0.0007 = 17.953



Setelah Koreksi ΔX12 = (D12 x Sin α12) + Koreksi ΔX12 = 13.90 + 0.000 = 13.90



Setelah Koreksi ΔX13 = (D13 x Sin α13) + Koreksi ΔX13 = 0.968 + 0.000

52

= 0.968 

Setelah Koreksi ΔX14 = (D14 x Sin α14) + Koreksi ΔX14 = (-0.508) + 0.000 = -0.508



Setelah Koreksi ΔX15 = (D15 x Sin α15) + Koreksi ΔX15 = (-0.573) + 0.000 = -0.573



Setelah Koreksi ΔX16 = (D16 x Sin α16) + Koreksi ΔX16 = (-8.235) + 0.0014 = -8.235 KONTROL = (-29.99) + (-29.82) + (-32.55) + 0.95 + 0.21 + 0.82+ 4.35 + 4.128 + 29.31+ 29.10 + 17.95 + 13.90 + 0.97 +(-0.51) + (-0.573) + (-8.235) =0

j. Mencari Setelah Koreksi ΔY 

Setelah Koreksi ΔY1 = (D1 x Cos α1) + Koreksi ΔY1 = 0.6239 + 0.000 = 2,2138



Setelah Koreksi ΔY2 = (D2 x Cos α2) + Koreksi ΔY2 = 3.2420 + 0.000 = 1,9415



Setelah Koreksi ΔY3 = (D3 x Cos α3) + Koreksi ΔY3 = 5.4320 + 0.000 = 3,4830



Setelah Koreksi ΔY4 = (D4 x Cos α4) + Koreksi ΔY4 = 24.9807+ (-0.001) = -18,0063



Setelah Koreksi ΔY5 = (D5 x Cos α5) + Koreksi ΔY5 = 9.9973 + 0.000 = -29,7916



Setelah Koreksi ΔY6 = (D6 x Cos α6) + Koreksi ΔY6 = 10.117 + 0.000

53

= -17,8944 

Setelah Koreksi ΔY7 = (D7 x Cos α7) + Koreksi ΔY7 = 29.6825 + (-0.001) = -17,9356



Setelah Koreksi ΔY8 = (D8 x Cos α8) + Koreksi ΔY8 = 19.5697 + (-0.001) = -17,9395



Setelah Koreksi ΔY9 = (D1 x Cos α9) + Koreksi ΔY9 = (-6.3964) + 0.000 =-



Setelah Koreksi ΔY10 = (D10 x Cos α10) + Koreksi ΔY10 = (-8.0722) + 0.000 = -8.0722



Setelah Koreksi ΔY11= (D10 x Cos α11) + Koreksi ΔY11 = (-2.991) + 0.000 = -2.991



Setelah Koreksi ΔY12 = (D12 x Cos α12) + Koreksi ΔY12 = (-11.4425) + (-0.001) = -11.4425



Setelah Koreksi ΔY13 = (D13 x Cos α13) + Koreksi ΔY13 = (-29.9857) + (-0.001) = -29.9857



Setelah Koreksi ΔY14 = (D14x Cos α14) + Koreksi ΔY14 = (-29.1969) + (-0.001) = -29.1969



Setelah Koreksi ΔY15 = (D15 x Cos α15) + Koreksi ΔY15 = (-11.6865) + (-0.001) = -11.6865



Setelah Koreksi ΔY16= (D16 x Cos α16) + Koreksi ΔY16 = (-3.873) + (-0.001)

54

= -3.873

KONTROL = 0.6239 + 3.2418 + 5.4317 + 24.9807 + 9.973 + 10.1167 + 29.6825 + 19.597 + (-6.3964) + (-8.0722) + (-2.9911) + (-11.4425) + (-29.9857) + (-29.1969) + (-11.6865) + (-3.8732) =0

k. Menghitung Koordinat Koordinat X 

X1 = 786080.3949



X2 = X1 + Setelah Koreksi ΔX1 = 786080.3949 + (-29.99) = 786,050.403



X3 = X2 + Setelah Koreksi ΔX2 = 786,050.403 + (-29.82) = 786,020.580

55



X4 = X3 + Setelah Koreksi ΔX3 = 786,020.580 + (-32.55) = 785,988.032



X5 = X4 + Setelah Koreksi ΔX4 = 785,988.032 + 0.95 = 785,988.986



X6 = X5 + Setelah Koreksi ΔX5 = 785,988.986 + 0.21 = 785,989.196



X7 = X6 + Setelah Koreksi ΔX6 = 785,989.196 + 0.82 = 785,990.012



X8 = X7 + Setelah Koreksi ΔX7 = 785,994.356 + 4.34 = 785,998.478



X9 = X8 + Setelah Koreksi ΔX8 = 785,998.478 + 4.12 = 786,027.790



X10 = X9 + Setelah Koreksi ΔX9 = 786,027.790 + 29.31 = 786,056.892



X11 = X10 + Setelah Koreksi ΔX10 = 786,056.892 + 29.10 = 786,074.846



X12 = X11 + Setelah Koreksi ΔX11 = 786,074.846 + 17,95 = 786,088.742



X13 = X12 + Setelah Koreksi ΔX12 = 786,088.742 + 13.90 = 786,089.710



X14 = X13 + Setelah Koreksi ΔX13 = 786,089.710 + 0.97 = 786,089.202



X15 = X14 + Setelah Koreksi ΔX14 = 786,089.202 + (-0.51) = 786,088.629



X16 = X15 + Setelah Koreksi ΔX15 = 786,088.629 + (-0.57) = 786088.528

KONTROL X1’ = X16 + Setelah Koreksi ΔX16 = 786088.528 + (-8.23) = 786,080.395

56

Koordinat Y 

Y1 = 9240941.291



Y2 = Y1 + Setelah Koreksi ΔY1 = 9240941.291 + 0.6239= 9240941.915



Y3 = Y2 + Setelah Koreksi ΔY2 = 9240941.915 +3.418 = 9240945.1567



Y4 = Y3 + Setelah Koreksi ΔY3 = 9240945.1567 + 5.4317 = 9240950.5884



Y5 = Y4 + Setelah Koreksi ΔY4 = 9240950.5884+ 24.9807 = 9240985.5665



Y6 = Y5 + Setelah Koreksi ΔY5 = 9240985.5665 + 9.9973 = 9240995.6832



Y7 = Y6 + Setelah Koreksi ΔY6 = 9240995.6832+ 10.1167 = 9241025.3657



Y8 = Y7 + Setelah Koreksi ΔY7 = 9241025.3657+ 29.6825 = 9241044.9354



Y9 = Y8 + Setelah Koreksi ΔY8 = 9241044.9354 + 19.5697 = 9241038.5390



Y10 = Y9 + Setelah Koreksi ΔY9 = 9241038.5390 + (-6.3964) = 9241030.4668



Y11 = Y10 + Setelah Koreksi ΔY10 = 9241030.4668+ (-8.0722) = 9241027.4757



Y12 = Y11 + Setelah Koreksi ΔY11 = 9241027.4757+ (-2.991)= 9241016.0333



Y13 = Y12 + Setelah Koreksi ΔY12 = 9241016.0333 + (-11.4425) = 9240986.0475



Y14 = Y13 + Setelah Koreksi ΔY13 = 9240986.0475 + (-29.9857) = 9240956.8507



Y15 = Y14 + Setelah Koreksi ΔY14

57

= 9240956.8507 + (-29.1969) = 9240945.1642 

Y16 = Y15 + Setelah Koreksi ΔY15 = 9240945.1642 + (-11.6865) = 9240945.138

KONTROL Y1’ = Y16 + Setelah Koreksi ΔY16 = 9240945.138 + (-3.8732) = 9240941.2910

l. Mencari Luas Luas

=

Σ(𝑋𝑛 .𝑌𝑛+1)−Σ(𝑌𝑛 .𝑋𝑛+1) 2

 Xn . Yn + 1 

L1= X1. Y2 = 786080.3949 x 9240941.9149 = 7,264,123,269,698.59



L2= X2. Y3 = 786,050.403 x 9240945.1567 = 7,263,848,663,429.68



L3= X3. Y4 = 786,020.580 x 9240950.5884 = 7,263,577,341,760.72



L4= X4. Y5 = 785,988.032 x 9240975.5691 = 7,263,296,199,555.20



L5= X5. Y6 = 785,988.986 x 9240985.5665 = 7,263,312,873,808.01



L6= X6. Y7 = 785,989.196 x 9240995.6832 = 7,263,322,768,833.37



L7= X7. Y8 = 785,990.012 x 9241025.3657 = 7,263,353,634,705.60



L8= X8. Y9 = 785,994.356 x 9241044.9354 = 7,263,409,158,532.07



L9= X9. Y10= 785,998.478 x 9241038.5390 = 7,263,442,227,138.23



L10= X10. Y11= 786,074.846 x 9241016.0333= 7,263,706,752,559.66



L11= X11. Y12= 786,088.742 x 9240986.0475= 7,263,973,340,796.28



L12= X12. Y13 = 786,089.710x 9240956.8507= 7,264,130,254,495.44



L13= X13. Y14= 786,089.202x 9240945.1642 = 7,264,235,096,985.65



L14= X14. Y15= 786,088.629 x 9240941.2910 = 7,264,221,093,239.45



L15= X15. Y16= 786089.065 x 9240945.138 = 7,264,207,208,395.94



L16=

X16.

Y1

=

786,088.528

x

9240941.291=7,264,198,871,702.27  Yn . Xn + 1

116,220,358,755,63 6



L1= Y1. X2 = 9240941.2910 x 786,050.403 = 7,263,845,624,788.80



L2= Y2. X3 = 9240941.9149 x 786,020.580 = 7,263,570,524,164.11

+

58



L3= Y3. X4 = 9240945.1567 x 785,988.032 = 7,263,272,295,769.18



L4= Y4. X5 = 9240950.5884 x 785,988.986 = 7,263,285,381,477.37



L5= Y5. X6 = 9240975.5691 x 785,989.196 = 7,263,306,959,384.65



L6= Y6. X7 = 9240985.5665 x 785,990.012 = 7,263,322,352,868.69



L7= Y7. X8 = 9240995.6832 x 785,994.356 = 7,263,370,446,564.72



L8= Y8. X9 = 9241025.3657 x 785,998.478 = 7,263,431,872,994.22



L9= Y9. X10 = 9241044.9354x 786,027.790



L10= Y10. X11= 9241038.5390 x 786,056.892 = 7,263,982,037,142.68



L11= Y11. X12= 9241030.4668 x 786,074.846= 7,264,141,600,328.55



L12= Y12. X13= 9241027.4757 x 786,088.742= 7,264,267,663,207.72



L13= Y13. X14= 9241016.0333 x 786,089.710 = 7,264,267,616,072.46



L14= Y14. X15= 9240986.0475x 786,089.202= 7,264,239,346,381.15



L15= Y15. X16= 9240956.8507 x 786,088.629 = 7,264,211,102,972.67



L16= Y16. X1= 9240945.1642 x 786,080.395 = 7,264,125,823,891.33

= 7,263,718,125,301.26

116,220,358,773,310

Luas

=

116,220,358,755,636−116,220,358,773,310 2

= 8,836.695 m2

+

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Praktikum Ilmu Ukur Tanah merupakan salah satu aplikasi dari mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Dalam hal ini mengenai pengukuran poligon, pengukran poligon dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui luas dan koordinat dalam suatu tempat. Dalam pengukuran sipat datar diperlukan ketelitian yang tinggi dalam pembacaan sudut biasa dan luar biasa karena sedikit kesalahan pembacaaan dapat menyebabkan kesalahan yang fatal mengingat jarak dalam pengukuran. Selisih biasa dan luar biasa hendaknya diukur dengan teliti. Dalam pengukuran yang telah kami lakukan, mendapatkan hasil sebagai berikut : 

Jumlah titik sebanyak 16 dengan menggunakan alat Theodolite Wild Heerburg Switzerland TO-241557



Koordinat awal yang telah dihitung dari hasil interpolasi adalah 786080.39 dan 9240941.291



Jumlah sudut dalam (β) yang didapat adalah 2520.088 dengan syarat jumlah sudut dalam sebesar 2520



Sudut alfa (α) awal yang diukur dari sudut bacaan titik 1 ke titik 2 sebesar 271.192



Besar koreksi absis adalah -0,0101 dan koreksi ordinat adalah 0.009



Luas yang didapat dari hasil perhtiungan metode sarrus ditinjau dari perhitungan bowditch dan transit sebesar 8836,707 m2

6.2 Saran Diperlukan kekompakan surveyor yang tinggi agar pengukuran dapat berjaan dengan lancar. Dan hati-hati dalam melakukan pengukuran, hentikan pegukuran apabila cuaca tidak mendukung.

59

DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, Iskandar Muda. (2008). Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembiaan SMK.

Purwaamijaya, Iskandar Muda. (2017). Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Bandung: Laboratorium Survei dan Pemetaan DPTS FPTK UPI.

60

More Documents from "SasiNoviaKirana"