Katarak ( Kelompok 7 )

  • Uploaded by: rahmani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Katarak ( Kelompok 7 ) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,677
  • Pages: 31
KATARAK

Kelompok 6 M. Fithri Rahmani Adi guna Saputra Ani Y Erma F Hilda A

Noor Alfiatin Ni’mah Panji karsa Husin Rezeki Sadiq ihsan Yopi hermanto

Pengertian • Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998). • Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa

• Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara )

Etiologi • Ketuaan, biasanya dijumpai katarak senilis • Trauma, terjadi karena pukulan benda tumpul /tajam terpapar oleh sinar X atau benda-benda radioaktif. • Penyakit mata seperti Uveitis • Penyakit sistemik seperti DM. • Faktor keturunan. • Cacat bawaan sejak lahir. • Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. • Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. • Operasi mata sebelumnya.

Patofisiologi •

Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran sesemi permeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak.



Terjadinya penumpukan cairan / degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

• Katarak terbentuk bila masukan 02 berkurang [ vaugan dan asbori,1986], kandungan air berkurang, kandungan kalsium meningkat, protein yang seluble menjadi insoluble[Hewel,1986].

Pembagian katarak •

Katarak Congenital Disebabkan oleh virus rubella



Katarak Jevenil Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat – serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut soft cataract

• Katarak senile Katarak senile ada hubungannya dengan pertambahan umur dan berkaitan dengan proses ketuaan yang terjadi di dalam lensa Terbagi menjadi beberapa stadium : – – – –

Katarak insipien : Katarak intumesen : Katarak matur : Katarak hepermatur :



Katarak congenital Katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir ( bayi kurang dari 3 bulan). Katarak congenital digolongkan dalam : • Katarak kapsulo lentikuler • Katarak lentikuler



Katarak traumatic : terjadi karena cedera pada mata, seperti trauma tajam/trauma tumpul, adanya benda asing pada intra okuler,X Rays yang berlebihan atau bahan radio aktif



Katarak toksik : Setelah terpapar bahan kimia atau substansi tertentu (korticostirot,Klorpromasin/torasin,miotik,ag en untuk pengobatan glaucoma).



Katarak asosiasi : penyakit sistemik seperti DM, Hipoparatiroid,Downs sindrom dan dermatitis atopic dapat menjadi predisposisi bagi individu untuk perkembangan katarak.

Manajemen medis

Pembedahan Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah ECCC (extracapsular cataract extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular.

Koreksi lensa Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kaca katarakt atau lensa kontak (contact lens).

Manifestasi Klinik Gejala umum yang mungkin terjadi: – Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. – Peka terhadap sinar atau cahaya. – Dapat melihat dobel pada satu mata. – Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. – Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

PEMERIKSAAN • •





Tak ada tanda-tanda radang (hyperemia tak ada) Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang keabuabuan atau putih dengan bayangan hitam disebut iris shadow. Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar orange disebut fundus reflek. Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris shadow menghilang dan fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).

Macam operasi : –

Intra Capsular :

Intra catarax extraction (ICCE) mengeluarkan lensa secara utuh. –

Ekstra Capsular :

Extra capsular catarax extraction (ECCE) : mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian posterior.

Konsep Asuhan Keperawatan •

Pengkajian : – – – – – –

Riwayat Faktor – faktor predisposisi Aktivitas/istirahat Neuro sensori Pengetahuan Pemeriksaan diagnostik

Patofisiologi Trauma

Degeneratif

Perubahan serabut

Kompresi sentral (serat)_

keruh

densitas

Perubahan kuman Jumlah protein

Membentuk massa

keruh

Pembedahan

Pre Operasi : 1. Kecemasan 2. Meningkat Kurang

Post Operasi : 1. Gangguan rasa 2. nyaman (nyeri) 3. Resiko tinggi terjadinya infeksi 4. Resiko tinggi terjadinya injuri

Katarak Menghambat Penglihatan

Penglihatan buta

• Gangguan sensori persepsi visual • Risiko tinggi cidera fisik

Lensa

Ketidakseimbangan protein (meningkat)

Kontaminasi, trauma dan penyakit

Jalan cahaya terhambat (gangguan penglihatan)

Pembentukan kapsul Pada lensa

Penurunan Sintesa Protein

Penumpukan cairan Pd Lensa (lensa berkabut)

Diagnosa Keperawatan Pre Operatif –



Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali

Post Operatif – Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasive. – Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan). – Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi – Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, ditandai dengan klien kurang mengikuti instruksi, sering bertanya terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

Rencana Intervensi 1. Gangguan persepsi sensori visual /penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda. Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi Kriteria hasil : • • •

Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat lingkungan semaksimal mungkin. Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.

Intervensi • • •







Orientasikan pasien terhadap lingkungan aktifitas. Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton TV, radio, dll Anjurkan pasien menggunakan kacamata katarak, cegah lapang pandang perifer dan catat terjadinya bintik buta. Posisi pintu harus tertutup terbuka, jauhkan rintangan.

• Memperkenalkan pada pasien tentang lingkungan dam aktifitas sehingga dapat meninggalkan stimulus penglihatan. • Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata • Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus. • Meningkatkan input sensori, dan mempertahankan perasaan normal, tanpa meningkatkan stress. • Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.

• Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.

2. Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali. Tujuan : kecemasan teratasi Kriteria hasil : • •

Mengungkapkan kekhawatirannya dan ketakutan mengenai pembedahan yang akan dijalani. Mengungkapkan pemahaman tindakan rutin perioperasi dan perawatan.





• • • • •

Ciptakan lingkungan yang tenang dan relaks, berikan dorongan untuk verbalisasi dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Yakinkan klien bahwa ansietas mempunyai respon normal dan diperkirakan terjadi pada pembedahan katarak yang akan dijalani. Tunjukkan kesalahpahaman yang diekspresikan klien, berikan informasi yang akurat. Sajikan informasi menggunakan metode dan media instruksional. Jelaskan kepada klien aktivitas premedikasi yang diperlukan. Diskusikan tindakan keperawatan pra operatif yang diharapkan. Berikan informasi tentang aktivitas penglihatan dan suara yang berkaitan dengan periode intra operatif

• Meningkatkan keyakinan klien • Meningkatkan keyakinan klien • Meningkatkan proses belajar dan informasi tertulis mempunyai sumber rujukan setelah pulang. • Pengetahuan yang meningkat akan menambah kooperatif klien dan menurunkan kecemasan. • Sda • Menjelaskan pilihan memungkinkan klien membuat keputusan secara benar. Membantu mengidentifikasi sumber ansietas.

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasive. • •

Tujuan : nyeri teratasi Kriteria hasil : klien melaporkan penurunan nyeri secara progresif dan nyeri terkontrol setelah intervensi.

• • •

Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yang efektif. Jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi sampai beberapa jam setelah pembedahan. Lakukan tindakan mengurangi nyeri dengan cara: –

– –

• •

Posisi : tinggikan bagian kepala tempat tidur, ganti posisi dan tidur, ganti posisi dan tidur pada sisi yang tidak dioperasi Distraksi Latihan relaksasi

Berikan obat analgetik sesuai program Lapor dokter jika nyeri tidak hilang setelah ½ jam pemberian obat, jika nyeri disertai mual







• •

Membantu pasien menemukan tindakan yang dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri yang efektif. Nyeri dapat terjadi sampai anestesi local habis, memahami hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan dengan yang tidak diperkirakan. Latihan nyeri dengan menggunakan tindakan yang non farmakologi memungkinkan klien untuk memperoleh rasa kontrol terhadap nyeri. Analgesik dapat menghambat reseptor nyeri. Tanda ini menunjukkan peningkatan tekanan intra ocular atau komplikasi lain

4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan). • •

Tujuan : infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : » » »

Tanda-tanda infeksi tidak terjadi Penyembuhan luka tepat waktu Bebas drainase purulen , eritema, dan demam







• •

Tingkatkan penyembuhan luka dengan : – Beri dorongan untuk mengikuti diet seimbang dan asupan cairan yang adekuat – Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai hari pertama setelah operasi atau sampai diberitahukan. Gunakan tehnik aseptic untuk meneteskan tetes mata : – Cuci tangan sebelum memulai – Pegang alat penetes agak jauh dari mata. – Ketika meneteskan hindari kontk antara mata dengan tetesan dan alat penetes. Gunakan tehnik aseptic untuk membersihkan mata dari dalam ke luar dengan tisu basah / bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan dan memasukkan lensa bila menggunakan. Tekankan pentingnya tidak menyentuh / menggaruk mata yang dioperasi. Observasi tanda dan gejala infeksi seperti : kemerahan, kelopak mata bengkak, drainase purulen, injeksi konjunctiva (pembuluh darah menonjol),

• •



• • •

Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan yang cepat untuk meminimalkan keseriusan Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan penyembuhan luka pembedahan. Memakai pelindung mata meingkatkan penyembuhan dan menurunkan kekuatan iritasi kelopak mata terhadap jahitan luka Tehnik aseptic menimalkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi infeksi. Tehnik aseptic menurunkan resiko penyebaran infeksi/.bakteri dan kontaminasi silang. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.

• •



Peningkatan suhu. Anjurkan untuk mencegah ketegangan pada jahitan dengan cara : menggunakan kacamata protektif dan pelindung mata pada malam hari. Kolaborasi obat sesuai indikasi : –



Antibiotika (topical, parental atau sub conjunctiva)

Steroid

• Infeksi. • Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan interupsi, menciptakan jala masuk untuk mirkoorganisme • Sediaan topical digunakan secara profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi infeksi • Menurunkan inflamasi

Evaluasi • • • • • • •

Klien mampu melihat lingkungan semaksimal mungkin. Klien mampu mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif Klien mampu mengidentifikasi kebiasaan lingkungan Penurunan nyeri klien secara progresif dan nyeri terkontrol setelah intervensi Kecemasan klien dapat turun Tidak terdapat infeksi yang terjadi pada klien Ketajaman penglihatan klien meningkat

TERIMA KASIH

Related Documents

Katarak ( Kelompok 7 )
June 2020 15
Katarak
April 2020 27
Katarak
April 2020 24
Kelompok 7 Kelompok 12
June 2020 53
Kelompok 7
May 2020 40
Katarak Edit.docx
October 2019 42

More Documents from "RamaKaesara"