KASUS TBC DI KOTA BOGOR JAWA BARAT TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman. Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paruparu walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika
diterapi
dengan
benar
tuberkulosis
yang
disebabkan
oleh
kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Pada tahun 1992 WHO telah memutuskan TB merupakan global emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidak patuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah. Menurut Drg. Dewi Windari, Wakil Sekretaris PPTI Kota Bogor, penderita kategori TB Resisten Obat (TB MDR) di Kota Bogor cenderung meningkat dari tahun ke tahun. “Sampai dengan tahun 2015 lalu, kami telah menemukan sekitar 90 penderita TB kategori MDR di Kota Bogor,”. Bahkan, hasil survei tahun 2013 – 2014 mencatat
angka insiden 339 per 100.000 penduduk, yang artinya Kota Bogor dengan Jumlah Penduduk 1 Juta jiwa, angka insiden berkisar 3.390 jiwa. Di tahun 2014-2016, tercatat jumlah Pasien TB Resisten Obat (TB MDR) sebanyak 96 orang. Banyaknya penderita tuberkulosis juga diperparah dengan hasil cakupan program TB tahun 2016 kota Bogor 2.283 masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Atas dasar itulah, kasus TB dan kasus TB MDR makin banyak tersebar di seluruh Kelurahan Kota Bogor. Realitas ini mendorong PPTI Kota Bogor lebih intensif melakukan berbagai upaya pencegahan TBC. Saat ini, tuberkulosis, HIV AIDS dan Malaria tercatat sebagai tiga penyakit menular yang menjadi perhatian utama masyarakat dunia. Tingkat Kesakitan dan kematian yang diakibatkan serta besarnya jumlah orang yang terkena penyakit tersebut, menyebabkan ketiga penyakit itu tetap menjadi prioritas program kesehatan. Berdasarkan Laporan WHO di tahun 2015, hasil survei prevalansi tuberkulosis Badan Litbangkes Kemenkes RI tahun 2013 – 2014 mencatat angka insiden TB adalah 399 per 100.000 penduduk dan angka prevalensi Tuberkulosis (TB) sebesar 647 per 100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia berkisar 250 juta orang maka diperkirakan ada sekitar 1 juta pasien TBC baru dan sekitar 1,6 juta pasien TBC setiap tahunnya, sedangkan jumlah kematian karena tuberkilosis 100.000 orang per tahun, atau 273 orang per hari. Situasi inilah yang menyebabkan Indonesia menempati peringkat ke-2 negara yang memiliki beban TBC tertinggi di dunia, setelah India. Minimnya pengetahuan, kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya tuberkulosis, memperburuk kondisi penderita tuberkulosis saat ini.
POAC 1. Planning (Perencanaan) Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Adapun langkah-langkah untuk mengatasi masalah TBC : Melakukan sosialisasi tentang penularan TBC kepada masyarakat baik masyarakat yang sehat atau penderita penyakit TBC di puskesmas yang berada di daerah Kota Bogor. Memberikan penyuluhan agar tidak batuk dan membuang dahak sembarangan, karena mengakibatkan TBC menular ke orang lain. Memberikan
informasi
kepada
penderita
TBC
untuk
tidak
berkontaminasi kepada anak-anak.
2. Organizing (Pengelompokan) Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Contohnya; Kepala desa : bertugas mengumumkan kepada masyarakata tentang adanya penyuluhan tentang penyakit TBC, juga mengumpulkan masyarakat untuk berkumpul di tempat penyuluhan agar masyarakat memahami penularan dan mencegah penyakit TBC tersebut. Kepala puskesmas : menugaskan petugas puskesmas untuk melakukan penyuluhan dan meminta izin kepada kepala desa untuk melakukan penyuluhan terhadap penyakit TBC dan pencegahannya di daerah tersebut. Petugas puskesmas : melaksanakan dan memberikan penyuluhan mengenai TBC terhadap masyarakat yang daerah nya menderita kasus TBC.
3. Actuating (Pelaksanaan) Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Seperti : Menyiapkan tempat untuk melakukan penyuluhan. Menentukan dana dalam melakukan penyuluhan. Mengumpulkan masyarakat untuk ikut serta dalam penyuluhan. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan penyuluhan, seperti : meja, kursi, media penyuluhan (proyektor, laptop, layar proyektor), soundsystem, microfone. Menyediakan masker kepada masyarakat yang hadir dalam penyuluhan baik masyarakat yang sehat maupun yang menderita penyakit TBC.
4. Controlling (Pengontrolan) Controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Melakukan pengawasan dalam melakukan penyuluhan di puskesmas. Melakukan pengawasan keperluan penyuluhan agar tidak kekurangan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Pengawasan terhadap fasilitas yang terdapat dalam penyuluhan.