ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POLIO
MAKALAH
Oleh Kelompok 6
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POLIO MAKALAH disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maedikal dengan dosen pengampu: Ns. Jon Hafan S, M.Kep
oleh Velinda Dewi Lutfiana
142310101004
Neneng Dwi Saputri
142310101020
Aisatul Zulfa
142310101029
Eka Putri Widya
142310101047
Mahda Febrianti E P P
142310101069
Ida Purwati
142310101095
Lisca Nur Malika
142310101109
Wahyu Rahmadani
142310101064
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Polio”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semuanya.
Jember, Desember 2016
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………..ii Kata Pengantar …………………………………………………………………..iii Daftar Isi ………………………………………………………………………...iv Asuhan Keperawatan A. Kasus ………………………………………………………………. 1 B. Pengkajian ………………………………………………………… 1 C. Diagnosa ………………………………………………………….. 7 D. Perencanaan……………………………………………………….. 8 E. Pelaksanaan ………………………………………………………. 13 F. Evaluasi …………………………………………………………… 15 G. Daftar Pustaka……………………………………………….…… 18
iv
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POLIO A. Kasus Anak X, berusia 2 tahun dibawa ke Rumah Sakit Jember Klinik oleh ibunya. Ibu mengatakan bahwa anaknya tiba-tiba merasa lemas di sekujur tubuhnya, dan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Sehari sebelum dibawa ke RS, pasien mengalami demam, kemudian disertai mual dan muntah hingga sekarang yang tidak mampu berdiri dan berjalan. Ibu merasa cemas karena Anak X belum pernah mendapatkan vaksin polio sejak kecil. Data yang didapatkan T= 39 derajat celcius. B. Pengkajian 1. ANAMNESA Data demografi klien Nama
An. X
Usia
2 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Suku
Madura
Alamat
Jember
Tanggal MRS
30 Desember 2016
Diagnose
Polio
Data penanggung jawab Nama
Ny. D
Usia
40 tahun
Jenis kelamin
Perempuan
1
Suku
Madura
Alamat
Jember
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Buruh pabrik tembakau
Penghasilan
a) Keluhan utama Pasien merasa lemas di sekujur tubuhnya. b) Riwayat kesehatan sekarang Pada saat pengkajian, ibu menyatakan bahwa anaknya tiba-tiba merasa lemas di sekujur tubuhnya, dengan gejala awal sehari yang lalu pasien mengalami demam (Suhu 39 C), kemudian disertai mual dan muntah. Hingg sekarang, pasien tidak mamu berdiri dan berjalan. Kemudian pasien dibawa ke RS pada tanggal 30 Desember 2016. c) Riwayat kesehatan dahulu 1. Penyakit yang pernah di derita Ibu mengatakan pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya, hanya demam biasa. 2. Riwayat operasi Ibu mengatakan pasien tidak memiliki riwayat operasi. 3. Riwayat alergi Ibu mengatakan pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan. 4. Riwayat imunisasi Ibu mengatakan pasien udah mendapatkan imunisasi hepatitis 4x, campak 1x, DPT 3x, BCG 1x. Pasien belum pernah mendapatkan imunisasi polio oral.
2
d) Riwayat perinatal 1. Antenatal Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami sakit yang serius, hanya kecapekan biasa. Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan 3 bulan sekali. 2. Intranatal Ibu mengatakan kesulitan saat melahirkan karena BB bayi terlalu besar. Ibu melahirkan dengan normal dengan di bantu bidan. Saat lahir, berat badan bayi yaitu 39 kg dan panjang badan 50 cm. 3. Postnatal Ibu mengatakan setelah melahirkan tidak mengalami sakit apapun misalkan seperti hipertensi dan anemia. Bayi tidak memiliki riwayat kuning, tidak asfiksia dan sianosis. Plasenta pada pasien lepas pada hari ke 6 setelah dilahirkan. e) Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit apapun seperti hipertensi, diabetes mellitus maupun asma.
2. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum
: pasien tampak lemah
Kesadaran
: pasien datang ke rumah sakit dengan kesadaran menurun
1. Tanda Tanda Vital RR
: 30x/menit, Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 39°C Nadi
: 110 x/menit
2. Kepala : warna rambut hitam, penyebaran rambut merata, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tekstur rambut halus, dan tidak ada nyeri tekan.
3
3. Mata : palpebra kehitaman, bentuk mata bulat, konjungtiva berwarna merah muda, tidak adanya nyeri tekan 4. Telinga : bentuk telinga simetris, telinga bersih tidak ada kotoran dan tidak ada nyeri tekan. 5. Bibir : tampak pucat 6. Leher : warna kulit merata (sama dengan sekitarnya), tida ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan. 7. Dada Inspeksi
: warna kulit putih, tak ada lesi
Palpasi
: pergerakan pernapasan dada sama
Perkusi
: sonor
Auskultasi : suara paru vaskuler 8. Abdomen Inspeksi
: warna kulit putih, tak ada lesi
Auskultasi : suara peristaltik usus 12 x/menit Palpasi
: tak ada nyeri tekan
Perkusi
: suara tympani
9. Ekstremitas Kekuatan otot Tangan kanan
:4
Tangan kiri
:4
Kaki kiri
:2
Kaki kanan
:2
10. Genetalia
: bersih
11. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium a. Pada pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya Poliovirus.
4
b. Pada pemeriksaan serum ditemukan adanya peningkatan antibody. c. Pada pemeriksaan sampel darah ditemukan adanya leukosit meningkat dari nilai normalnya.
3. PENGKAJIAN POLA GORDON 1) Pola Persepsi Kesehatan Ibu pasien mengatakan khawatir kepada anaknya karena anaknya belum pernah mendapatkan vaksin polio sejak kecil, persepsi keluarga menganggap ini adalah cobaan dari Tuhan. 2) Pola Nutrisi dan Metabolic Sebelum sakit nafsu makan pasien baik, pasien makan 3 kali sehari dan selalu minum susu di pagi dan malam hari. Setelah sakit nafsu makan pasien berkurang, pasien hanya makan 2 kali sehari dan sulit jika diminta untuk minum susu karena pasien selalu mual dan muntah. 3) Pola Eliminasi Sebelum sakit: BAB anak normal 1 kali sehari, warna kecoklatan, tekstur lunak, bau khas, sedangkan BAK normal, warna kuning, aromatik. Setekah sakit pasien mengalami konstipasi, BAK normal, warna kuning, dan aromatik. 4) Pola Latihan/Aktivitas Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
4
√
Kemampuan melakukan ROM Kemampuan mobilitas di tempat tidur
3
√ √
Kemampuan makan/minum Kemampuan toileting
√
Kemampuan mandi
√
5
Kemampuan berpindah
√
Kemampuan berpakaian
√
Keterangan:
0 = Mandiri, 1 = Menggunakan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain,
3 = Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung Total 5) Pola Istirahat Tidur Pasien Sebelum sakit pasien tidur dan istirahat selama 10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam. Setelah pasien sakit pasien tidur dengan tidak nyenak dan sering terbangun. Diduga mengalami gangguan tidur dikarenakan klien mengalami nyeri sendi dan sering terbangun karena mual. 6) Pola Persepsi Kognitif Tidak terjadi perubahan status mental. 7) Pola Persepsi Diri Pasien belum mampu memaparkan konsep dirinya. 8) Pola Koping dan Toleransi Stress Pasien belum mampu memaparkan secara tepat keadaan jiwanya kaena pasien masih berusia 2 tahun, hanya saja pasien sering terlihat murung dan sedih karena tidak bisa bermain karena keterbatasan aktivitasnya. 9) Pola Peran Hubungan Sebelum sakit interaksi pasien dengan keluarga/orang terdekat baik-baik saja,
setelah
sakit
pasien
mengalami
perubahan
pada
interaksi
keluarga/orang terdekat, aktivitas meningkat tetapi terganggu dan pasien sering terlihat sedih karena tdak bisa bermain. 10) Pola Reproduksi Seksual Pasien tidak mengalami masalah reproduksi. 11) Pola keyakinan Pasien beragama islam dan belum bisa menjalankan ibadah karena masih berusia 2 tahun. Keluarga pasien menganggap bahwa ini adalah cobaan dari Tuhan. 6
C. Diagnosa 1. (Domain : 2 , kelas : 1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sulit menelan. 2. (Domain : 11 , kelas : 6) Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi 3. (Domain : 12 , kelas : 1) Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menyerang syaraf. 4. (Domain 4 , kelas : 2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan paralisis otot 5. Gangguan kecemasan pada anak dan keluarga berhubungan dengan kondisi penyakit 6. Kurang pengetahuan tentang penyakit polio berhubungan dengan infomasi yang tidak adekuat.
7
D. Perencanaan No. Diagnosa
1.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola makan anak.
1. Mengetahui
kurang dari kebutuhan b/d keperawatan selama 3x24 2. Berikan makanan secara anoreksia, mual dan muntah
jam, diharapkan perubahan
Kriteria hasil:
protein,
1. Mual muntah berkurang 2. Intake output adekuat
nutrisi
kalori,
vitamin
output anak.
dan
sehingga output dan intake seimbang. 3. Mencukupi
mineral. 4. Timbang berat badan. 5. Berikan
makanan
sering.
kebutuhan
nutrisi dengan seimbang.
makanan 4. Mengetahui
kesukaan anak. 6. Berikan
dan
2. Untuk mencakupi masukan
adekuat. 3. Berikan
nutrisi membaik.
intake
perkembangan
anak. tapi 5. Menambah
masukan
merangsang
anak
dan untuk
makan lebih banyak. 6. Mempermudah
proses
pencernaan. 2.
Hipertermi
b/d
proses Tujuan
:
Suhu
tubuh 1.
Pantau suhu tubuh.
1. Untuk mencegah kedinginan
8
infeksi
2.
kembali normal.
Jangan
pernah
Kriteria hasil :
menggunakan
usapan 2. Dapat
Suhu tubuh normal : 36,5-
alkohol saat
37,50C
tubuh yang berlebih. menyebabkan
efek
neurotoksi.
3.
Hindari mengigil.
4.
Kompres
mandi
3. Mengurangi
hangat
penguapan
tubuh 4. Dapat
durasi 20- 30 menit.
membantu
mengurangi demam. 3.
Nyeri b/d proses infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan yang menyerang syaraf.
strategi
non 1. Teknik-teknik
keperawatan selama 3x24
farmakologis
jam,
membantu anak mengatasi
berirama, dan distraksi dapat
nyeri.
membuat nyeri dan dapat
diharapkan
mampu
klien
melakukan
untuk
seperti
mengontrol nyeri, Kriteria 2. Libatkan orang tua dalam hasil: 1. Menjelaskan
memilih strategi. factor 3. Ajarkan
penyebab nyeri
3. Mengontrol secara mandiri
pernafasan
lebih di toleransi. 2. Karena orang tua adalah
untuk
yang lebih mengetahui anak.
menggunakan strategi non 3. Pendekatan
2. Mengikuti pengobatan yang diberikan
anak
relaksasi,
farmakologis
khusus
sebelum nyeri.
tampak
paling efektif pada nyeri ringan.
nyeri 4. Minta orang tua membantu 4. Latihan anak dengan menggunakan
ini
ini
mungkin
diperlukan untuk membantu
9
srtategi selama nyeri.
anak berfokus pada tindakan
5. Berikan analgesik sesuai indikasi. 4.
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan b/d paralysis.
keperawatan selama 3x24
yang diperlukan mengurangi nyeri.
aktivitas
atau 1. Memberikan
keadaan fisik anak
untuk
informasi
mengembangkan
jam,
diharapkan 2. Catat dan terima keadaan
rencana
klienmampu
melakukan
program rehabilitasi.
aktivitas
lain
pengganti
sebagai
kelemahan (kelelahan yang ada).
pergerakan, 3. Indetifikasi
perawatan
2. Kelelahan yang dialamidapat factorfaktor
yang
Kriteria hasil:
kemampuan untuk aktif 3. Memberikan
1. Dapat mengikuti latihan
seperti
2. Dapat
meminimalisir
makanan
pemasukan yang
tidak
adekuat.
tremor dalam melakukan 4. Evaluasi pergerakan
mempengaruhi
mengindikasikan
menjaga kestabilan postur,
yang diberikan
untuk
bagi
keadaan
anak. kesempatan
untuk memecahkan masalah untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas.
kemampuan 4. Latihan melakukan
mobilisasi secara aman.
berjalan
dapat
meningkatkan keamanan dan efektifan
anak
untuk
berjalan. 5.
Kecemasan pada anak dan Kecemasan menurun
1. Kaji tingkat realita bahaya 1. Respon keluarga bervariasi
10
keluarga
b/d
penyakit.
kondisi Kriteria hasil: 1. Anak tenang dan dapat mengekspresikan
tua
tenang
tingkat ansietas (mis.renda,
kultural yang dipelajari.
2. Nyatakan merasa dan
berpartisipasi
tergantung
sedang, parah).
perasaannya 2. Orang
bagi anak dan keluarga
dalam
perawatan anak
2. Pasien
retalita
dan
situasi seperti apa yang dilihat
keluarga
menayakan
apa
pola
mungkin
perlu
menolak realita sampai siap menghadapinya.
tanpa 3. Informasi yang
dipercaya. 3. Sediakan
pada
yang
menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yang
informasiyang
dapat
dibatasi
setelah
akurat sesuai kebutuhan
periodeyang diperpanjang.
jika diminta oleh keluarga.
4. Harapan–harapan palsu akan
4. Hindari harapan – harapan
diintervesikan
sebagai
kosong mis ; pertanyaan
kurangnya pemahaman atau
seperti
kejujuran.
“
semua
akan
berjalan lancar”. 6.
Kurang
pengetahuan Setelah dilakukan perawatan
berhubungan informasi adekuat
dengan 1 x 24 jam pasien dan yang
tidak keluarga
menunjukkan
pengetahuan tentang proses
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga. 2. Gambarkan
tanda
1) Mengetahui pengetahuan
dan
gejala yang biasa muncul
tingkat pasien
dan
keluarga untuk menentukan intervensi selanjutnya.
11
penyakit.
pada penyakit.
Kriteria hasil : 1) Pasien
3. Berikan
dan
keluarga
menyatakan pemahaman proses
mampu
mengenai proses penyakit
tentang
penyebab
penyakit,
penyakit.
dan
pengobatan. dan
gambaran
4. Identifikasi kemungkinan
kondisi,prognisis
2) Pasien
2) Peningkatan
terjadinya
5. Diskusikan pilihan terapi dengan keluarga.
keluarga
melaksanakan
prosedur secara benar.
pasien dan keluarga dapat mempercepat penyembuhan pasien dan pasien lebih kooperatif. 3) Peningkatan
pengetahuan
pasien dan keluarga dapat mempercepat penyembuhan pasien dan pasien lebih kooperatif. 4) Membantu
Pasien dan keluarga mampu
keluarga
menjelaskan
pengetahuan
kembali
pengetahuan
pasien
mengenai yang dijelaskan
dapat
perawat.
penyembuhan.
memperoleh
membantu
Pemberian
dan
sehingga proses
pilihan
penanganan membantu klien untuk menentukan pilihan penanganan
sesuai
12
keyakinan klien.
E. Pelaksanaan No.
1.
Diagnosa
Implementasi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
1. Mengkaji pola makan anak.
dari kebutuhan b/d anoreksia, mual
2. Memberikan makanan secara adekuat.
dan muntah
3. Memberikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral.
Tanda tangan
Kelompok
4. Menimbang berat badan. 5. Memberikan makanan kesukaan anak. 6. Memberikan makanan tapi sering.
2.
Hipertermi b/d proses infeksi
1. Memantau suhu tubuh.
Kelompok
2. Jangan pernah menggunakan usapan alkohol saat 3. Mengindari mengigil. 4. Mengkompres mandi hangat durasi 20- 30 menit.
3.
Nyeri
b/d
proses
menyerang syaraf.
infeksi
yang
1. Melakukan strategi non farmakologis untuk membantu
Kelompok
anak mengatasi nyeri. 2. Melibatkan orang tua dalam memilih strategi.
13
3. Mengajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus sebelum nyeri. 4. Meminta
orang
tua
membantu
anak
dengan
menggunakan srtategi selama nyeri. 5. Memberikan analgesik sesuai indikasi. 4.
Gangguan
mobilitas
fisik
b/d
paralysis.
1. Menentukan aktivitas atau keadaan fisik anak
Kelompok
2. Mencatat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada). 3. Mengindetifikasi
factorfaktor
yang
mempengaruhi
kemampuan untuk aktif seperti pemasukan makanan yang tidak adekuat. 4. Mengevaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman. 5.
Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit.
1. Mengkaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga
Kelompok
tingkat ansietas (mis.renda, sedang, parah). 2. menyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa menayakan apa yang dipercaya. 3. Menyediakan informasiyang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.
14
4. Mengindari harapan – harapan kosong mis ; pertanyaan seperti “ semua akan berjalan lancar”. 6.
Kurang pengetahuan berhubungan
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga.
dengan informasi yang tidak adekuat
2. Menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
Kelompok
pada penyakit. 3. Memberikan gambaran mengenai proses penyakit 4. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya penyakit. 5. Mendiskusikan pilihan terapi dengan keluarga.
F. Evaluasi No.
1.
Diagnosa
Evaluasi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang S : Ibu mengatakan, klien tidak mual muntah, klien makan
Tanda tangan
Kelompok
dari kebutuhan b/d anoreksia, mual dengan porsi cukup dan nafsu makan meningkat dan muntah
O : porsi makan meningkat A : nutrisi pada klien menunjukkan perubahan kea rah yang
15
baik P : lanjutkan asuhan keperawatan 2.
Hipertermi b/d proses infeksi
S : ibu mengatakan klien tidak lagi demam
Kelompok
O : pengukuran dengan thermometer menunjukkan 37°C A : suhu tubuh pasien menunjukkan angka normal P : lanjutkan asuhan keperawatan 3.
Nyeri
b/d
proses
infeksi
menyerang syaraf.
yang S : ibu mengatakan klien sering merengek karena merasa
Kelompok
nyeri pada kakinya O : tampak ada ketidaknyamanan pada wajah klien A : nyeri masih dirasakan ole klien P : lanjutkan intervensi
4.
Gangguan
mobilitas
paralysis.
fisik
b/d S : ibu mengatakan klien masih lemas dan tungkai kiri kanan
Kelompok
masih susah untuk digerakkan O : pasien lemah dan tingkai kaki kiri sulit digerakkan A : pasien belum mampu untuk melakukan aktivitas fisik P : lanjutkan intervensi
5.
Kecemasan pada anak dan keluarga S : ibu mengatakan cemas dengan kondisi anaknya b/d kondisi penyakit.
Kelompok
O : tampak gelisah A : ibu dapat mengatasi kecemasannya
16
P : lanjutkan asuhan keperawatan 6.
Kurang pengetahuan berhubungan S : ibu mengatakan sudah mulai mengerti dengan kondisi dengan informasi yang tidak adekuat
Kelompok
yang dialami oleh anaknya O : ibu mampu menjelaskan tentang kondisi anaknya A : peningkatan pengetahuan pada ibu P : lanjutkan asuhan keperawatan
17
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Cetakan 2008. FKUI: Media Aesculapius Bulechek G, dkk.2013.Nursing Interventions Clarification (NIC). Sixth Edition. Mosby : Lowa city. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell. Moorhead S, dkk.2013.Nursing Outcames Clasification (NOC).fifth Edition. Mosby : Lowa city.
18