KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGARUH IMUNISASI DPT PADA BAYI DI PUSKESMAS PEMBANTU OESAPA SELATAN TAHUN 2016
Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Ahli Madia Kebidanan (A.Md.Keb)
LENY OLIVIA ASBANU NIM : 2013 115 153
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANNUSANTARA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN KUPANG 2016
INTISARI Latar Belakang:Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT Pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan.Pemberian imunisasi masih menjadi andalan dalam mengendalikan penyebaran berbagai penyakit infeksi, khususnya penyakit yang menyerang anak-anak. Pemberian Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan fatal. Pertusi (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Tetanus mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher , bahu atau punggung. Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan Metode Penelitian:Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu dimana peneliti akan menggambarkan suatu fenomena yang akan diketahui,teknik pengambilan sampel accidental sampling,analisa data univariat. Hasil Penelitian:Berdasarkan tingkat pengetahuan
menunjukan bahwa sebagian
besar responden yaitu 9 orang (27,27%), mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang pengaruh pemberian imunisasi DPT pada anaknya, sedangkan 21 responden (63,64%) berpengetahuan cukup dan 3 responden (9,09%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan tingkat umur dapat diketahui sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu 26 responden (78,79%) paling banyak melakukan imunisasi DPT pada anaknya, yang berumur >35 tahun sebanyak 6 responden (18,18%), dan yang paling sedikit berumur <20 tahun yaitu 1 responden (3,03%).Berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui lebih dari 50% berpendidikan menengah yaitu 22 responden (66,67%).Berpendidikan Sarjana 6 responden (18,18%), dan yang paling sedikit melakukan imunisasi DPT yang berpendidikan SD yaitu 5 responden (15,15%). Berdasarkan tingkat pekerjaan dapat diketahui sebagian besar IRT yaitu 27 responden (81,82%), dan yang paling sedikit melakukan imunisasi DPT yaitu PNS dan Wiraswasta sebanyak 3 responden (9,09%). Kesimpulan:ibu balita yang memberikan imunisasi DPT pada anaknya secara umum dapat dikatakan cukup, dilihat dari tingkat pengetahuan. Kata Kunci : Ibu balita, Imunisasi DPT Kepustakaan : 12 literatur ( 2003-2010)
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan tuntunanNya sehingga dapat terselesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT Pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelsaikan Karya Tulis Ilmiah ini, maka perkenankan penulis dengan tulus hati menyampaikan kepada : 1.
Drs.H.a Marzuki Rofi’I MBA,M.si, Selaku Direktur Utama STIKES Nusantara Kupang,yang telah memberikan sarana pendidikan kesehatan serta dukungan moral dari proses perkuliahan hingga sampai pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.
Rudizon B. Doko Patty,SE,M.M.Kes, Selaku Ketua Harian STIKES Nusantara Kupang, yang telah memberikan dukungan dalam setiap proses perkuliahan hingga proses penyelsaian Karya Tulis Ilmiah ini.
3.
Nurdina Nurdin.S.Kep.Ns, Selaku Pembantu ketua 1 Akademik STIKES Nusantara Kupang, yang telah membantu kelancaran proses perkuliahan hingga proses penyelsaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Agnes Taran Pira,SST,Selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan, dan Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
5.
FransiskaKape,SST,SelakuDosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu,pikiran dan tenaga serta memberikan saran dan bimbingan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa diselesaikan dengan baik.
6.
Ariyanto,S.Si.M.Si,selaku Penguji I yang meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan petunjuk,koreksi serta saran demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.
Seluruh Dosen dan Staf STIKES Nusantara Kupang yang telah turut memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis menjankan pendidikan.
8. 9.
Ibu Maria Marsi selaku kepala Pustu Oesapa Selatan Orang Tua terhebat, Bapak Yusuf Asbanu dan Ibu Fransiska Djenanut yang selalu mendukung saya baik dalam pemberian motivasi, materi dan khususnya doa sehingga penulis dapat menyelsaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
10. Kaka Helfrid,Yanti,Any,adik Fendi,Risda beserta keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan pada penulis.
11. Semua teman-teman seperjuangan khususnya Lidia,Yana,Elen yang selalu menemani dalam penyelsaian Karya Tulis Ilmiah ini. 12. Untuk kekasih tercinta yang selalu memberi dukungan dan menemani penulis dalam menyelsaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis menerima semua kritik dan saran guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
Kupang ,Maret 2016
Peneliti
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan……………………………………………………………..……..i Lembar Pengesahan .........................................................................…………….……ii Motto…. ......................................................................................................................iii Intisari.………………………………………………………………………………..iv Kata Pengantar………………………………………………………………………...v Daftar isi……………………………………………………………………………..vii Daftar Tabel………………………………………………………………………….xii Daftar Gambar……………...………………………………………………………..xii Daftar Lampiran…………………………………………………………….………xiii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah…....….....…………………………………………...................3 1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................3 1.3.1 Tujuan umum……..………………………………………………………...4 1.3.2 Tujuan Khusus………..…………………………………………………….4 1.4 Manfaat Penelitian……………….……………………………………………......4 1.5 Keaslian Penelitian………………….………………………………………….…5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI......………..………..7 2.1 Konsep Dasar Teori.............………………………...........……..……...................7 2.1.1 Pengertian Pengetahuan………………….………..……………...............7 2.1.2 Kategori Pengetahuan……………………….………………….................7 2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan...................................................................9 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang…..……........10 2.1.5 Kriteria Pengetahuan………………………………………....................13 2.2
Konsep Dasar Imunisasi......................................................................................13 2.2.1 Imunisasi DPT (Difteri,Pertusis,Tetanus)…….…………………………..24 2.2.1.1 Pengertian DPT (Difteri,Pertusis,Tetanus)…………..……...........24 2.2.1.2 Tujuan dan Manfaat Imunisasi DPT….......………….……...........26 2.2.1.3 Efek samping imunisasi DPT…………………………..…............26 2.2.1.4 Kandungan………………………………………………..............27 2.2.1.5 Cara Pemberian Imunisasi DPT………………………..….……...28
2.2.1.6 Cara Mengatasi Bayi Panas/demam setelah imunisasi DPT.……..28 2.2.1.7 Imunisasi DPT Panas dan DPT Dingin……………………...........29 2.2.1.8 Kontraindikasi imunisasi DPT……………………………………29 2.3
Kerangka Teori…………………………………………………………….......31
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN…………………………………....32 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………………...32 BAB IV METODE PENELITIAN…………………………………………………..33 4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian……………………………………………............33 4.2.1 Lokasi………………………………………………………………..........33 4.2.2 Waktu…………………………………………………………………..….33 4.3 Populasi Dan Sampel………………………………………………………….…33 4.3.1 Populasi…………………………………………………………………...33 4.3.2 Sampel Penelitian…………………………………………………………34 4.3.3Teknik Sampling…………………………………………………….……..34 4.4variabel dan Definisi Operasional……….......…………………………….........35 4.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………........37 4.6 Instrumen Penelitian …………………………………………………………….38 4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data……………………………………………..38 4.7.1 Pengolahan Data…………………………………………………………..38 4.7.2 Analisa Data……………………………………………………................39 4.8 Etika Penelitian……………………………………………………………….....41 BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………………42 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………………..42 5.2 Hasil Penelitian......................................................................................................43 5.2.1 Karakteristik Responden..............................................................................43 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan……………………….45 BAB VI PEMBAHASAN…………………………………………………………...46 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………51 7.1 Kesimpulan……………………………………………………………………....51 7.2 Saran……………………………………………………………………………..52 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel
Halaman
1.5 Keaslian Penelitian....................................................................................5 2.1 2.2
Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009............................................21 Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI......................................21
2.3
Jadwal imunisasi menurut pedoman Imunisasi di Indonesia...................22
2.4
Cara Pemberian Imunisasi.......................................................................22
4.1
Definisi Operasional................................................................................36
5.1Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur.............43 5.2
Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan....44
5.3
Karakteristik Disribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan........44
5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan.......................45
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
2.3
Kerangka Teori....................................................................................31
3.1
Kerangka Konsep.................................................................................32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
1.
Surat Ijin Pengambilan Data Awal
2.
Surat Ijin Melakukan Penelitian
3.
Surat Keterangan Selesai Penelitian
4.
Permohonan Menjadi Responden
5.
Persetujuan Menjadi Responden
6.
Lembar Kuesioner
7.
Tabulasi Data Responden di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan
8.
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Banyak
anggapan
yang
salah
tentang
imunisasi
yang
berkembang
di
masyarakat,banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin, ini disebabkan karena tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi itu masih rendah dengan cakupan imunisasi DPT 81% (WHO,2010) Cakupan imunisasi secara global pada anak meningkat 5% menjadi 80% dari sekitar 130 juta anak setiap tahun sejak penetapan The Ekspanded Program on immunization oleh WHO. Menurut perkiraan WHO, lebih dari 12 juta anak berusia kurang dari 5 tahun yang meninggal setiap tahun, sekitar dua juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Serangan penyakit tersebut akibat status imunisasi dasar yang tidak lengkap sekitar 20% anak (WHO dan UNICEF,2010) 1
Dapertemen Kesehatan RI tahun 2010 menyatakan sekitar 5% kematian pada balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Difteri, Pertusis, Tetanus (Dep.Kes RI, 2010).Salah satu cara yang terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian adalah melakukan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit dan menurunkan derajat keparahan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Dep, Kes.RI,2007& Dep. Kes.RI,2010) RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 mencatat bahwa cakupan imunisasi Indonesia mencapai 53,8%.Dari data tersebut Propinsi NTT berada 0,6% lebih rendah dari cakupan imunisasi di Indonesia (Ris.Kes Das, 2011) Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri,pertusis, dan tetanus.Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Pertusis (batuk rejan)adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking(Naila.Rad.Net.Id 2013)
Walaupun pemerintah telah menargetkan cakupan imunisasi setinggi-tingginya namun pada kenyataan kegiatan imunisasi masih kurang mendapat perhatian dari para ibu yang memiliki balita (Ali,2010& Woodruff, 2010). Hal ini disebabkan karena rendahnya kesadaran ibu yang salah satunya berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu yang kurang. Peran ibu pada program imunisasi sangatlah penting sebab pengetahuan, kepercayaan, dan prilaku seorang ibu akan mempengaruhi pemberian imunisasi DPT pada balita yang nantinya akan mempengaruhi status kesehatan anaknya (Woodruff,2010). Pemberian imunisasi merupakan salah satu bentuk prilaku kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Kamidah,2007 yang menyimpulkan bahwa hubungan antara pengetahuan dan prilaku pemberian imunisasi, semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi semakin membawa anaknya untuk di imunisasi (Kamidah,2007). Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan dengan jumlah bayi yang berusia 2 bulan sebanyak 33 bayi. Kelengkapan imuisasi DPT 1,2,3 sejak juni 2015 sampai Desember 2015 adalah sekitar 20 bayi,hal ini disebabkan karena masih
banyak ibu yang memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang secara tidaklangsungakan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi,sehingga perlu ditinjau mengenai bagaimana kelengkapan imunisasi DPT 1,2,3 pada balita (Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan 2015) Sehubung dengan besarnya pengaruh dan peran serta orang tua khususnya ibu dalam mengoptimalkan program imunisasi pada balita maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT Pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang maka penulis membuat rumusan masalah penelitian : “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan”?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan 1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan berdasarkan karakteristik umur.
b.
Mengidentifikasi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatanberdasarkan karakteristik pendidikan.
c.
Mengidentifikasi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT pada Bayi di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan berdasarkan karakteristik pekerjaan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1.4.1 Manfaat Teoritis
1.
Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan referensi tambahan serta informasi bagi penelitian selanjutnya
2.
Bagi Instansi Kesehatan Sebagai salah satu sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam pengembangan program imunisasi
3.
Bagi Ibu Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh pemberian imunisasi DPT
4.
Bagi Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian imunisasi DPT
1.4.2
Manfaat Praktis Melatih dan mempermudah penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah 1.5 Keaslian Penelitian No 1
Nama
Kesamaan
Perbedaan
Floriana Idoneti
Tentang tingkat
Populasi : seluruh
Boimau
pengetahuan dan instrument
ibu yang
Judul :Gambaran
penelitian
mempunyai bayi
pengetahuan ibu
di Puskesmas
tentang Imunisasi DPT
Sikumana jumlah
di Puskesmas
360 orang
sikumana tahun 2010
Sampel : sebagian
ibu yang mempunyai bayi usia 2 bulan jumlah 78 orang
2
Adriana sobar
Tentang tingkat
Populasi : seluruh
Judul :Gambaran
pengetahuan dan instrument
ibu yang
pengetahuan ibu
penelitian
mempunyai bayi
tentang Imunisasi DPT
yang berusia 2
di Puskesmas Pasir
bulan dengan
Panjang 2013
jumlah keseluruhan 53 orang Sampel : seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2 bulan jumlah 53 orang di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan 2013
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu(Notoatmodjo,2003).Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir
dan
terwujud
dalam
jiwa
dan
pikiran
seseorang
dikarenakan
adanya
reaksi,persentuhan,dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitar(Assyari Abdullah, 2008)
Pengetahuan adalah dua buah kelebihan manusia disbanding dengan mahluk lain ciptaan Allah, dengan pengetahuan (knowledge) maka manusia dapat mengetahui apa air, api, alam dan sebagainya (Suyanto dan Umi Salamah,2009).
2.1.2 Kategori Pengetahuan 7
Menurut Arikunto (2006),pengetahuan dibagi dalam tiga kategori,yaitu: a.
Memahami bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan.
b.
Cukup memahami bila mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan
c.
Kurang
memahamibila subjek mampuh menjawab dengan benar <55% dari seluruh
pertanyaan. Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan
(Notoatmodjo,2007),yaitu : a.
Know (Tahu) Mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan paling rendah .
b.
Comprehension (Memahami) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c.
Apllication (Aplikasi atau penerapan) kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya terhadap baik dan tindakannya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Analysis (Analisa) Suatu kemampuan menjabarkan materi atau obyek kedalam bagian-bagian yang lebih kecil tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan kaitannya satu sama lain. e.
Synthesis (Sintesis) Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.
f.
Evaluation (Evaluasi) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. 2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu cara tradisional atau non ilmiah (Soekidjo, 2005). a)
Cara coba salah (Trial and Error).Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya
peradaban. b)
Cara kekuasaan atau otoritas. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah,
tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan pengetahuan. c)
Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. d)
Berdasarkan pengetahuan,disini manusia telah mampuh menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya. e)
Cara modern atau cara ilmiah. Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. 2.1.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang a.
Faktor internal
1.Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan di Indonesia dibagi dalam tiga jenjang, yaitu pendidikan dasar (Sekolah Dasar,SMP), pendidikan menengah (SMA,MADRASAH) dan pendidikan tinggi(Akademi,Institut,Politeknik,Sekolahtinggi,Universitas)(UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003)
2.Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3.Umur
Masa pubertas akhir atau adolesensi terjadi suatu proses kematangan yang berlangsung lambat dan teratur, masa ini merupakan kunci perkembangan. Menurut ahli jiwa, batas waktu adolesensi ialah umur 17-22 tahun, perkembangan biologis menimbulkan timbulnya perubahan-perubahan tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif yang bersifat fisiologis atau psikologis oleh perkembangan baru akan dihadapkan banyak masalah baru dan kesulitan yang sangat rumit dan komleks. Pada usia ini dibutuhkan adanya pendidik dan orang tua yang berkepribadian sederhana dan jujur dan tidak terlampau menuntut kepadanya serta membiarkan tumbuh dan berkembang dengan kodratnya sendiri dalam menghayati pengalaman-pengalaman sendiri dan kemudian menemukan arti dari nilai-nilai tertentu untuk menetapkan sikap dan tujuan hidup sendiri (Kartini-Kartono,2006).
b. faktor eksternal 1.
Informasi
Informasi adalah penerangan pemberitahuan kabar atau berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media maka hal ini akan meningkatkan pengetahuan orang tersebut (Nursalam dan Siti Pariani 2001). 2.
Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok (Nursalam dan Siti Pariani 2001). 3.
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sitim,agamadanpolitik,adat–istiadat,bahasa,perkakas,pakayan, bangunan dan karya seni.Budaya sebagaimana juga bahasa tidak terlepas dari diri manusia sehingga banyak orang cendrung menganggapnya diwariskan secara genetik.Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaan,
(Soemardi,2002) 2.1.5
Kriteria Pengetahuan
membuktikan
bahwa
budaya
itu
dipelajari
a)
Penilaian baik
Bila presentase hasil : 76%-100% b) Penilaian cukup Bila persentasi hasil :56%-75% c) Penilaian kurang Bila persentasi hasil <55% 2.2
Konsep Dasar Imunisasi a. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kekebalan atau resisten. Jadi imunisasi adalah tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukan vaksin kedalam tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu. (Depkes RI, 2000) Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman
atau virus yang menjadi
penyebab penyakit,namun telah dilemahkan atau dimatikan atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman penyebab penyakit , yang secara sengaja dimasukan kedalam tubuh seseorang atau kelompok orang dengan tujuan merangsang timbullnya zat anti penyakit tertentu pada orang-orang tersebut (Achmadi,2006) b.
Tujuan imunisasi Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu didunia (Akib,2010& Ranuh,2008) c. Aspek imunologi imunisasi 1. Jenis kekebalan
a.
Kekebalan pasif : kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri.Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Contohnya
adalah
kekebalan
pada
janin
yang
diperoleh
dari
ibu
(Akib,2010,
Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008). b. Kekebalan aktif : kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan secara alamiah.Terdiri atas kekebalan aktif alami dan buatan.Contoh kekebalan aktif alami adalah jika seseorang terkena penyakit seperti cacar air,tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya sebab tubuh sudah mengenal antigen sehingga darah membentuk
antibodi untuk melawan antigen tersebut. Contoh kekebalan aktif buatan yaitu imunisasi (Akib,2010, Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008). 2. Mekanisme Pertahanan Tubuh Dikenal 2 macam pertahana tubuh yaitu : a).Mekanisme pertahanan non-spesifik disebut juga komponen non adaptif atau innate artinya tidak ditujukan hanya untuk satu macam antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen (Akib,2010, Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008). b).Mekanisme pertahanan spesifik atau komponen adaptif ditunjukan hanya untuk satu macam antigen, terbentuknya antibody lebih cepat dan lebih banyak pada pemberian antigen berikutnya, hal ini disebabkan terbentuknya sel memori pada pengenalan antigen pertama kali (Akib,2010, Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008). Mekanisme pertahanan spesifik terdiri dari : a.
Imunitas Humoral akan menghasilkan antibody bila dirangsang oleh antigen. Semua antibody adalah protein dengan struktur yang sama disebut immunoglobulin (Ig) yang dapat dipindahkan secara pasif kepada individu yang laen dengan cara penyuntikan serum ( Akib,2010, Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008).
b.
Imunitas Seluler hanya dapat dipindahkan melalui sel (Akib,2010, Baratawidjaja,2009 & Ranuh, 2008).
4.
Pajanan Antigen pada sel T Umumnya antigen bersifat tergantung pada sel T (TD=T Dependent antigen). Antigen TD adalah antigen yang kompleks seperti bakteri,virus dan antigen yang bersifat hapten.Sedangkan antigen yang tidak memerlukan sel T (TI=T idependent antigen) adalah antigen yang menghasilkan antibody dengan cara langsung merangsang sel limfosit B seperti polisakarida komponen endotoksin yang terdapat pada dinding sel bakteri (Akib,2010 & Ranuh, 2008). Setelah antigen diproses oleh sel makrofag akan dipresentasikan bersama MHC kelas I atau II kepada sel Th sehingga terjadi ikatan antara TCR (T cell receptor) dengan antigen. Kemudian akan terjadi diferensiasi menjadi sel Th efektor serta sel Th memori dan sel Tc memori atas pengaruh sitokinin berada dijaringan perifer. Sel Th efektor mengaktivasi makrofag. Peran utama dari sel Th adalah membantu sel limfosit B menghasilkan antibody (Akib,2010& Ranuh, 2008).
Pada manusia terdapat dua jenis sel Th yaitu sel Th 1 dan sel Th 2 yang dapat dibedakan dengan sitokin yang dihasilkan oleh fungsi efektor. Misalnya Th 1 mensekresikan sitokinin IL-2, IL3,TNF-,dan Th 2 mensekresikan IL4,IL5,IL6,IL-10 dan IL-13. Sedangkan peran utama sel Tc atau sel CD8 ialah untuk ,mengenal dan kemidian melisis target yang terinfeksi sehingga disebut juga sel cytoxic T lymphosit(CTLs) yang berperan pada infeksi virus, bakteri dan parasit (Akib,2010 & Ranuh,2008) 5.
Pajana Antigen pada Sel B Antigen akan berkaitan dengan sel immunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan sel Th (bagi antigen TD) akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B, sedemikian rupa sehingga terjadilah transformasi blast,proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresikan antibody dan membentuk sel B memori. Sedangkan antigen TI dapat secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th. Antibodi yang disekresikan dapat menetralkan Ag sehingga lebih mudah difagositosis oleh makrofag dalam proses obsonisasi. (Akib,2010& Ranuh,2008) Selain itu ikatan antibody dengan Ag sehingga mempermudah lisis oleh sel Tc. Peristiwa ini disebut antibody dependent celluler mediated cytotoxicity (ADCMC). Hasil akhir aktivasi sel B adalah eliminasi Ag dan pembentukan sel memori yang kelak bila terpapar lagi dengan Ag serupa akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi, Ha inilah yang diharapkan pada imunisas, walaupun sel plasma yang terbentuk tidak berumur panjang, kadar antibody spesifik yang cukup tinggi mencapai kadar protektif berlangsung cukup lama dapat diperoleh dengan vaksinasi tertentu. (Akib,2010& Ranuh,2008) 6.
Respon Antibody Terhadap Antigen Respon imun adalah respon tubuh berupa urutan kejadian kompleks terhadap Ag
untuk mengeliminasi antigen tersebut. Dikenal dua macam respon imun: a.
Respon imun primer Respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang
terbentuk pada respon imun primer kebanyakan adalah IgM dengan title yang lebih rendah dibandingkan dengan respon imun skunder, demikian pula dengan afinitas seta Iag phase lebih lama (4-7 hari) (Akib,2010 & Ranuh,2008) b.
Respon imun sekuder Antibody yang dibentuk terutama IgG, dengan titer dan afinitasnya lebih tinggi serta Iag
phase lebih baik (1-3 hari) dibandingkan dengan respon imun primer. Pada imunisasi respon
imun skunder inilah yang kelak diharapkan akan member respon adekuat bila terpajan pada antigen serupa (Akib,2010& Ranuh,2008) 7.
Memori imunologik Peran utama vaksinasi adalah menimbulkan memori imunologik yang banyak. Antigen asing yang sudah terikat dengan antibody akan membentuk kompleks Ag-antibodi dan akan terikat dengan complement (C). Kompleks Ag-Ab-C akan menempel pada sel dendrite folikel (FDC=follicular dendritic cells) karena reseptor C dipermukaan sel dendrite. Terjadi proliferasi dan diferensiasi sel limfosit B dan akan terbentuk sel plasma yang akan menghasilkan antibody dan sel B memori yang mempunyai afinitas antigen yang tinggi. Sel B memori akan berada di sirkulasi sedangkan sel plasma akan migrasi ke sumsum tulang. Bila sel B memori kejaringan limfosit yang mempunyai antigen yang serupa maka akan terjadi proses proliferasi dan diferensiasi seperti semula dengan menghasilkan antibody yang lebih banyak dan dengan afinitas yang lebih tinggi. Terbentuknya antibody sebagai akibat ulangan vaksinasi (boostingeffect) tergantung dari dosis yang diberikan (Akib,2010& Ranuh,2008) d. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) program imunisasi nasional dikenal dengan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) atau exapanded program on immunization (EPI) yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1997. Program PPI merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional yaitu universal child imminization (UCI) pada akhir 1982. Imunisasi yang termasuk dalam PPI adalah BCG, Hepatitis B,Polio,DPT dan Campak (Ranuh,2008). e. Vaksin pada Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
1.
BCG Manfaat imunisasi BCG adalah memberikan kekebalan secara aktif terhadap tubercolosis (TBC).Tubercolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan kuman TB (mycobacterium tuberklosis).Penyakit TBC ini menyerang semua golongan usia.Di Indonesia Tubercolosis merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan saluran pernafasan. (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008) 2. Hepatitis B Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap hepatitis B. Penyakit Hepatitis B adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit Hepatitis B ini dapat menjadi kronis serta menginfeksi tubuh seumur hidup sehingga menyebabkan kanker hati (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008)
3.
Polio Manfaat imunisasi polio untuk memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
adalah penyakit kelumpuhan akut yang menular yang disebabkan oleh virus polio (Mansjoser,2000, Ranuh,2008&Soedarmo,2008) 4. DPT Untuk
memberikan
kekebalan
aktif
dalam
waktu
bersama
Difteri,Pertusis,Tetanus. 5.
Campak
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap campak f. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009 Umur
Jenis Imunisasi
0 Bulan
HBO
1Bulan
BCG,Polio I
2Bulan
DPT/HB I, Polio II
3Bulan
DPT/HB II, Polio III
4 Bulan
DPT/HB III, Polio IV
9 Bulan
Campak
Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI Vaksin
Pemberian
Selang Waktu
Imunisasi
Pemberian
Umur
BCG
1X
0-11 bulan
DPT
3X (DPT 1,2,3)
4 minggu
2-11 bulan
Polio
4X(Polio 1,2,3,4)
4 minggu
0-11 bulan
terhadap
Campak
1X
9-11 bulan
Hepatitis B
3X(Hep.1,2,3)
0-11 bulan
Sumber : Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas 2005 Jadwal alternative pemberian imunisasi dalam pedoman imunisasi di Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Jadwal imunisasi menurut pedoman Imunisasi di Indonesia: Umur
Antigen
Lahir 0 bulan
BCG, Polio, Hepatitis B
6 minggu
Polio 2, DPT I/Hep B-2
10 minggu
Polio 3, DPT II/Hep B-2
14 minggu
Polio 4, DPT III/Hep B-3
9-12 bulan
Campak
Sumber : Pedoman Imunisasi Indonesia,2005
a.
Cara Pemberian Imunisasi Tabel 2.4 Cara Pemberian Imunisasi Vaksin
BCG
DPT dan
Campak
Polio
Hepatitis B Tempat
Lengan kanan
Paha tengah,
Lengan kiri
Diteteskan
penyuntikan dan atau luar,
luar,suntikan
atas, suntikan
di mulut
cara
suntikan
intramuscular
subcutan
penyunttikan
intrakutan
(Sumber : Pedoman Imunisasi di Indonesia,2005) Lokasi penyuntikan yang dianjurkan untuk anak usia 1 tahun (0-12 bulan) adalah otot vastus lateralis pada daerah anterolateral (paha tengah luar) karena otot pada anterolateral
tersebut adalah otot anak usia 1 tahun yang paling tebal dan besar, kadang ada beberapa tenaga medis yang menyuntikan ditempat berbeda walaupun vaksinnya sama. Pemilihan tempat penyuntikan vaksin berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain mendapatkan kekebalan optimal,cidera pada jaringan pembulu darah, syaraf dan sekitarnya, memperkecil kemungkinan rasa tidak nyaman pada bayi dan akibat gerakan. Perbedaan tempat penyutikan tidak menimbulkan perbedaan kekebalan asalkan kedalaman penusukan jarum yang disuntik vaksin sesuai dengan ketentuan untuk setiap jenis vaksin.
2.2.1 Imunisasi DPT (Difteri,Pertusis,Tetanus) 2.2.1.1 Pengertian DPT (Difteri,Pertusis,Tetanus) DPT
adalah
suatu
vaksin
3-in-1yang
melindungi
terhadap
Difteri,Pertusis,Tetanus(Mansjoser,2000,Ranuh,2008&Soedarmo,200). a. Difteri Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium Dipthheriae. Penularan bakteri umumnya melalui udara (batuk atau bersin), selain itu bakteri Difteri dapat menular melalui benda atau makanan yang terkontaminasi dan mudah menyerang terutama saluran nafas bagian atas dengan gejala demam tinggi, pembengkakan amandel(tonsil) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun Difteri dapat merusak otot jantung, dan berakibat gagal jantung. Kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Efek samping imunisasi DPT tang mungkin timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit. Cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008). b.
Pertusis Pencegahan Difteri paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus
dan pertusis (Vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.Penyakit pertusis atau batuk rejan “batuk seratus hari” disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Gejala pertusis khas yaitu batuk terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah.Batuk pertusis diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam dan berbunyi melengking.
Penularan bakteri pertusis umumnya melalui udara (batuk/bersin).Bakteri pertusis juga dapat melalui benda atau makanan terkontaminasi. Pencegahan pertusis paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan difteri (Vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. c.
Tetanus Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut),pembengkakan,rasa sakit dan kejang di otot leher,bahu atau punggung .Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Neonatal tetanus umum terjadi pada bayi baru lahir.Neonatal tetanus menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril terutama jika tali pusat terinfeksi.Neonatal tetanus menyebabkan kematian bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju , tingkat kematian akibat neonatal tetanus dapat ditekan, selain itu antibodi dari ibu kepada jabang bayinya juga mencegah neonatal tetanus. Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel diarea sekitar luka dibawah oleh darah kesistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot,infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong,terbakar,aborsi, narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukan obat kedalam tubuh ). Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tatanus tidak dapat hidup disana, sering kali orang lalai padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri tetanus berkembang biak 2.2.1.2 Tujuandan Manfaat Imunisasi DPT 1. Tujuan Imunisasi DPT Tujuan Imunisasi DPT yaitu untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus. (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008).
2. Manfaat Imunisasi DPT Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus. (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008). 2.2.1.3 Efek samping imunisasi DPT Menurut Eka (2008) efek samping Imunisasi DPT yaitu :
1)
Panas, kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1-2 hari, bila panas yang timbul lebih dari satu hari sesudah pemberian DPT, bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang perlu diteliti lebih lanjut.
2)
Rasa sakit didaerah suntikan, sebagian anak merasa nyeri sakit, kemerahan, bengkak ditempat suntikan, bila hal tersebut terjadi setelah suntikan berarti ini disebabkan oleh suntikan DPT, hal ini perlu diberitahukan sesudah imunisasi serta meyakinkan ibu bahwa itu tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan.
3)
Peradangan, hal ini mungkin sebagai akibat dari jarum suntik tidak steril, bisa karena tersentuh atau sterilisasi kurang lama ataupun sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan di atas tempat yang tidak seteril. Efek samping imunisasi DPT adalah reaksi lokal kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada separuh penerima DPT. Efek samping lainnya seperti demam, anak gelisa dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan, kejang,demam. Efek samping yang paling serius adalah ensefalopati akut atau reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008). 2.2.1.4 Kandungan Pemberian vaksin terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri Bordetellapertusis yang telah dimatikan.Vaksin yang dipakai saat ini adalah DtaP (DPT dengan komponen acelluler pertusis) disamping vaksin DtwP (DPT dengan komponen whole cell pertusis). Kedua digunakan secara bersamaan dalam jadwal imunisasi (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008). 2.2.1.5 Cara Pemberian Imunisasi DPT Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak usia 2 bulan dengan interval 4-8 minggu. Dosis DTwP atau DtaP atau DT adalah 0,5 ml.Vaksin ini diberikan secara intramuskular. Vaksin
DPT
diberikan
kombinasi
dengan
vaksin
lainnya
itu
DTwP/HepB,
DtaP/Hib,DtaP/IPV,sesuai jadwal (Mansjoser,2000, Ranuh,2008 & Soedarmo,2008).
2.2.1.6 Cara Mengatasi Bayi Panas/demam setelah imunisasi DPT Jika badan bayi panas/demam (suhu tubuh diatas 37,50 C), biasanya bayi rewel atau menangis terus karena tidak nyaman. Pada saat seperti ini tidak sedikit para orang tua yang ingin segera memberikan obat penurun panas, tetapi sebaiknya, pemberian obat penurun
panas seperti paracetamol, diambil sebagai jalan terakhir. Sebelumnya anda bisa melakukan cara lain untuk menurunkan panas bayi yaitu : a.
Memeluk bayi dengan metode skin to skin (kulit sama-sama bersentuhan dengan bertelanjang), agar panas dari anak dapat berpindah ke ibu/ayah
b.
Tingkatkan pemberian ASI (Air susu Ibu)
c.
Kompres dengan air hangat Mungkin anda masih bingung dengan kompres air dingin atau panas untuk menurunkan panas, tetapi belakangan banyak dokter yang menganjurkan kompres dengan air hangat bila anak demam sebab bisa bekerja lebih baik dibandingkan kompres air dingin. Ketiga cara ini selain ampuh mengatasi bayi demam setelah imunisasi DPT juga aman karena tanpa obat.
2.2.1.7 Imunisasi DPT Panas dan DPT Dingin Saat ini ada 2 bentuk imunisasi DPT, yaitu DTwP (yang mengandung protein pertusis utuh atau lengkap) dan DtaP (yang hanya mengandung sebagian protein pertusis).Perbedaannya, imunisasi DTwP (biasa disebut DTP panas) bisa menimbulkan efek samping panas/demam pasca imunisasi, sementara imunisasi DtaP (biasa disebut DTP dingin) jarang menimbulkan efek demam/panas pasca imunisasi.Akan tetapi meski demikian tidak ada jaminan bahwa setelah diimunisasi dengan DtaP atau DTP dingin, bayi bayi bebas dari demam/panas. Sebab, nantinya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kondisi balita saat diberi vaksin. Cara pemberian imunisasi DPT ini dilakukan dengan cara disuntik. 2.2.1.8 Kontraindikasi imunisasi DPT Dua kontraindikasi mutlak pemberian vaksin pertusis adalah riwayat anafilaksasi pada pemberian vaksin sebelumnya dan ensefalopati sesudah pemberian vaksin sebelumnya (Mansjoer,2000, Ranuh, 2008 & Soedarmo,2008).
2.3
Tingkatan pengetahuan : 1.
Tahu
2.
Memahami
3.
Aplikasi
4.
Analisis
5.
Sintesis
6.
Evaluasi
Kerangka Teori
Konsep dasar imunisasi 1.
Pengertianimunisasi
2.
Tujuanimunisasi
3.
Aspekimonologi
imunisasi 4.
Mekanismepertahanan
tubuh 5.
Pajananantigen
6.
Responantibody
7.
Vaksinpada Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) Imunisasi DPT 1.
Pengertian
2.
Tujuan
3.
Efeksamping
4.
Kandungan
5.
Carapemberian
6.
Caramengatasi bayi
panas
Imunis asi
Penget ahuan
7.
Faktor - faktor yang mempengaruhipengetahuan : Factor internal 1.
Pendidikan
2.
Pekerjaan
3.
Umur
Factor eksternal 1.
Informasi
2.
Lingkungan
3.
Budaya
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Tahapan
yang
penting
dalam
penelitian
adalah
penyusunan
kerangka
konseptual.Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian.Agar dapat diamati dan diukur konsep tersebut harus dijabarkan dalam Variabel (Notoatmodjo, 2012).Dalam penelitian hanya terdapat satu variabel (Tunggal). Variabel tunggal Karakteristik (Faktor Internal) Umur Pendidikan Pekerjaan
TingkatPengetahuan Ibu
TentangPengaruh Imunisasi DPT Pada
Bayi
Keterangan : Diteliti
BAB IV 32
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis penelitian Jenis penlitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti akan menggambarkan suatu fenomena yang akan diketahui (Suharsimi Arikunto,2006). Dimana penelitian deskkriptif ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan membagikan koesioner pada ibu yang membawa anaknya ke Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan. 4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan. 4.2.2 Waktu Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 25 januari-03 februari 2016. 4.3 Populasi Dan Sampel 4.3.1 Populasi 33
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suyanto & Umi Salamah,2009). Pada penelitian ini jumlah populasinya adalah seluruh ibu balita yang mempunyai bayi berusia 2 bulan di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan.Populasinya adalah 33 ibu balita. 4.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana bagian tersebut mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2010). Populasi yang kurang dari 100 diambil semua, sedangkan populasi yang lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto,2006).Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah 33 responden. 4.3.3 Teknik Sampling Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto,2006) Teknik pengambilan sampel ini dilakukan secara aksidental (accidental sampling) dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo,2010).
4.4Variabel dan Definisi Operasional Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai suatu ciri,sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang suatu konsep penelitian (Notoadmodjo,2010) Berdasarkan kerangka konsep yang ada maka variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengaruh Imunisasi DPT Pada Bayi. Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarakan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional yang tepat maka ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diteliti menjadi terbatas dan penelitian akan lebih fokus (Rianto Agus,2011)
Tabel 4.1 Definisi Operasional N
Variabel
Definisi Operasional
Alat
Skala
Skoring
Tingkat
Segala sesuatu yang
Kuesion
Ordin
Baik :76%-100%=3
pengetahuan
diketahui tentang
er
al
Cukup 56%-75% =2
ibu tentang
imunisasi DPT
o 1
pengaruh
1.
imunisasi DPT pada
Kurang:<55=1 Arikunto,
Pengertian
(2006)
imunisasi DPT 2.
bayi
Tujuan dan manfaat pemberian imunisasi DPT
3.
Efek samping imunisasi DPT
4.
Kandungan
5.
Cara pemberian imunisasi DPT
6.
Cara mengatasi bayi panas/demam setelah imunisasi DPT
2
Umur
Jenis umur responden
Kuesion
Ordin 1. Usia remaja (<20tahun
diukur sejak dia lahir
er
al
hingga waktu umur itu
)=1 2. UsiaPertengahan ((20-
dihitung berdasarkan
35 tahun)=2
keterangan responden
3. Usia tua (>35 tahun)=3 Kartini-Kartono,2006
3
Pendidikan
Jenjang pendidikan
Kuesion
Ordin 1. 1. Rendah
sekolah formal
er
al
2.
(SD,SMP)=1
responden berdasarkan
3. 2. Menengah
ijazah terakhir
4.
berdasarkan
5. 3. Tinggi
keterangan responden
(SMA/SMK)=2
(Akademi,Politeknik,uni versitas,sekolah tinggi)=3 6. 7. Kartini-Kartono,2006
4
Pekerjaan
Jenis pekerjaan
Kuesion
Ordin 1.
IRT =1
responden berdasarkan
er
al
2.
Wiraswasta =2
3.
PNS=3
tingkat pendidikan berdasarkan
Kartini-Kartono,2006
keterangan responden
4.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan sebagian atau seluruh elemen populasi yang mendukung penelitian (Arikunto,2010).Cara Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pernyataan,persetujuan dan membagi lembar kuesioner pada ibu yang memiliki bayi berusia 2 bulan,kemudian menjelaskan cara pengisiannya.Responden diminta mengisi kuesioner sampai selesai dan diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh dari: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek/subjekPenelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwikdikdo,2009).Dalam penelitian
ini peneliti
mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis atau kuesioner kepada responden untuk diisi dengan maksud memperoleh jawaban yang cepat dan jelas mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT 2.
Data Skunder Data skunder yaitu data yang tidak didapat secara lansung dari objek penelitian (Riwikdikdo,2009).Dalam penelitian ini peneliti mengambil data dari buku register tentang imunisasi DPT 4.6 Instrumen Penelitian Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cermat dan sistematis sehingga lebih mudah di olah (Hidayat,2007). Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara mengumpulkan data dalam suatu penelitian mengenai suatu masalah yang menggunakan angket berbentuk
pilihan yang jawabannya telah
disediakan. 4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan Data Pengelolahan data adalah proses pengorganisasian data yang terdiri atas catatan lapangan, hasil rekaman dokumen berupa laporan dengan cara mengumpulkan, mengurutkan dan mengkategorikan data sehingga mudah untuk di interpretasikan dan dipahami (Ibid) Sebelum data dianalisis terlebih dahulu data diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi (Hidayat, 2007 : 121). Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Editing Pada tahap ini dilakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner telah diisi dengan lengkap ,jawaban dari kuesioner jelas,dan antara jawaban dan pertanyaan relevan (Hidayat,2007)
b)
Cooding ( Coding sheet ) Memberikan kode jawaban dengan angka-angka atau kode tertentu sehingga lebih jelas dan sederhana.Kegunaan cooding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga pada saat entry data (Hidayat,2007)
c)
Tabulating
Pemindahan data ke tabel, hasil tabulasi dimasukan kedalam distribusi frekuensi (Hidayat,2007) 4.7.2 Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Untuk variabel tingkat pengetahuan ibu tentang pengaruh imunisasi DPT dikumpulkan melalui kuesioner kemdian ditabulasi dan di kelompokan kemudian diberi skor.Untuk jawaban benar diberi nilai 1,sedangkan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Dari hasil jawaban responden, selanjutnya diadakan presentasi dengan membagi frekuensi setiap alternatif jawaban dengan jumlah skor maksimal semua jawaban yang benar kemudian dikalikan 100%. Menurut Machfoedz (2009), aspek pengetahuan diukur dengan : P = ∑f / n x 100 % Keterangan : n :Jumlah sampel P :presentase ∑f :jumlah frekuensi variable yang diteliti Kemudian hasil perhitungan ini akan dikategorikan menurut skala orninal menjadi 3 kategori : 1)
Baik (76%-100%)
2)
Cukup (56%-75%)
3)
Kurang < 55%
4.8 Etika Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari Ketua Program Studi DIIIKebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang yang telah disetujui oleh Pembimbing satu dan Pembimbing dua selaku Pembimbing penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan memperhatikan etika antara lain sebagai berikut : 1)
Lembar persetujuan menjadi responden (inform consent), saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada responden secara lisan atas kesediaannya menjadi responden.
2)
Confidentialy (kerahasiaan) informasi yang diberikan oleh responden dan semua data yang terkumpul akan menjadi koleksi pribadi dan tidak akan disebarluaskan kepada orang lain tanpa seizing responden.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan yang merupakan Puskesmas pembantu dari Puskesmas Induk Oesapa Kota Kupang, merupakan Puskesmas Pembantu Rawat Jalan dari Unit Pelayanan Teknik (UPT), Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang. Kelurahan Oesapa Selatan dengan jumlah Kepala Keluarga 920 KK, dengan laki-laki sebanyak 2.340 dan perempuan berjumlah 1.769 jiwa, total keseluruhan 4.109 jiwa yang terdiri dari 17 RT dan 8 RW. Batas-batas wilayah Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Oesapa, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Liliba, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Lasiana dan Penfui,sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Liliba. 42
Puskesmas Pembantu Oesapa selatan mempunyai empat orang tenaga kesehatan yang terdiri dari 2 orang bidan berpendidikan D-3 Kebidanan dan 2 orang perawat.Puskesmas Pembantu Oesapa selatan mempunyai tiga buah posyandu untuk balita dan dua buah posyandu lansia.Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada ibu-ibu menyusui dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25-01-2016 sampai dengan 03-02-2016,untuk mengetahui “Gambaran pengetahuan ibu tentang pengaruh imunisasi DPT pada bayi di Puskesmas pembantu Oesapa Selatan 5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur No
Usia
Ferekuensi
Presentase(%)
1
<20
1
3,03
2
20-35
26
78,79
3
>35
6
18,18
33
100
Jumlah Sumber Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu 26 responden (78,79%) paling banyak melakukan imunisasi DPT pada anaknya,yang berumur >35 tahun sebanyak 6 responden (18,18%), dan yang paling sedikit berumur <20 tahun yaitu 1 responden (3,03%).
Tabel 5.2 Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
1
SD
5
15,15
2
MENENGAH
22
66,67
3
SARJANA
6
18,18
Jumlah
33
100
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui lebih dari 50% berpendidikan menengah yaitu 22 responden (66,67%).Berpendidikan Sarjana 6 responden (18,18%), dan yang paling sedikit melakukan imunisasi DPT yang berpendidikan SD yaitu 5 responden (15,15%). Tabel 5.3 Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan No 1
Pekerjaan IRT
Frekuensi
Presentase(%)
27
81,82
2
Wiraswasta
3
9,09
3
PNS
3
9,09
33
100
Jumlah
Sumber Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui sebagian besar IRT yaitu 27 responden (81,82%),dan yang paling sedikit melakukan imunisasi DPT yaitu PNS 3 responden (9,09%) dan Wiraswasta sebanyak 3 responden (9,09%) 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan No
Pengetahuan
Frekuensi
Presentase(%)
1
Baik
9
27,27
2
Cukup
21
63,64
3
Kurang
3
9,09
33
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden yaitu 9 orang (27,27%), mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang penagaruh pemberian imunisasi DPT pada anaknya, sedangkan 21 responden (63,64%) berpengetahuan cukup dan 3 responden (9,09%) berpengetahuan kurang.
BAB VI PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 21 responden (63,64%). Hasil analisis ini didukung oleh umur
responden. Dari data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu 26 responden (78,79%), berumur <20 yaitu 1 responden (3,03%), dan berumur >35 tahun yaitu 6 responden (18,18%). Usia 20-35 tahun merupakan usia reproduktif bagi seseorang untuk dapat memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai ia ulang tahun. Jadi semakin matang usia seseorang dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan (Nursalam & Pariani 2003). Semakin bertambah umur atau semakin tua seseorang maka akan
mempunyai
kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden asalkan dalam batasan reproduktif maka tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi semakin baik. 46
Hasil analisis juga dipengaruhi pendidikan responden. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sebagian responden berpendidikan SD yaitu 5 responden (15,15%), berpendidikan menengah yaitu 22 responden (66,67%), dan berpendidikan sarjana yaitu 6 responden (18,18%). Menurut Nursalam (2003) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi. Faktor lain disebabkan karena status pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 responden (81,82%) sehingga responden mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi.Informasi mengenai imunisasi DPT biasanya diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau melalui tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan.Responden yang mempunyai waktu kurang untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pengaruh imunisasi DPT disebabkan karena pekerjaan yang menyita waktu. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Kuntjoroningrat dan dikutib oleh Nursalam dan Pariani (2003), pekerjaan yang menyita waktu untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar. Dengan demikian pemberian informasi tentang pengaruh imunisasi DPT akan mudah diterima oleh responden sehingga responden semakin termotivasi dan membawa anaknya untuk diimunisasi DPT.
Informasi
tentang
imunisasi
DPT
yang
tepat
diperoleh
dari
media
atau
penyuluhan.Pencapaian pengetahuan cukup diatas disebabkan oleh pendidikan responden yang kurang tetapi memiliki pengetahuan tentang imunisasi DPT dan pernah mendapat informasi. Hal ini diperkuat informasi dapat memberi pengaruh kepada seseorang meskipun tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut (Nursalam & Siti Pariani,2003). Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa pengertian ibu balita tentang pengaruh imunisasi DPT lebih dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 21 responden (63,64%), berpengetahuan baik yaitu 9 responden (27,27%), dan berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,09%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar pada kuesioner tentang pengaruh pemberian imunisasi DPT. Disamping itu juga mereka ada yang pernah mendapat
informasi
tentang
pemberian
imunisasi
DPT
dari
media
atau
penyuluhan.Pencapaian pengetahuan cukup diatas disebabkan adanya pengalaman dalam pemberian imunisasi DPT yang tepat dan pernah mendapat informasi. Meskipun ada responden berlatarbelakang pendidikan hanya tingkat SMP namun pernah mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan mempunyai pengalaman tentang pemberian imunisasi DPT. (Notoadmotjo,2005) mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik,yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dan pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Lebih
dari 5% berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,09%), pencapain
pengetahuan kurang disebabkan kurang mendapat informasi dan sama sekali tidak mempunyai pengalaman. Hal ini diperkuat oleh Notoadmotjo (2005) mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang baik dan merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Sebagian besar responden menjawab benar pada item soal yang benar tentang imunisasi DPT, dikutib oleh (Birran Affandi,2006), hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang rata-rata tinggi dan cukup adanya pengalaman tentang pemberian imunisasi DPT disamping itu juga pernah mendapat informasi. Berdasarkan analisa dan interpretasi data didapatkan sebagian besar pegetahuan ibu tentang manfaat pemberian imunisasi DPT cukup yaitu 21 responden (63,64%), berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,09%) dan berpengetahuan baik 9 responden (27,27%).
Sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 21 responden (63,64%). Hal ini dilihat dari jawaban yang salah pada item soal salah satu manfaat dari imunisasi DPT. Kurang dari 50% responden memiliki pengetahuan baik yaitu 9 responden(27,27%). Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban responden yang benar, responden pernah mendapat informasi dari media dan penyuluhan dan sebagian besar responden berpendidikan sarjana. Hal ini disebabkan karena memahami informasi tentang pemberian imunisasi DPT, menurut Notoadmotjo (2003) mengatakan bahwa memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Lebih dari 5% berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,09%). Hal ini dapat di latar belakangi oleh pendidikan SD dan SMP, disamping itu juga tidak pernah mendapat informasi dan tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam menstimulasi perkembangan anak. Hal ini dapat diperkuat oleh Notoadmotjo (2005) mengatakan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pendidikan kurang berpengaruh dalam tingkat pengetahuan ibu,meskipun responden rata-rata berpendidikan menengah 22 responden (66,67%), hal ini disebabkan karena meskipun responden berpendidikan kurang tapi mempunyai banyak informasi dan pengalaman dapat mempengaruhi responden untuk membawa anaknya diimunisasi DPT, hal ini diperkuat oleh (Notoadmotjo,2005) mengatakan pengalaman merupakan guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dan pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.3 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
7.1.1Berdasarkan tingkat pengetahuan menunjukan bahwa sebagian besar responden yaitu 21 orang (63,64%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang pemberian imunisasi DPT pada bayi,9orang (27,27%) berpengetahuan baik dan 3 responden (9,09%) berpengetahuan kurang. 7.1.2Berdasarkan tingkat umur menunjukan bahwa sebagian besar umur responden 20-35 tahun yaitu 26 orang (78,79%), dan umur ,<20 adalah 1 responden (3,03%) sedangkan sebagian umur responden >35 yaitu 6 orang (18,18%). 51
7.1.3 Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar pendidikan menengah yaitu 22 orang (66,67%), berpendidikan dasar 5 orang (15,15%) sedangkan 6 orang lainnya (18,18%) adalah perguruan tinggi. 7.1.4 Berdasarkan tingkat pekerjaan menunjukan sebagian besar responden yaitu 27 orang (81,82%) bekerja sebagai ibu rumah tangga(IRT) dan 3 orang (9,09%) sebagai PNS sedangkan 3 orang (9,09%) adalah swasta. 7.2 Saran 1.Bagi Institusi Pendidikan Kepada institusi Stikes Nusantara Kupang dapat menambah dan memperbaharui bukubuku perpustakaan, jurnal kesehatan, atau referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian terdahulu hingga dapat mempermudah peneliti sekarang. 2. Bagi Instansi Kesehatan Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi dan memotivasi ibu melalui penyuluhan sehingga ibu yang mempunyai bayi dapat berpartisipasi dalam pemberian imunisasi DPT, meningkatkan pemantauan pelaksanaan imunisasi DPT, serta meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan kader di posyandu sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, memotivasi ibu tentang imunisasi DPT yang nantinya akan mensukseskan program pengembangan imunisasi yang ada di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan
3. Bagi Ibu-Ibu di Puskesmas Pembantu Oesapa Selatan Diharapkan kepada semua ibu-ibu yang mempunyai bayi hendaknya meningkatkan perhatian dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya diimunisasi, mengingat imunisasi sangat penting untuk membekali kesehatan anak dimasa depan, dan meningkatkan motivasi serta pengetahuan mengenai imunisasi DPT serta menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebab masalah pengertian, pemahaman, dan partisipasi ibu dalam program imunisasi
tidak akan menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai pengetahuan yang baik mengenai imunisasi DPT. 4.Bagi Peneliti Lain Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian, yang belum tercakup dalam penelitian ini sehingga dapat berguna bagi ibu balita,bidan,kader dan tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akib AAP,Munasir& Kurniati N.2008. Buku Ajar Alergi Imunologi Anak.Edisi kedua. Jakarta: balai Penerbit Ikatan Doktrer Anak Indonesia. Arikunto, S.(2006).Prosedur Penelitian Dalam Praktek.Jakarta :PT.Rineka Cipta Anonim. 2009.Jenjang Pendidikan Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.2010.Dahlan MS.2009.Statistik untuk kesehatan.Edisi keempat. Jakarta: Salemba Medika Effendi N.2004.Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.Jakarta:EGC Hastono, SP.2007. Analisa Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Notoatmodjo,S.(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo,S.(2005).Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Cetakan Ketiga. Jakarta : Rineke Cipta. Maleong L.J.2005. Metologi penelitian kualitatif. Bandung:PT.Remaja Rosdakkarya Markum Ah.2002.Imunisasi. Jakarta :FK UI. Ranuh, I.G.N, Soeyitno, H. Hadinegoro dan Kartasasmita, C (2001), Buku Imunisasi Indonesia.Jakarta : Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ranuh, I.G.N, Soeyitno, H. Hadinegoro dan Kartasasmita, C (2005),Pedoman Imunisasi di Indonesia.Jakarta : Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta :Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.