Karya Ilmiah.docx

  • Uploaded by: Mawar Putih
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karya Ilmiah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,962
  • Pages: 28
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR MENGGUNAKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK

KARYA ILMIAH PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR MENGGUNAKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK TUGAS GEOGRAFI

Disusun Oleh: Apriliana Dwi Setyawati

SMA NEGERI 3 PATI TAHUN AJARAN 2018/2019 2

HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis ilmiah yang berjudul “PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR MENGGUNAKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK” ini diajukan sebagai tugas dalam kurikulum Geografi tahun pelajaran 2018/2019 di SMA Negeri 3 PATI dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai karya tulis ilmiah.

Nama siswa

: Apriliana Dwi Setyawati

NIS

: 9062

Kelas

: X IPS 2

Pati, November 2018 Menyetujui, Guru Pembimbing

Yayuk Ismi Rahayu, M.Pd NIP.197211182002122005

Mengesahkan, Kepala SMA NEGERI 3 PATI

Drs Suharto,M.Pd

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah yang berjudul “PEMANFAATAN

LAHAN

PEKARANGAN

RUMAH

DENGAN

TEKNIK

VERTIKULTUR MENGGUNAKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK” ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengannya. Karya ilmiah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari guru kami Ibu Yayuk Ismi Rahayu, M.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Geografi SMA Negeri 3 Pati. Harapan kami semoga karya ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya ilmiah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Karya ilmiah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Pati, November 2018

Penulis

4

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertands tangan di bawah ini : Nama : Apriliana Dwi Setyawati No

: 07

Kelas

: X IPS 2

Dengan ini saya menyatakan bahwa ini karya tulis dengan judul “PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR MENGGUNAKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK” Tahun pelajaran 2018/2019 Ini adalah benar-benar karya saya sendiri ,dan saya tidak melakukan plagiatisme atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan / sanksi yang di jatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan pelanggaran atas etika akademik dalam karya saya ini. Atau ada klai terhadap keaslian karya saya ini.

Yang membuat pernyataan

Apriliana Dwi Setyawati

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. MOTTO 1. Kalau hari ini kita Cuma jadi penonton besabarlah kita akan jadi pemain esok hari. 2. Jangan menyerah sebelum beperang.

B. PERSEMBAHAN Karya tulis ini penulis persembahkan untuk memenuhi tugas Geografi dan kami

persembahkan untuk: 1. Kepala sekolah SMA N 3 PATI yang telah memberi motivasi kepada saya: 2. Guru pembimbing kami yang selalu membimbing kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan 3. Wali kelas X IPS 2 yang selalu memberi dukungan kepasa saya 4. Orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan restunya, telah memberikan segalannya, terimakasih yang tak terhingga. 5. Teman-teman kelas X IPS 2 yang telah banyak membantu dan menghibur saya selama ini.

6

DAFTAR ISI

7

DAFTAR LAMPIRAN

8

ABSTRAK Pekarangan rumah merupakan area yang dekat dengan bangunan rumah. Pekarangan rumah dapat memiliki manfaat apabila dapat dikelola dengan baik. Vertikultur merupakan teknik budidaya tanam yang cocok diterapkan di pekarangan rumah. Vertikultur adalah cara bertanam secara vertikal menuju ruang bebas. Keunggulan vertikultur yaitu lebih hemat lahan, air, dan pupuk. Tanaman yang dihasilkan juga lebih subur, memiliki cabang lebih banyak, dan cepat dipanen. Media tanam vertikultur dapat menggunakan paralon, bambu, polybag, atau pot. Vertikultur pada tanaman obat yang tidak berkayu dapat digantung pada talang. Tanaman obat yang menjalar dapat dirambatkan menggunakan tali. Tanaman obat sendiri berfungsi sebagai pertolongan pertama pada keluarga ketika sakit. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengkaji pemanfaatan pekarangan rumah sebagai lahan produktif keluarga untuk budidaya tanaman obat dengan teknik vertikultur. Kata kunci : Pekarangan rumah, vertikultur.

9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Lahan pekarangan merupakan suatu asset nasional yang dimiliki oleh setiap keluarga yang telah mempunyai rumah dan tempat tinggal yang tetap. Lahan ini sebenarnya mempunyai peran yang besar bagi keluarga bila dikelola secara tepat. Potensi besar yang dimiliki ini, secara umum belum tergali dan termanfaatkan secara maksimal. Pertumbuhan populasi penduduk yang sangat cepat telah mendesak pertumbuhan kebutuhan akan lahan, baik sebagai media tempat bermukim ataupun sebagai tempat penyediaan sarana dan prasarana serta sebagai sumber mata pencaharian. Untuk mengatasi kelangkaan dan keterbatasan lahan yang semakin meningkat, sudah saatnya masyarakat memberdayakan lahan pekarangan secara baik dan tepat, terutama untuk menyediakan sebagian kebutuhan harian keluarga. Bertanam sayuran organik di halaman rumah yang luasnya relatif terbatas memang memerlukan perencanaan yang bijaksana harus memikirkan dan memperhatikan berbagai aspek halaman rumah, karena itu diketahui apa yang akan dibuat dengan luasan halaman rumah yang tersedia, lalu sayuran apa yang hendak ditanam. Lahan yang sempit memang membuat kegiatan berkebun jadi kurang leluasa, namun dengan memanfaatkan ruang secara vertikal, berkebun menjadi lebih menyenangkan dengan kuantitas yang dapat ditingkatkan. Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan. Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk membuat karya tulis ilmiah yang membahas “Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dengan Teklnik Vertikultur Menggunakann Botol Bekas“. B. Rumusan Masalah 1. Apa teknik vertikultur ? 2. Apa manfaat vertikultur di lahan pekarangan rumah? 3. Apa manfaat limbah botol plastik sebagai vertikultur ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pemanfaatan vertikultur untuk lahan pekarangan rumah yang sempit. 2. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah botol plastik sebagai vertikultur. 10

D. Manfaat Vertikultur 1. Tidak Membutuhkan Lahan Luas Vertikultur dapat dijadikan alternatif untuk masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman. Hal ini karena vertikultur dibuat secara bersusun dan bisa diletakkan dimana saja, misalnya vertikultur bisa diletakkan di teras rumah. Vertikultur ini membuat pemanfaatan lahan lebih efektif. 2. Mendukung Pertanian Organik Vertikultur akan mendukung pertanian organik. Hal ini karena pada umumnya diaplikasikan dengan sistem pertanian organik. Pemeliharaan yang diberikan sesuai dengan keinginan Anda, bisa hanya dengan pemberian pupuk organik pada media tanamnya. Pemberian pupuk dapat dikontrol sendiri. Selain itu, pengendalian hamanya bisa dilakukan secara mekanik. 3. Hasil Lebih Berkualitas dan Sehat Hasil panen vertikultur bisa ditentutukan sendiri tergantung bagaimana kita memeliharanya. Veltikultur bisa dikatakan sebagai upaya untuk menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Selain itu, kita tidak akan tergantung dengan pasar lagi karena hasil dari vertikultur itu bisa kita konsumsi sendiri. 4. Pemeliharaan Lebih Mudah dan Hemat Pemeliharaan lebih mudah karena lebih mudah dalam mengawasinya. Selain itu, bisa mengurangi penyiangan karena penanaman secara vertikal mengurangi tumbuhnya gulma dan juga karena tanaman dikelompokkan di satu lokasi. Penggunaan pupuk juga akan lebih hemat karena diberikan pada wadah yang terbatas sehingga tidak mudah tercuci oleh hujan. Pada proses pemanenannya vertikultur lebih mudah dijangkau dan menjadi lebih mudah. 5. Dapat Dipindah dengan Mudah Vertikultur dapat dipindahkan dengan mudah di tempat yang Anda inginkan. Hal karena vertikultur biasanya tidak langsung ditanam di lahan, tetapi diletakkan di suatu 11

wadah. Namun, saat proses pemindahan harus hati-hati karena tanamannya bisa rusak, patah, dan bahkan tanaman akan mati. 6. Berestetika dan Mengasah Kreativitas Vertikultur memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri. Vertikultur memiliki segi keindahan dan estetika yang baik dar bentuknya. Selain itu, bahan pembuatan vertikultur sangatlah mudah di temukan dan bisa dari barang bekas. Biasanya digunakan bahan-bahan yang sudah dimodifikasi seperti kayu, bambu, pipa paralon, dan pot kantong plastik.

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Bertanam Vertikultur Vertikultur berasal dari kata “vertical” yang artinya ke atas atau bertingkat, dan “cultur” artinya budidaya atau bertanam. Jadi, vertikultur adalah sistem bertanam secara bertingkat. Tujuannya, untuk memberikan solusi pemanfaatan pekarangan rumah seoptimal mungkin agar dapat memenuhi sebagian kebutuhan pengan secara mandiri (Benny Sanusi, 2010). Vertikultur merupakan sebuah cara bercocok tanaman dengan susunan vertikal atau keatas menuju udara bebas, untuk tempat media tumbuhnya sendiri biasanya disusun secara vertical juga. Penempatan media tanamnya biasanya bisa menggunakan kaleng, paralon, bambu, riul, maupun papan kayu yang bisa digunakan sebagai alternative tempat media tanam. Penggunaan cara bercocok tanaman dengan metode vertikultur ini sangat cocok diterapkan pada lahan yang sempit terutama dipekarangan rumah yang tidak mempunyai lahan luas. Sistem vertikultur ini juga memberikan keuntungan dalam dunia pertanian karena selama ini banyak sekali isu mengenai alih fungsi lahan. Dengan menerapkan sistem pertanian vertikultur ini juga diharapkan menambah produksi para petani yang terkendala permasalahan adanya alih fungsi lahan. Di Indonesia sendiri sistem pertanian vertikultur dikembangkan pada tahun 1987 (Wartapa, 2010). Vertikultur bukan hanya sekadar kebun vertikal, namun vertikultur ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan suatu biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan (Sastro, 2011). Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Ada pula model gantung, model tempel, model tegak dan model rak (Maya, 2012). Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, botol bekas bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. 13

Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi tidak melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas (Lukman, 2012). Jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan secara vertikultur jumlahnya banyak sekali, mencapai ribuan tanaman. Secara umum tanaman yang cocok untuk divertikulturkan adalah hampir semua jenis tanaman semusim yang pertumbuhannya tidak terlalu tinggi, maksimal 1 m. Kebanyakan tanaman semusim merupakan jenis sayuran dan buah-buahan, dapat juga jenis tanaman hias. Ini termasuk tanaman merambat yang pertumbuhannya dapat diatur dengan ajir dari tali rafia atau bambu (Widarto, 1996).

B. Kajian Teori Sesuai dengan asal katanya dari bahas inggris, yaitu vertical dan culture maka maka vertikultur adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertinggkat, baik indoor mau pun outdoor. System budidaya pertanian secara vertical ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 m mungkin hanya bisa menanam 5 tanaman dengan, system vertical bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya kebun vertical namun ide ini sangat merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas dipekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertical, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya (Liverdi, 2011) Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model,bahan,ukuran,wadah vertikultur yang sangat banyak,tinggal di sesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk segi panjang,atau mirip anak tangga,dengan berapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bamboo atau pipa paralon,kaleng bekas,bahkan lebaran karung beraspun bisa,karena salah satu 14

filosofinya dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. (liferdi ,2011) Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kepemilikan nilai ekonomis yang tinggi, berumur pendek dan berakar pendek. Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada, kangkung, bayam, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, pace, kacang, panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikulur ini perlu dipertimbangan aspek ekonominya agar biaya produksinya jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas (liferdi, 2011) Perlu diketahuai bahwa terdapat beberapa jenis vertokultur. Masing-masing memeliki karekteristik yang berbeda. Jenis yang pertama adalah vertikultur jenis vertical, biasanya kita temui dalam bentuk wadah-wadah kokoh berbenntuk kolom yang tegak berdiri dilahan. Jenis yang kedua adalah jenis horizontal, yang umumnya kita temui dalam bentuk rak-rak atau tangga bertingkat. Selain itu ada pula jenis vertikul yang bergatung. Jenis ini umumnya dalam bentuk pot-pot atau wadah yang dikat oleh tali atau kawat dan digantung pada atao (Avicenna, 2011) Untuk memulai budidaya tanaman vertikultur sebenarnya tidak terlalu repot dengan menghabiskan peralatan dan menghabiskan biaya yang begitu besar., karena hal yang terpenting adalah wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang yang baik bagi tanaman. Namun kita terkadang menginginkan hasil yang tidak hanya berupa panen, tetapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan setruktur bangunan tanaman tahan lama. Untuk alas an-alasan itu maka terdapat beberapa pilihan bahan yang nantinya bisa dipilh, seperti paralon, bambu, talang, pot, dll. Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar-kecilnya tergantung pada lahan yang kita miliki (Banfad, 2008)

15

Sebagai persiapan awal jika kita memulai budidaya vertikultur ada beberapa lang kah yang haru kita lakukan, yaitu anatara lain: 1. Pembuatan wadah tanaman vertikultur. Yaitu menggunakan botol aqua bekas berukuran 1.5 , dengan melubangi bagian tengah botol berbentuk persegi panjang, kemudian bagian bawah dilubangi kecil kecil untuk mengalirkan air apabila disiram. 2. Pengadaan media tanam. Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban. ( Lifedi, 2011)

16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2018 di Desa Sukobubuk Kecamatanb Margorejo Kabupaten Pati. B. Metode dan Objek Penelitian Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal . Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara vertikultur. tergantung kepada model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan di rumah-rumah. Sistem tambahan yang memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem hidroponik atau irigasi tetes (Temmy, 2003). Kelebihan sistem pertanian vertikultur: (1) Efisiensi dalam penggunaan lahan. (2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida. (3) Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu. (4) Mudah dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman. Sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat dapat dilakukan di dalam ruangan maupun luar ruangan. Sistem budidaya tanaman secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di 17

sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. 

Bentuk-bentuk vertikultur Pertanian dengan teknologi vertikultur dapat menerapkan beberapa model,

tinggal disesuaikan dengan bahan yang tersedia, kondisi dan keinginan. Bahan yang dapat digunakan seperti bambu, pipa paralon, pot, terpal, kaleng bekas, bahkan lembaran pembungkus semen atau karung beras pun bisa. Intinya wadah yang bisa ditempati menanam dengan baik dan juga memberikan nilai stetika. Beberapa model teknologi vertikultur yang dapat diterapkan adalah : A). Vertiminaponik yang merupakan kombinasi antara system budidaya sayuran secara vertical berbasis pot talang plastik dengan aquaponik (budidaya ikan) atau dengan kata lain integrasi antara budidaya sayuran dengan ternak ikan. Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos. B). Walkaponik yang merupakan system budidaya sayuran yang juga diintegrasikan dengan ternak ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan vertiminaponik, yang membedakan adalah system budidaya sayuran yang menggunakan pot-pot dan disusun sedemikian rupa membentuk taman vertical, sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata wall gardening dan aquaponik. Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit dan kompos. C). Model Wall gardening yang merupakan sistem budidaya tanaman memanfaatkan tembok atau dinding yang kosong. Beberapa model wall gardening meliputi: (1). Wall gardening model terpal : bahan yang digunakan adalah terpal yang dibentuk seperti tempat sepatu. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall gardening model paralon : bahan yang digunakan adalah paralon atau bambu yang dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Media tanamnya adalah campuran tanah, sekam dan kompos/pupuk kandang; (3) Wall gardening model pot plant : bahan yang digunakan adalah pot dengan rangka besi atau balok sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah 18

campuran tanah, seam, dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall gardening model partisi/modul: bahan yang digunakan adalah agro pro dan besi sebagai penyangganya. Media tanam yang digunakan adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos.



Media Tanam Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan

keberhasilan dalam budidaya tanaman. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman, (Anonim, 2016). Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan sebaiknya campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam wadah diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

19



Jenis tanaman yang dapat di budidayakan Sayuran yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan wadah yang tersedia

atau kemampuan wadah dalam menyiapkan media untuk kebutuhan tanaman yang akan ditanam. Dengan teknologi vertikultur ini kita bisa menanam berbagai jenis tanaman misalnya seledri, cabai, terong, bawang kucai, mentimun, seladah, bawang merah, tomat, kemangi, sawi, bayam, kangkung dan berbagai jenis sayuran lainnya yang penting tanaman jenis kecil dengan perakaran pendek. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penanaman dan pemeliharaan dengan teknik vertikultur; 1. Siapkan wadah penanaman, kemudian isi dengan komposis media yang telah ditetapkan, 2. Keluarkan bibit semai beserta medianya dari dalam wadah penyemaian, 3. Masukkan ke dalam wadah penanaman yang baru sampai batas leher tanaman, 4. Padatkan media di sekitar permukaan media, lalu susun tanamansesuai tingkatan berdasarkan kebutuhannya akan cahaya matahari, 5. tanaman setiap hari. Jika terlihat ada hama, segera ambil dan matikan. Jika tanaman terserang penyakit, cabut tanaman dan buang medianya, kemudian ganti dengan media dan tanaman yang baru, 6. Bila tanaman kurang subur, tambahkan pupuk kandang atau kompos yang telah matang, 7. Lakukan penyiraman atau penyemprotan secara rutin menggunakan sprayer dengan frekuensi dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. C. Masalah Penelitian 1. Banyaknya sampah botol plastic yang menjadi limbah 2. Pekarangan rumah yang masih kosong D. Sumber Data Sumber data yang di gunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari jornal ilmiah , buku, makalah seminar, artikel di internet serta berita di media masa yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang di bahas 20

E. Metode pengumpulan data 1. Penentuan gagasan Metode logi penulisan menggunakan setudi pustaka,karya tulis ini mengangkat gagasan tentang analisis pemanfaatan lahan pekarangan rumah dengan teknik vertikultur dengan menggunakan limbah botol plastik. Gagasan ini di dasarkan pada potensi pemanfaatan pekarangan rumah yang sempit dan limbah botol plastik. Yang di biarkan begitu saja. 2. Jenis dan sumber tulisan Jenis dan sumber data yang di gunakan adalah data sekunder yang berasal dari jornal ilmiah , buku, makalah seminar, artikel di internet serta berita di media masa yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang di bahas 3. Metode

penulisan

meliputi,

analisis

sintetis

masalah,simpulan

dan

rekomendasi.tahapan alnalisis sintesis terdiri dari identifikasi masalah,deskripsi pemanfaatan pekarangan rumah dan limbah botol plastic,analisis tersebut menggunakan analisis SWOT serta manfaat yang di rasakan dari pemanfaatan pekarangan rumah dengan teknik vertikultur limbah botol plastic.

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL Hasil dari karya ilmiah ini adalah tempat penanaman vertikulur menggunakan limbah botol plastic yang ditanami sayuran yang umur tanamnya relative singkat seperti sawi, bayam dan kangkung. Dengan teknik vertikultur ini sangat efektif sekali untuk pekarangan rumah yang sempit.

B. PEMBAHASAN Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan. Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan 22

beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daunlainnya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

23

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Teknik vertikultur merupakan system bercocok tanam yang menggunakan lahan pekarangan secara vertical yang dilakukan secara bertingkat, sehingga dapat dilakukan di lahan yang relative sempit 2. Pada teknik vertikultur penggunaan pupuk dan pestisida lebih efektif dan efesien di bandingkan dengan system konfensional Tanaman yang bisa di budayakan dengan system vertikultur adalah jenis sayuran, tanaman hias,dan ada juga tanaman buah. B. Saran

24

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

Tali Tambang

BIODATA

Botol Bekas Aqua 26

Gunting

Hasil Pembuatan Vertikultur menggunakan limbah botol plastik

BIOTADA APRILIANA DWI SETYAWATI. Biasa

dipanggil

april.

Saya

berstatus sebagai pelajar di sma n 3 pati. Saya lahir, di pati 28 april 2003. Saya anak ke dua dari dua bersaudara. Nama kakak saya Is Arika

Rahmawati

sekarang

berumur 20 tahun dan kuliah di sebuah univesitas yang berada di Kudus. Nama orang tua saya bpk. Sukiono dan ibu saya Purwati. Saya tinggal di ds. Sukobubuk kec. Margorejo kab. Pati. Saya pernah bersekolah di tk. Miftahul huda. SD N Banyuurip 02, dan SMP N 04 Pati. Saya mempunyai hobi melukis. Dan sekarang saya aktif dalam organisasi rohis dan panahan di SMA N 3 Pati.

28

Related Documents

Karya-tulis
June 2020 47
Karya Ilmiah
May 2020 42
Karya Nyata.docx
June 2020 19
Karya Tulis
December 2019 64
Karya Tulis.docx
June 2020 26

More Documents from "Millitia Eunike Estefina Lasut"