Karya Ilmiah PT 254. MANAJEMEN INDUSTRI PAKAN (P02)
SIFAT FISIK PAKAN MINERAL DENGAN JENIS DAN UKURAN PARTIKEL BERBEDA
Oleh: N a m a: Atri BP
: 1610622050
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS KAMPUS II PAYAKUMBUH SEMESTER GENAP 2018/2019 PAYAKUMBUH 2019
I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pakan merupakan suatu bahan baik dalam keadaan segar maupun sudah melalui proses pengolahan yang diberikan kepada ternak. Dalam pakan ini banyak faktor yang harus diketahui, salah satunya sifat fisik pakan yang berfungsi sebagai parameter tingkat efisiensi pakan tersebut. Untukmengetahui sifat fisik pakan tersebut perlu diukur kerapatan tumpukan (KT), kerapatan pemadatan tumpukan (KPT), laju pemadatan (LP), dan sudut tumpukan (ST). Sifat fisik pakan ini sangat berpengaruh terhadap ukuran partikel suatu bahan, dimana bahan yang ukuran partikelnya lebih halus, sifat fisiknya akan lebih baik dibandingkan dengan bahan yang ukuran partikelnya lebih kasar. Begitu juga dengan jenis bahan yang berpengaruh terhadap sifat fisik suatu bahan, dimana jenis bahan ini dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti iklim, suhu, dll. Untuk melihat tingkat efisiensi pakan tersebut perlu dilakukan pengukuran serta perhitungan terhadap sifat fisik pakan yang terdiri dari kerapatan tumpukan (KT), kerapatan pemadatan tumpukan (KPT), laju pemadatan (LP), dan sudut tumpukan (ST). Kualitas fisik pakan ini nantinya akan memiliki pengaruh terhadap tingkat kecernaan pada ternak.
1.2. TUJUAN a. Menguasai cara pengukuran sifat fisik pakan, khususnya: kerapatan tumpukan (KT), kerapatan pemadatan tumpukan (KPT), Sudut Tumpukan (ST) dan Laju Pemadatan (LP). b. Memahami hubungan sifat yag diukur dengan faktor ukuran partikel dan jenis bahan, serta keterkaitan antara satu sifat dengan sifat fisik lainnya. c. Melatih kemampuan dalam menyusun karya ilmiah mulai dari pengumpulan dan, pengolahan data sampai penyajian dan penjelasan hasil.
II. BAHAN, ALAT DAN CARA PENGUKURAN 2.1. BAHAN DAN ALAT 2.1.1. Bahan
2.1.2. Alat Pengukuran Sudut tumpukan
Foto kegiatan Penggaris
kalkulator
HVS
kamera
alat tulis
masker
borang data
jas lab
borang data
jas lab
corong
alas corong
Kerapatan tumpukan Timbangan gelas ukur
HVS
kamera
masker
alat tulis
2.2. CARA PENGUKURAN & PERHITUNGAN 2.2.1. Kerapatan Tumpukan Kerapatan tumpukan diukur dengan cara pertama gelas ukur di timbang terlebih dahulu,kemudian masukkan bahan sebanyak 100 ml dan lakukan penimbangan kembali, kemudian lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus: KT(g/ml)=W/V1 sedangkan KT (kg/m3)=KT(g/ml) x 1000, dimana W didapatkan dari = (berat gelas ukur + bahan) – berat gelas ukur.
Lihat dan perhatikan gelas ukur
timbang gelas ukur
masukkan bahan ke dalam gelas ukur yang sudah ditimbang
timbang kembali gelas ukur yang yang sudah diisi bahan
2.2.2. Kerapatan Pemadatan Tumpukan Kerapatan pemadatan tumpukan ini di ukur dengan menghentak-hentakkan gelas ukur yang telah berisi bahan di atas telapak tangan sampai volumenya (V2) konstan, kemudian lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus: KPT(g/ml) = V2/V1, sedangkan KPT(kg/m3) = KPT(g/ml) x 1000
Volume sebelum Pemadatan
proses pemadatan sampai volumenya konstan
volume setelah dilakukan pemadatan
2.2.3. Laju Pemadatan Proses pengerjaan untuk laju pemadatan sama dengan proses pengerjaan untuk kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan, namun untuk perhitungan laju pemadatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: LP(%) = (V1 – V2)/V1 x 100%, dimana: LP=laju pemadatan V1=volume awal sebelum dilakukan pemadatan V2=volume akhir setelah dilakukan pemadatan
2.2.4. Sudut Tumpukan Untuk mengukur sudut tumpukan dapat dilakukan dengan cara persiapkan HVS sebagai alas bahan, kemudian siapkan corong dan alas corong yang diletakkan di atas HVS, ukur diameter alas corong, kemudian letakkan bahan di atas HVS dan masukkan ke dalam corong menggunakan HVS sampai corong tersebut benar-benar penuh, lalu pegang alas corong dan angkat corong secara perlahan, lalu lakukan pengukuran sudut tumpukan dengan 2 buah penggaris untuk mendapatkan tingginya. Untuk perhitungannya dapat menggunakan kalkulator dengan rumus: ST = Tx2/D kemudian shift tan-1dan enter. Dimana: ST=sudut tumpukan T=tinggi tumpukan D=diameter alas corong
Pengukuran diameter alas corong
masukkan bahan yang telah di siapkan ke dalam corong sampai penuh
angkat corong secara perlahan
lakukan pengukuran untuk mendapatkan tinggi tumpukan
III. HASIL DAN PENJELASAN 3.1. H A S I L Tabel 1. Data Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan, Laju Pemadatan dan Sudut Tumpukan Tiga Jenis Pakan Mineral
Nama Pakan
Ukuran Partikel
Sudut Tumpukan (º)
1036
730
27
54,53
1. Kasar
1465
930
7
30,81
2. Halus
914
660
34
57,65
1189,5
795
20,5
44,23
1. Kasar
1408
890
11
27,75
2. Halus
1275
740
26
51,63
1341,5
815
18,5
39,69
1480
920
8
36,38
802
760
24
50,84
1141
840
16
43,61
810
840
16
40,10
827
880
12
818,5
860
14
38,9 39,5
826
870
13
45,49
1254
820
18
45,49
1040
845
15,5
45,49
1. Tepung batu Palupuh
2. Tepung Batu
Kerapatan Tumpukan (kg/m3)
Sifat Fisik Kerapatan Laju Pemadatan Pemadatan Tumpukan (%) (kg/m3)
Kamang Rataan
3. Tepung Batu Halaban
Rataan 4. Tepung
1. Kasar
Batu 2. Kapur Padang Panjang
Rataan 1. Tepung tulang
5.Tepung 2. Tepung abu tulang Tulang Rataan 1. Tepung cangkang Kerang 6.Tepung cangkang kerang
2. Tepung abu Cangkang Rataan
3.2. PENJELASAN Dari hasil praktikum yang didapatkan seperti pada tabel di atas mengenai kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, laju pemadatan dan sudut tumpukan. Dimana dapat kita lihat bahwa ukuran partikel suatu bahan sangat berpengaruh terhadap kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, laju pemadatan dan sudut tumpukan. Ukuran partikel yang kasar memiliki nilai kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran partikel yang halus, sedangkan untuk laju pemadatan dan sudut tumpukan untuk partikel yang halus memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran partikel yang kasar. Ukuran partikel yang halus lebih memiliki banyak ruang sehingga laju pemadatannya tinggi. Kerapatan tumpukan yang tertinggi yaitu dari tepung batu halaban dengan rataan sebesar 1341,5 dan yang paling rendah yaitu tepung tulang dengan rataan sebesar 818,5 . kerapatan pemadatan tumpukan yang tertinggi yaitu tepung tulang dengan rataan sebesar 860 dan yang terendah yaitu tepung batu palupuh dengan rataan sebesar 730. Laju pemadatan yang memiliki nilai tertinggi yaitu tepung batu palupuh dengan nilai sebesar 27% dan yang terendah yaitu tepung tulang dengan rataan sebesar 14%. Untuk sudut tumpukan yang tertinggi yaitu tepung batu palupuh yaitu sebesar 54,53 derajat dan yang terendah yaitu tepung tulang dengan rataan sebesar 39,5 .
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
kerapatan tumpukan, kg/m3 kerapatan pemadatan tumpukan, kg/m3
DATA HASIL PENGUKURAN SIFAT FISIK PAKAN
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Kerapatan Tumpukan (KT), Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT) dan Laju Pemadatan (LP)
Lampiran 2. Data Hasil Pengukuran Sudut Tumpukan (ST)