Karsinogen Alamiah

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karsinogen Alamiah as PDF for free.

More details

  • Words: 778
  • Pages: 4
Karsinogen Alamiah Tidak semua karsinogen berupa bahan kimia sintetik. Safrole dalam sassafras dan aflatoksin diproduksi oleh jamur pada makanan, merupakan senyawa alam. Beberapa peneliti memperkirakan 99,99% karsinogen yang kita cerna adalah alamiah. Tumbuh-tumbuhan memproduksi senyawa tertentu untuk melindungi mereka terhadap jamur, serangga, dan binatang termasuk manusia. Beberapa senyawa yang diproduksi ini adalah karsinogen yang ditemukan pada jamur, basil, seledri, kurma, bumbu, lada, adas, parsnips, dan minyak sitrus. Karsinogen juga dihasilkan selama pemasakan dan sebagai produk dari metabolisme normal.

Senyawa kimia karsinogen bervariasi, yang akan diuraikan di sini hanya beberapa karsinogen utama. Beberapa karsinogen yang sangat berbahaya adalah hidrokarbon aromatik, yang paling dikenal adalah 3,4-benzpirena. Hidrokarbon karsinogenik terbentuk selama pembakaran tidak sempurna dari hampir setiap senyawa organik. Mereka ditemukan dalam batubara, asap rokok, pembakaran kendaraan bermotor, kopi, gula gosong dan sebagainya. Tidak semua hidrokarbon aromatik polisiklik merupakan karsinogen. Terdapat korelasi yang erat kekarsinogenan dengan ukuran dan bentuk tertentu dari molekul. Nampaknya sifat karsinogen tidak hanya disebabkan oleh hidrokarbon semata tetapi dapat terbentuk karena produk oksidanya dalam hati. Jenis karsinogen yang lain adalah amina aromatik. Dua di antaranya adalah b-naftilamina dan benzidina. Kedua senyawa ini pernah digunakan di industri zat warna. Senyawa ini bertanggung jawab untuk kanker kandung kemih pada pekerja yang kontak lama dengan senyawa tersebut. Beberapa pewarna aminoazo juga menunjukkan karsinogen, misalnya 4dimetilaminobenzena. Senyawa ini dikenal sebagai “pewarna kuning mentega”. Senyawa ini digunakan untuk pewarna mentega sebelum diketahui sifat karsinogennya. Tidak semua karsinogen merupakan senyawa aromatik, beberapa di antaranya adalah nitrosamin dan vinil klorida. Senyawa lainnya merupakan cincin heterosiklik tiga- dan empatanggota yang mengandung oksigen atau nitrogen, misalnya etilenaimina, epoksida dan turunannya, ester siklik yang juga disebut lakton. Zat Antikarsinogen Berdasarkan hal di atas, berarti terdapat banyak karsinogen di sekitar kita terutama dari makanan dan polusi udara. Tetapi mengapa tidak semua mendapatkan kanker ? Diperkirakan terdapat anti-karsinogen dalam tubuh kita yang berasal dari makanan yang kita makan tiap hari. Serat diperkirakan melindungi terhadap kanker usus. Food additive BHT melindungi terhadap kanker lambung. Pigmen alam b-karoten kemungkinan mempunyai keaktifan antikarsinogen. Hal yang paling menarik adalah nilai perlindungan diet tinggi dalam sayuran (kubis, brokoli). Jenis diet ini menunjukkan bekurangnya pengaruh kanker baik pada kajian hewan maupun manusia. Kepastian senyawa kimia dalam sayuran ini yang bertindak sebagai antikarsinogen tidak diketahui. Walaupun demikian dengan makan diet seimbang termasuk buah dan sayuran segar, akan menyeimbangkan karsinogen dan anti karsinogen.

Kotak info ini: lihat • bicara • sunting Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta.[1] Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.[2]

Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif

(anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak rekasi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen

merupakan

satu-satunya

atom

netral

yang

persamaan

Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum.

(mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir. MUTAGEN �Mutagen adalah zat atau senyawa yang dapat meningkatkan laju perubahan di dalam gen. Mutasi (perubahan) dapat mempengaruhi reproduksi sel, bahkan kadangkala menyebabkan kerusakan sel atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali � Beberapa contoh mutagen, antara lain senyawa kimia mustard, etil metil sulfonat, sinar uv, radiasi sinar x, dll. � Mutagenesis adalah proses pembentukan mutasi

ji senyawa karsinogen � Uji jangka pendek (short-term test) : dikembangkan untuk mengidentifikasi senyawa karsinogenik yang berpotensi atas dasar kapasitasnya untuk menginduksi mutasi pada DNA di dalam sel secara in-vitro atau in-vivo. Contoh test : Ames test. Pada Ames test,

digunakan mikroba Salmonella typhimurium. Selain uji mutasi bakteri, ada pula uji mutasi sel mamalia secara in-vitro, uji mutasi gen secara in-vivo menggunakan mencit, uji kerusakan DNA secara in-vitro. � Uji jangka menengah : uji kronis 1 tahun : Uji menggunakan 50 ekor tikus � Uji jangka panjang : uji kronis 2 tahun : Multi stage models pada perkembangan neoplasti

Related Documents