Muhammad Ali melewati periode yang sulit Hak atas foto AP Image caption Segala bentuk ungkapan duka atas kematian Muhammad Ali, diwujudkan berbagai kalangan masyarakat. Dokter yang merawat Muhammad Ali mengatakan, petinju ikonik itu 'melewati periode yang sulit di tahun lalu', sebelum kematiannya. "Pekan lalu, terutama, sangat sulit," kata Abraham Lieberman, yang mendampingi Ali sejak beberapa jam sebelum ia meninggal. Lieberman mengatakan kepada BBC : "Semua orang membayangkan hal yang buruk akan terjadi tapi kita selalu berharap kita akan bisa menaklukan apa yang menjadi perkiraan, karena dia adalah seseorang yang selalu membalikkan segala perkiraan - dia bukan orang biasa." "Dia tampil untuk apa yang diyakininya dan apa yang dia yakini sebagai hal yang benar. Dia memperlakukan semua orang, mulai dari yang paling sederhana hingga selebriti terbesar, secara sama - sesuatu yang adil. "Anda tidak bisa percaya betapa menyenangkannya dia di luar ring, jauh dibandingkan dengan apa yang dia tampilkan di atas ring. Saya sungguh kehilangan seorang sahabat baik." Hak atas foto Getty Images Image caption Muhammad ALi begitu garang dan sombong di ring, tetapi menurut dokternya, begitu menyenangkan dan baik hati di luar ring. Lieberman, direktur dari Muhammad Ali Parkinson Center di Arizona, membantah anggapan bahwa Ali menderita Parkinson akibat tinju. "Saya pikir penyakitnya berkembang perlahan-lahan selama beberapa tahun," katanya. "Orang-orang yang menderita Demensia pugilistika biasanya meninggal dalam waktu tiga atau empat tahun - sementara Ali mengidap Parkinson selama lebih dari 30 tahun. "Masalahnya bermula di satu sisi otak, dan otaknya tampak relatif baik pada pemindaian MRI. Saya tidak bisa mengatakan tinju tidak ada kaitannya, tapi saya pikir dia menderita penyakit Parkinson yang biasa saja." Sang dokter teringat cerita dari bertahun-tahun yang lalu ketika Ali mengunjungi seorang pria tua di sebuah panti jompo, yang mengira dia petinju besar lain, Joe Louis. "Muhammad mengatakan: 'Jika berpikir bahwa dia bertemu Joe Louis itu memberi pria kebahagiaan pada lelaki tua itu, maka saya Joe Louis'," katanya. "Saya pikir peristiwa itu menyimpulkan bahwa Muhammad Ali adalah pribadi yang hebat sekaligus seorang manusia yang benar-benar baik hati, dengan simpati yang luar biasa dalam bagi orang-orang lain."
Dokter Lieberman mengatakan bahwa Ali mendapat dukungan keluarganya dalam menghadapi penyakitnya. "Parkinson yang dideritanya memburuk, tetapi ia memiliki keluarga yang sangat menghormati dan mencintainya, yang merawatnya dan memberinya kualitas hidup yang dibutuhkan. Prosesi jenazah dan pemakaman Muhammad Ali akan dilangsungkan dalam sebuah upacara besar antar iman namun dalam tradisi Islam, hari Jumat (10/6) mendatang. Hal ini dimaksudkan untuk "memungkinkan siapapun dari seluruh dunia untuk mengucapkan selamat tinggal," papar pernyataan keluarganya. Hak atas foto AFP Image caption Muhammad Ali bersama anaknya, Laila Ali, yang juga menjadi seorang petinju yang cukup sukses. Upacara utama penghormatan jenazah akan digelar di KFC Yum Center, yang berkapasitas lebih dari 20.000 orang. Muhammad Ali "merupakan seorang warga dunia dan mendiang ingin orang-orang dari semua lapisan masyarakat dapat menghadiri pemakamannya," kata juru bicara keluarga, Bob Gunnell. "Dan upacara pelepasannya akan mencerminkan pengabdiannya kepada umat manusia dari semua ras, agama dan latar belakang." Bob Gunnell mengatakan pula, sebelum meninggal pada pukul 21:10, sang legenda mampu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada istri dan anak-anaknya, yang hadir untuk saatsaat terakhir.