Karies Pada Anak

  • Uploaded by: anonimous
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karies Pada Anak as PDF for free.

More details

  • Words: 2,274
  • Pages: 7
Delfia Cindy K.P. 31101700036 SGD 7 1. Jenis-jenis karies pada anak - Rampant Karies Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang imun terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa terjadinya rampan karies berbeda dengan karies biasa, hanya waktunya lebih cepat. Dikatakan cepat karena dalam waktu s vatu tahun, gigi yang terlibat bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-tiba karena pulpa langsung terlibat. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang relatif bersih. GEJALA KLINIS DAN GAMBARAN RADIOLOGI 1. Pada umumnya yang terkena adalah anak-anak usia 4 – 8 tahun atau remaja usia 11 – 19 tahun. Bila anak-anak usia 2 – 4 tahun sudah terserang rampan karies pada gigi sulung, hal ini dihubungkan dengan enamel hipoplasia dan kepekaan terhadap karies yang tinggi. 2. Gigi yang terkena rampan karies biasanya sudah mengalami kerusakan hebat, beberapa gigi atau semuanya dapat menjadi gangren atau menjadi radiks. Konsistensi lesi karies sangat lunak dengan warna kuning sampai coklat muda. 3. Pada umumnya karies sudah dalam. Terkenanya pulpa akan menyebabkan rasa sakit, terlebih bila disertai abses yang mengakibatkan anak susah / tidak mau makan. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya fungsi pengunyahan sehingga mengakibatkan pertumbuhan rahang berkurang terutama arah vertikal. 4. Bila terjadi gangguan pada jaringan penyangga, melalui rontgen foto terlihat gambaran radiolusen disekitar apeks gigi. - Karies Botol Banyak istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan keadaan karies pada bayi dan anak yang menggunakan botol (berisi cairan karbohidrat yang dapat difermentasi) dalam waktu lama dan sering. Istilah tersebut adalah Baby Bottle Caries, Early Childhood Caries, Baby Bottle Tooth Decay dan Nursing Caries. Karies botol adalah suatu karies yang terjadi pada bayi dan anak yang masih sangat muda ditandai dengan pola tersendiri atau khas berupa karies yang hebat dan parah pada gigi desidui disebabkan cara pemberian makanan/susu/ASI yang tidak tepat. Karies botol tidak tergantung pada jumlah gigi yang terlibat tetapi pada usia bayi dan anak, gigi dan posisi yang terlibat. Definisi karies botol sebenarnya adalah bentuk spesifik dari Rampan Karies pada gigi sulung. Yang membedakannya dengan rampan karies adalah  Banyaknya gigi yang terlibat  Lesi berkembang dengan cepat  Karies terjadi pada permukaan yang secara umum mempunyai resiko terjadinya karies kecil seperti permukaan lingual gigi depan bawah.  Kunci karies botol adalah tidak terlibatnya gigi insisivus bawah. POLA KERUSAKAN GIGI

Pemeriksaan klinis memperlihatkan adanya pola yang khas dan progresif. Kerusakan gigi dimulai segera setelah gigi erupsi yaitu pada gigi rahang atas bagian lingual. Gigi yang sering terlibat adalah gigi insisivus sentralis dan lateralis atas, molar pertama desidui atas dan bawah. Permukaan yang terkena dimulai dari proksimal kemudian labial (servikal) dan oklusal pada gigi molar. Selama menyusui dengan ASI atau botol, putting susu atau dot terletak di bagian palatal, menyebabkan palatum tertekan, sementara itu otot oral menekan isi botol ke dalam mulut. Cairan dari botol atau ASI tidak/ sedikit mengenai gigi depan bawah karena secara fisik gigi bawah dilindungi oleh lidah, juga oleh ludah yang berasal dari glandula salivari. Disamping itu gigi depan bawah juga merupakan gigi yang relatif imun terhadap karies. Jika anak tertidur dengan putting susu atau dot berada dalam mulut, cairan tersebut akan tergenang pada gigi atas. Jika cairan tersebut mengandung karbohidrat yang memfermentasikan asam disekeliling gigi akan terjadi proses dekalsifikasi. Aliran saliva dan proses penelanan yang kurang selama tidur akan membahayakan gigi karena tidak ada self cleansing. Rampant caries

Nursing caries

Acute, burrowing type of caries and showed early involvement of pulp. Involving those surfaces which are usually immune to decay.

It is a specific form of rampant caries

It occurs in all age group including adolescence

It occurs in infants toddler or preschoolers

It occurs in both primary and permanent dentition

Affect the primary dentition only

Mandibular incisors are usually affected

mandibular incisors are not affected

Multifactorial etiology like frequent snacking excessive sticky refined carbohydrate intake, decrease, salivary flow and genetic background.

Primarily associated to improper feeding practice such as bottle feeding or breast feeding or pacifier feeding during sleep.

If pulp is exposed, it requires pulp therapy or RCT

If diagnosed in early stage it can be managed by topical fluoride application and dental education.

Rampan karies

Rampan karies

Baby Bottle Caries 2. Patogenesis karies anak Asam yang terlibat dalam inisiasi proses karies adalah produk sampingan metabolisme normal dari mikroorganisme dan dihasilkan oleh metabolisme karbohidrat. Karena permukaan luar enamel jauh lebih tahan terhadap demineralisasi oleh asam daripada bagian yang lebih dalam dari enamel, jumlah demineralisasi terbesar terjadi 10 hingga 15 μm di bawah permukaan enamel. Kelanjutan dari proses ini menghasilkan pembentukan lesi email bawah permukaan yang baru mulai yang pertama kali diamati secara klinis sebagai apa yang disebut white spot. Kecuali jika demineralisasi ditangkap atau dibalikkan (remineralisasi), lesi di bawah permukaan akan terus membesar, dengan kehancuran lapisan permukaan tipis dan pembentukan lesi yang berlubang. Remineralisasi lesi bawah permukaan yang baru jadi dapat terjadi selama lapisan permukaan email tetap utuh. Air liur, yang jenuh dengan kalsium dan fosfat dan memiliki kemampuan buffer asam, berdifusi menjadi plak, di mana ia menetralkan asam mikroba dan memperbaiki enamel yang rusak. Waktu yang diperlukan untuk remineralisasi untuk menggantikan hidroksiapatit yang hilang selama demineralisasi ditentukan oleh usia plak, sifat karbohidrat yang dikonsumsi, dan ada tidaknya fluoride. Sebagai contoh, telah disarankan bahwa, dengan adanya plak gigi yang telah berkembang selama 12 jam atau kurang, demineralisasi enamel yang dihasilkan dari paparan tunggal terhadap sukrosa akan diremineralisasi oleh air liur dalam waktu sekitar 10 menit. Sebaliknya, periode setidaknya 4 jam diperlukan untuk air liur untuk memperbaiki kerusakan enamel yang dihasilkan dari paparan serupa dengan sukrosa di hadapan plak gigi yang berusia 48 jam atau lebih. Seperti dicatat kemudian dalam bab ini, kehadiran fluoride memiliki efek mendalam pada proses remineralisasi; tidak hanya fluoride sangat meningkatkan laju remineralisasi enamel oleh air liur tetapi juga menghasilkan pembentukan fluorhydroxyapatite selama proses, yang meningkatkan ketahanan enamel yang diemineralisasi terhadap serangan asam di masa depan. Fluoride juga memiliki efek antimikroba. Dengan demikian perkembangan karies gigi dapat dianggap sebagai proses dinamis berkelanjutan yang melibatkan periode berulang demineralisasi oleh asam organik asal mikroba dan remineralisasi selanjutnya oleh komponen saliva (atau agen terapeutik), tetapi di mana lingkungan mulut secara keseluruhan tidak seimbang menuju demineralisasi. Beberapa faktor mempengaruhi tingkat kerentanan gigi. Secara umum ada 5 tahap perkembangan karies botol yaitu : 1. Inisial

Disebut juga tahap reversibel, karena tahap ini dapat hilang. Ditandai dengan terlihatnya warna putih, opak pada bagian seviks dan proksimal gigi insisivus atas akibat demineralisasi. Demineralisasi dimulai beberapa bulan setelah gigi erupsi. Rasa sakit tidak ada.

2. Karies/kerusakan

Lesi pada gigi insisivus atas meluas ke dentin dan menunjukkan diskolorasi. Proses ini sangat cepat, anak mulai mengeluh sakit/ngilu bila minum air terutama yang dingin dan gigi yang terlibat sudah mencapai molar satu atas. 3. Lesi yang dalam

Lesi pada gigi depan sudah meluas. Anak mulai mengeluh adanya rasa sakit sewaktu makan terutama saat mengunyah dan juga saat menyikat gigi. Pulpa insisivus atas sudah terlibat, rasa sakit spontan pada malam hari dan sesudah minum panas/dingin yang berlangsung beberapa menit. 4. Tahap traumatik

Tahap ini terjadi akibat tidak dilakukan tindakan perawatan sewaktu gejala awal terjadi. Gigi depan atas akan rusak karena karies dan dengan tekanan yang ringan dapat terjadi fraktur, bahkan tidak jarang anak datang dengan hanya tinggal akar gigi saja. Pada tahap ini pulpa gigi insisivus atas sudah non vital, molar bawah sudah pada tahap kerusakan. 5. Tahap karies terhenti

Semua tahap akan terhenti bila penyebab karies gigi dihilangkan. Akibat remineralisasi lesi akan berwarna coklat gelap.

3. Penyebab karies anak substrat

host/gigi

KARIES waktu mikroorg

anisme

Etiologi Karies Rampan: 1. Hal ini biasanya karena kebersihan mulut yang buruk dan mengambil makanan ringan kariogenik sering dan minuman manis antara waktu makan. 2. Pola perilaku pasien dan / atau orang tua berlebihan / orang tua tidaktahu. 3. Ada bukti bahwa gangguan emosi dapat menjadi faktor penyebab dalam beberapa kasus karies. Emosi ditekan dan ketakutan, ketidakpuasan dengan prestasi, pengalaman sekolah traumatis, dan ketegangan umum terus menerus dan kecemasan telah diamati pada anak-anak dan orang dewasa

dengan karies rampan. Gangguan emosional dapat memulai sebuah keinginan yang tidak biasa untuk permen atau kebiasaan ngemil, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi timbulnya karies gigi. 4. Faktor tambahan a. Saliva: Berkurangnya sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat menghambat karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya. Bila sekresi berkurang akan terlihat peningkatan akumulasi plak sehingga jumlah mikroorganisme (streptococus mutans) akan bertambah. b. Status Sosial Ekonomi: anak-anak dan remaja yang hidup dalam kondisi sosek rendah menderita dua kali lebih banyak kerusakan gigi dan bahwa penyakit mereka lebih mungkin untuk tidak diobati c. Karakteristik Anatomi Dari Gigi: - Gigi permanen, tampaknya rentan terhadap karies gigi yang hampir bertepatan dengan erupsinya ke dalam rongga mulut. Karena enamel kalsifikasi tidak lengkap pada saat erupsi gigi dan periode tambahan sekitar 2 tahun diperlukan untuk proses kalsifikasi sempurna, gigi akan sangat rentan karies formasi selama 2 tahun pertama setelah erupsi. • Geraham permanen sering memiliki pit dan fissure yang dalam dengan atau tanpa hipoplasia yang memungkinkan bahan plak gigi menempel.

Etiologi ECC •

Eksposur untuk jangka waktu yang lama untuk kariogenik substrat (minuman biasanya manis, manis atau minuman buah-based) dalam botol dan / atau cangkir pengumpan diberikan sebagai dot atau pengumpan mungil.



Pemberian botol susu yang diberikan pada waktu tidur. Pemberian ASI dan atau botol yang dilakukan sampai usia 13 bulan, cenderung menimbulkan karies botol. Cara pemberian yang benar adalah bayi/anak harus dalam posisi duduk atau setengah duduk dan tidak boleh diberikan sambil tiduran, apabila sampai anak tertidur sehingga cairan tersebut akan tergenang di dalam mulut, botol atau ASI harus sudah disingkirkan sebelum anak tertidur. Bayi/anak yang masih menyusui sampai usia 18 bulan dianggap mempunyai resiko terjadinya karies, apalagi jika mereka mempunyai kebiasaan diet yang berhubungan dengan makanan yang bersifat kariogenik. Suatu penelitian menganjurkan agar anak berhenti menyusui pada usia 6 bulan dan mulai makan/minum dengan cara yang sama seperti orang dewasa.



Tingkat saliva rendah pada malam hari.



Mengurangi kapasitas buffering. • Riwayat orangtua karies (terutama ibu). Orang tua yang peka terhadap karies akan mempunyai anak yang juga peka terhadap karies. Hal ini disebabkan karena dalam keluarga mempunyai pola kebiasan makan yang sama dan pemeliharaan kesehatan gigi yang sama pula. • Terkait dengan status sosial-ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dari orang tua dan etnis minoritas •

Kerusakan enamel

• •

4.

Berlebihan dari orang tua, dan rumah yang penuh sesak. Bayi kekurangan gizi dan rendah berat lahir (kurang dari 2500 gram)

Pencegahan karies anak 1. Pencegahan Primer Pencegahan primer mencegah seseorang terhadap suatu penyakit,. Tujuan pencegahan primer adalah untuk memelihara kesehatan individu dan populasi di masyarakat dan meminimalisasi risiko terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan. Pada pencegahan primer ini diimplementasikan program-program, prosedur maupun pengukuran untuk mencegah penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi. Contoh pencegahan primer adalah : Anjuran diet dan kontrol plak untuk mencegah karies, fissure sealent, fluoridasi air minum, pemeriksaan gigi rutin dan diagnostik radiografi. 2. Pencegahan Sekunder Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk membatasi perkembangan dan dampak penyakit sedini mungkin setelah penyakit tersebut muncul. Untuk menghentikan perkembangan penyakit, begitu penyakit muncul dan terdeteksi maka perlu tindakan untuk mengontrol dan menghilangkan penyebaran penyakit lebih lanjut. Contoh pencegahan sekunder adalah penumpatan ART atau Glass Ionomer (GI) untuk mengatasi karies awal, pembersihan karang gigi agar tidak berlanjut menjadi penyakit periodontal yang lebih parah. 3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah upaya membatasi berkembangnya kerusakan jaringan atau ketidakmampuan setelah suatu penyakit menyebabkan terjadinya keterbatasan fungsi. Pada tahap ini, proses penyakit telah meluas pada suatu titik dimana status kesehatan pasien telah berubah dan tidak dapat kembali kepada kondisi sebelum terkena penyakit tersebut. Contoh pencegahan tersier adalah penambalan gigi dengan karies dalam untuk mencegah agar karies tidak lebih parah sampai menimbulkan pulpitis. Contoh lain jika menyangkut periodontal, periodontitis dapat ditangani dengan bermacam-macam intervensi dan prosedur bedah. Kontrol Dari Semua Lesi Kario Aktif Ketika karies merajalela terjadi, langkah pertama adalah memulai pengobatan semua lesi karies untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat perkembangan penyakit dan untuk mengidentifikasi penyebab paling penting dari kondisi yang ada. Selanjutnya, dan bahkan secara bersamaan, jika mungkin, praktisi mulai bekerja dengan orang tua dan / atau pasien untuk mencapai modifikasi perilaku yang sesuai yang diperlukan untuk mencegah terulangnya masalahnya. Kemudian dapat didekati secara sistematis. Selalu diperlukan modifikasi dalam prosedur kebersihan mulut dan kebiasaan diet. Seringkali, mencapai kepatuhan pasien dengan modifikasi yang direkomendasikan adalah tantangan terbesar dari semuanya. Jika pengobatan restoratif awal harus dilakukan dalam satu janji di bawah anestesi umum atau dalam satu atau dua janji dengan sedasi, kontrol lesi yang ada akan menjadi pasti pada saat itu. Jika perawatan restoratif harus dilakukan selama beberapa kunjungan di pengaturan rawat jalan, pembersihan karies sebagai pendekatan awal dalam pengendalian karies gigi yang merajalela memiliki beberapa keuntungan. Penghapusan karies superfisial dan pengisian rongga dengan bahan ionomer gelas atau semen oksida-eugenol setidaknya akan secara sementara menangkap proses karies dan mencegah perkembangannya yang cepat ke pulpa gigi. Pembersihan lesi karies biasanya dapat dilakukan dengan mudah dalam satu janji. Namun, jika ada banyak lesi karies yang

luas, sehingga memerlukan duakali kunjungan. Pendekatan alternatif dapat dilakukan yaitu memulai terapi antimikroba dan topikal fluorida intensif dan berganda bersamaan dengan modifikasi gaya hidup perilaku yang diperlukan, dan kemudian dilanjutkan secara sistematis dengan restorasi dan terapi yang ditunjukkan lainnya.

Sumber : Kawashita, Yumiko dkk. 2011. Early Childhood Caries. Universitas Nagasaki Mariati, N Wayan. 2015. Jurnal Biomedik Pencegahan dan Perawatan Karies Rampan Vol 7 No 1 hlm. 23-28 Pediatric Dentistry/ 4th year/ lec. 2 Ralph McDonald dkk. 2004. Dentistry For The Child And Adolescent 8th Edition. United States of America Widayati, Nur. 2014. Jurnal Berkala Epidemiologi Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies Gigi Pada Anak Usia 4–6 Tahun Vol. 2, No. 2 Mei 2014: 196–20

Related Documents

Karies Pada Anak
August 2019 35
Asma Pada Anak
June 2020 17
Koma Pada Anak
December 2019 16
Malaria Pada Anak
December 2019 17
Syok Pada Anak
December 2019 24

More Documents from "Taufik Abidin"

Karies Pada Anak
August 2019 35