BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalam tumbuhan maupun hewan, karbohidrat didenifisikan sebgai polihidroksi keton atau senyawa yang menghasilkan senyawaan yang berupa hidrolisis dengan rumus umum (Cn(H2O)n). Setiap hari kita mengkonsumsi karbohidrat, yaitu melalui nasi yang kita makan, nasi tersebut mengandung zat yang disebut karbohidrat. Karbohidrat dalam tubuh terurai menghasilkan cadangan energi bagi tubuh kita. Fungsi karbohidrat dalam tubuh ini hampir sama dengan fungsi bensin pada kendaraan bermotor. Karbohidrat dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan yang mengandung karbohidrat, seperti padi, kentang, singkong, ubi, jagung, talas, dan gandum. Tidak seperti tumbuhan, tubuh kita tidak dapat mensitesis sendiri karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu kita harus mendapatkan asupan karbohidrat dari luar tubuh kita. Jenis karbohidrat yang terdapat di alam ini sangat bervariasi, dan pada satu makanan dengan satu makanan yang lain kandungan karbohidratnya dapat berbeda. Sebagai contoh, karbohidrat yang terdapat pada gula merah, tidak sama dengan karbohidrat yang terdapat pada gula pasir. Dalam praktikum kali ini, kita akan mengisolasi kanji dari sumber karbohidrat yang sangat lazim kita kenal dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu kentang,
Kentang disini dijadikan sebagai sumber karbohidrat yang mudah ditemukan dan memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, keinginan untuk uji karbohidrat melalui kentang sebagai contoh ini, merupakan latar belakang dilakukannya percobaan mengenai karbohidrat ini. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida. 1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan kadar amilum dari kentang 2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa dan netral. 1.3 Prinsip Percobaan 1. 3. 1 Isolasi Starch dari Kentang Penentuan kadar kanji pada kentang dengan mengisolasi berdasarkan prinsip homogenasi, penyaringan suspensi dan dekantasi dengan menggunakan pelarut air dan etanol. 1. 3. 2 Uji Iodida untuk Kentang Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi setelah dipanaskan dan didinginkan.
1.4 Manfaat Percobaan Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu mengetahui bagaimana cara mengisolasi starch dari kentang dan dapat mengetahui berapa persen kandungan starch dari kentang tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan oksigen yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon (Tim Dosen Kimia, 2007). Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid/keton dengan rumus empirik (CH2O)n. Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu unit aldehida/keton); oligosakarida (beberapa unit monosakarida); dan polisakarida, molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit mosakarida. Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida atau keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, dan karenanya terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat di alam, seperti ribose, glukosa, fruktosa dan monosakarida adalah rangkaian gula D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat berada dalam bentuk cincin-tertutup
hemiasetal, sebagai furanosa (cincin beranggota-lima) atau piranosa (cincin beranggota-enam). Furanosa dan piranosa terdapat dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi (Lehninger, 1997). Karbohidrat merupakan salah satu golongan utama bahan organik yang terdapat di alam. Karbohidrat terdapat di semua bagian bahan sel baik sebagai komponen struktur maupun sebagai komponen berfungsi. Bobot kering tumbuhtumbuhan secara khas terdiri atas 50 – 80% karbohidrat polimer selulosa bersama dengan bahan struktur sejenis. Karbohidrat adalah tulang punggung struktur asam nukleat, RNA dan DNA dan merupakan gula yang memberikan cadangan energi yang diperoleh dari matahari untuk fotosintesis. Isolasi, pemurnian dan pengubahan karbohidrat merupakan dasar banyak industri penting, kayu adalah bahan bangunan utama di hampir seluruh bagian dunia. Kayu jika diubah secara kimia melalui proses pembuatan pulp, menjadi sumber kertas. Gula dan produk pati yang didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan berperan utama dalam nutrisi dan industri bahan makanan sejenis (Pine, dkk., 1988). Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas tiga golongan besar yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana (Tim Dosen Kimia, 2007). Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksi aldehida dan keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila gula tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa. Suatu
monosakarida dikenali dari jumlah atom karbon yang dikandungnya. Monosakarida yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa yaitu glukosa dan fruktosa (Bresnick, 1994). D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin merupakan senyawa organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini terdapat bebas dalam darah (gula darah) dan berbagai cairan tubuh lainnya dan dalam cairan tanaman (gula anggur), serta merupakan komponen monosakarida utama dari banyak oligosakarida dan polisakarida. Glukosa langsung digunakan oleh tubuh. Glukosa didapat secara niaga dengan cara hidrolisis pati diikuti dengan kristalisasi dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang dikenal sebagai tetes, terdiri dari kira-kira 65% D-glukosa dan 35% disakarida dan oligosakarida lainnya (Pine, dkk., 1988). Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994). Fruktosa dapat diperoleh dari hasil hidrolisis inulin dengan asam atau secara enzimatis. Hidrolisis inulin 0 C jarang dengan asam pada pH 1-2, suhu 80-100 digunakan karena selain mahal, fruktosa yang dihasilkan akan terurai pada pH
rendah sehingga terbentuk fraksi difruktosa anhidrat yang berwarna coklat dan tidak manis. Hidrolisis inulin secara enzimatis lebih menguntungkan karena lebih murah, mudah diekstraksi, produk yang dihasilkan jernih dan lebih manis (Allais et al, 1986). Inulin dapat dihidrolisis dengan inulinase yang menghasilkan D-fruktosa hingga 90-95% (Zul, dkk., 2003). Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994). Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat
digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioka. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut diperoleh. Bentuk butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras (Poedjiadi, 1994). Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 1994). Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan sisanya amilosa. Adanya informasi mengenai komposisi pati diharapkan dapat menjadi data pendukung dalam menentukan jenis produk yang akan dibuat dari pati atau tepung talas. Penelitian pada 71 sampel umbi talas yang diambil dari negara Fiji, Samoa Barat dan Kepualauan Solomon, diperoleh kadar pati rata-rata sebesar 24,5% dan serat sebesar 1,46% (Hartati & Prana, 2003). Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun
oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu (Sudarmadji, dkk., 1996).
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kentang,
etanol 95%,
aquadest, larutan amilum 1% dalam air, larutan HCl 6 M , larutan NaOH 6 M, larutan iod 0,01 M, kertas saring, kertas label dan tissue roll. 3.2 Alat Percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antaralain: pisau, blender, batang pengaduk, kain kasa, corong, gelas piala 250 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, neraca Ohaus, neraca analitik, inkubator, tabung reaksi, pipet tetes, inkubator, dan gegep. 3.3 Prosedur Kerja 3. 3. 1 Isolasi Starch dari Kentang Kentang yang akan digunakan dikupas, dicuci dan ditimbang sebanyak 75 gram lalu dihomogenasikan dengan 50 mL air dalam blender sehingga terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya dibuang. Cairan tersebut dibiarkan mengendap. Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi 50 mL air dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk didekantasi lagi dengan 50 mL air. Pekerjaan dekantasi dilakukan dengan 25 mL etanol 95% kemudian terakhir didekantasi dengan air 50 mL disaring dengan kertas saring. Starch tersebut dikeringkan dalam inkubator selama beberapa menit dan setelah kering ditimbang.
3. 3. 2 Uji Iodida untuk Kentang Tabung Pereaksi Amilum Air HCl 6 M NaOH 6 M Iod 0,01 M
I
Tabung II
III
3 mL 2 tetes 1 tetes
3 mL 2 tetes 1 tetes
3 mL 2 tetes 1 tetes
Campuran yang berwarna dipanaskan. Catat adanya perubahan warna. Dinginkan dan catat lagi perubahan warnanya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Isolasi Starch dari Kentang 1.
Berat contoh (kentang) = 75 gram
2.
Kentang setelah diblender akan terjadi campuran homogen dari kentang dan air.
3.
Amilum dalam suspensi alkohol berwarna putih, setelah kering berwarna putih.
4.
Berat amilum setelah kering = 4,481 gram
5.
Kadar amilum dalam contoh kentang: Berat amilum Kadar amilum = Berat kentang 4,481 g = x 100% = 5,97% 75 g Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amilum dalam kentang. Kentang
yang mula-mula dihomogenkan dengan air dalam blender sehingga terbentuk suspensi dan disaring untuk memisahkan filtrat dari residu. Penyaringan dilakukan dengan kain kasa tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan berlangsung lebih cepat. Cairan keruh didekantasi sebanyak 2 kali dengan aquades, fungsi dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat yang bersifat polar dalam sampel. Setelah itu didekantasi dengan etanol 95%. Etanol berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam air dan mengikat zat pengotor yang bersifat nonpolar sehingga filtrat yang tersisa hanya amilum saja. Hasil dekantasi terakhir disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam inkubator sehingga diperoleh tepung
amilum yang kering dan ditimbang. Hasil yang didapat adalah 4,481 gram dan kadar amilum yang terdapat pada kentang adalah 5,97%. Hasil yang didapat sangat sedikit jika dibandingkan dari teori yaitu 16% dari sampel kentang artinya jika kentang sebanyak 75gr dapat menghasilkan 12gr. Pada percobaan ini terjadi kesalahan teknis yaitu blender yang digunakan mengalami kebocoran sehingga air yang digunakan untuk memblender telah melebihi 50mL. 4. 2 Uji Iodida untuk Kentang Pada percobaan ini, amilum dan iod dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 3mL dan 1 tetes. Tabung pertama ditambahkan akuades, tabung kedua HCl dan tabung ketiga ditambahkan NaOH yang masing-masing 2 tetes. Semua
tabung kemudian dipanaskan lalu didinginkan serta diamati perubahan
warnanya. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Uji Iodida untuk Starch Perubahan Warna sebelum ditambah Iod 0,01M Warna sebelum ditambah Iod 0,01M Warna setelah pemanasan Warna setelah didinginkan
Tabung I (H2O)
Tabung II (HCl)
Tabung III (NaOH)
Bening
Bening
Bening
Ungu
Ungu
Bening
Bening Bening
Bening Ungu
Bening Bening
Pada percobaan uji Iodida ini, digunakan tiga larutan amilum yang masingmasing ditambahkan pada larutan uji yang berbeda. Pada tabung I, yaitu campuran amilum, akuades dan Iod diperoleh larutan berwarna Ungu. Hal ini disebabkan karena terbentuk ikatan semu antara amilum dengan molekul Iod. Senyawa Iod dan amilum tersebut memberikan warna ungu pada larutan. Dengan pemanasan larutan,
warna ungu tersebut hilang dan menjadi bening. Hal ini terjadi karena ikatan semu antara amilum dengan Iod mudah putus dengan adanya pemanasan. Dan setelah didinginkan maka seharusnya ikatan tersebut menjadi ungu kembali karena ikatan tersebut akan terbentuk lagi, akan tetapi pada percobaan yang dilakukan, warna yang terbentuk tetap bening setelah pendinginan. Pada tabung II, yaitu larutan amilum, HCl, dan iod diperoleh larutan berwarna ungu.
Hal ini menandakan terjadi reaksi amilum dan iod sehingga
memberikan warna ungu pada larutan. Dengan pemanasan, larutan ungu hilang dan menjadi bening. Hal ini karena ikatan semu antara iod dan amilum mudah putus dengan pemanasan. Dan setelah didinginkan kembali maka ikatan tersebut kembali terbentuk sehingga larutan menjadi ungu. Pada tabung III yaitu dengan menggunakan basa tidak didapatkan warna ungu pada larutan. Hal ini disebabkan karena iod tidak bereaksi dengan amilum tetapi bereaksi dengan basa (NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI dan Naoi) sehingga menghalangi reaksi antara amilum dan iod. Adapun kesalahan yang terjadi pada percobaan kali ini disebabkan karena penambahan pereaksi yang kurang atau berlebih sehingga menimbulkan pengaruh terhadap perubahan warna yang dihasilkan.
4. 3 Reaksi 4. 3.1 Reaksi amilum + H2O + I2 CH2OH H
CH2OH
H
H
O H OH
H
O H OH
H
+ H2O + nI2
H O
O
O
H
H
OH
OH
n
amilum / bening
CH2OH H
H
O
I
H OH
CH2OH
H
H
O
dipanaskan
H OH
H
H
O
O
H
O
H
OH
OH
n
I ungu muda CH2OH H
O
H
H
H OH
CH2OH O
H
H OH
H
+ nI2
H O
O
O
H
H
OH
OH
n
amilum / bening
CH2OH H
O H OH
H
I
H
CH2OH O H OH
H
H
O
O
H
O
H
OH
I ungu muda
H
OH
n
didinginkan
4. 3.1 Reaksi amilum + HCl + I2 CH2OH H
CH2OH
H
H
O
H
O
H
H
OH
OH
H
+ HCl + nI2
H O
O
O
H
H
OH
OH
n
amilum / bening
CH2OH H
H
O H OH
I
CH2OH
H
H
O
dipanaskan
H OH
H
H
O
O
H
O
H
OH
OH
n
I ungu tua
CH2OH H
CH2OH
H
H
O
O
H
H
H
OH
OH
H
+ nI2
H O
O
O
H
H
OH
OH
n
amilum / bening
CH2OH H
O H OH
H
I
H
CH2OH O H
O
H
O
H
OH
I ungu tua
H
H OH
H
O
didinginkan
OH
n
4. 3.1 Reaksi amilum + NaOH + I2 CH2OH H
O
H
H
H OH
CH2OH O
H
H OH
H
+ NaOH + nI2
H O
O
O
H
H
OH
OH
n
amilum / bening CH2OH H
O
H
H
H OH
CH2OH O OH
H
O
H
OH
bening
+ NaI + NaOI + H2O
H
O
O
H
H
H
OH
n
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah : 1.
Kadar amilum yang terdapat pada 75 g kentang adalah 5,97%.
2.
Amilum dapat bereaksi dengan iodida pada suasana asam dan netral membentuk warna ungu, tapi tidak bereaksi pada suasana basa.
5. 2 Saran Sebaiknya dalam pengisolasian karbohidrat ini juga digunakan bahan lain, sehingga hasil yang diperoleh dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick, S. D., 1994, Intisari Kimia Organik, Lippincott Williams & Wilkins Inc. USA, 69. Hartati, N., dan Prana, T., 2003, Analisis Kadar Pati dan Serat Kasar Tepung beberapa Kultivar Talas (Colocasia esculenta L. Schott), http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6(1)/Sri.pdf, diakses 22 April 2009. Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Patong, A. R., 2007, Penuntun Praktikum Biokimia, Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar. Pine, S. H., J. B. Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia Organik 2 edisi keempat, ITB, Bandung. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 74. Tim Dosen Kimia, 2007, Kimia Dasar 2, Universitas Hasanuddin, Makassar. Zul, D., Chainulfiffah dan Febrianis, I., 2003, Mutagenesis pada Kluyveromyces Marxianus T-2 penghasil Inulinase Ekstraselular dengan Sinar Ultra Violet, http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JMST/article/view/3186/3164, diakses 22 April 2009.
LAPORAN PRAKTIKUM
KARBOHIDRAT
NAMA
: TANTI IRYANTI
NIM
: H31107035
KELOMPOK
: III (Tiga)
HARI / TANGGAL
: KAMIS, 23 APRIL 2009
ASISTEN
: NANANG HERMAWAN
LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, Mei 2009 Asisten
NANANG HERMAWAN
Praktikan
TANTI IRYANTI
LAMPIRAN 1. Bagan Kerja Isolasi Starch Dari Kentang Kentang - dibersihkan, dipotong-potong 75 g kentang - dihomogenasikan dengan 50 mL air - disaring dengan kain putih residu
Suspensi
- dibuang
- didekantasi dengan air 50 mL - dikocok dan dibiarkan mengendap
filtrat - dibuang
Residu - didekantasi dengan air 50 mL - dikocok dan dibiarkan mengendap
filtrat - dibuang
Residu - didekantasi dengan etanol 25 mL - disaring
filtrat - dibuang
starch - dikeringkan dalam inkubator - setelah kering ditimbang - dititrasi dengan iod Data
2. Bagan Kerja Uji Iodida untuk Starch Tabung reaksi I, II, III
- Dimasukkan masong-masing 3 ml amilum - Tabung I ditanbahkan 2 tetes air, tabung II ditambahkan 2 tetes HCl dan tabung III ditambahkan 2 tetes NaOH - Dimasukkan masing-masing 1 tetes Iod - Diamati perubahan warna - Dipanaskan, diamati perubahan warna - Dinginkan, diamati perubahan warna Hasil
3. Gambar Hasil Percobaan