KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR Anak Sekolah Dasar adalah mereka yang berumur 7 tahun atau paling rendah 6 ( enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) tentang aturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018 melalui Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018. Menurut Chasiyah, Chadidjah & Edy dalam buku Perkembangan Peserta Didik (2009 : 37- 42 ) menjelaskan bahwa karakteristik peserta didik usia sekolah dasar ada 7 perkembangan, terdiri atas : 1. Perkembangan Intelektual Kemampuan Intelektual atau kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dalam membimbing tingkah laku anak (Masganti, 2012 : 79). Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk berpikir sehingga pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksikan rangsangan intelektual dan mengerjakan tugas belajar seperti membaca, menulis, dan menghitung. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka dalam hal ini guru dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mampu mengekspresikan diri melalui memberikan pendapat atau berkomentar tentangapa yang di sampaikan guru pada pembelajaran di sekolah. Guru juga dapat memberikan tugas untuk menyusun laporan kunjungan atau menceritakan ulang tentang pengalaman selama liburan. 2. Perkembangan Bahasa Beberapa ahli psikologi memasukkan perkembangan bahasa ke dalam perkembangan kognitif, sebab aktivitas berpikir melibatkan bahasa. Karena bahasa tercakup dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang gambar atau lukisan Pada usia sekolah dasar, anak akan menerima lebih banyak mengenal dan menguasai kata-kata. Sehingga diharapkan adanya pelajaran tentang bahasa dapat memberika efek baik bagi peserta didik dalam menggunakan bahasa pada saat berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan isi hati, memahami informasi yang diterima, berpikir untuk menyatakan gagasan dan pendapat, serta untuk mengembangkan kepribadian. 3. Perkembangan Sosial Pada tahap perkembangan ini anak mampu untuk bekerja sama dan dapat memperhatikan kepentingan orang lain. Apa bila perkembangan sosial dapat berkembang dengan baik pada anak maka akan mempermudah anak dalam menyesuaikan diri dengan teman sebaya atau pun dengan lingkungan masyarakat sekitar. Pada kegiatan pembelajaran di sekolah hendaknya guru dapat memberikan tugas – tugas yang dapat menuntut peserta didik agar mampu mencapai tujuan bersama dengan prestasi yang dimilikinya. 4. Perkembangan Emosi Chasiyah, dkk menyampaikan bahwa Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
Emosi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu emosi primer dan emosi sekunder. Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi sekunder. Emosi primer antara lain gembira, sedih, marah, dan takut. Emosi sekunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer dan bersifat lebih kompleks. Emosi sekunder berasal dari kesadaran dan evaluasi diri. Emosi sekunder antara lain malu, iri hati, dengki, ujub, kagum, takjub, dan cinta (Masganti, 2012 : 130). Mengingat hal tersebut, maka guru sebaiknya dapat mengenali dan memahami tentang emosi yang dimiliki anak agar dapat diwujudkan dalam keaktivan dalam belajar dan kegemarannya dalam mengetahui hal baru dalam lingkup mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan seumuran anak usia sekolah dasar. Upaya – upaya yang dapat digunakan guru untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar adalah menghindari ketegangan di kelas seperti sikap judes , memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki harga diri, memberikan nilai obyektif, dan menghargai setiap hasil karya peserta didik. 5. Perkembangan Emosional Pada perkembangan ini anak telah mengerti tentang konsep benar-salah atau baikburuk, konsep ini berkaitan dengan moral anak. Sehingga anak padat mengelompokkan setiap bentuk perilakunya dengan konsep benar-salah atau baikburuk. Misalnya anak dapat mengerti perbuatan mana yang baik untuk dilakukan dan buruk untuk di lakukan seperti tindakan mencuri dan menolong. 6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan Pada anak yang berumur 7 tahun pemikiran tentang Tuhan sebagai bapak (pengganti orantua) beralih pada Tuhan sebagai pencipta. Hubungan dengan Tuhan yang pada awalnya terbatas pada emosi berubah pada hubungan dengan menggunakan pikiran atau logika (Masganti, 2012 : 177). Periode ini merupakan masa dimana nilai-nilai keagamaan akan terbentuk melalui proses pembentukan dan pendidikan yang diterima. Dengan adanya hal ini pendidikan agama di sekolah sangatlah penting dalam membentuk dan mengembangkan penghayatan kegamaan. 7. Perkembangan Motorik Sejalan dengan perkembangan fisik maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan mereka telah selaras dengan bakat dan minat, sehingga pada tahap perkembangan ini merupakan masa yang tepat untuk belajar dan mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis, berolahraga dan sebagainya. Dengan ini sangatlah tepat apabila guru dapat memberikan pembelajaran yang mengasah perkembangan motorik peserta didik melalui kegiatan – kegiatan dan pengajaran tentang dasardasar ketrampilan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Chasiyah, dkk. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta : Yuma Pustaka. Masganti. 2012. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Medan : PERDANA PUBLISHING.