Kapsul Fix.docx

  • Uploaded by: gokil jaman now
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kapsul Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,314
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,

meracik formula obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi atau pembekuan obat serta pengobatan termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut Farmakon yang berarti medika atau obat. Ilmu pokok yang digunakan dalam farmasi adalah kimia (80%), biologi (15%), dan fisika (5%). Ilmu-ilmu ini diterapkan dalam cabang ilmu yang lebih spesifik seperti : farmakologi, kimia farmasi, farmasetika, teknologi farmasi, dispensa farmasi, fisika farmasi, biofarmasetika, farmasi klinik, biologi farmasi, dan administrasi farmasi. Salah satu yang kita pelajari adalah farmasetika dasar. Farmasetika dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat obatan tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Penyediaan obat obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat obatan berdasarkan ruang lingkupnya. Dalam pembuatan sediaan obat kita dapat mengenal tentang berbagai bentuk sediaan obat salah satunya yaitu kapsul. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul terbagi mejadi dua yaitu cangkang keras dan cangkang lunak. Kapsul cangkang keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari campuran gelatin, gula dan air, dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak berwarna dan tak berasa. Cangkang kapsul lunak merupakan kapsul yang tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan pengisian obatnya dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari gelatin ditambah gliserin atau alkohol polihidris seperti sorbitol untuk melunakkan

gelatinnya. Kapsul

harus disimpan pada tempat yang tidak lembap dan sebaiknya disimpan di wadah yang diberi zat pengering. Mengingat pentingnya pembuatan sediaan kapsul ini kita

dapat

menerapkan pada pelayanan kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan

rumah sakit.

Karena Penggunaan obat dalam bentuk sediaan kapsul sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, karena penggunaan obat dalam bentuk sediaan kapsul memiliki kelebihan seperti rasa pahit obat yang biasanya dapat tertutupi an juga obat sediaan kapsul sangat banyak digunakan oleh masyarakat. 1.2

Maksud Dan Tujuan

1.1.1

Maksud Adapun maksud dari praktikum adalah:

1.

Agar mahasiswa dapat

mengetahui lebih jelas tentang cara pengisian

kapsul. 2.

Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat kapsul menggunakan metode pengisian kapsul

1.2.2

Tujuan Adapun tujuan dari raktikum adalah:

1.

Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pengisian kapsul dengan zat aktif Gemfibrozil dan Nifedipin.

2.

Mahasiswa dapat membuat kapsul menggunakan metode pengisian kapsul dengan zat aktif Gemfibrozil dan Nifedipin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Dasar Teori

2.1.1

Obat Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk

dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah , meringankan, maupun menyembuhkan penyakit (Ansel, 1989 ; Syamsuni, 2006). 2.1.2

Kapsul Kapsul berasal dari bahasa latin capsula yang artinya β€œkotak kecil”

memiliki banyak arti dalam bidang farmasi, dengan kata lain kapsul adalah tabung kecil, dari zat yang mudah larut di air yang mengandung serbuk obat (Rahmawati,2002) Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai, tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa juga keras (Ansel, 1989). Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Syamsuni, 2006). 2.1.3

Macam-Macam Kapsul Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul) terdiri atas bagian

wadah dan tutup (capsulae overculateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, padi, atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali cangkang untuk hewan. Ada ujuga ukuran 0 yang bentuknya memanjang (dikenal sebagai ukuran OE) yang memberikan kapasitas lebih besar tanpa peningkatan diameter dan

biasanya mengandung air 10-15%. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan bahan padat atau serbuk, butiran atau granul (Syamsuni, 2006). Kapsul cangkang lunak (capsulae molles,soft capsul) merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai. Kapsul cangkang lunak mempunyai bermacam-macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal. Ditinjau dari segi formulasi, teknologi, dan biofarmasi, kapsul berisi cairan dari jenis kapsul apa saja lebih seragam dibandingkan kapsul berisi serbuk kering dari jenis cangkang yang sama. Sediaan tablet yang berbentuk kapsul disebut kapsitab atau kaplet (Syamsuni, 2006). 2.1.4

Bobot dan Volume Ukuran Kapsul Bobot atau volume obat yang dapat diisikan kedalam kapsul tergantung

pada sifat bahan obat itu sendiri. Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 ukuran terkecil. Ukuran kapsul

:

000

00

0

Untuk hewan

:

10

11

12

1

2

3

4

5

Umumnya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE ) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam rangka mempersiapkan resep dokter di apotik (Syamsuni, 2006) Ketetapan dan kecermatan memilih ukuran kapsul biasanya berdasarkan pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental. Dalam mempersiakan resep untuk sediaan kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan jika diperlukan pembuatan ulang. Ukuran kapsul dalam tabel dibawah ini menurut Syamsuni 2006:

No. Ukuran

Volume dalam milimeter

000

1,7

00

1,2

0

0,85

1

0,62

2

0,52

3

0,36

4

0,27

5

0,19

Untuk hewan

Untuk hewan

10

30

11

15

12

7,5

Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan bila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang pasien mendapatkan dua macam resep kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat tersebut (Syamsuni, 2006) 2.1.5

Formulasi Kapsul dan Pemilihan Ukuran Kapsul Menurut Ansel (1989), Formulasi Kapsul dan Pemilihan Ukuran Kapsul,

umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara sekitar 65 mg - 01 gram bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lain yang diperlukan. Agar kapsul dapat diisi secara penuh biasanya dipakai kapsul dengan ukuran kecil, biasanya bahan yang dibutuhkan paling sedikit 65 mg. Bila dosis obat atau jumlah obat yang akan dimasukkan tidak memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan bahan pengisi yang cocok dalam jumlah yang tepat pada bahan obat agar dapat memenuhi isi kapsul. Bila jumlah bahan obat yang akan diberikan dalam satu kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan. Laktosa biasanya dipakai sebagai bahan pengisi dalam pengisian kapsul.

Kapsul gelatin tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan gelatin dan menimbulkan kerusakan kapsul. Biasanya hal ini akan cepat menghilangkan kandungan cairan dari kapsul, tetapi beberapa cairan tertentu atau minyak atsiri yang tidak mengganggu stabilitas cangkang gelatin, mungkin dapat dimasukkan dalam kapsul gelatin, lalu disegel untuk menjamin penyimpanan cairan tersebut. Jumlah formula yang disiapkan dalam industri dengan skala kecil atau besar, formula yang disiapkan adalah jumlah obat dan pengisi yang dibutuhkan untuk dimasukkan kedalam sejumlah kapsul yang diinginkan. Dalam skala industri ini berarti beribu-ribu kapsul. Pemilihan ukuran kapsul dari ukuran paling baik ketika formulasi dikembangkan, karena jumlah bahan inert yang digunakan tergantung pada ukuran atau kapasitas kapsul yang dipilih. Kapsul lebih kecil mungkin dibutuhkan dalam keadaan-keadaan tertentu dimana obat akan dipakai oleh pasien yang sangat muda atau orang tua sekaligus dan mungkin diperlukan lebih dari satu kapsul untuk memberikan dosis dari obat. Kejadian dimana diperlukan kekhususan

untuk kapsul kecil, mula-mula ukuran kapsul ditetapkan dan

formulasi dapat berdasarkan atas ukuran kapsul. Tergantung pada keadaan dan kebutuhan pasien, ukuran kapsul ditentukan berdasarkan formulasi atau formulasi terpaksa diubah oleh karena ukuran kapsul. Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi oleh campuran obat dan bagian tutupnya diselubungkan serapat-rapatnya. 2.1.6

Cara Pengisian Kapsul Menurut Syamsuni (2006), Cara Pengisian Kapsul

1.

Dengan tangan Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan

alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul akibat petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. 2.

Dengan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud di sini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat, sebab sekali buat dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. 3.

Dengan mesin Untuk

memproduksi

kapsul

secara

besar-besaran

dan

menjaga

keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. 2.1.7

Keuntungan Dan Kerugian bentuk sediaan kapsul Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul (Syamsuni, 2006) :

1.

Bentuknya menarik dan praktis

2.

Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak.

3.

Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorpsi.

4.

Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.

5.

Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet. Kerugian sediaan kapsul (Syamsuni, 2006) :

1.

Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.

2.

Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).

3.

Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.

4.

Tidak bisa untuk balita.

5.

Tidak bisa dibagi-bagi.

2.2

Uraian Bahan

2.2.1

Alkohol 70% (Dirjen Pom, 1995 ; Anjasari, 2014 ; Rowe,et al, 2009). Nama Resmi

: AETHANOLUM

Nama Lain

: Alkohol

Rumus Molekul

: C2H5OH

Berat Molekul

: 46,07 g/mol

Rumus Struktur

:

Pemeriaan

: Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap dan mudah bergerak bau khas, rasa panas mudah terbakar, dan memberikan nyala biru.

Kelarutan

: Mudah larut dalm air, dalam kloroform p dan eter

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya

Khasiat

: Desinfektan (mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran) dan Antiseptik (membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme).

Kegunaan

: Sebagai

Desinfektan

(mencegah

terjadinya

infeksi) 2.2.2

2.2.3

Gemfibrozil (Dirjen Pom, 1995) Nama Resmi : GEMFIBROZIL Nama Lain

: Gemfibrozilum

Rumus Molekul

: C5H22O3

Berat Molekul

: 250,34 g/mol

Rumus Struktur

:

Pemerian

: Hablur padat serupa lilin putih

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

Penyimpanan

: Wadah tertutup rapat

Khasiat

: Menurunkan kolerterol

kegunaan

: Zat aktif

NIfedipine (Dirjen Pom, 1995)

Nama Resmi

: Nifedipine

Nama Lain

: Nifedipin

Rumus Molekul

: C17H18N2O6

Berat Molekul

: 346,34 g/mol

Rumus Molekul

:

Pemeriaan

: Serbuk kuning, terurai oleh cahaya langsung

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam Aseton

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya

Khasiat

: Meh tipe nyeri dada tertentu

Kegunaan

: Zat aktif

BAB III METODE DAN PRAKTIKUM 3.1

Waktu dan pelaksanaan Praktikum mengenai Kapsul di laksanakan di Laboratorium Teknologi

Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo pada hari Jumat, tanggal 08 Maret 2019 Pukul 07.00-10.00 WITA. 3.2

Alat dan bahan

3.2.1

Alat Adapun alat yang digunakan adalah : Lap halus, lap kasar, lumpang, sudip

dan sendok tanduk. 3.2.2

Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah : Alkohol 70%, kertas perkamen,

obat Gemfibrozil, obat Nifedipin, cangkang, plastik obat dan tisu. 3.3

Prosedur kerja

1.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.

Dibersihkan alat dengan alkohol 70%

3.

Dilakukan perhitungan bahan pada obat Gemfibrozil dan obat Nifedipin

4.

Diambil obat Gemfibrozil yang sudah diketahui perhitungan bahan dan berapa banyak yang akan digunakan, kemudian di gerus menggunakan mortal dan alu sampai halus

5.

Ditambahkan obat Nifedipin kedalam mortal dan gerus sampai halus

6.

Disiapkan kertas perkamen dan letakkan obat yang sudah halus di atas kertas perkamen

7.

Dimasukkan obat kedalam wadah kapsul, diusahakan tidak ada badan kapsul yang kosong dengan cara ditekan pelan-pelan agar serbuk sampai terisi rapat didalam . Apabila serbuk yang dimasukkan tadi masih ada sisa, sentuh dengan sedikit tekanan bagian ujung kapsul, lalu balikkan kapsul tersebut ke arah kertas perkamen yang berisi serbuk (membalikannya harus langsung menuju kertas perkamen, usahakan serbuk yang ada di dalam kapsul tidak terbuang)

3.4

Deskripsi resep

3.4.1

Resep Dr. Sasmita. Jl. Siliwangi SIP NO: 04/KM/1931 Gorontalo, 3 Maret 2019 R/ Gemfibrozil 110 mg Nifedipin 5 mg m.f dtd da in caps no V ∫ tdd p.c. Pro

: Mrs Isty

Umur : 22 tahun 3.4.2

Narasi resep

3.4.2.1 Narasi resep perkata Singkatan Latin

Nama Latin

Arti

%

Persenta

Persen

5

quinque

lima

110

centum decem

Seratus sepuluh

caps

capsulae

kapsul

da in

da in

Masukan dalam

dtd

da tales doses

Berikan sekian takaran

mg

miligrama

Miligram

m.f

Misce fac

Campur dan buatlah

No

Nomero

Sebanyak

pc

Post cibum

Sesuah makan

Pro

Pro

Untuk

R/

Recipe

Ambilah

∫

Signa

Tandai

tdd

ter de die

Tiga kali sehari

3.4.2.2 Narasi resep dalam Bahasa latin recipe Gemfribrocil centum decem miligrama Nifedipin quinque miligrama, misce fac da tales doses da in capsulae nomero quinque signa ter de die post coenam. 3.4.2.3 Narasi resep dalam Bahasa latin Ambillah, Gemfibrozil seratus sepuluh miligram. Campur dan buatlah serbuk buat dalam bentuk kapsul berikan sebanyak lima. Tandai tiga kali sehari setelah makan. 3.4.3

Perhitungan bahan

1.

Gemfribozil 110 π‘šπ‘” 550 Γ—5 = = 1,83 = 2 π‘˜π‘Žπ‘π‘ π‘’π‘™ 300 π‘šπ‘” 300

2.

Nifedipin 5 π‘šπ‘”

25

s10 π‘šπ‘” Γ— 5 = 10 = 2,5 = 3 π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’π‘‘ 3.4.4

Perhitungan dosis

1.

Gemfribozil (900mg) (Rahardja,2014) Dosis Sekali n

Γ— π·π‘œπ‘ π‘–π‘  π·π‘’π‘€π‘Žπ‘ π‘Ž

20 22 20

110 mg

% Over Dosis = 990 mg Γ— 100%

Γ— 900 π‘šπ‘”

= 11,11% (TOD)

= 390 π‘šπ‘”

Dosis Sehari (1500 mg) (Rahardja,2014) n 20 22 20

x Dosis Dewasa Γ— 1500 π‘šπ‘” = 1650 π‘šπ‘”

110 mg

% Over Dosis = 3 Γ— 1650 mg Γ— 100% = 20 % (TOD)

2.

Nifedipin (10mg) (Rahardja,2014) Dosis Sekali n 20 22 20

5 mg

x Dosis Dewasa

% Over Dosis = 11

Γ— 10 π‘šπ‘” = 11 π‘šπ‘”

mg

Γ— 100%

= 45 % (TOD)

Dosis Sehari (20 mg) (Rahardja,2014) n 20 22 20

3.4.5

5 mg

x Dosis Dewasa

% Over Dosis = 3 22

Γ— 20 π‘šπ‘” = 22 π‘šπ‘”

mg

Γ— 100%

= 68,18 % (TOD)

Interaksi obat Interaksi obat merupakan drug relater problem (DRPs) yang dapat

mempengaruhi outcome terapi pasien. a.

Gemibrozil (Kamil, 2002) Obat ini tidak bisa dikonsumsi dengan simvastin

b.

NIfedipine (Kamil, 2002) Interaksi obat Nifedipine dapat terjadi dengan beberapa obat. Interaksi fatal dapat terjadi pada obat-obat yang menginduksi CYP3A4 secara kuat, seperti Rifampicin, Phenytoin dan Carbamazepine. Nifedipin juga tidak boleh diberikan bersamaan dangan Clarithromycin karena dapat menyebabkan gagal ginjal akut, hipotensi berat, hingga kematian.

3.4.6

Indikasi resep Indikasi resep adalah suatu khasiat atau kegunaan dari suatu obat tertentu.

a.

Gemfibrozil (ISO Volume 51, 2018) Menurunkan kadar TG lural dan kolestrol

b.

Niedipin (ISO Volume 51, 2018) Infeksi

kulit

dan

jaringan

lunak,

injeksi

saluran

bronkipneumonia, otitis media, infeksi saluran genital, ISK. 3.4.7

Penyampaian informasi

nafas

atas,

Untuk kedua obat ini harus digunakan atau anjuran dokter dan gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat samai habis kecuali mengalami efeksamping yang tidak diinginkan. 3.5

Farmakologi

1.

Gemfribozil (Gunawan 2007) Obat ini menurunkan kadar lipid plasma dengan memaksa aktivitas lipid

lipeolvit sehingga mempercepat partikel. Partikel ini dari plasma sebaiknya kadar HCL sedikit meningkat. 2.

Nifedipin (Gunawan 2007) Obat ini penurun tekanan darah yang memperlambat pergerakan kedalam

sel jantung kedinding arteri. Nifedipin bekerja menghambat jumlah kalsium yang menuju sel jantung dan p embuluh darah. Kondisi ini akan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan suplai darah dan oksigen ke sel otot, termaksud otot jantung.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1

Hasil

4.2

Pembahasan Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu

cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Syamsuni, 2016). Sedangkan menurut Ansel (1989), kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan kedalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai tergantung pada formulasinya. Kapsul gelatin bisa dari lunak dan bisa juga dari keras. Pada praktikum kali ini, membuat sediaan kapsul dengan metode pengisian menggunakan tangan. Menurut Syamsuni (2006), Metode pengisian kapsul menggunakan tangan merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering digunakan diapotek untuk melayani resep dokter. Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain Gemfibrozil dan Nifedipin. Sebelum memulai praktikum alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu, kemudian membersihkan alat menggunakan alkohol 70%. Menurut Rahardja (2015) alkohol 70% dapat membunuh kuman yang ada pada alat tersebut. Alkohol

juga merupakan disenfektan yang dapat membunuh bakteri, jamur yang termasuk mikrobakteri. Masukkan obat Gemfibrozil kedalam lumpang dan alu kemudian digerus sampai halus, setelah itu tambahkan obat Nifedipin sebanyak tiga tablet sesuai dengan perhitungan bahannya. Setelah kedua obat tersebut halus, siapkan cangkang kapsul yang akan digunakan untuk memasukkan serbuk yang telah digerus tersebut. Lalu tutup cangkang kapsul dengan penutup kapsul. Kemudian bersihkan badan kapsul. Lalu tutup cangkang kapsul dengan penutup kapsul. Cangkang kapsul dibersihkan terlebih dahulu karena menurut Rachmi (2015)

untuk cangkang

kapsul sesudah dimasukkan obat cangkang harus dibersihkan karena harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding luar kapsul. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada asien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan. Setelah itu, dimasukkan kedalam plastik obat dan diberi etiket putih, karena menurut Rahardja (2015) etiket putih merupakan tanda bahwa obat tersebut digunakan untuk pemakaian oral/pemakaian dalam. Adapun kemungkinan kesalahan yang terjadi ada ialah penggerusan tidak sempurna sehingga serbuk yang dimasukkan kedalam cangkang tidak sesuai bobotnya, kemudian pada saat penggerusan tablet Nifedipin yang disalut gula dan enterik setelah digerus harus diayak telebih dahulu agar selaput gula yang terdapat pada Nifedipin tidak tercampur dengan zat aktif lain.

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1.

Kapsul dapat

dibuat dengan 3 cara pengisian kapsul yaitu pertama

dengan cara paling sederhana menggunakan tangan yang sering digunakan diapotek untuk melayani resep dokter. Kedua menggunakan alat bukan mesin yang dimaksud disisni adalah penggunaan alat dengan bantuan tangan manusia, kemudian ketiga pembuatan kapsul dengan mesin yang digunakan untuk memproduksi kapsul dalam jumlah besar dan menjaga keseragaman kapsul. 2.

Pembuatan kapsul menggunakan metode pengisian kapsul dengan tangan

dapat dilakukan dengan cara serbuk obat yang telah halus dan homogen, dibagi diatas kertas perkamen sebanyak jumlah kapsul yang diminta, kemudian pastikan setiap bagian serbuk sudah dalam bobot yang sama dengan menimbang bahan serbuk lalu tiap bagian serbuk dimasukkan satu per satu kedalam kapsul. Setelah itu kapsul ditutup dengan rapat. 5.2

Saran

5.2.1

Praktikan Untuk praktikan, diharapkan pada saat melaksanakan praktikum harus

lebih berhati-hati dalam menggunakan alat laboratorium, dan lebih teliti dan serius saat melakukan praktikum, agar diperoleh hasil sesuai yang diinginkan. 5.2.2

Laboratorium Untuk laboratorium, sebaiknya kapasitas ruangan laboratorium yang lebih

diperluas dan pengadaan alat laboratorium lebih ditingkatkan. 5.2.3

Jurusan Untuk Jurusan, sebaiknya untuk bertindak secara langsung untuk

perbaikan laboratorium agar lebih baik lagi demi kebaikan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Anief,muh.1993. Farmasetika,Yogyakarta: Gadjah mada university press Ansel,1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Jakarta: UI Press Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan RI Elin,Y dkk.2018. ISO Indonesia, Jakarta: ISFI Penerbitan Kamil,Insan dkk.2002. Daftar obat Indonesia, Jakarta: Grafidan

Medipress

Kaur Sp. 2011. Amoxicillin: a broad spectrum. antibiotic.International journal of pharmacy and pharmaceutical sciens. 3(5) : 30-37 Katzung,B,G.1997. Farmakologi Dasar dan Klinik Prinsip Obat Antimikroba, Jakarta: Buku Kedokteran EGC PP 699 Kementrian Kesehatan. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta Pediatri,Sari.2002. Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum. Medan: Universitas Sumatera Utara Putri,Anjasari.2014. Alkohol-Eter. Yogyakarta : UMY Rahardja.2015. Jurnal Farmasetika. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan Rahmawati, dkk. 2002. Kajian Penulisan Resep tinjauan kelengkapan resep Yogyakarta : Maf Farm 13, 86-94. Rowe, Et. All. 2009. Handbook of Pharmaceutical excipients fifth Edition. USA: Pharmaceutical Press. Syamsuni.2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Tjay, T.H dan Rahardja. 2017. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan efek-efek Sampingnya. Edisi keenam cetakan pertama. Jakarta: PT. Elex Media Kamputungo, Gramedia

Related Documents


More Documents from "Ahmad Hadadi"

Kapsul Fix.docx
May 2020 10
Bromatometri Fix.docx
May 2020 13
Daftar_isi[1].docx
May 2020 11
Etiket Putih.docx
May 2020 14
Bab I Sirup.docx
May 2020 7
Ayu Bunda Ushul Fo.docx
December 2019 35