Kanker Lambung Fix.docx

  • Uploaded by: Puja Indah Anggraeni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kanker Lambung Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,686
  • Pages: 12
Hati-Hati Dengan Gejala Maag Terus Menerus, Bisa Menjadi Pertanda Kanker Lambung Kanker lambung merupakan pertumbuhan abnormal di lambung, sebuah organ berongga dalam saluran pencernaan di mana makanan dihancurkan. Kanker biasanya muncul dari lapisan lambung, tetapi juga bisa timbul dari bagian komponen lain, seperti otot polos. Jenis yang paling sering ditemukan pada kanker lambung adalah adenokarsinoma, yang terjadi pada 95% kasus. Jenis lain bisa berupa limfoma dan tumor stroma gastrointestinal (GIST). Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Angka Kejadian/ Prevalensi Secara global, kanker lambung ternyata menempati urutan keempat diantara kanker yang paling sering terjadi, dan menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker. Kanker lambung juga menempati peringkat kedua setelah kanker paru-paru dengan jumlah 755.500 kasus baru yang terdeteksi. Namun, insiden dari penyakit ini telah menurun secara bertahap setiap tahunnya dikarenakan perubahan dalam pola hidup, diet, serta faktor lingkungan. Khusus di Indonesia itu sendiri, kebanyakan kasus dialami pada pasien berusia di atas 45 tahun dengan kondisi pernah memiliki riwayat penyakit maag atau tidak sama sekali. Namun, maag hanya merupakan salah satu dari sekian gejala kanker lambung. Gejala lainnya adalah perut kembung seperti kekenyangan, muka pucat, buang air besar hitam, berat badan turun, dan muntah darah. Penyebab Penyebab dari kanker lambung sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para peneliti berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam menimbulkan kanker lambung. Jenis makanan tersebut seperti : 

Konsumsi daging hewan berlebih dengan cara dipanggang, dibakar, atau diasapkan.



Kebiasaan konsumsi makanan pedas.



Kurang makanan yang mengandung serat.



Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik

Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung tersebut meradang. Tetapi banyak ahli juga meyakini bahwa peradangan cenderung terjadi akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab munculnya kanker. Beberapa ahli juga berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker . Namun, para pasien yang mengalami ulkus dan kanker lambung, cenderung memiliki kanker lain yang tidak terdeteksi sebelumnya. Helicobacter pylori, merupakan kuman yang berperan penting timbulnya ulkus duodenalis, yang juga bisa berperan terjadinya kanker lambung. Polip lambung, pertumbuhan tumor jinak yang berbentuk bundar yang tumbuh pada bagian rongga lambung. Kondisi ini juga diduga menjadi pertanda kanker dan oleh karena itu polip sebaiknya segera diangkat. Selain itu juga terdapat faktor genetik yang dapat terjadi jika ada anggota keluarga lain yang juga mengalami kanker lambung. Frekuensinya akan lebih besar timbul pada individu dengan golongan darah A. Riwayat keluarga juga dapat meningkatkan resiko individu walaupun sifatnyaminimal, hanya 4% dari organ dengan kanker lambung yang berlatarbelakang mempunyai riwayat keluarga. Faktor Risiko Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian timbulnya kanker lambung antara lain: 1. Jenis Makanan Kanker lambung sering dihubungkan dengan konsumsi beberapa jenis makanan yang menjadi pemicu timbulnya kanker lambung. Beberapa jenis makanan seperti daging merah, cabai, merica, ikan, makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan, diet tinggi karbohidrat, rendahnya konsumsi lemak, protein dan vitamin A, C, dan E. Makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan merupakan faktor resiko “probable” kanker lambung menurut panel ahli

WHO/FAO. Hal ini disebabkan karena efek karsinogenik dari makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan memiliki kandungan garam dan nitrat yang tinggi. Pada sebuah penelitian dengan menggunakan hewan, terlihat adanya efek karsinogenik dari N-nitroso compounds (N=-nitro-N-nitrosoguanidine), dimana Nitrat dirubah mejadi carcinogenic nitrite compounds pada lambung. Sedangkan diet selenium, zinc, cooper, besi, dan mangan dihubungkan dengan rendahnya resiko kanker lambung. Gastric bacteria (lebih sering terdapat pada gaster yang achlorhydric pada pasien dengan atrophic gastritis) merubah nitrate menjadi nitrite, yaitu sebuah karsinogen yang berefek tinggi timbulnya kanker lambung. 2. Bahan Karsinogen Bahan-bahan penyebab kanker yang masuk melalui mulut dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung , seperti alkohol, rokok, dan lain-lain. Kebiasaan merokok, tingginya asupan garam, serta konsumsi buah-buahan yang rendah dapat meningkatkan resiko kanker lambung. Resiko kanker lambung dari perokok aktif lebih tinggi dibanding yang tidak perokok apalagi jika diperberat dengan asupan garam yang tinggi serta diet rendah buah-buahan. 3. Infeksi Pada tahun 1982, Marshall dan Warren mengisolasi H.pylori untuk pertama kali dari biopsi epitel lambung. Peranan H.pylori dalam menginisiasi cedera mukosa dan terjadinya gastritis atropik kronis telah diketahui dengan baik. Beberapa penelitian juga melaporkan hubungan yang signifikan antara infeksi H.pylori dengan timbulnya kanker lambung. Pembentukan kanker gaster berhubungan dengan meningkatnya level antibodi immunoglobulin G dan paling tinggi ketika interval antara infeksi H.pylori dan diagnosis kanker lambung lebih dari 10 tahun. Peneliti lainnya juga menemukan tingginya infeksi H.pylori pada pasien dengan kanker lambung tipe intestinal namun tidak pada kanker gaster tipe difuse. Meskipun H.pylori di perhitungkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai carcinogen kelas 1. Seperti yang telah diketahui bahwa H.pylori merupakan mikroorganisme penting dalam pembentukan ulkus peptikum. Jika ulkus peptikum terbentuk, maka risiko kanker lambung menjadi lebih besar. Meskipunn infeksi H.pylori telah secara jelas merupakan faktor resiko

untuk terjadinya kanker lambung, namun harus diketahui bahwa pembentukan kanker lambung sebenarnya multifaktorial. Tidak semua pasien dengan kanker lambung pasti mengalami infeksi H. pylori, dan pada beberapa daerah terdapat prevalensi tinggi dengan infeksi kronik H. pylori dan rendahnya prevalensi dari kanker lambung. 4. Herediter dan Ras. Khusus ras Afrika, Asian, dan Amerika mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita kanker lambung bila dibandingkan dengan orang kulit putih. Faktor keluarga juga bisa menjadi faktor risiko timbulnya kanker lambung. Adanya riwayat kanker lambung pada keluarga memperlihatkan bahwa terdapat kemungkinan genetik munculnya kanker lambung dengan insiden berkisar 1%-15% dari semua kanker lambung. 5. Anemia Pernisiosa Anemia pernisiosa merupakan suatu kondisi ketika tubuh tidak dapat membuat cukup sel darah merah yang sehat karena kekurangan vitamin B12. Vitamin B12 merupakan nutrisi yang terdapat dalam beberapa jenis makanan. Tubuh membutuhkan nutrisi ini untuk membuat sel-sel darah merah yang sehat serta menjaga sistem saraf agar bekerja dengan optimal. Ternyata pasien yang mengalami anemia pernisiosa cenderung membawa faktor risiko yang dapat meningkat sebesar 3 sampai 18 kali untuk mengalami kanker lambung. 6. Gastritis Kronis Kondisi maag yang sudah lama dapat menjadi pencetus paling sering timbulnya kanker lambung terutama pada tipe intestinal. Suatu penelitian di Jepang mengungkpkan bahwa 95% pasien dengan kanker lambung dini memiliki riwayat maag lama atau kronis. 7.Umur Insidensi kanker lambung akan meningkat pada umur 55 tahun dan semakin tua umur pasien maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya kanker lambung. 8. Jenis Kelamin Jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat kencenderungan yang tinggi untuk mengidap kanker lambung dibanding dengan wanita.

Klasifikasi Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi, serta histopatologis, kanker lambung dapat dibagi atas beberapa tipe: 

Tipe I (pritrured type), tumor ganas yang mengenai bagian dari mukosa dan submukosa yang memiliki bentuk polipoid. Dari segi histopatologis, cenderung berbentuk irreguler dengan permukaan yang tidak rata baik disertai perdarahan atau tidak.



Tipe II (superficial type), dibagi menjadi 3 sub tipe antara lain:



Elevated type, dimana tampak elevasi dari mukosa lambung namun lebih luas dan lebar dibanding tipe I.



Flat type, elevasi mukosa lambung cenderung tidak terlihat dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.



Depressed type, didapatkan permukaan yang iregular serta pinggir tidak rata (iregular) disertai dengan perdarahan.



Tipe III. (Excavated type), Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti II c & III atau III & II c dan II a & II c.

Advanced Gastric Cancer (Tumor Ganas Lanjut). Menurut klasifikasi Bormann terbagi atas : 

Bormann I

Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular. 

Bormann II

Berupa Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepinya ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan, atau merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus terlihat tampak sangat hiperemis (kemerahan).



Bormann III.

Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat batas yang tegas pada dinding dan terjadi infiltrasi pada seluruh bagian mukosa. 

Bormann IV

Berupa diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas yang tegas pada dinding dan adanya infiltrasi difus pada seluruh mukosa. Stadium

Ada 4 tahapan yang dapat menentukan tingkat keparahan dari kanker lambung yaitu: 

Stadium 1

Pada stadium awal, sel kanker sudah mulai tumbuh di lapisan jaringan dalam lambung dan sudah mulai menyebar hingga ke kelenjar limfe (getah bening). 

Stadium 2

Pada stadium ini, penyebaran kanker pada kelenjar limfe semakin meluas, penyebarannya bahkan masuk ke lapisan otot pada dinding lambung. 

Stadium 3

Pada stadium ini, seluruh lapisan lambung telah dikuasai oleh sel kanker karena banyaknya pertumbuhan kanker kecil yang menyebar ke dalam kelenjar limfe sudah sangat banyak sehingga tidak bisa dibendung. 

Stadium 4

Pada stadium akhir inilah kanker lambung telah mencapat tingkat keparahan yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena kanker telah menyebar luas hingga menyerang organ-organ tubuh lain secara keseluruhan. Tanda dan Gejala Pada stadium awal gejala kanker lambung cenderung tidak khas sehingga seringkali diabaikan oleh banyak orang. Jika gejalanya berkembang, hal ini dapat membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, gejala yang muncul seperti rasa tidak nyaman atau perasaan penuh setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung. Adanya penurunan berat badan secara drastis atau kelelahan yang tanpa diketahui sebabnya juga menjadi pertanda kanker lambung itu sendiri. Anemia (kekurangan darah) bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Gejala muntah darah (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena) dapat diemukan pada penyakit ini. Bila kanker lambung bertambah besar, akan didapat adanya massa pada bagian dinding perut. Pada stadium awal, kanker lambung yang kecil juga bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.

Penyebaran kanker lambung ke organ-organ tubuh lain berakibat pada pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) serta nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang sehingga rawan terjadi patah tulang. Namun, gejala kanker lambung seringkali mirip dengan gejala tukak lambung atau maag. Bila gejala tersebut tidak hilang setelah pemberian obat-obatan ulkus atau bila gejalanya disertai penurunan berat badan, maka dapat dicurigai sebagai suatu kanker lambung. (baca juga: gejala awal kanker lambung) Diagnosis Penegakan diagnosis kanker lambung dapat diketahui dari gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain: 1.Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan suatu massa pada bagian daerah lambung dan jika telah terjadi penyebaran ke hati, teraba pembesaran hati ireguler, dan pembesaran kelenjar limfe bagian klavikula. 2. Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan adalah endoskopi. Endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa kanker lambung. Endoskopi yang memiliki resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan pada warna, struktur, dan permukaan mukosa lambung yang mengarah pada kanker lambung. Endoskopi menjadi prosedur diagnostik yang paling baik karena memungkinkan dokter dapat melihat lambung secara langsung dan mengidentifikasi adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan menjadi pemicu timbulnya kanker lambung serta pengambilan contoh jaringan guna pemeriksaan mikroskopis. Selain itu, pemeriksaan rontgen juga dapat dilakukan dengan penggunaan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung namun pemeriksaan ini jarang dilakukan terutama pada kanker lambung kecil dan kanker lambung stadium awal. 3. Pemeriksaan Sitologi

Pemeriksaan sitologi pada lambung dilakukan melalui sitologi brushing. Pada keadaan normal, terlihat kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini memiliki inti bulat dengan kromatin inti yang tersebar merata Pada kondisi maag, sel tersebut tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang sedikit dan inti sedikit membesar. Berbeda pada kondisi kanker, sel-sel menjadi tersebar ataupun sedikit berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin dan mempunyai anak inti yang multipel. Jika pemeriksaan sitologi brushing ini dilakukan secara benar, tingkat keakuratannya mencapai 85% tetapi bila pemeriksaan ini dilanjutkan dengan biopsi lambung maka nilai keakuratannya lebih tinggi lagi dapat mencapai 96%. 4. Pemeriksaan Makroskopis Pada stadium awal, secara makroskopis ukuran kanker lambung terbagi atas dua golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm disebut dengan minute dan tumor dengan ukuran 6 – 10 mm disebut small. Beberapa lokasi tumor pada kanker lambung adalah pylorus dan antrum (50-60%), curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%). 5. CT Staging pada karsinoma lambung 

Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.



Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.



Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.



Stage IV : Penyakit telah bermetastase.

6. CT Scan Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan digunakan juga untuk melihat stadium kanker lambung. 7. Pemeriksaan Darah pada Tinja Pada kanker lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood). Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan tes benzidin. Pengobatan

Bila kanker ditemukan di dalam lambung, pembedahan bisa menjadi pilihan pengobatan yang tepat. Biasanya beberapa lapisan lambung yang terkena diangkat beserta kelenjar limfe yang berada didekatnya. Namun, jika kanker telah menyebar keluar bagian lambung, maka pilihan pembedahan tidaklah tepat untuk dilakukan. Kemoterapi dan terapi penyinaran lebihh efektif untuk meringankan gejala dan memperpanjang angka harapan hidup. Hal ini akan berdampak pada penderita yang akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total. Untuk lebih singkatnya, pengobatan kanker lambung diberikan beberapa pilihan sesuai dengan kondisi dan keparahan dari kanker tersebut. 

Kemoterapi dan terapi radiasi

Bila kanker telah menyebar keluar dari lambung, maka pilihan pengobatan ini bisa menjadi tepat dilakukan. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran dapat meringankan gejala yang ada. 

Reseksi bedah.

Jika kanker tersebut belum menunjukkan tanda-tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Pembedahan sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. 

Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)

Beberapa obat yang digunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin C, doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %. 

Hiperalimentasi (nutrisi intravena).

Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena berfungsi untuk menggantikan nutrisi akibat efek dari kanker lambung ini. Hal ini disebabkan akibat kanker lambung tersebut, proses penyerapan nutrisi yang terjadi di lambung terganggu dan mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang diperlukan. Bagaimana Dengan Pengobatan Herbal?

Bagi masyarakat Indonesia seringkali kanker dihubungkan dengan pengobatan herbal yang diyakini angka kesembuhannya lebih tinggi. Namun pada kanker lambung sendiri belum ada penelitian pasti untuk mengatasi kanker tersebut dengan pengobatan herbal. Jadi, jangan coba-coba untuk menggunakan herbal secara asal-asalan tanpa sumber yang jelas. Kalau perlu konsultasikan terlebih dulu pada dokter anda karena merekalah yang lebih mengetahui kondisi penyakit anda yang sebenarnya. Apa Yang Dilakukan Setelah Pengobatan? Hal ini bergantung pada kondisi serta tingkat keparahan dari kanker lambung tersebut. Satu hal yang pasti adalah menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah serta mengurangi keparahan dari penyakit tersebut. Selain itu, kontrol secara teratur dengan dokter menjadi kunci keberhasilan pengobatan dari kanker lambung itu tersebut. Jika tindakan yang dipilih adalah operasi, maka tindakan operasi yang dilakukan akan membuat lambung lebih kecil sehingga membuatnya kurang mampu meregang, lambung tidak akan mampu bertahan seperti biasa. Saraf vagus juga terganggu ketika kapasitas lambung berkurang, makanan dan minuman masuk dan menempatkan tekanan langsung pada dinding lambung, sehingga stretch (mengembang) yang memberikan perasaan kenyang dan penuh, sehingga- makan kecil dan sering dapat mengurangi sensasi kenyang hingga kesulitan dalam menelan makanan. Oleh karena itu, pemberian nutrisi enteral bisa menjadi pilihan. Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui selang ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin. Pencegahan Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari timbulnya kanker lambung antara lain: (baca juga: pencegahan kanker lambung) 

Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berwarna.



Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang tidak menambahkan natrium.



Hentikanlah kebiasaan Jika anda memiliki kebiasaan merokok segeralah untuk berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan pernah untuk memulainya. Merokok dapat meningkatkan risiko kanker lambung, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.



Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker lambung. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko kanker lambung, seperti anemia, atau gejala maag yang sering diremehkan. Jika Anda telah didiagnosa dengan salah satu kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini mempengaruhi risiko kanker lambung. Jika gejala yang anda alami mengarah pada kanker lambung, bisa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi untuk memastikan diagnosis kanker lambung tersebut. Tidak ada pedoman untuk menentukan siapa yang harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko apakah anda termasuk pada golongan yang berisiko tinggi mengalami kanker lambung.

Related Documents


More Documents from "Muchtar Latif"