2. Kehematan Kata dalam Kalimat Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan. Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat. Contoh: 1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan. 2. Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. Seharusnya adalah: 1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan. 2. Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai memasuki ruangan. Menghindari penggunaan hiponimi. Contoh: 1. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata ‘bunga-bunga’ dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata ‘mawar, anyelir, dan melati’ sudah mengandung makna bunga. Kalimat efektifnya: Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. 2.
Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya lampu neon. Seharusnya: Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya neon.
3.
Beliau dilahirkan di kota Yogyakarta pada tahun 1924. Seharusnya: Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924.
Menghindari penggunaan ‘dari’ dan ‘daripada’. Contoh: 1. Mobil dari paman saya terbakar. (seharusnya: Mobil paman saya terbakar) 2.
Usul daripada bapak ketua perlu diperhatikan (seharusnya: Usul bapak ketua perlu diperhatikan)
3. Kevariasian Kata dalam Kalimat a. Variasi dalam pembukaan kalimat Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan : 1) Frase Keterangan (waktu, tempat, dan cara) 2) Frase Benda 3) Frase Kerja 4) Frase Penghubung
b. Variasi dalam pola kalimat Demi mencapai sebeuak efektifitas dalam kalimat dan menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat Subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi Predikat – Objek – Subjek atau yang lainnya. Contoh : 1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O) 2) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P – O – S) 3) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P) c. Variasi dalam jenis kalimat Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut. ……Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan bakar dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut? Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya. d. Variasi bentuk aktif-pasif Perhatikan contoh berikut! a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut! b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya. Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif. http://khairinnisaedogawa.blogspot.co.id/2011/07/kalimat-efektif-penekanan-kehematandan.html