CASE PRESENTATION
KAKI DIABETIK
Albert Lyono C111 11 005 Supervisor : Dr. Mulawardi,SpB(K)V D E PA R T E M E N I L M U B E D A H D I V I S I B E D A H T O R A K S K A R D I O VA S K U L E R FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S HASANUDDIN R U M A H S A K I T D R . WA H I D I N S U D I R O H U S O D O MAKASSAR, INDONESIA
IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. P.T No. RM : 724794 Tanggal lahir : 11 November 1958 Usia : 56 tahun 8 bulan Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Kampung Beru Tanggal masuk : 5 September 2015
ANAMNESIS KU
: Luka pada kaki kanan
AT: Luka pada kaki kanan dialami sejak kurang lebih
1,5 bulan lalu. Luka awalnya pada ibu jari yang tidak sembuh-sembuh sehingga lama-kelamaan meluas ke seluruh pergelangan kaki dan tungkai bawah. Sebelumnya pasien menjalani operasi amputasi jari I dan II kaki kanan di RS Pelamonia pada tanggal 2 September 2015 dan debridement pada tanggal 8 september 2015. Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak napas tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Buang air kecil lancar, warna kuning, kesan biasa. Buang air besar biasa
ANAMNESIS Riwayat diabetes ada diketahui sejak 10 tahun lalu, berobat tidak teratur dengan insulin injeksi dan glibenklamid selama 1 tahun setelah itu berhenti 1 tahun yang lalu. Riwayat luka yang sama pada kaki kiri 2 tahun lalu tetapi berhasil dikontrol dengan insulin dan glibenklamid.Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama ada yaitu kakak pasien. Riwayat hipertensi tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Sakit sedang/ gizi baik / Kompos mentis Berat badan : 70 kg Tinggi badan : 180 cm IMT : 21,6 kg/m2 Status Gizi : Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK Status Vitalis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 72 x / menit Pernapasan: 20 x / menit Tipe : Torakoabdominal Suhu : 36,8°C
PEMERIKSAAN FISIS Status Lokalis Kepala : Ekspresi : Lemas Deformitas : (-) Simetris muka : Kiri = Kanan Rambut : Lurus, sukar dicabut Mata : Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)/(-) Gerakan : Normal Tekanan bola mata: Tidak dilakukan pemeriksaan Kelopak mata : Edema palpebra (-) Konjungtiva : Anemis (+) Kornea : Refleks kornea (+)/(+) Sklera : Ikterus (-) Pupil : Isokor, Ø 2,5 mm/ 2,5 mm
PEMERIKSAAN FISIS Telinga:
Tophi : (-) Pendengaran : dalam batas normal Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Hidung:
Perdarahan : (-) Sekret : (-)
PEMERIKSAAN FISIS Mulut:
Bibir Lidah Tonsil Faring Gigi geligi Gusi
: kering (-) : kotor (-), hiperemis (-) : T1-T1, Hiperemis (-) : hiperemis (-) : dalam batas normal : perdarahan (-)
PEMERIKSAAN FISIS Leher:
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran DVS : R+0 cmH2O Pembuluh darah : pelebaran (-) Kaku kuduk : (-) Tumor : (-)
PEMERIKSAAN FISIS Dada : Inspeksi : Simetris kiri = kanan Bentuk : Normotoraks, simetris kiri dan kanan Pembuluh darah : Normal Buah dada : Normal Sela iga : Simetris kiri = kanan, kesan melebar (-) Lain-lain : (-)
Palpasi : Fremitus raba : Simetris kiri =kanan
Nyeri tekan : (-) Perkusi : Paru kiri : Sonor Paru kanan : Sonor Batas paru-hepar : ICS VI dextra anterior Batas paru belakang kanan : Setinggi CV Th. X dextra Batas paru belakang kiri : Setinggi CV Th. XI sinistra Paru : Auskultasi : Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Ronkhi (-)/(-) Wheezing (-)/(-)
PEMERIKSAAN FISIS Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis tidak teraba, thrill (-) Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular Bunyi tambahan (-)
PEMERIKSAAN FISIS Abdomen:
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas Palpasi : Massa tumor (-), Nyeri tekan (-) Hepar, limpa, dan ginjal tidak teraba Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal Perkusi : Timpani
PEMERIKSAAN FISIS Punggung:
Palpasi Nyeri ketok Auskultasi Gerakan
: Massa tumor (-), Nyeri tekan (-) : (-) : Vesikuler, Ronkhi & Wheezing (-)/(-) : Normal, simetris kiri=kanan
Alat kelamin:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus & rektum:
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIS Ekstremitas:
Superior : Tidak ada kelainan Inferior : Regio Pedis Dekstra: tampak digiti I, II, V telah diamputasi, ulkus dengan jaringan nekrotik ada, pus ada, tidak tampak jaringan granulasi Regio Cruris Dekstra: tampak ulkus dengan jaringan nekrotik, pus ada, jaringan granulasi ada.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS KERJA Ulkus kaki diabetik Wagner 5 post
deberidement Diabetes Melitus tipe II non obese
PENATALAKSANAAN Diet DM 1700 KKal/hari Novorapid 6-6-6 IU/hari Levemir 0-0-10 IU/hari Metronidazole 500mg/8jam/IV Ciprofloksasin 200mg/12 jam/IV Ranitidin 50mg/8 jam/IV Ketorolac 30mg/8 jam/IV Koreksi Natrium Koreksi Hb Rawat Luka
Rencana Pemeriksaan
Darah rutin kontrol X-ray pedis dekstra Kultur pus dan sensitivitas antibiotik
PROGNOSIS Ad vitam
: dubia Ad fungsionam : dubia ad malam Ad sanactionam : dubia ad malam
KAKI DIABETIK
DEFINISI Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom
klinis kelainan metabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin, atau keduanya. Kaki diabetik adalah segala bentuk kelainan yang
terjadi pada kaki yang disebabkan oleh diabetes mellitus.
EPIDEMIOLOGI Indonesia menduduki urutan IV setelah Amerika
Serikat, China dan India. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 terjadi
peningkatan angka prevalensi Diabetes Melitus dari 1,1 persen tahun 2007 menjadi 2,1 persen tahun 2013 Tahun
2003 sebanyak 13,7 juta orang dan diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta penderita DM
EPIDEMIOLOGI 52% penderita DM mengalami progresifitas menjadi
komplikasi kronik. Komplikasi makrovaskular meliputi kardiovaskular
sebanyak 30,1%, serebrovaskular 6,8%, dan nefropati 10,7%. Neuropati terjadi pada 17,8% kasus. >15%
penderita DM yang dirawat merupakan penderita komplikasi ulkus diabetik.
ETIOLOGI Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti kelainan makrovaskuler dan mikrovaskuler, jenis kelamin, merokok, dan neuropati otonom. Faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati motorik, neuropati sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain (seperti mata kabur).
ETIOLOGI Faktor presipitasi
Perlukaan di kulit (jamur). Trauma. Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama. Faktor yang memperlambat penyembuhan luka Derajat luka. Perawatan luka. Pengendalian kadar gula darah
PATOGENESIS Vaskulopati Neuropati Fokus Infeksi
PATOGENESIS
KLASIFIKASI Klasifikasi Wagner Wagner 0: Kulit intak/utuh Wagner 1: Tukak superfisial Wagner 2: Tukak dalam (sampai tendo, tulang) Wagner 3: Tukak dalam dengan infeksi Wagner 4: Tukak dengan gangren terlokalisasi Wagner 5: Tukak dengan gangren luas seluruh kaki.
KLASIFIKASI WAGNER
KLASIFIKASI EDMONDS Klasifikasi Edmonds (King’s College Hospital, London, 2004-2005) 1 Stage 1: Normal Foot Stage 2: High Risk Foot Stage 3: Ulcerated Foot Stage 4: Infected Foot Stage 5: Necrotic Foot Stage 6: Unsalvable Foot.
KLASIFIKASI PEDIS
DIAGNOSIS Anamnesis:
Perjalanan timbulnya luka beserta perkembangannya, serta riwayat penyakit diabetes mellitus serta komplikasi-komplikasi DM yang sudah dialami penderita. Pemeriksaan Fisik Laboratorium
GEJALA KLINIS Gejala klinis akibat neuropati perfier Hypesthesia Hyperesthesia Paraesthesia Dysesthesia Radicular pain Anhydrosis
GEJALA KLINIS Gejala akibat insufisiensi arteri perifer Nyeri iskemik Luka yang lama sembuh Intermitten Caudication Kaki dingin Pulsasi arteri tidak teraba CRT memanjang dan pengisian vena terlambat Atropi jaringan subkutan Kuku terlihat licin dan berkilat
Pemeriksaan Status Vaskular Palpasi dari denyut perifer Doppler flowmeter Ankle-brachial index (ABI) Toe-brachial index (TBI) Transcutaneous Oxymetri (tCPO2)
Pemeriksaan Ankle Brachial Index ( ABI )
Pemeriksaan Toe Brachial Index (TBI)
Nilai Normal : >0,65
PENATALAKSANAAN Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder:
Mechanical control (pressure control) Wound control Microbiological control (infection control) Vascular control Metabolic control Educational control
PROGNOSIS Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemantauan penyakit diabetes mellitus: Pemantauan kadar glukosa darah secara berfrekuensi (sebaiknya dapat
dilakukan oleh pasien secara mandiri) Pemeriksaan kadar HbA1c (2-4 kali/tahun) Edukasi pasien mengenai manajemen diabetes mellitus (setiap tahun) Edukasi dan terapi gizi medis (setiap tahun) Pemeriksaan mata (setiap tahun) Pemeriksaan kaki (1-2 kali/tahun di dokter, dan setiap hari oleh pasien sendiri) Tes saring untuk nefropati diabetik (urinalisis – setiap tahun) Pengukuran tekanan darah (setiap tiga bulan) Pemeriksaan profil lipid dan kreatinin serum (setiap tahun) Pertimbangkan terapi antiplatelet.
TERIMA KASIH