KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI (KP-ASI) PUSKESMAS LECES TAHUN 2019 A. Pendahuluan Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2012 menunjukkan bahwa di Jawa Timur prevalensi pendek pada balita sebesar 30,1%. Berdasarkan laporan KLB Gizi buruk terdapat sebesar 39,9 % balita gizi buruk disebabkan pola asuh yang kurang tepat. Pola asuh yang kurang tepat diantaranya adalah pemberian pola makan mulai ibu memberikan ASI Eksklusif yang didahului dengan IMD kemudian memberikan MP – ASI pada bayi setelah berusia 6 bulan dengan kualitas yang tepat masih kurang mendapat perhatian. Hasil penelitian para ahli kesehatan menunjukkan bahwa 22% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Salah satu strategi utama perbaikan gizi balita adalah perbaikan pola asuh dan pemberian makanan bayi dan anak yang menekankan pada pemberian ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan yang diawali dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), diteruskan dengan MP – ASI yang tepat waktu. B. Latar belakang Di Jawa Timur pencapaian target ASI Eksklusif masih mencapai 66% dari 80% target yang ditetapkan sedangkan di kabupaten Probolinggo sebesar 80 %. Dalam rangka meningkatkan penggunaan ASI Eksklusif perlu sekali adanya wadah untuk melakukan diskusi mendapatkan solusi tentang permasalahan pemberian ASI Eksklusif di tingkat desa. Masyarakat harus mempunyai kesadaran atas hak ibu dan bayi dalam memberikan ASI Eksklusif sejak ibu sedang hamil sampai saat menyusui bayinya. Menyampaikan kendala dan mencari solusi yang tepat yang dapat diatasi di kalangan masyarakat sendiri akan memberikan hasil yang menjamin dapat dilaksanakan masyarakat dan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Dalam rangka membangun kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk berperan langsung dalam peningkatan pemberian ASI Eksklusif dipandang perlu untuk melaksanakan pembinaan kelompok Pendukung ASI (KPASI) di masyarakat.
C.
Tujuan a. Umum Meningkatkan capaian ASI Eksklusif b. Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif 2. Meningkatkan cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 3. meningkatkan peran kader dalam memotivasi ASI Eksklusif
D. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor a. Peran Lintas program 1. KIA
: ikut memotivasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
2. Promkes
: menyediakan media penyuluhan tentang ASI Eksklusif
b. Peran Lintas Sektor 1. Kader
:
ikut serta dalam kegiatan KP ASI didesa
2. Kepala Desa
: menyediakan tempat untuk penanaman TOGA untuk
memfasilitasi masyarakat khususnya ibu menyusui mendapatkan bahan makanan lokal yang dapat membantu memperlancar produksi asi E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pembinaan KP ASI, dengan rincian kegiatan sebagai berikut : a. Menindak lanjuti kegiatan yang direncanakan pada waktu pembentukan KP ASI b. Refresing tentang manfaat asi oleh tim dari puskesmas c. Sharing dan tanya jawab mengenai hambatan hambatan selama ibu memberikan ASI dan hambatan selama memberikan penyuluhan tentang ASI di kelompok masyarakat F. Cara MelaksanakanKegiatan / Metode a. Koordinasi dengan pelaksana desa b. Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan c. Membuat undangan untuk KP ASI d. Pelaksanaan kegitan di isi oleh nara sumber e. Sharing dan tanya jawab masalah ASI f.
Rencana Tindak Lanjut
G. Sasaran Seluruh anggota kelompok pendukung ASI
H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No Kegiatan 1
Jan
Feb
Mar
Pembinaan KP
Apr
Mei Jun Jul
V
V
Ags
Sep
Okt
V
V
Nop
Des
ASI
I. Pembiayaan dan anggaran No Rincian Kegiatan 1 Pembinaan KP ASI
Volume 6 desa, 15
Jumlah Rp. 1.800.000
Dana BOK 2019
peserta, 1 2
Cetak Banner
petugas 1 Lembar
Rp. 100.800
Banner
BOK 2019
J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan KADARZI dilakukan satu kali setiap tahun di 6 desa sesuai jadwal yang telah disepakati kemudian setiap permasalahan hasil kegiatan pembinaan ditulis dalam form PDCA masing masing program. K. Pencatatan , Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan a. Penanggung jawab program mencatat hasil kegiatan dalam buku kegiatan harian maupun form laporan kegiatan . b. Pencatatan dan pelaporan di dokumentasikan dan dilaporkan ke DINKES Kab. Probolinggo yang mengetahui kepala puskesmas.