Kajian Ust Reza Ke-3 05juli08

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kajian Ust Reza Ke-3 05juli08 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,145
  • Pages: 5
Majelis Ta’lim Sabtu Shubuh Kajian Management Nubuwwah (Pengelolaan Hidup Berbasis Keteladanan Nabi Muhammad) Oleh Ustadz H.M. Reza M. Syarief di Masjid Al-Fauzien Gema Pesona Depok Kajian ke-3 tanggal 05-07-2008 Muhammad SAW sebelum Nabi, Ada 3 kondisi : 1. Yatim (Ad Dhuha 5 – 7) Hikmahnya : Mandiri dan Bersih o Mandiri : Hanya bergantung pada Allah (Al Ikhlas: 2) o Bersih : Menghindari indoktrinasi prinsip hidup orang tua Hasil yang dicapai setelah mencapai Mandiri dan Bersih adalah munculnya Dukungan dan Perlindungan Allah. 2. Dhaallan (Bingung), Nabi SAW mengalami situasi yang membingungkan. Kondisi ini mengindikasikan 2 (dua) hal - Tulus / Ikhlas Dari sisi bahasa (arab), berarti bersih dari berbagai macam kotoran Muhammad SAW tidak pernah bercita-cita atau berambisi menjadi Nabi. Sehingga Muhammad SAW merasa bingung mengapa Allah memilih beliau SAW menjadi Nabi. Hal ini juga sejalan dengan nasehat beliau dalam hal kepemimpinan bahwa janganlah memberikan jabatan pada orang yang meminta atau orang yang berambisi. Jabatan bukanlah target tetapi amanah, sehingga tidak layak untuk diminta (oleh seseorang yang menginginkannya) tetapi diberikan (kepada yang pantas) Pada saat penentuan Khalifah I, Abubakar dan Umar juga mencontohkan hal ini. Abubakar meminta Umar untuk menjadi Khalifah mengingat Umar merupakan pribadi yang mempunyai keunggulan di mata RasuluLlah SAW (semasa hidup), sedangkan Umar balik meminta Abubakar karena keunggulan Abubakar mempunyai keunggulan yang lebih. Kondisi ini pada akhirnya akan menghasilkan Pemimpin dan Kepemimpinan yang baik. Pemuka Quraisy menawarkan Nabi Muhammad harta, jabatan/pemimpin dan wanita dengan syarat menghentikan dakwah Islam. Nabi Muhammad SAW menolak. Pelajaran yang bisa diambil dari penolakan Nabi adalah : a. Menolak tawaran Jabatan Bahwa penegakan syariat Islam tidak bisa HANYA dimulai dari atas (keputusan pemerintah), tapi juga harus berbarengan dengan penyiapan

masyarakatnya agar taat terhadap ajaran Islam, dengan maksud supaya tidak muncul penolakan oleh masyarakat muslim sendiri. b. Menolak tawaran Harta Bahwa perjuangan dalam berdakwah, kesuciannya tidak boleh dikotori oleh perolehan harta, meskipun harta tsb dimaksudkan sebagai sarana penunjang dakwah. c. Menolak tawaran Wanita Empat indikasi untuk menilai ketulusan / keikhlasan : a. Tidak pernah menjadi sombong/pongah karena pujian Nabi menolak dipanggil dengan sebutan’Yang Mulia’ tetapi lebih suka dengan sebutan ’Hamba dan Utusan-Nya’ Jangan berlebihan memuji, karena bisa menjadi perangkap kesombongan bagi orang yang kita puji. b. Tidak menjadi patah semangat karena tidak dipuji (QS. 4:142) c. Tidak mengharapkan pengembalian saat memberi sesuatu (QS.74:6) d. Tidak kecewa jika pemberian yang dilakukan tidak ada respon. Terkait dengan keikhlasan, ada 2 macam sifat : a. Ikhfa Menjaga diri dari sifat meminta-minta, meskipun membutuhkan. b. Itsar Proaktif membantu Saudaranya yang membutuhkan, meskipun tidak diminta. Penerapan sifat Ikhlas, Ikhfa dan Itsar dicontohkan oleh Kaum Anshar dan Muhajirin saat peristiwa hijrah. Kaum Anshar ikhlas menawarkan bantuan secara optimal (Itsar), tapi kaum Muhajirin menolak dan tetap mengutamakan untuk berusaha sendiri (ikhfa). -

Pasrah Karena Dipilih, maka Nabi Pasrah dengan keputusan Allah untuk menjadikan beliau Nabi, meskipun hal ini merupakan beban yang sangat berat.

Tanya Jawab: 1. Bapak Sasmoyo Boesari (pertanyaan kajian sebelumnya) Sebagai Istri, bagaimana cara menjadi ’magnet’ yang baik, yang berkualitas maksimal. Jawaban : Menyamakan ‘frekuensi/channel’ istri dengan ‘frekuensi/channel’ suami. Setelah sama, barulah masukkan nilai-nilai yang istri inginkan kepada suami. Cara menyamakan ‘frekuensi/channel’: o Samakan gaya komunikasi dengan suami. Suami biasanya cenderung logis, dan seminimal mungkin membicarakan perasaan.

o Istri biasanya berfikir untuk yang ‘short term’ dan ‘cost oriented’. Sedangkan suami ‘long term’ atau ‘investment oriented’. o Istri biasanya berfikir secara detail, sedangkan suami berfikir secara simple. Maka gaya dan pola pikir istri sebisa mungkin di arahkan ke gaya dan pola pikir suami. Allah menjadikan perbedaan suami – istri agar saling melengkapi untuk kesempurnaan. Jadi memandang perbedaan tsb agar dalam koridor sinergi yang saling menyempurnakan dan menyeimbangkan. Disamping itu, kebanyakan suami tertarik karena efek visual, sehingga berpakaian dan berpenampilanlah yang menarik. 2. Bapak M. Rahmat Dalam pertemuan sebelumnya disampaikan bahwa salah sebab satu sebab dari : 1. Perjalanan hidup terasa hampa 2. Rumah tangga kita belum jadi surga 3. Bisnis tidak maju-maju. Adalah belum menjadikan Rasulullah SAW sbg Mursyid? Mohon dijelaskan lebih terinci. Jawaban : RasuluLlah SAW sebagai Mursyid (penunjuk atau pembimbing) maksudnya dalam menjalani kehidupan kita harus menggunakan bimbingan berdasarkan ajaran atau sunnah RasuluLlah SAW. 3. Bapak Syafril Dalam mendidik anak kita harus meniru atau belajar dari RasuluLlah SAW. Sedangkan saat itu RasuluLlah SAW yatim dimana hal ini berbeda dengan anak kita yang masih mempunyai orang tua dan secara ekonomi cukup berada. Bagaiman cara kita mengambil pelajaran untuk mendidik anak dalam kondisi yang berbeda ini, terutama perihal kemandirian? Jawaban : Secara praktis dapat disampaikan sbb : - Jangan terlalu banyak campur tangan terhadap aktivitas anak. Biarkan semua atas inisiatif anak sepanjang tidak berbahaya. - Amati, dan awasi dari jauh (aktivitas pendampingan) - Berikan contoh dan ilustrasi karena anak-anak belum bisa berpikir sistematis dan abstrak Tahapan berfikir anak 1. Kongkrit – acak 2. Kongkrit – sistematis 3. Abstrak – acak 4. Abstrak – sistematis 4. Bapak Bachtiar Apakah aktivitas Khuruj yang dilakukan Jamaah Tabligh termasuk Bidah? Jawaban :

Pada prinsipnya apa yang dilakukan Jemaah Tabligh adalah bagus. Bukan suatu yang Bidah. Salah satu hal yang sering dilakukan dalam berdakwa adalah Khuruj yaitu pergi meninggalkan rumah selama beberapa untuk napak tilas perjalanan Nabi SAW waktu berhijrah, untuk mendapatkan pelajaran yang cukup banyak bagi kehidupan. Yang sering jadi masalah adalah: - Saat khuruj apakah hak istri / keluarga terpenuhi - Tidak semua orang merasa nyaman didakwahi untuk khuruj. Jadi seharusnya berdakwah disesuaikan dengan obyeknya dan situasinya. - Dari sisi konsep dakwah, berdasarkan sunnah Rasul maka prioritas berdakwah adalah penanaman akidah sebelum perihal ibadah. Hal ini pernah diulas di Buku Prioritas Berdakwah tulisan DR. Yusuf Qardhawi. 5. Bapak Syahril Bermawan - Disampaikan bahwa Laki-laki / Suami perlu penampilan yang baik. Bagaimana Rasul berpakaian dan bersikap/berinteraksi? Apakah cara berpakaian tsb wajib kita tiru - Apakah Jamaah Tabligh termasuk aliran sesat? Jawaban : - Secara garis besar berdasarkan buku Sirrah Nabawiyah tulisan DR. Said Romadhon al Buthi, beberapa penampilan Rasul sbb : o Bahunya rata o Berdada bidang o Berjanggut rapi, berkesan kharismatik o Beralis tebal o Sorot mata tajam (tegas) tapi teduh o Berjalannya cepat o Selalu mendahului salam, serta menjawab dengan lengkap o Jika dipanggil dari belakang dan Tidak hanya meoleh tapi menghdap o Berbicara selalu memperhatikan / atensi o Bergamis, berjubah, bersorban o Berdoa mengangkat tangan diatas kepala dengan menunduk, pernah juga sambil mengguncangkan tangan dan menangis. Doanya selalu untuk umatnya, bukan keperluan pribadi. Hal ini akan dibahas secara khusus pertemuan berikutnya. -

Jamaah Tabligh menurut saya tidak sesat, berdasarkan buku Menuju Jamaatul Muslimin (pengarang lupa) yang membahas banyak jamaah/gerakan di dunia islam internasional. Jemaah tabligh berfokus pada gerakan dakwah dan ibadah, tetapi mungkin karakter dakwahnya ada kekurangan karena tidak bersifat ’lengkap, sempurna dan saling menyempurnakan’ sebagaimana mestinya karena Islam juga mengatur politik, bisnis, sosial, ekonomi dsb. Saran saya agar kita bisa bersinergi sesuai spesialisasinya dan insyaaLlah tidak ada yang perlu ditakuti.

Sebagai referensi bisa dibaca buku tulisan Dr. Salim Assegaf al Jufri (Dubes Indonesia di Arab Saudi) yang mengulas tentang jamaah /gerakan di dunia islam internasional.

Related Documents