Kajian Kitab Tauhid Bab 52

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kajian Kitab Tauhid Bab 52 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,363
  • Pages: 5
Kajian Kitab Tauhid Bab 52

LARANGAN MENGUCAPKAN AS-SALAMU ‘ALALLAH [HR Bukhari Muslim] Semula bila kami melakukan sholat bersama Nabi j, kami mengucapkan ‘Semoga keselamatan untuk Allah dari para hamba-Nya, semoga keselamatan untuk si fulan dan si fulan’. Maka Nabi j bersabda, ‘Janganlah kamu mengucapkan ‘As Salamu ‘Alallah (semoga keselamatan untuk Allah), karena sesungguhnya Allah adalah As Salam (Maha Pemberi Keselamatan)’ Nabi j setelah melarang ucapan tersebut, kemudian beliau mengatakan, ‘Bacalah At tahiyatulillah … (bacaan Thahiyyah). [dalam kitab Sifat Sholat Nabi j dan Bulughul Maraam 335-337] Abdullah bin Mas’ud : ketika Nabi j masih hidup, kami membaca : namun setelah Rasulullah j meninggal, kami membaca : ‘Assalamu ‘ala nabiyi (bukan assalamu ‘alaika) warahmatullahi wabarakatuhu ..’ Bacaan Tasyahud :

‫لمُ َعلَ ْينَا وَ َعلَى‬ َ ّ‫ ال س‬،ُ‫لمُ َعلَيْ كَ َأيّهَا النِّبيّ َورَحْ َمةُ الِ َوَبرَكَاتُ ه‬ َ ّ‫ ال س‬،ُ‫ت وَالطّيّبَا ت‬ ُ ‫ص َلوَا‬ ّ ‫ وَال‬،ِ‫التّحِيّا تُ ِللّ ه‬ .ُ‫ل وَأَ ْش َهدُ أَ ّن مُحَ ّمدًا عَ ْب ُدهُ َورَ ُس ْوُله‬ ُ ‫ أَ ْش َهدُ أَنْ لَ ِإلَـهَ إِ ّل ا‬.َ‫عِبَادِ الِ الصّالِحِيْن‬

“Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlim-pahkan kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat dan berkahNya. Kesejah-teraan semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.”1 Bacaan Setelah Tasyahud :

‫ح ِميْ ُد‬ َ َ‫علَى آلِ ِإ ْبرَا ِهيْمَ ِإنّك‬ َ َ‫علَى ِإبْرَا ِهيْ َم و‬ َ َ‫حمّدٍ َكمَا صَّليْت‬ َ ُ‫حمّدٍ َوعَلَى آلِ م‬ َ ُ‫علَى م‬ َ ّ‫صل‬ َ ‫اَلّلهُ ّم‬ َ‫علَى آلِ ِإ ْبرَا ِهيْمَ ِإنّك‬ َ َ‫علَى ِإ ْبرَا ِهيْ َم و‬ َ َ‫حمّدٍ َكمَا بَارَكْت‬ َ ُ‫علَى آ ِل م‬ َ َ‫حمّ ٍد و‬ َ ُ‫علَى م‬ َ ْ‫ اَلّلهُ ّم بَارِك‬،ٌ‫جيْد‬ ِ َ‫م‬ ٌ‫جيْد‬ ِ َ‫ح ِميْدُ م‬ َ “Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagai-mana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Se-sungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagai-mana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Se-sungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”2

ٍ‫حمّد‬ َ ُ‫ َوبَارِكْ عَلَى م‬.َ‫ َكمَا صَّليْتَ عَلَى آلِ ِإبْرَا ِهيْم‬،ِ‫ج ِه وَ ُذرّ ّي ِته‬ ِ ‫حمّدٍ َوعَلَى َأ ْزوَا‬ َ ُ‫علَى م‬ َ ّ‫صل‬ َ ‫اَلّلهُ ّم‬ ٌ‫جيْد‬ ِ َ‫ح ِميْدٌ م‬ َ َ‫ َكمَا بَارَ ْكتَ عَلَى آلِ ِإ ْبرَا ِهيْمَ ِإنّك‬،ِ‫جهِ وَ ُذ ّر ّيتِه‬ ِ ‫علَى َأ ْزوَا‬ َ َ‫و‬. “Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada keluarga Ibrahim. Beri-lah berkah kepada

1 2

HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 1/13 dan Imam Muslim 1/301. HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 6/408.

/opt/pdfcoke/conversion/tmp/scratch8/22106493.doc

Hal 1/5

Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Eng-kau telah memberkahi kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”3 Bacaan Setelah Tasyahud Sebelum Salam :

ْ‫ َومِن‬،ِ‫حيَا وَا ْل َممَات‬ ْ َ‫ َومِنْ ِفتْ َنةِ ا ْلم‬،َ‫ج َهنّم‬ َ ِ‫ َومِنْ عَذَاب‬،ِ‫ك مِنْ عَذَابِ الْ َق ْبر‬ َ ِ‫عوْ ُذ ب‬ ُ ‫اَلّلهُمّ ِإنّيْ َأ‬ ِ‫شرّ ِف ْت َنةِ ا ْل َمسِ ْيحِ الدّجّال‬ َ “Ya Allah, Sesungguhnya aku ber-lindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” Bacaan tasyahud yang pertama dan yang kedua/terakhir adalah sama [HR Bukhari dan Muslim]. (Lihat di Bulughul Maaraam 336/337) Larangan mengucapkan ‘As-Salamu ‘Alallah’ bersifat makruh atau bisa haram, namun yang lebih kuat adalah haram, karena kaidah dalam ilmu fiqh bahwa asal setiap larangan adalah haram. Karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah dzat yang Maha Pemberi Keselamatan. Hubungan dengan bab sebelumnya, bahwa kita wajib menetapkan nama-nama yang baik dan sifat yang tinggi, termasuk diantaranya bahwa Allah adalah Maha Sejahtera (Allahumma antas salam wa minkas salam, wa dzal jallalil wal ikram) serta larangan mengucapkan ‘As Salamu ‘Alallah’, karena Allah terhindar dari sifat-sifat yang tercela dan aib. As Salam mengandung beberapa makna :  Penghormatan (At Tahiyyah)  Keselamatan dari sifat kurang dan sifat tercela (As Salam min …)  Termasuk satu nama dari nama-nama Allah (Ismun min asma illah) – kalimat tersebut terdapat dalam Al Hasyr 23. ‘Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, …. Dengan kata-kata As Salam :  Menafiqkan sifat kurang dan sifat aib bagi Allah ‘Azza wa Jalla.  Allah mempunyai sifat yang sejahtera yang tidak sama dengan makhluk-Nya. ‘Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat memiliki sifat yang buruk, dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi dan Dia-lah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana’. [An Nahl 60] ‘Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan … dan bagi Allah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi …. [Ar Ruum 27] ‘Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia’ [Al Ikhlas 4]  Dari nama tersebut mengandung sifat kesejahteraan bagi Allah, kita tidak mendo’akan tetapi kita minta kesejahteraan kepada Allah. Bacaan setiap selesai sholat : Astaghfirullah 3x, Allahuma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya dzal jalali wa ikram [HR Muslim] Salam untuk keselamatan Nabi j dan malaikat (Jibril dan Mikail – dalam sebuah riwayat) diperbolehkan, bahkan shalawat kepada Nabi j dianjurkan. Pernah dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Malaikat Jibril menyampaikan salam kepada Aisyah radhi allahu ‘anha, maka Aisyah berkata : Wa’alaihis salam warahmatullahi wabarakatuhu [HR Bukhari Muslim]

3

HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 6/407 dan Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitabnya 1/306. Lafazh hadits tersebut menurut riwayat Muslim.

/opt/pdfcoke/conversion/tmp/scratch8/22106493.doc

Hal 2/5

[Al Ahzab 56] ‘Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat untuk para nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya’. Bagaimana shalawat kepada nabi ? [Diantaranya dengan shalawat Ibrahimiyyah]

‫ح ِميْ ُد‬ َ َ‫علَى آلِ ِإ ْبرَا ِهيْمَ ِإنّك‬ َ َ‫علَى ِإبْرَا ِهيْ َم و‬ َ َ‫حمّدٍ َكمَا صَّليْت‬ َ ُ‫حمّدٍ َوعَلَى آلِ م‬ َ ُ‫علَى م‬ َ ّ‫صل‬ َ ‫اَلّلهُ ّم‬ َ‫علَى آلِ ِإ ْبرَا ِهيْمَ ِإنّك‬ َ َ‫علَى ِإ ْبرَا ِهيْ َم و‬ َ َ‫حمّدٍ َكمَا بَارَكْت‬ َ ُ‫علَى آ ِل م‬ َ َ‫حمّ ٍد و‬ َ ُ‫علَى م‬ َ ْ‫ اَلّلهُ ّم بَارِك‬،ٌ‫جيْد‬ ِ َ‫م‬ ٌ‫جيْد‬ ِ َ‫ح ِميْدُ م‬ َ Seputar shalawat dan salam :   

  

 

Barangsiapa bershalawat 1 kali maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali. Dianjurkan dan diperintahkan mengucapkan salam kepada kaum muslimin. ‘Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, kalian tidak dikatakan beriman sebelum saling mencintai, maukah kutunjukkan suatu hal yang menyebabkan kalian saling mencintai ? Sebarkan salam di antara kalian’ [HR ]. Hak seorang muslim kepada muslim yang lain diantaranya adalah menjawab salam. Mengucapkannya sunnah dan menjawabnya wajib. Diantara 4 wasiat Rasul j kepada sahabat agar masuk surga, diantaranya adalah menyebarkan salam. ‘Wahai manusia, sebarkanlah salam, dan hendaklah kamu menyambung tali silaturahmi, dan hendaklah kamu memberi makan, dan hendaklah engkau sholat di waktu malam ketika manusia sedang tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan sejahtera’ [HR Tirmidzi, lihat Bulughul Maraam bab Akhlaq yang Terpuji]. Berjabat tangan cukup sekali ketika bertemu, sedangkan mengucapkan salam harus berulang-ulang, setiap bertemu/tatap muka. Ucapan salam pertama kali diucapkan oleh Nabi Adam kepada malaikat.

Etika Memberi Salam : (tambahan dari Kitab ‘Etika Seorang Muslim’ – Lajnah Daimah Darul Wathan, Darul Haq) 1. Makruh memberi salam dengan ucapan: "Alaikumus salam" karena di dalam hadits Jabir Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bahwasanya ia menuturkan : Aku pernah menjumpai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam maka aku berkata: "Alaikas salam ya Rasulallah". Nabi menjawab: "Jangan kamu mengatakan: Alaikas salam". Di dalam riwayat Abu Daud disebutkan: "karena sesungguhnya ucapan "alaikas salam" itu adalah salam untuk orang-orang yang telah mati". (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani). 2. Dianjurkan mengucapkan salam tiga kali jika khalayak banyak jumlahnya. Di dalam hadits Anas disebutkan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila ia mengucapkan suatu kalimat, ia mengulanginya tiga kali. Dan apabila ia datang kepada suatu kaum, ia memberi salam kepada mereka tiga kali" (HR. Al-Bukhari). 3. Termasuk sunnah adalah orang mengendarai kendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan kaki, dan orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, orang yang sedikit kepada yang banyak, dan orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Demikianlah disebutkan di dalam hadits Abu Hurairah yang muttafaq'alaih. 4. Disunnatkan keras ketika memberi salam dan demikian pula menjawabnya, kecuali jika di sekitarnya ada orang-orang yang sedang tidur. Di dalam hadits Miqdad bin AlAswad disebutkan di antaranya: "dan kami pun memerah susu (binatang ternak) hingga setiap orang dapat bagian minum dari kami, dan kami sediakan bagian untuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam Miqdad berkata: Maka Nabi pun datang di malam hari dan memberikan salam yang tidak membangunkan orang yang sedang tidur, namun dapat didengar oleh orang yang bangun".(HR. Muslim).

/opt/pdfcoke/conversion/tmp/scratch8/22106493.doc

Hal 3/5

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Disunatkan memberikan salam di waktu masuk ke suatu majlis dan ketika akan meninggalkannya. Karena hadits menyebutkan: "Apabila salah seorang kamu sampai di suatu majlis hendaklah memberikan salam. Dan apabila hendak keluar, hendaklah memberikan salam, dan tidaklah yang pertama lebih berhak daripada yang kedua. (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al-Albani). Disunnatkan memberi salam di saat masuk ke suatu rumah sekalipun rumah itu kosong, karena Allah telah berfirman yang artinya: " Dan apabila kamu akan masuk ke suatu rumah, maka ucapkanlah salam atas diri kalian" (An-Nur: 61). Dan karena ucapan Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhuma : "Apabila seseorang akan masuk ke suatu rumah yang tidak berpenghuni, maka hendaklah ia mengucapkan : Assalamu `alaina wa `ala `ibadillahis shalihin" (HR. Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan disahihkan oleh AlAlbani). Dimakruhkan memberi salam kepada orang yang sedang di WC (buang hajat), karena hadits Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhuma yang menyebutkan "Bahwasanya ada seseorang yang lewat sedangkan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang buang air kecil, dan orang itu memberi salam. Maka Nabi tidak menjawabnya". (HR. Muslim) Disunnatkan memberi salam kepada anak-anak, karena hadits yang bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu menyebutkan: Bahwasanya ketika ia lewat di sekitar anakanak ia memberi salam, dan ia mengatakan: "Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam". (Muttafaq'alaih). Tidak memulai memberikan salam kepada Ahlu Kitab, sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :" Janganlah kalian terlebih dahulu memberi salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani....." (HR. Muslim). Dan apabila mereka yang memberi salam maka kita jawab dengan mengucapkan "wa `alaikum" saja, karena sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Apabila Ahlu Kitab memberi salam kepada kamu, maka jawablah: wa `alaikum".(Muttafaq'alaih). Disunnatkan memberi saam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang tidak kamu kenal. Di dalam hadits Abdullah bin Umar Radhiallaahu 'anhu disebutkan bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Islam yang manakah yang paling baik? Jawab Nabi: Engkau memberikan makanan dan memberi salam kepada orang yang telah kamu kenal dan yang belum kamu kenal". (Muttafaq'alaih). Disunnatkan menjawab salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain dan kepada yang dititipinya. Pada suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: Sesungguhnya ayahku menyampaikan salam untukmu. Maka Nabi menjawab : "`alaika wa `ala abikas salam" Dilarang memberi salam dengan isyarat kecuali ada uzur, seperti karena sedang shalat atau bisu atau karena orang yang akan diberi salam itu jauh jaraknya. Di dalam hadits Jabir bin Abdillah Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian memberi salam seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena sesungguhnya pemberian salam mereka memakai isyarat dengan tangan". (HR. Al-Baihaqi dan dinilai hasan oleh Al-Albani). Disunnatkan kepada seseorang berjabat tangan dengan saudaranya. Hadits Rasulullah mengatakan: "Tiada dua orang muslim yang saling berjumpa lalu berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah" (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dianjurkan tidak menarik (melepas) tangan kita terlebih dahulu di saat berjabat tangan sebelum orang yang dibattangani itu melepasnya. Hadits yang bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu menyebutkan: "Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila ia diterima oleh seseorang lalu berjabat tangan, maka Nabi tidak melepas tangannya sebelum orang itu yang melepasnya...." (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh AlAlbani). Haram hukumnya membungkukkan tubuh atau sujud ketika memberi penghormatan, karena hadits yang bersumber dari Anas menyebutkan: Ada seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah, kalau salah seorang di antara kami berjumpa dengan

/opt/pdfcoke/conversion/tmp/scratch8/22106493.doc

Hal 4/5

temannya, apakah ia harus membungkukkan tubuhnya kepadanya? Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak". Orang itu bertanya: Apakah ia merangkul dan menciumnya? Jawab nabi: Tidak. Orang itu bertanya: Apakah ia berjabat tangan dengannya? Jawab Nabi: Ya, jika ia mau. (HR. At-Turmudzi dan dinilai shahih oleh AlAlbani). 16. Haram berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika akan dijabat tangani oleh kaum wanita di saat baiat, beliau bersabda: "Sesung-guhnya aku tidak berjabat tangan dengan kaum wanita". (HR.Turmudzi dan Nasai, dan dishahihkan oleh Albani).

Kandungan Bab Ini : 1. Tafsir kata-kata As Salam 2. As Salam merupakan ucapan selamat 3. Salam ini tidak boleh kita ucapkan kepada Allah, karena Allah Maha Sejahtera dan kesejahteraan dari Allah. Mengucapkannya hukumnya haram. 4. Alasannya, As Salam adalah salah satu dari nama-nama Allah, Dia-lah yang memberi keselamatan dan hanya kepada-Nya kita memohon keselamatan. 5. Telah diajarkan kepada para sahabat, ucapan penghormatan yang sesuai untuk Allah ‘Azza wa Jalla (At-tahiyyatu lillah, wa-sh-shalawatu wa-th-thayyibat).

Tanya Jawab :    

 

Boleh mengucapkan salam, meski di dalamnya ada orang muslim dan orang kafir. Mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenal, merupakan salah satu tanda kecil datangnya kiamat. As Syayid hanya untuk Allah, Rasulullah menolak ketika dipanggil Sayyidina. Beliau lebih suka dipanggil Abdullah atau Rasulullah. Dianjurkan mengucapkan salam ketika masuk rumah, meski rumah tersebut kosong. [An Nuur 27, 61] .. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik [An Nuur 61] Menjawab salam yang diucapkan dengan sempurna harus dengan lafadz yang sempurna pula. Pada hakikatnya, ziaroh ke makam Nabi bukan merupakan rangkaian ibadah haji, sedangkan ziarah ke masjid Nabawi sangat dianjurkan karena pahalanya seperti sholat 1000 kali di masjid yang lain kecuali Masjidil Haraam. Adapun lafadz salam seperti salam ketika ziarah kubur pada umumnya. Sedangkan shalawat dianjurkan diucapkan dimanapun kita berada, dan insya Allah akan sampai.

Disampaikan oleh : Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, pada hari Selasa, 11 Jumadil Akhir 1423 H / 20 Agustus 2002 di Masjid Al Anshor, TAM Service Center, Sunter II

*****

/opt/pdfcoke/conversion/tmp/scratch8/22106493.doc

Hal 5/5

Related Documents

Kitab Tauhid
November 2019 44
Kitab Tauhid
November 2019 34
Kitab Tauhid
December 2019 41
Kitab Tauhid (catatan Kaki)
November 2019 32
Kitab At Tauhid
June 2020 26