K2pb_makalah_2.docx

  • Uploaded by: Alvi Manangsang
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View K2pb_makalah_2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,104
  • Pages: 24
MAKALAH KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM DAN PENGETAHUAN BAHAN

PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN KIMIA Disusun oleh: Fairuz Zamharir Akbar (J3L115040) Andini Sri Mulyani (J3L115053) Ayu Sri Rahayu ( J3L115048)

PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengolahan Limbah Bahan Kimia”. Terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberi dorongan dalam bentuk do’a maupun material. Sehingga Makalah Pengolahan Limbah Bahan Kimia dapat diselesaikan. Makalah ini berisikan manfaat untuk memberikan informasi mengenai upaya penanganan limbah laboratorium. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Seperti pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata ataupun penulisan dalam menyusun makalah ini. Bogor, November 2015

Penyusun

i

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................................. ii Bab I Pendahuluan ................................................................................................................. 1 1.1

Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2

Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3

Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3 BAB III ISI .............................................................................................................................. 4 3.1.1

Pendahuluan .................................................................................................... 4

3.1.2

Mengidentifikasikan Limbah dan Bahayanya ........................................... 15

3.1.3

Cara Menilai Bahan yang Tidak Dikenal ................................................... 15

3.1.4

Pengumpulan dan penyimpanan limbah di laboratorium ........................ 16

3.1.5

Langkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai berikut : .. 16

3.1.6

Penanganan dan Pengurangan Biaya ......................................................... 17

3.1.7

Pengurangan limbah muti bahaya .............................................................. 17

3.1.8

Opsi Pembuangan ......................................................................................... 18

Bab IV Penutup ..................................................................................................................... 20 4.1

Kesimpulan ............................................................................................................ 20

5.1

Saran ...................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 21

ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk melakukan percobaan atau penelitian (Koesmadji 2004). Laboratorium tidak saja suatu ruang tertutup, tetapi dapat berupa alam terbuka misalnya kebun botani, kandang, hewan. Banyak hal-hal yang dapat di lakukan di laboratorium seperti melakukan penelitian. Didalam sebuah penelitian laboran akan menemui sisa-sisa bahan yang sudah tidak di gunakan, bahan-bahan tersebut di kategorikan sebagai bahan yang tidak berbahaya, bahan yang berbahaya, dan bahan yang sangat berbahaya. Bahan-bahan sisa tersebut dinamakan limbah. Limbah adalah bahan yang sudah tidak di gunakan kembali di dalam laboratorium. Penangan limbah harus sesuai dengan prosedur yang ada. Karena apabila laboran tidak bisa memahami struktur bahan, komposisi, dan bahaya bahan tersebut, maka dapat di pastikan resiko kecelakaan semakin besar. Bahan-bahan kimia terdiri dari beberapa jenis, yaitu bahan kimia cair, bahan kimia padat, bahan kimia gas. Pengetahuan mahasiswa mengenai penanganan limbah bahan kimia sangatlah penting. Hal ini disebabkan oleh banyaknya zat-zat atau bahan bahan kimia yang beracun dan berbahaya, sehigga dapat menimbulkan berbagai macam akibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya, yang menimbulkan dampak negatif atau kerugian bagi manusia dan lingkungan.

1

Dengan

mempelajari

proses

pengolahan

limbah

bahan

kimia,mahasiswa dapat mengetahui hal-hal atau faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya berbagai macam akibat yang dapat menimbulkan efek,baik bagi manusia maupun alam.Sehingga dengan mempelajari materi ini, mahasiswa mampu menangani limbah dengan cara yang efektif dan efesien sesuai sifat limbah bahan kimia,karena setiap limbah bahan kimia yang ada masing-masing mempunyai ciri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya. 1.2 Rumusan Masalah  Apa yang di maksud dengan limbah?  Apa saja jenis-jenis limbah laboratorium?  Bagaimana cara mengklarifikasi limbah laboratorium?

1.3 Tujuan  Mengetahui definisi dari limbah.  Mengetahui jenis-jenis limbah laboratorium.  Mengetahui cara mengklarifikasi limbah laboratorium.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Limbah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau limbah pabrik.Limbah atau sampah juga merupakan bahan yang tidak berarti bahkan dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik.Disisi lain limbah atau sampah akan berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.Pengolahan limah sangat penting dan perlu di lakukan untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi juga untuk memperoleh nilai ekonomis. Limbah dibagi menjadi beberapa diantaranya: -Limbah padat yang mudah terbakar -Limbah padat tidak mudah terbakar -Limbah yang mudah busuk -Limbah yang dapat didaur ulang -Limbah radioaktif

3

BAB III ISI 3.1.1

Pendahuluan

A. Apakah Limbah Itu? Limbah adalah bahan yang dibuang, hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika dibiarkan atau jika dianggap menjadi bahan yang tidak dapat dipakai kembali. Limbah dikelompokkan sebagai limbah berbahaya atau tidak berbahaya.

B. Siapa yang Bertangguang jawab Atas Limbah? Begitu bahan menjadi limbah, tanggung jawab awal pembuangannya secara tepat ada pada Pengguna laboratorium terlatih yang telah menggunakan atau menyintesiskan bahan tersebut. Pelaborab adalah orang yang paling tepat yang mengetahui karakteristik bahan tersebut. Merekalah yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi bahaya dan memberikan

informasi

yang

diperlukan

untuk

menentukan

pembuangannya secara benar. Keputusan mereka harus sejalan dengan kerangka kerja lembaga untuk penanganan bahan berbahaya dan dengan peraturan yang berlaku.

4

C. Apa saja macam-macam limbah yang ada di laboratorium? Berdasarkan jenisnya,

maka klasifikasi

pengumpulan limbah

laboratorium adalah: Kelas A

Jenis Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam larutan

B

Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik dalam larutan

C

Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

D

Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan kemasan pada pH 6 -8

E

Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya

F

Senyawa beracun mudah terbakar

G

Residu air raksa dan garam anorganik raksa

H

Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah

I

Padatan anorganik

J

Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

Gambar 1 jenis limbah

5

D. Klasifikasi Limbah Laboratorium Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi: 1. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Suatu

limbah

digolongkan

sebagai

limbah

B3

bila

mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak

atau

mencemarkan

lingkungan

hidup

atau

membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi menjadi:  Limbah mudah meledak Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 °C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.  Limbah mudah terbakar Limbah mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut : 1.) Limbah yang berupa cairan yang mengandung a1kohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari60 °c (140 OF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

6

2.) Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus. 3.) Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar . 4.) Merupakan limbah pengoksidasi.  Limbah beracun Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pemafasan, kulit atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mu tu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam limbah. Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II tersebut, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai ambang batas zat pencemar tidak terdapat pada Lampiran II tersebut maka dilakukan uji toksikologi.

7

 Limbah yang menyebabkan infeksi. Bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular .Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah  Limbah bersifat korosif Limbah

bersifat

korosif

adalah

limbah

yang

mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :  Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.  Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 °C.  Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa.  Limbah yang bersifat reaktif Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :  Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.  Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.

8

 Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.  Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasi1kan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.  Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg).  Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.  Limbah infeksius Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.  Limbah radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida.

9

 Limbah umum Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi: 1.) Limbah padat Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi: 

Limbah padat infeksius



Limbah padat non infeksius

2.) Limbah gas Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa). 3.) Limbah cair Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001). Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair terbagi atas:

10



Limbah cair infeksius



Limbah cair domestik



Limbah cair kimia

2. Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1.) Limbah organik Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. 2.) Limbah anorganik Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui.

11

E. Cara Pengolahan Limbah Laboratorium Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut. Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:  Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara : 1.) Netralisasi Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI. 2.) Pengendapan/sedimentasi, Kontaminan

koagulasi

logam

berat

dan flokulasi dalam

ciaran

diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

3.) Reduksi-Oksidasi Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik. 4.) Penukaran ion Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin anion.

12

 Limbah infeksius Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu 1.) Metode Desinfeksi Metode Desinfeksi adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kumankuman penyakit menjadi tidak aktif. 2.) Metode Pengenceran (Dilution) Cara

mengencerkan

air

limbah

sampai

mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap

ada,

pengendapan

yang

terjadi

dapat

menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir. 3.) Metode Proses Biologis Metode

Proses

Biologi

yaitu

proses

menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut

akan

menimbulkan

dekomposisi

zat-zat

organik yang terdapat dalam limbah. 4.) Metode Ditanam (Landfill) Metode ditanam yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah. 5.) Metode Insinerasi (Pembakaran) Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 13

dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 1030% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).  Limbah radioaktif adalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi. Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan: 1.) Bentuk : cair, padat dan gas, 2.) Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ), 3.) Tinggi-rendahnya aktifitas 4.) Panjang-pendeknya waktu paruh, 5.) Sifat : dapat dibakar atau tidak 6.) Bagaimana Langkah-langkah Pengolahan Limbah? Langkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifi kasi limbah dan bahayanya. 2. Mengumpulkan

dan

menyimpan

limbah

dengan cara yang tepat. 3.

Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika bisa.

4. Membuang limbah dengan baik.

14

3.1.2

Mengidentifikasikan Limbah dan Bahayanya a. Daya sulut: Bahan yang mudah tersulut meliputi pelarut organik paling umum, gas seperti hidrogen dan hidrokarbon, dan beberapa garam nitrat tertentu. Bahan dianggap mudah tersulut jika memiliki satu atau beberapa sifat berikut ini: 1. Titik nyala : < -18 OC 2. Titik nyala : -18 sampai 23 OC 3. Titik nyala : 32-61 OC b. Korosivitas: Cairan korosif memiliki pH ≤ 2 atau ≥ 12,5 atau menyebabkan karat pada tingkat baja tertentu. Asam dan basa laboratorium yang paling umum bersifat korosif. c. Reaktivitas: Reaktivitas meliputi zat-zat yang tidak stabil, bereaksi dengan air, dapat meledak jika terpapar sebagian sumber nyala, atau menghasilkan gas beracun. Logam alkali, senyawa yang telah membentuk peroksida, dan senyawa sianida atau sulfida diklasifikasikan sebagai bahan reaktif.

3.1.3

Cara Menilai Bahan yang Tidak Dikenal Masalah pertama dalam identifi kasi limbah tak dikenal adalah keselamatan. Pastikan pegawai laboratorium terlatih yang melakukan prosedur ini memahami karakteristik limbah dan semua tindakan pencegahan yang diperlukan dan harus dilakukan. Karena bahaya bahan yang sedang diuji tidak diketahui, penggunaan pelindung diri dan perangkat keselamatan yang benar, seperti tudung dan pelindung kimia, merupakan keharusan. Sampel lama sangat berbahaya karena mungkin telah berubah komposisinya, misalnya, melalui pembentukan peroksida. (Lihat Bab 9 untuk informasi lebih lanjut tentang peroksida.) Informasi berikut ini biasanya diperlukan oleh fasilitas pembuangan penanganan sebelum mereka setuju untuk menangani bahan tak dikenal:

15

1.) uraian fisik 2.) kereaktifan air 3.) kelarutan dalam air 4.) informasi pH dan mungkin juga informasi netralisasi 5.) daya sulut (kemudahbakaran) 6.) adanya oksidator 7.) adanya sulfida atau sianida 8.) adanya halogen 9.) adanya bahan radioaktif 10.) adanya bahan berbahaya hayati 11.) adanya komponen beracun 12.) adanya bifenil poliklorin (PCB) 13.) adanya senyawa dengan bau menyengat

3.1.4

Pengumpulan dan penyimpanan limbah di laboratorium  Penggunaan wadah pengumpul limbah  Pencampuran limbah bahan kimia, bahan yang dicampurkan harus compartible sehingga tidak ada reaksi lain yang akan menghasilkan panas, gas atau lainnya.  Pemberian label pada wadah limbah.  Pertimbangan jumlah dan waktu : limbah jangan disimpan lebih dari setahun

3.1.5

Langkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai berikut : 1.) Mengidentifikasi limbah dan bahayanya. 2.) Mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan cara yang tepat. 3.) Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika bisa. 4.) Membuang limbah dengan baik.

16

3.1.6

Penanganan dan Pengurangan Biaya 

Perubahan limbah meliputi perubahan karakter atau komposisi limbah secara fisik, kimiawi atau biologi.



Tujuan penanganan ini adalah menetralkan limbah, membuat limbah menjadi tidak berbahaya atau berkurang bahayanya.



Penanganan

limbah

skala

kecil

di

laboratorium

tidak

diperbolehkan di semua tempat.Kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan dilakukannya penanganan tanpa izin biasanya meliputi berikut ini: 1.) Penanganan di wadah pengumpulan. 2.) Penetralan dasar, atau pencampuran limbah asam dan alkali untuk membentuk larutan garam.

Pikirkan

pertimbangan keselamatan terutama penggunaan larutan encer untuk menghindari pembentukan panas yang cepat. 3.) Penanganan produk sampingan eksperimen sebelum menjadi limbah.

3.1.7

Pengurangan limbah muti bahaya Limbah multi-bahaya adalah limbah yang menimbulkan kombinasi bahaya kimia, radioaktif, atau biologis. Pengelolaan limbah multibahaya sulit dan kompleks. Pengurangan limbah dapat dilakukan dengan cara : 1.) membeli bahan kimia dan bahan radioaktif dalam jumlah yang diperlukanuntuk eksperimen yang direncanakan untuk menghindari kelebihan bahan yang mungkin akhirnya akan menjadi limbah; 2.) Menetapkan prosedur yang akan mencegah bercampurnya limbah radioaktif dengan bahan yang tidak terkontaminasi dan sampah; 3.) Serta mempertimbangkan untuk mengganti bahan kimia atau sumber radio aktif limbah campuran dengan bahan yang kurang berbahaya.

17

3.1.8

Opsi Pembuangan a. Pembuangan di Pipa Drainase Bahan kimia yang mungkin diizinkan untuk dibuang di pipa drainase meliputi larutan air yang terurai secara alami dan larutan toksisitas rendah dari zat-zat anorganik. Cairan mudah terbakar yang tercampur air sering kali dilarang untuk dibuang di sistem drainase. Bahan kimia bercampur air tidak boleh masuk ke saluran drainase.

b. Pembuangan Langsung ke Luar Laboratorium Limbah yang sudah di tamping dan memiliki daya pencemaran lingkungan yang lebih sedikit dan mudah terurai, biasanya boleh dilakukan pembuangan langsung di luar laboratorium denan catatan pemaksimalan informasi limbah mengenai bahan yang terkandung dalam limbah tersebut.

c. Insinerasi 

insinerasi

adalah

metode

pembuangan

limbah

laboratorium yang umum. Insinerasi biasanya dilakukan di oven berputar pada suhu tinggi (649-760°C). 

Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar bahan organik dan secara signifikan mengurangi residu bahan yang harus dibuang di tempat sampah.



Biaya mahal

18

d. Pembuangan ke atmosfer 

Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman untuk menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak sebagai sarana rutin untuk membuang limbah yang menguap.



Sebagian laboratorium memiliki unit yang berisi filter penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas.



Pengaturan arah tudung asap keperangkat perangkap biasa bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke atmosfer.

e. Pembuangan Limbah tidak berbahaya Limbah biasa yang tidak ditetapkan sebagai berbahaya oleh aturan meliputi : 1.) Garam

tertentu

(contoh,

kalium

klorida,

natrium

karbonat), berbagai produk alami (msl, gula, asam amino), dan 2.) Bahan lembam yang digunakan di laboratorium (contoh, resin dan gel kromatografi yang tidak terkontaminasi).

19

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan Penanganan limbah tidak semata-mata dengan cara di buang, banyak efek dan dampak dari berbagai macam limbah yang dihasilkan setiap penelitian ataupun praktikum. Mengenal kandungan dasar dari limbah adalah hal yang penting sebagai praktikan agar dapat menangani bahaya limbah bagi diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Penanganan limbah yang optimal merupakan cara untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan kerja saat di laboratrium. Penanganan limbahpun bermacam-macam dikarenakan perbedaan struktur utama dari limbah tersebut, dan penanganan maupun pembuangan menjadi berbeda antara limbah satu dengan limbah yang lain.

5.1 Saran Informasi yang didapat tidak hanya menggali dari satu sumber informasi saja, kembangan cara belajar dengan cara membaca artikel atau bukubuku penanganan limbah yang lain agar keselamatan diri dan orang lain dapat di maksimalkan.

20

Daftar Pustaka

Moran Lisa & Masciangioli Tina. 2010. Panduan Pengelolaan Bahan Kimia Dengan Bijk. Washington. National academy of science. Jahya, Ranawidjaja. 1998. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Bhratara: Jakarta. Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Muchtaridi. 2010. Keselamatan Kerja di Laboratorium. Bandung. FMIPA UNPAD.

21

More Documents from "Alvi Manangsang"

Tugas Ibu Nawang.docx
November 2019 30
Farmakoqnosi.docx
November 2019 26
K2pb_makalah_2.docx
November 2019 12
Laporan Elmes I.docx
July 2020 18