ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI PAUD MEKAR JAYA DESA MOOTINELO KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA
AMINA HUSAIN MAHASISWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
PEMBIMBING
Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd Dr. Misran Rahman, M.Pd ABSTRAK
Amina Husain. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Pembelajaran Anak Usia Dini Di Paud Mekar Jaya Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd dan pembimbing II Dr. Misran Rahman, M.Pd. Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap pembelajaran anak usia dini di Paud Mekar Jaya Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Grorontalo Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap pembelajaran anak usia dini di PAUD Mekar Jaya Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan prosedur pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah Persepsi orang tua terhadap pembelajaran anak usia dini di Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara selama ini sudah cukup baik. Menyikapi cara pandang orang tua yang seperti itu, maka perlu adanya upaya-upaya yang dapat mengubah pemahaman orang tua terhadap penyelenggaraan pembelajaran anak usia dini di Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Grorontalo Utara terhadap pembelajaran anak usia dini ditunjang oleh indikator sebagai berikut: 1) indikator pengalaman, 2) indikator proses belajar, 3) indikator cakrawala dan 4) indikator pengetahuan terhadap objek psikologis.
Kata Kunci: Persepsi Orang Tua, Anak Usia Dini.
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
salah
satu
upaya
dalam
peningkatan
dan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas bagi penerus bangsa. Dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas yang dapat bersaing di tingkat global, mendapatkan tantangan yang cukup berat. Mengingat begitu penting dan strategisnya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas maka hadirlah suatu lembaga pembelajaran yang dimulai sejak usia dini yaitu lembaga pembelajaran anak usia dini (AUD). Menurut Mar’at (dalam Walgito, 2010: 67) persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognitif. Persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman proses belajar, cakrawala dan pengetahuan.
Faktor pengalaman, proses belajar atau
sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat dan pengetahuan, cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologi tersebut. Melalui komponen kognitif akan menimbulkan ide baru kemudian konsep dari apa yang dilihat. Namun demikian, pemahaman orang tua akan pentingnya pembelajaran anak usia dini bukan hanya terletak pada kesadaran untuk memasukkan anaknya di lembaga PAUD, akan tetapi lebih kepada pengetahuan orang tua akan metode dan sistem pembelajaran di PAUD. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa orang
tua
yang
menginginkan
anaknya
langsung
mendapatkan
materi
pembelajaran Calistung (Baca, tulis, berhitung), yang seharusnya hal itu tidak diperlukan dalam pembelajaran untuk tahap anak usia dini. Selain itu, terdapat orang tua yang sering ikut dalam proses belajar anak, yang seharusnya hanya bertindak sebagai pendamping sehingga menyebabkan anak tidak mandiri dalam melakukan aktifitas belajarnya. Dan ada pula orang tua yang tidak terlalu memperhatikan proses pembelajaran dan pembelajaran anaknya di PAUD, sehingga menjadikan anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Dalam penelitian ini peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran anak usia dini yang didirikan di desa Mootinelo karena peneliti ingin mengetahui sesungguhnya bagaimana persepsi dari para orang tua dengan kehadiran lembaga pembelajaran anak usia dini di desa Mootinelo serta untuk mengetahui bagaimana perkembangan yang ditunjukkan oleh anak mereka
setelah menempuh pembelajaran anak usia dini khususnya di PAUD Mekar Jaya Desa Mootinelo sebelum menempuh pembelajaran di sekolah dasar.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Ebbeck (dalam Isjoni, 2011: 19) menyatakan bahwa PAUD adalah pelayanan kepada anak mulai dari lahir sampai umur enam tahun. UU sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran Anak Usia Dini Kumaidi Tujuan Pembelajaran AUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihakpihak yang terkait dengan pembelajaran dan perkembangan anak usia dini. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: a) Dapat
mengidentifikasi
perkembangan
fisiologis
anak
usia
dini
dan
mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan. b) Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya. c) Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini. d) Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini. e) Dapat
memahami
pendekatan
pembelajaran
dan
aplikasinya
bagi
pengembangan anak usia kanak-kanak. (http://www.jakarta.ac.id, diakses 3 Agustus 2015) Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini Menurut para ahli paling tidak anak usia dini mempunyai 4 (empat) tahapan perkembangan anak usia dini. Keempat tahapan itu sebagai berikut : 1. Pada anak usia 0-3 tahun yang menonjol adalah kecerdasan linguistik-verbal dan kinestik jasmani.
2. Pada usia 3-4 tahun yang menonjol adalah kecerdasan spasial, dan kecerdasan logis-matematik dan kecerdasan musical. 3. Pada usia 4-6 tahun yang menonjol adalah kecerdasan logis matematik, kecerdasan musik, kecerdasan spasial. 4. Pada usia 6-8 tahun yang menonjol adalah kecerdasan linguistik-verbal, kecerdasan logis, matematik, kecerdasan antar pribadi, dan kecerdasan naturalis. (Syamsu Yunus, 2009: 207) Pengertian Persepsi Menurut
Desiderato
(dalam
Rakhmat,
2005:
51)
persepsi
adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, atau juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mar'at
(dalam
Aryanti,
2009:
75)
mengemukakan
bahwa
persepsi
dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi. PEMBAHASAN Pengalaman yang diberikan oleh orangtua kususnya pada pengalaman belajar sangat penting bagi anak agar dapat memiliki berbagai macam pengalaman. Ada dua hal yang dapat membantu orang tua dalam memberikan pengalaman belajar kepada anak yaitu dengan penggunaan multimetode dan multimedia yang disesuaikan sesuai dengan kondisi anak dan kemampuan sekolah. Proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh orangtua dan anak atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara orangtua dan anak ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di rumah maupun di sekolah, seringkali orangtua terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara anak dibuat pasif, sehingga interaksi antara orangtua dengan anak dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh orangtua, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, orangtua dituntut agar mampu memberikan rangsangan kepada anak sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif anak juga dapat dibimbing oleh orangtua dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal Tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Pengetahuan adalah kemampuan manusia yang dihasilkan dari informasi yang ditafsirkan. Pemahaman tersebut mengakar pada kombinasi data, informasi, pengalaman, dan interpretasi individu. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Dari pengamatan akal itulah manusia dapat memperoleh informasi dan keterangan mengenai suatu hal. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, dan harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. bahwa kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Orang tua juga berperan aktif dalam mendidik dan memberikan dorongan atau motivasi tentang harga diri, kepemilikan dan penguasaan emosionalnya. Anak akan mengembangkan harga diri yang tinggi dengan menerima cinta,
dorongan, dan dukungan yang tepat, anak juga mampu mengembangkan berbagai keterampilan dalam upaya mencapai sesuatu karena orang tua memberikan peluang pada anaknya. Kesalahan orang tua yaitu saat orang tua mencoba mngembangkan harga diri yang besar dalam diri anak dengan memberikan terlalu banyak cinta, dorongan, dan dukungan, maka orang tua seolah-lah mengambil alih kepemilikan prestasi anak mereka. Anak perlu memperoleh kepemilikan atas minat, upaya dan prestasi dalam hidup mereka. Kepemilikan ini berarti mereka terlibat dalam sebuah kegiatan karena kecintaan mereka pada kegiatan itu dan karena tekad mereka sendiri untuk melakukan yang terbaik. Kepemilikan memberi mereka rasa syukur sangat besar yang semakin memotivasi mereka untuk berupaya mencapai prestasi yang lebih tinggi. Orang tua perlu memberikan peluang kepada anak untuk mengalami emosi secara penuh-baik yang positif maupun yang negatif-dan memberikan mereka bimbingan untuk memahami dan menguasai kehidupan emosional mereka. Anak yang tidak berkembang secara emosional masih bisa meraih prestasi, tapi mereka sering meresa tidak puas dan bahagia dalam keberhasilan mereka. Penguasaan emosi tidak hanya membuat anak bisa meraih sukses, tapi juga membuat mereka bisa menemukan kepuasan dan sukacita dalam upaya-upaya mereka. Dalam kenyataannya dari beberapa definisi yang dilontarkan oleh berbagai pakar di bidangnya tidak satu pun definisi yang disepakati bersama. Kutipan berikut dari "Theory of Knowledge" Bertrand Russell menggambarkan kesulitan dalam mendefinisikan pengetahuan: “The question how knowledge should be defined is perhaps the most important and difficult of the three with which we shall deal. This may seem surprising: at first sight it might be thought that knowledge might be defined as belief which is in agreement with the facts. The trouble is that no one knows what a belief is, no one knows what a fact is, and no one knows what sort of agreement between them would make a belief true. Let us begin with belief." Artinya: “Pertanyaan bagaimana pengetahuan harus didefinisikan mungkin yang paling penting dan sulit dari tiga didalamnya yang akan kita tangani sebelumnya. Ini mungkin terlihat mengejutkan : pada pandangan pertama mungkin akan berpikir bahwa pengetahuan itu dapat didefinisikan sebagai keyakinan yang sesuai dengan fakta-fakta. Masalahnya adalah tidak ada seseorang pun yang tahu apa itu kepercayaan, tidak ada pula yang tahu apa itu
fakta dan tidak ada yang tahu seperti apa kesepakatan di antara mereka dalam membuat keyakinan yang benar. Mari kita mulai dengan keyakinan.” Inilah mengapa hal ini terus diperdebatkan oleh para filsuf di bidang epistemologi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan bahwa Persepsi orang tua terhadap pembelajaran anak usia dini di Desa Mootinelo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara selama ini sudah baik dan ditunjang oleh indikator sebagai berikut: 1) indikator pengalaman merupakan peristiwa dan aktifitas yang sudah pernah dialami oleh seseorang dalam hal ini orang tua harus menanamkan pengalaman pembelajaran yang baik bagi anak-anak karena proses pembelajaran yang diterapkan kepada anak sangat penting, orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk berinteraksi dengan anak baik saat bermain maupun belajar, 2) indikator proses belajar merupakan suatu proses belajar yang dilaksanakan oleh orang tua dengan anak untuk mewujudkan terhadap hasil yang telah diinginkan dalam belajar, 3) indikator cakrawala yang di maksud disini adalah orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya, sebab perhatian dan bimbingan yang cukup dari orang tua sangat menunjang bagi keberhasilan pendidikan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya mempunyai dasar yang kuat. Salah satu wujud nyata dari tanggung jawab yang dimaksud adalah memperhatikan kebutuhan dalam pendidikan anak-anak mereka, menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak.dan 4) indikator pengetahuan terhadap objek psikologis merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada keluarga terutama orang tua agar dapat memperhatikan kebutuhan dan memberikan dorongan yang positif kepada anak dalam mngembangakan kemampuannya, supaya anak bisa mencapai suatu keberhasilan yang baik. 2. Orang tua diharapkan dapat memandang bahwa pendidikan itu tidak hanya sebagai sarana untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik saja. orang tua
harusnya mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama bahwa tujuan dari pendidikan adalah selain untuk mendapatkan kecerdasan secara kognitif, tetapi juga memperoleh kecerdasan secara afektif berupa moral, akhlak, serta yang sifatnya psikomotorik yaitu implikasi dari pendidikana seperti cerdas secara pemikiran dan intelektual tetapi dapat bersosialisasi dengan baik dan mempunyai akhlak, moral, serta nilai-nilai kemanusiaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Prinsip dan Praktek Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD. Apriana, Rista. 2009. Skripsi. Hubungan Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Universitas Diponegoro. Agsutina Risa. 2009. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:Serba Jaya. Aryanti. 2009. Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Enung, F. 2009. Psikologi perkembangan: Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV Pustaka Setia. Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Kumaidi. 1998. Tujuan dan Fungsi pembelajaran AUD. Jurnal llmu Pendidikan, (Online), Jilid 6, No. 2, (http://www.jakarta.ac.id, diakses 3 Agustus 2015). Muda Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher. Nova Tabloid. Pentingnya Memahami Perkembangan Si Kecil (online) tersedia di http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=5496 2004. h. 2-3 diakses tanggal (3 Agustus 2015) Rakhmat J. 2009. Teori dan Aplikasi Persepsi Masyarakat Pesisir. Bandung: Alfabeta. . 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soegeng Santoso. 2009. Dasar-Dasar Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Spradley, James P. 2009. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Sukmadinata. 2009. Teori dan Aplikasi Sosial Budaya. Jakarta: Renika Cipta. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pembelajaran dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Syamsu Yunus, 2009. Perkembangan Anak Remaja. Bandung, Remaja Rosda Karya. Walgito, Bimo. 2010. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: ANDI.
Witherington. 2009. Analisis Persepsi Orang Tua. Terjemahan Kamaludin dan Sudarjo. Jakarta: Erlangga. Zuhairi. 2009. Persepsi Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak. Bandung: Pustaka Ceria. (http://www.tabloidnova.com. di akses pada tanggal 11 Mei 2015 (http://id.shoving.com). di akses pada tanggal 11 Mei 2015 (http://fungsi pembelajaran AUD.com). diakses pada tanggal 3 Agustus 2015. (www.kompasiana.com tujuan-fungsi-dan-prinsip-prinsip dalam pendidikan anak usia dini. (di akses pada tanggal 4 Agustus 2015).