JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR
Oleh :
DWI FATIMA IMFAUZIAH D 111 08 881
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
0
ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR H. H. Arfan1, A. Zubair 1, D. F. Imfauziah2 ABSTRAK Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Tamalanrea tiap tahunnya, kebutuhan air juga meningkat. Pelayanan air bersih dari PAM (perusahaan air minum) hanya terbatas dan tidak menjangkau seluruh daerah, umumnya hanya menjangkau daerah yang mengambil air tanah atau air sungai. Air tanah mendapatkan alternatif utama bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih dengan murah. Dengan perkembangan pemungkiman yang pesat dan tidak teratur, cenderung akan merusak kualitas air tanah. Keterbatasan dan mahalnya harga lahan menyebabkan perbandingan antara luas bangunan dan tanah terbuka menjadi tidak serasi. Permasalahan kualitas air tanah muncul terutama di daerah yang rapat dengan sarana tangki septik yang berdekatan dengan sumur air minum. Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba mengkaji kualitas air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis kualitas air sumur dangkal secara fisika, kimia, dan mikrobiologi berdasarkan Baku Mutu Air kelas I. Selanjutnya, untuk menetukan mutu kualitas air sumur dangkal dengan menggunakanmetode Storet dan metode Indeks Pencemaran. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Tamalanrea dengan membagi enam titik, masing-masing titik terdiri atas beberapa satuan kawasan administratif (kelurahan) yaitu masing-masing satu titik per kelurahan. Teknik penentuan pengambilan sampel (teknik sampling), digunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Kemudian untuk menganalisis hasil penelitian digunakan metode Storet dan metode Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea kota Makassar Metode Storet dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh rata-rata hasil analisis dari lokasi titik sumur yaitu -9,83 termasuk kelas B (Baik) atau Cemar Ringan. Metode Indeks Pencemaran dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh nilai rata-rata indeks pencemaran yaitu 2,84 termasuk ke dalam kategori Cemar Ringan. Kata Kunci : Analisis Kualitas Air, Sumur Dangkal, Storet, Indeks Pencemaran. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Tamalanrea tiap tahunnya, kebutuhan air juga meningkat. Pelayanan air bersih dari PAM (perusahaan air minum) hanya terbatas dan tidak menjangkau seluruh daerah, umumnya hanya menjangkau daerah yang mengambil air tanah atau air sungai. Air tanah 1 2
mendapatkan alternatif utama bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih dengan murah. Dengan perkembangan pemungkiman yang pesat dan tidak teratur, cenderung akan merusak kualitas air tanah. Keterbatasan dan mahalny harga lahan menyebabkan perbandingan antara luas bangunan dan tanah terbuka menjadi tidak serasi. Permasalahan kualitas air tanah muncul terutama di daerah yang rapat dengan sarana
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
1
tangki septik yang berdekatan dengan sumur air minum. Disamping itu pengambilan air tanah dangkal yang berlebihan menyebabkan turunnya muka air tanah. Jika keadaan demikian tidak dapat dikendalikan, dapat mengakibatkan zat pencemar asal saluran limbah atau tangki septik yang konstruksinya kurang baik masuk ke dalam akuifer air tanah dangkal. Dengan demikian, sistem air tanah dangkal mendapat imbuhan dari perembesan air hujan, dan di daerah pemukiman padat dan sistem sanitasinya tidak baik, atau air dari tangki septik dapat merembes ke dalam ekuifer dam mencemari air tanah dangkal. Perembesan air selokan atau tangki septik tersebut dapat efektif bila terjadi penurunan muka air tanah dangkal yang dalam terutama pada musim kemarau. Akibatnya banyak zat pencemar yang masuk ke dalam sistem ekuifer. Bila musim hujan tiba maka pencemar tersebut akan terlarut. Demikian proses tersebut berjalan, sehingga air tanah dangkal menjadi tercemat oleh limbah domestik. Keadaan yang sama dapat terjadi baik pada daerah pertanian maupun daerah industri. Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, umumnya dengan kedalaman lebih dari 15 m. Air tanah dangkal disebut juga air tanah bebas karena lapisan air tersebut tidak berada dalam tekanan. Pengambilan air tanah dalam harus menggunakan bor dan memasukan pipa dengan kedalamanya (antara 100–300 m) akan didapatkan suatu lapisan air tanah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian tentang “Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar” perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan agar masyarakat di kecamatan Tamalanrea mengetahui bagaimana kualitas air sumur dangkal yang ada di wilayah tersebut.
metode survei mana yang paling cocok dipakai saat pengumpulan data. Dengan demikian biaya penelitian dapat diestimasi dengan baik. Setelah sasaran dan tujuan penelitian sudah matang, dilanjutkan dengan pemilihan lokasi studi yang kira-kira dapat menunjang pencapaian tujuan studi sambil mempersiapkan kegiatan-kegiatan survei untuk pengumpulan data. Setelah penentuan lokasi studi telah ditetapkan, dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data primer dan data-data sekunder yang menunjang pencapaian tujuan studi yang dilakukan. Setelah semua data-data terkumpul dilanjutkan dengan proses kompilasi dan reduksi data. Proses kompilasi data meliputi tabulasi data sementara proses reduksi data adalah mereduksi data-data yang abnormal sehingga data-data seperti ini tidak akan dipakai pada proses analisis dan pembahasan. Setelah proses tabulasi dan reduksi data langkah selanjutnya adalah menganalisis datadata tersebut sehingga dapat memberikan informasi untuk menunjang pencapaian tujuan studi. Proses pembahasan dilakukan setelah proses analisis data. Dari hasil analisis data dan pembahasannya akan dapat ditarik suatu kesimpulan studi. PENGAMBILAN DATA Teknik Penentuan Pengambilan Sampel (teknik sampling) Jumlah pengguna sumur yang masih digunakan disekitar wilayah tamalanrea (populasi) berdasarkan hasil survey dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System) : Tabel 1. Jumlah pengguna (populasi) sumur dangkal, Kecamatan Tamalanrea:
METODOLOGI Langkah awal studi ini adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sehingga sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat ditentukan. Langkah awal ini sangat perlu dalam hubungannya dengan peralatanperalatan dan bahan yang akan digunakan serta
Sumber : hasil survey pribadi
Dalam riset ini sampel air tanah dangkal diperoleh dari sumur gali yang ada di sekitar Kecamatan Tamalanrea, dan ditentukan dengan 2
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Peneliti membagi kawasan penelitian menjadi enam (6) titik, masingmasing klaster terdiri atas beberapa satuan kawasan administratif (kelurahan) yaitu masing - masing satu (1) titik per kelurahan yang dianggap kritis dan perlu untuk diteliti. Metode Pengambilan Sampel Air Waktu dam Lokasi Pengambilan Sampel
c. Lokasi pengambilan sampel air sumur dangkal di Kelurahan Kapasa (Sumur 3). Deskripsi: Dinding sumur disemen, lantai kedap air, sumur berada ±0,75 dari kamar mandi umum, ±0,5 m dari parit, dan ± 2,5 m dari septick tank. d. Lokasi pengambilan sampel air sumur dangkal di Kelurahan Parangloe (Sumur 4). Deskripsi: Dinding sumur disemen, lantai sumur sebagian retak-retak, sebelah kiri kedap air dan sebelah kanan lantai sumur tidak kedap air, berada ± 1,6 meter dari kandang ayam, dan ± 3 meter dari septick tank. e. Lokasi pengambilan sampel air sumur dangkal di Kelurahan Bira (Sumur 5). Deskripsi: Dinding sumur kedap air, lantai sumur kedap air, berada ± 2,5 meter kandang sapi dan kambing, dan ± 5 meter dari parit (got). f. Lokasi pengambilan sampel air sumur dangkal di Kelurahan Tamalanrea (Sumur 6). Deskripsi: Dinding sumur kedap air, lantai sumur tidak kedap air, berada ± 1 meter dari kamar mandi umum, ± 2 meter dari septictank, ± 0,5 meter dari parit (got), dan sumur berada dipemukiman kumuh.
Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan di sekitar kecamatan Tamalanrea yang terdiri dari enam kelurahan, pada hari Rabu 16 Januari 2013, mulai dari pukul 09.00 – 13.00 WITA. Setelah sampel diambil, kemudian langsung diantar ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) kelas 1 Makassar. Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan pada enam titik berbeda masing-masing satu titik tiap kelurahan. Berikut ini adalah peta lokasi pengambilan Berikut ini pembagian sampel tiap kelurahan: sampel: a. Lokasi pengambilan sampel air sumurSampel IV Sampel V 17.8” dangkal di Kelurahan Tamalanrea JayaKoordinat XY : :11905 07’ Koordinat X : 05 05’ 09.8” 30’ 28.0” Y : 119 29’ 11.5” (Sumur 1). Deskripsi: Dinding sumur disemen, lantai kedap air, berada ± 3 m dari pembuangan sampah, 1 meter dari kamar mandi umum, ± 5,2 meter dari septick tank, dan ± 0,75 meter dari parit (got). Sampel III b. Lokasi pengambilan sampel air sumur Sampel II Koordinat X : 05 07’ 04.8” Koordinat X :05 07’ 11.1” Y : 119 30’ 03.5” Y : 119 30’ 08.5” dangkal di Kelurahan Tamalanrea Indah (Sumur 2). Deskripsi: Dinding sumur disemen, lantai Sampel I kedap air, sekitar 1m disebelah kanan sumur Koordinat X : 05 08’ 36.8” Y : 119 29’ 15.3” terdapat pemukiman kumuh, 0,5 meter dari Gambar 1. Peta Lokasi titik pengambilan sampel Sampel VI Koordinat X sumur terdapat rawa-rawa, berada ± 2 meter 07.4” Y tumpukan sampah, ± 3 meter terdapat 53.9” peternakan ayam, dan ± 4,7 meter terdapat septick tank. 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KETERANGAN:
= KELURAHAN BIRA
= KELURAHAN PARANGLOE = = = =
KELURAHAN KAPASA KELURAHAN TAMALANREA INDAH KELURAHAN TAMALANREA KELURAHAN TAMALANREA JAYA
3
: 050 08’ : 1190 29’
Alat dan Bahan yang digunakan Alat pengambilan sampel air sumur untuk enam titik pengambilan sampel menggunakan 6 botol aqua ukuran 1,5 liter. Untuk pengambilan sampel air keperluan pemeriksaan bakteri, digunakan botol steril berukuran 250 ml, kemudian untuk pemeriksaan COD dan DO digunakan botol kimia berukuran 500 ml. Peralatan untuk analisis sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi air yang dilakukan di laboratorium disajikan pada Tabel. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air sumur dari sumur penduduk yang bermukim di sekitar Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung di lokasi dan cara pengawetan yang dilakukan di Laboratorium, terutama untuk sifat - sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah diawetkan. Berikut ini adalah parameter yang diteliti: Tabel 2. Parameter yang di ujikan
Cara Pengambilan Sampel Air Sumur Cara pengambilan sampel air untuk analisis sifat fisik, kimia dan mikrobiologi dilakukan dengan proses yang sama yaitu dengan menurunkan timba ke dalam sumur. Sampel air diambil pada 6 titik sumur dengan jarak yang berbeda. Analisis sampel air dilakukan langsung di lokasi untuk parameter air yang tidak bisa diawetkan (pH, suhu, bau, rasa), dan dianalisis di laboratorium untuk parameter yang dapat diawetkan. Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteri dilakukan secara khusus dengan menggunakan botol steril berukuran 250 ml. Setelah pengambilan sampel air, mulut botol segera disterilkan dan ditutup dengan tutup steril untuk kemudian segera dikirim ke laboratorium. Analisis kualitas air untuk parameter yang diawetkan dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Makassar. Pemeriksaan Sampel Air Sumur Suatu penelitian terhadap kualitas air, tidak semua parameter dan sifat-sifat air harus diteliti. Hal ini sangat bergantung dari tujuan penelitian tersebut. Tetapi lebih ditekankan terhadap parameter yang berhubungan dengan keamanan, penerimaan dan fungsi perairan tersebut. Untuk analisis kualitas air dapat
Sumber : BTKL dan PPK Makassar
Metode Analisis Data Penentuan Status Air Dengan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003. Metode Storet Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk penentuan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameterparameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan status mutu air. Metode Indeks Pencemaran Pada metode IP (indeks pencemaran) digunakan berbagai parameter kualitas air, 4
maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rerata dari keseluruhan nailai Ci/Lij sebagai tolak ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij bernilai >1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum. Sumur akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai (Ci/Lij R ) atau (Ci/Lij M) adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai (Ci/Lij)M dan atau nilai (Ci/Lij)R makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan semakin besar pula. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Sampel Air Tanah Dangkal Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar
memenuhi standar, baik sifat fisik, kimia maupun mikrobiologinya. Jika kualitas air melampaui ambang batas maksimum yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan maupun Keputusan Pemerintah, maka kualitas air tersebut menurun sesuai peruntukkannya, sehingga digolongkan sebagai air tercemar. Sekitar wilayah kecamatan Tamalanreas ini merupakan pemukiman dengan penduduknya sebagian memanfaatkan air sumur dangkal untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci, kakus dan juga keperluan rumah tangga lainnya. Oleh karena itu kualitas airnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010. Hasil penelitian kualitas air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea baik sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel dibawah:
Kualitas air minum yang digunakan untuk keperluan rumah tangga (minum, masak, mandi, cuci dan kakus), secara ideal harus Tabel 3.Hasil Pengukuran Kualitas Air sumur Dangkal di Kecamatan Tamalanrea
Sumber : BTKL dan PPK 1 Makassar
5
Keterangan :
= Nilai yang melampaui ambang batas maksimum yang diperbolehkan.
Analisis Data
pengukuran tidak memenuhi baku mutu air yaitu bila hasil pengukuran > baku mutu air, maka diberi skor:
Metode Storet Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk penentuan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan status mutu air. Apabila hasil pengukuran mutu air memenuhi baku mutu airnya yaitu bila hasil pengukuran < baku mutu, maka diberi nilai 0, apabila hasil
Tabel 4. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air
Berikut ini adalah hasil analisis data dengan menggunakan metode Storet:
Tabel 5. hasil analisis data dengan menggunakan metode Storet
Sumber : Analisis data
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode storet dengan melihat standar baku mutu air kelas I menurut Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010, Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ini memperoleh jumlah skor =-9,83. Maka menurut analisis metode Storet (tabel 2.3), Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar termasuk dalam kelas B (Baik) atau “cemar ringan” jika diperuntukkan untuk air minum (kelas I).
Metode Indeks Pencemaran Indeks Pencemaran (Pollution Index) digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan (Nemerow, 1974). Harga Indeks pencemaran ini dapat ditentukan dengan cara :
6
1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik. 2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang. 3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan. 4. a.Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu : - untuk Ci ≤ Lij rata-rata
1. 2.
3. 4.
b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang - untuk Ci ≤ Lij rata-rata
- Untuk Ci > Lij rata-rata
c. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan 1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini
tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah : Penggunaan nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau nilai ini lebih kecil dari 1,0. Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari 1,0. (Ci/Lij)baru = 1,0 P.log(Ci/Lij)hasil pengukuran P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan (biasanya digunakan nilai 5). Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M). Tentukan harga PIj
Evaluasi terhadap nilai PI (Pollution Index): 0 ≤ Pij ≤ 1,0 = memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0 ˂ Pij ≤ 5,0 = cemar ringan 5,0 ˂ Pij ≤ 10 = cemar sedang Pij ˃ 10 = cemar berat Berdasarkan cara yang ditentukan oleh metode indeks pencemaran hasil harga indeks pencemaran di sekitar wilayah Kecamatan Tamalanrea adalah:
Tabel 6. Hasil analisis data sumur 1-6 dengan metode Indeks Pencemaran
Sumber: analisis data
7
Seperti yang terlihat pada tabel 6. (PIj), maka dapat dibuat diagram:
Gambar 2. diagram Indeks Pencemaran (Pij)
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode pollution index (PI) dengan melihat standar baku mutu air kelas I menurut Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010, Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ini memperoleh jumlah indeks pencemaran rata-rata (PIrata-rata) = 2,84. Maka menurut Pergub No. 69 Tahun 2010, Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar termasuk dalam kategori“cemar ringan”diperuntukkan sebagai air minum (kelas I). KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan dan analisis terhadap data kualitas air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea kota Makassar adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea secara Fisik, Kimia, dan Mikrobioogi diperoleh hasil dari tiap–tiap lokasi sumur yaitu hanya 27 parameter yang melampaui ambang batas Baku Mutu Air Kelas I berdasarkan Peraturan Gubernur Sulsel No.69 tahun 2010 dan 81 parameter yang masih memenuhi ambang batas dari 108 parameter yang diujikan. 2. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan: a. Metode Storet dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh rata-rata hasil analisis dari lokasi titik sumur yaitu
-9,83 termasuk kelas B (Baik) atau Cemar Ringan. b. Metode Indeks Pencemaran dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh nilai rata-rata indeks pencemaran yaitu 2,84 termasuk ke dalam kategori Cemar Ringan. SARAN 1. Diharapkan adanya studi yang dilakukan dengan menggunakan metode lain, sehingga didapatkan hasil yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya. 2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk mengadakan solusi untuk mencari sumber air yang lain agar masyarakat tidak bergantung kepada air tanah dangkal (air sumur) misalnya dengan memperluas pengadaan aliran air dari PDAM atau bak-bak penampungan air baku di setiap daerah yang belum terjangkau instalasi PDAM. 3. Pemerintah Kota Makassar perlu secepatnya melakukan usaha-usaha untuk mengatasi pencemaran air, khususnya air sumur dangkal, dengan cara memperbaiki konstruksi sumur (dinding beton, penutup sumur) dan juga melakukan sanitasi. 4. Pada sumur yang sudah tercemar, penanganan pertama cukup diberikan gas chlor atau kaporit sebagai desinfektan di bak penampungan, dan dapat langsung didistribusikan ke pengguna. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G. dan Santika. 1987. Metode Penelitian Air, Usaha Nasional Surabaya. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan. 2012. Data Baku Mutu Kualitas Air. Makassar.
8
Barus. 2004. Pengantar Limnology, Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press. Medan. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Tinjauan Umum Kualitas Lingkungan Keairan Indonesia, Puslitbang SDA, Bandung. Fakhrroja, H. 2010. Membuat Sumur di Berbagai Lahan. Griya Kreasi, Bandung. Gubernur Sulawesi Selatan. 2010. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas Air. Makassar. Hadi, A. 2005. Prinsip Pengambilan Sampel Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No. 115 tahun 2003, tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, Jakarta.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air .Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta. Rahadi, B., Novia, L., 2012. Studi Kasus Kabupaten Sumenep. Penentuan Kualitas Air Tanah, 8, 97-104. Saeni, M., 2010. Kualitas Air Tanah Dangkal Daerah Pemukiman di Kabupaten Bekasi, 12, 42-54. Warsito D 1994, Sumber Daya Air dan Lingkungan, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.
9