Upaya Meningkatkan Menghitung Volume Bangun Ruang Kubus Pada Pembelajaran Matematika Melalui Metode Diskusi Siswa Kelas VI SD Negeri 101 Palembang Windarti, S.Pd.SD. NIP 196704041989122001 ABSTRAK Penelitian ini diadakan di SD Negeri 101 Palembang pada Kelas VI Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 dilaksanakan mulai tanggal 15 September 2015 sampai dengan 29 September 2015 dengan melalui dua siklus, siklus I peneliti sudah membuat rencana perbaikan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran, berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa metode diskusi yang digunakan belum dapat secara maksimal dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam volume bangun ruang kubus. Siklus II kegiatan yang dilakukan pada tahap Perencanaan Penelitian membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan membuat kunjungan untuk tugas kelompok pada siklus II diperoleh temuan bahwa melalui Metode Diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa sendiri memperoleh pengamatan langsung melalui pengamatannya. Hasil Penelitian menunjukkan ada pengamatan siswa yang aktif pada Siklus I (57%), Silus II (73%). Hal ini juga terlihat pada ulangan harian siswa atau hasil dari latihan soal-soal yang diberikan. Dengan menggunakan Metode Diskusi dan persentase ketuntasan belajar cukup tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan Metode Diskusi. Kata Kunci :
Inovasi dalam Pembelajaran Matematika, metode diskusi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah suatu alat untuk cara berpikir. Karena itu Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi mekajuan IPTEK sehingga Matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak. Seharusnya diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret.
1
Siswa SD masih belum mampu berpikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD, bahkan Doman (1985) mengatakan, pada hakekatnya Matematika lebih baik diajarkan sejak usia Z. Untuk menghindari bila seseorang akan merasa bahwa mengajar Matematika itu merupakan tugas yang menakutkan sebab sulit menanamkan pengertian-pengertian yang abstrak, dan formal itu kepada siswa maka perlu dicari jalan penyelesaiannya, yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar Matematika di SD sehingga Matematika dapat dicerna dengan baik oleh pada umumnya siswa SD disamping itu, Matematika haruslah bermanfaat dan Relevan bagi kehidupan mereka karena itu bagi siswa SD, keterampilan Dasar Matematika harus menguasai keterampilan dasar yang menonjol adalah menjumlah, mengurangi, mengalihkan dan membagi. Sedangkan
Tinggih
(1972)
mengatakan
Matematika
tidak
hanya
berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasaranya. Namun penunjukkan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran Matematika yang lain, yaitu yang ditunjukkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian Masalah diatas, Permasalahan Penelitian dapat dirmuskan sebagai berikut : “Apakah melalui Metode Diskusi dapat meningkatkan
Pembelajaran
Matematika siswa Kelas VI SD Negeri 101 Palembang ? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui apakah melalui Metode Diskusi dapat meningkatkan pembelajaran Matematika siswa kelas VI SD Negeri 101 Palembang? 2. Meningkatkan
keterampilan
guru
dalam
menvariasikan Metode Pembelajaran D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Manfaat bagi Siswa
2
mengembangkan
dan
Penelitian ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan volume bangun ruang kubus siswa terhadap pembelajaran Matematika 2. Manfaat bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai Alternatif dalam Pembelajaran Matematika pada volume bangun ruang kubus siswa kelas VI Sekolah Dasar. 3. Manfaat bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah, terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga meningkatkan Mutu Pendidikan. 4. Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat volume bangun ruang kubus siswa terhadap pembelajaran Matematika.
KAJIAN PUSTAKA A. Reformasi Pendidikan Matematika Inovasi dalam Pembelajaran Matematika cenderung berurusan dengan tiga hal,
yaitu
bagaimana
memahami
matematika,
bagiamana
mengajarkan
matematika, dan bagaimana mengakses pemahaman matematika. Kritik-kritik terhadap paham bahwa Matematika sebagai Strict body of knowledge/ Ilmu Pengetahuan Yang Ketat (Romberg & Kaput, 1999) atau sebagai system aturan dan prosedur yang formal (Clarke, Clarke, & Sullivan, 1996), atau sebagai Kumpulan aturan dan prosedur yang benar (Ernest, 2004), atau sekumpulan konsep-konsep atau keterampilan yang harus dikuasai siswa (Verschaffel & De Corte, 1996) dan dikehendaki adanya pergantian seperti yang disarankan yaitu suatu pandangan bahwa Matematika adalah subjek yang dinamis sebagai aktivitas kehidupan manusia (Freudenthal, 1991: Romberg & Kaput, 1999), sebagai aktivitas problem solving (Pemecahan Masalah) dan sebagai Pemanusiaan dan Anti Abosulitsme (Cockroft, 1982; NCTM, 1980,1989).
3
B. Tujuan Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar Pengajaran Matematika adalah suatu Alat untuk mengembangkan cara berpikir sedangkan pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif Formal dan Abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi Konkret. Di situ pihak siswa SD berpikirnya masih sangat terbatas, artinya berpikirnya dengan dikaitkannya dengan benda-benda Konkret ataupun gambar-gambar konkret, dipihak lain Matematika itu obyek-obyek penalarannya Abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga Matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia. C. Cara Mengajarkan Matematika di SD Mengajarkan Matematika haruslah bertumpu kepada bagaimana agar siswa belajar Matematika. Matematika yang Abstrak, penuh simbol-simbol dan istilahistilah dengan pembuktian deduktif merupakan pendekatan Intelektual yang sangat bermanfaat bagi pengembangan Matematika ditingkat SD akan mengandung resiko, tidak relevannya bagi siswa, misalnya secara sederhana bentuklah perkalian 7 dan 5 “ akan menjadi lebih baik bila dikatakan kalian 7 dengan 5” walaupun kedua kalimat tersebut bermaksud sama namun kalimat kedua akan lebih mudah dipahami siswa. D. Mengevaluasi Belajar Siswa Penilaian hendaknya meningkatkan siswa belajar sebagaimana Collins (1988) mengatakan bahwa tujuan utama dari Asesmen adalah untuk memperbaiki siswa belajar (h.61) mengetahui perkembangan pemahaman siswa dan metode penilaian yang tepat diperlukan. Tujuan penting dari asesmen digunakan sebagai alat oleh guru untuk menyediakan bukti dan umpan balik pada apa yang siswa telah ketahui dan siswa sanggup mengerjakannya. E. Pengertian Metode Diskusi Metode ini merupakan bentuk belajar-mengajar dimana terjadi inte-raksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Diskusi dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil atau seluruh kelas. Diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan,
4
pandangan, dan keterampilannya. Tujuan diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran memungkinkan adanya keterlibatan siswa dalam proses interaksi yang lebih luas. Proses interaksi berjalan melalui komunikasi verbal. Dalam prakteknya proses interaksi antara lain menggunakan cara Tanya jawab sekitar masalah yang dibahas. Biasanya pertanyaan dan jawaban dikemukakan sendiri oleh siswa dalam membahas suatu masalah, sehingga hal ini mencerminkan keaktifan siswa yang tinggi dalam belajar. F. Teknik Pelaksanaan Diskusi Diskusi dapat digolongkan kedalam dua macam yaitu : 1. Debat, didalam debat terdapat 2 kelompok mempertahankan pendapatnya masing-masing yang bertentangan 2. Diskusi, diskusi pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari titik pertemuan pendapat. Macam-macam Diskusi : a. Diskusi kelas b. Diskusi kelompok c. Panel d. Konferensi e. Symposium f. Seminar g. Workshop G. Peranan Guru dalam Diskusi Peran guru sebagai pemimpin diskusi pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Pengatur jalannya diskusi a. Menunjukkan pertanyaan kepada seorang siswa b. Menjaga ketertiban pembicaraan c. Memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpendapat d. Memperjelas suatu pendapat yang dikemukakan
5
2. Sebagai dinding penangkis, yaitu menerima dan menyebarkan pertanyaan/ pendapat kepada seluruh peserta 3. Sebagai petunjuk jalan, yaitu memberikan pengarahan tentang cara diskusi. H. Petunjuk Praktis Pelaksanaan Diskusi a. Mempersiapkan sebuah diskusi b. Pelaksanaan Diskusi PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 101 Palembang , subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 30 terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2015/2016 dilaksanakan mulai tanggal 15 September 2015 sampai dengan 29 September 2015. B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Perbaikan Pembelajaran dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam 2 siklus. Dalam setiap siklus kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. C. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefetifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan Analisis Data pada penelitian ini, digunakan Analisis Diskripsi Kualitatif. Suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dicapai. Siswa juga untuk mengetahui repsos siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. D. Teori Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Bagian ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran Matematika dikelas VI SD Negeri 101 Palembang. B. Hasil Observasi Hasil observasi yang dilakukan guru terhadap aktivitas siswa sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran tersaji dalam tabel 3 berikut : Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI Dalam Pembelajaran Matematika Sebelum
Siklus I
Siklus II
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa
%
%
%
Keterlibatan No.
dalam pembelajaran
perbaikan
1.
Terlibat Aktif
6
20 %
17
20 %
22
73 %
2.
Terlibat positif
16
53 %
10
53 %
7
23 %
3.
Tidak terlibat
8
27 %
3
10 %
1
4%
Jumlah
30
100 %
30
100 %
30
100 %
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase yang terlihat aktif dalam pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif 6 orang (20 %) kemudian naik menjadi 17 orang ( 57 % ) pada siklus I, dan 22 orang ( 73 % ) pada siklus II. Hal ini berarti bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika mengalami peningkatan. C. Hasil Evaluasi Hasil evaluasi yang dilakukan guru sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus pembelajaran termuat pada tabel 4.
7
Tabel 4. Hasil Evaluasi yang dilakukan pada setiap Siklus No.
Nama Siswa
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
1
Aditya Ruslan
56
68
75
2
Agam Wirawan
81
81
100
3
Agung Darsono
81
100
100
4
Asmarani
44
68
75
5
Ayudia Puspita
56
68
81
6
Bilqis Zahara
44
68
75
7
Dania Runako
56
75
81
8
Hadi Jaya
56
75
81
9
Ilham
44
56
75
10
Ismaniar
25
44
56
11
Kiki Handia
44
56
75
12
Latifatul Rohmah
56
75
81
13
Liza Novita
56
75
75
14
M. Febri
56
68
75
15
M. Alfani
81
81
100
16
M. Romiansyah
44
56
75
17
Maulana
56
81
81
18
Meilliana Tri
56
75
81
19
Mirnawati
81
81
87
20
Mulyani Octaria
44
68
81
21
Muslimin
56
81
87
22
Nazar Muslim
81
81
100
23
Renaldi Kurniawan
56
68
81
24
Retno
56
81
87
8
25
Rian Badawi
56
75
81
26
Rico Pratama
56
75
81
27
Rimba Lesmana
44
68
75
28
Salsya Puspita Rani
56
68
81
29
Tomi Wijaya
81
81
87
30
Yuliantika
56
81
87
6
17
22
20%
57%
73%
Nilai > - 65 Ketuntasan Belajar
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Matematika adanya peningkatan dari suatu siklus pembelajaran ke siklus berikutnya. Keadaan sebelum perbaikan pembelajaran jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. D. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan Evaluasi belajar Matematika dikelas VI sebelum perbaikan pembelajaran jumlah siswa yang memperoleh nilai > 65 hanya 6 orang atau 20% dan hanya 6 orang (20 %) siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Dari hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian diskusi dengan supervisor dan teman sejawta diperoleh temuan antara lain : 1. Siswa belum bisa menyelesaikan soal latihan dengan menggunakan volume bangun ruang kubus tanpa campur tangan dan bimbingan dari guru. Hal ini dikemungkinkan oleh kurangnya kemampuan menghitung seperti mengurangi, mengalikan, membagi, menjumlahkan. 2. Siswa belum bisa menemukan konsep atau generalisasi atau hasilnya sendri. 3. Siswa cenderung lebih menyukai untuk mengerjakan suatu tugas pekerjaan secara kelompok atau Diskusi dibandingkan dengan cara perorangan atau individu. Temuan ini dapat dipergunakan sebagai indikator, masih kurangnya percaya diri siswa dalam mengerjakan suatu persoalan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh rendahnya kebutuh berprestasi (seed for achievement) dari
9
siswa secara individu. Para guru melatih dan memberikan motivasi berprestasi terhadap siswa. Sehubungan dengan hal itu maka dilakukan upaya perbaikan pada siklus I yaitu dengan menggunakan media dan metode tanya jawab, demonstrasi dan diskusi. Pada Siklus I guru sudah menggunakan peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan pada sebelum proses pembelajaran. Pada siklus ini siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran ada 17 siswa ( 57% ) dan 17 siswa tuntas belajarnya dengan mendapatkan hasil belajar diatas 65. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa, guru merencanakan tindakan pada siklus II yaitu melalui metode diskusi. Dengan melalui metode diskusi terlihat bahwa sebagian besar siswa sebanyak 22 siswa (73 %) terlibat aktif dan 7 siswa saja yang terlibat pasif dalam pembelajaran. Hasil pembelajaran ada peningkatan yang tuntas mencapai 22 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap upaya perbaikan siklus I dan pembelajaran pada siklus II, ternyata melalui Metode Diskusi Pembelajaran Matematika di kelas VI SD Negeri 101 Palembang cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pada perbaikan siklus II, siswa melakukan pembelajaran dengan melalui metode diskusi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya.
PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang berupa peningkatan belajar siswa melalui metode diskusi dapat meningkatkan nilai rata-rata yang baik. Dari data yang diperoleh menyatakan bahwa pembelajaran Matematika siswa kelas VI SD Negeri 101 Palembang dapat ditingkatkan dengan metode diskusi dan jangan cukup menggunakan metode ceramah karena bisa menyebabkan siswa menjadi jenuh. 2. Dari hasil Evaluasi diperoleh nilai > 65 hanya 22 siswa ( 73% ) terlihat aktif, 7 siswa ( 23 % ) yang terlibat pasif dan 1 orang siswa ( 4% ) yang tidak terlibat.
10
B. Saran Guru sebagai ujung tombak bangsa perlu untuk selalu meningkatkan profesionalisme dibidangnya. Melalui inovasi dan kreativitasnya Guru diharapkan menemukan berbagai strategi baru atau menggali pengetahuan baru demi kemajuan anak didiknya. Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini masih merupakan instrument yang tinggal validasinya belum memuaskan. Penelitian berikutnya dapat mencoba dengan instrument yang lebih standar.
DAFTAR PUSTAKA
Doman, G. 1985. Masalah Balita Anda Belajar Matematika. Yogyakarta. Yayasan Essentia Medica
Freudenthal, H. (1991). Revisiting Mathematis Education: China lectures. Dordreth : Kluwer Academic Publishers.
IG. A. K. Wardani, dkk. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka.
National Council of Teachers of Mathematics (1991). Profesional Standards for School Mathematics. Reston, VA : Author
Tinggih, E. 1972. Pengertian Matematik. Yogyakarta : Penerbit Karya.
11