JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Air dan Debu dalam Biskuit Tanggal Praktikum : 25 Maret 2014
Disusun oleh: Sarip Hidayat 1112016200047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
Abstrak Biskuit yang beredar di pasaran harus memiliki mutu yang sudah ditetapkan SNI 012973-1992. Dalam menguji mutu suatu biskuit juga sudah ditetapkan SNI. Telah dilakukan penentuan kadar air dan abu pada biskuit dengan menggunakan metode gravimetrik. Dari hasil analisis gravimetri telah didapatkan kadar air dalam sampel biskuit crackers sebesar 7.7% dan kadar abu sebesar 3.74%. penentuan nilai tersebut menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan oleh SNI. Kata kunci: biskuit crackers, gravimetrik, standar I.
Introduction Biskuit crackers merupakan makanan kecil ringan yang sudah memasyarakat dan
banyak dijumpai di pasaran. Hal ini setidaknya dapat dibuktikan dengan tersedianya biskuit crackers di hampir semua toko yang menjual makanan kecil di perkotaan maupun hingga warung-warung di pelosok desa. Gambaran tersebut di atas menandakan bahwa hampir semua lapisan masyarakat sudah terbiasa menikmati biskuit crackers (Driyani, 2007). Badan Standarisasi Nasional memberikan ketetapan standarisasi untuk biskuit jenis crackers pada tanggal 28-09-1992 dengan nomor SNI 01-2973-1992. SNI biskuit ini menjadi bahan acuan dalam praktikum kimia analitik 2: Penentuan Kadar Air dalam Biskuit. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. 3.11.
2|Page
Air.................. β¦β¦... : Protein...................... : Lemak...................... : Karbohidrat ............. : Abu........................... : Logam berbahaya ..... : Serat kasar............... : Kalori ..... kal/100 gr... : Jenis tepung ............. : Bau dan rasa ............ : Warna ............... ........ :
maximum 5% minimum 9% minimum 9,5% minimum 70% maximum 1,6% Negatip maximum 0,5% minimum 400 Terigu normal, tidak tengik Normal
Karena SNI di atas sudah berumur 22 tahun maka kami menggunakan rujukan lain, yakni hasil penelitian Hendra Wijaya dan Nirwana Aprianita. Persyaratan No. 1
Kriteria Uji
Satuan
Biskuit Crackers
Keras
Keadaan 1.1 bau
Cookies
Wafer
normal
normal
normal
normal
2 3 4
1.2 rasa Kadar air (b/b) 1.3 warna Kadar abu (b/b) Kadar protein
% % %
normal maks. 4 normal1,5 maks. min. 5,5
normal maks. 4 normal2 maks. min. 6%
normal maks. 4 normal2 maks. min. 6%
normal maks. 4 normal2 maks. min. 5%
5 6
(b/b) Kadar lemak (b/b) Asam lemak
% %
maks. 1
maks. 1
min. 18% maks. 1
maks. 1
7
bebas (b/b) Bilangan
mEq/kg
maks. 6.
maks. 6
maks. 6
maks. 6
8
peroksida Cemaran logam 8.1
Kadmium
-
mg/
maks. 0,2
maks. 0,2
maks. 0,2
maks. 0,2
(Cd)
kg
maks. 40
maks. 40
maks. 40
maks. 40
8.2 Timah (Sn)
mg/
maks. 0,05
maks. 0,05
maks. 0,05
maks. 0,05
9
8.3 Merkuri (Hg) Cemaran arsen
mg/kg kg
maks. 0,1 0,5
maks. 0,1 0,5
maks. 0,1 0,5
maks. 0,1 0,5
10 10.1
8.4 Timbal (Pb) (As) Cemaran mikroba Angka lempeng
mg/ koloni/g kg
10.2 10.3 10.4 10.5
total Escherichia coli Salmonella sp. Bacillus cereus Kapang dan
mg/ per gram perkg 25 koloni/g gram koloni/g
khamir
II.
Materials and Methods 1) Materials 1. Biskuit crackers 2 gram 2. Krus porselen 3. Lumpang dan mortar 4. Oven 2) Methods
3|Page
4
4
4
4
maks. 1 x 10
maks. 1 x 10
maks. 1 x 10
maks. 1 x 10
maks. 10 Negatif 2 maks. 1 x 10 4 maks. 1 x 10
maks. 10 negatif 2 maks. 1 x 10 4 maks. 1 x 10
maks. 10 Negatif 2 maks. 1 x 10 4 maks. 1 x 10
maks. 10 negatif 2 maks. 1 x 10 4 maks. 1 x 10
1. Haluskan biskuit dengan menggunakan lumpang dan mortar 2. Panaskan kurus porselen di dalam oven temperatur 1050C selama 5 menit dan dinginkan dalam desikator selama 15 menit 3. Timbang berat kosong porselen 4. Timbang sebanyak 1.5 sd 2 gram biskuit ke dalam porselen 5. Panaskan porselen yang sudah berisi sampel selama 1,5 jam pada temperatur 1050C 6. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang (lakukan pencatatan) 7. Panaskan kembali porselen selama 30 menit pada temperatur 1050C dan dinginkan selama 15 menit dalam desikator, kemudian timbang dan lakukan pencatatan. 8. Ulangi langkah ke delapan sampai beratnya konstan
III.
Result and Discussion 1) Result Tabel 1 Berat Porselen kosong
57.0701 gram
Berat Porselen + sampel
59.0872 gram
Berat pemanasan 1
58.9330 gram
Berat pemanasan 2
58.9331 gram
Rata-rata berat pemanasan
58.93305 gram
Kadar Air :
59.0872β58.93305
Kadar Abu :
2 ππππ 0.15415β0.0794
2) Discussion
4|Page
2 ππππ
π₯ 100% = 7.7 %
π₯ 100% = 3.74 %
Dalam praktikum Analitik kali ini, menggunakan metode analisis gravimetrik. Analisis gravimetrik merupakan salah satu divisi dari kimia analitik. Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya (Underwood, 2002). Metode gravimetrik memiliki persyaratan yang harus dipenuhi agar metode tersebut bisa berhasil. Persyaratan tersebut yaitu: 1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang yang tak-terendapkan secara analitis tak-dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro). 2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat. Sampel biskuit yang kami analisa adalah biskuit jenis crackers. sampel diambil sebanyak 2 gram untuk dianalisa. Pada pemanasan pertama massa sampel menjadi berkurang. Awalnya 59.0872 gram menjadi 58.9330 gram. Pengurangan tersebut membuktikan adanya penguapan air dari sampel. Sedangkan untuk pemanasan kedua terjadi penambahan 0.0001 gram. Seharusnya terjadi penurunan massa bukan penambahan massa. Hal tersebut bisa disebabkan karena adanya penambahan zat dari luar dikarenakan praktikan kurang menjaga kemurnian sampel. setelah dua kali pemanasan dan mendapatkan data, dibuat perhitungan dengan rumus perhitungan yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu: Kadar air=
hilangnya bobot π ππππ‘πβ
x 100%
dengan perhitungan di atas didapatkan persentase kadar air yang terkandung dalam sampel adalah 7.7%. Nilai tersebut lebih besar dari nilai yang ditetapkan SNI, 5%. Dari praktikum yang sudah dilakukan nilai tersebut bukan karena disebabkan
5|Page
karena sampel mengandung kadar air di atas 5%, tetapi karena kesalahan dan kekurang telitian praktikan dalam menganalisa. Penganalisaan kadar abu dalam sampel dilakukan setelah pemanasan. Sampel dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 5550C agar berubah menjadi abu. Setelah sampel menjadi abu dan ditimbang didapat nilai 3.74%. lebih besar dari standar yang telah ditetapkan SNI, 1.6% dan standar yang ditetapkan Hendra Wijaya dan Nirwana Aprianita, 2%. IV.
Conclution Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kandungan air dalam sampel
adalah 7.7%. nilai yang lebih besar dari standar yang telah ditetapkan. Kandungan abu pada sampel juga memiliki nilai yang lebih besar dari standar yang ditetapkan, yakni 3.74%. nilai besar yang dihasilkan tersebut disebabkan kekurang telitian praktikan dalam menganalisa. V.
Referensi
Underwood A.L, JR. R.A. Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Hendra Wijaya, Nirwana Aprianita βKajianTeknis Standar Nasional Indonesia Biskuit SNI 012973-1992.βhttp://blog.ub.ac.id/dermolen/files/2012/08/KAJIAN-TEKNIS-STANDARNASIONAL-INDONESIA-BISKUIT.pdf (diakses 30 Maret 14) BSN βSNI 01-2973-1992: Mutu dan Cara Uji biskuitβ pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTUSTANDARISASI/.../SNI.../5.pdf (diakses 30 Maret 14)
6|Page